Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menguraikan asuhan keperawatan pada klien dengan harga
diri rendah, berdasarkan konsep atau teori yang diperoleh dari berbagai sumber dan
referensi sebagai hasil dari studi kepustakaan yang dimulai dari pengertian,
A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri di gambarkan dengan
perasan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal
Harga diri rendah adalah perasaan negatif tehadap diri sendiri termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri dapat terjadi secara situasional (Trauma) atau kronis
(Negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama) dan dapat di ekspresikan secara
5
6
Harga diri rendah kronis adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif, yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama (Lynda Juall
Carpenito, 2001).
B. Psikodinamika
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang mengkritik diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,
pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup
yang pesimis, adanya keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung,
menarik diri secara realitas, penyalahgunaan zat dan menarik diri secara sosial
(Stuart and Sudden, 2006). Faktor yang mempengaruhi adalah penolakan orang tua
yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis sedangkan
stresor pencetusnya ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti trauma,
Dari rentang respon tersebut maka muncul tanda dan gejala yang tampak pada klien
dengan harga diri rendah, rasa bersalah terhadap diri sendiri, percaya diri kurang,
menghindar dari orang lain, tidak ada kontak mata dan sering menunduk, berdiam
diri di kamar, menolak berhubungan dengan orang lain, jarang melakukan kegiatan
Akibat yang ditimbulkan apabila keadaan tersebut tidak segera ditangani akan
menyebabkan timbulnya kejadian mal adaptif seperti isolasi sosial, mencederai dri
C. Rentang Respon
1. Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaikan masalah yang masih
dapat diterima oleh norma – norma sosial dan kebudayaan secara umum yang
berlaku dengan kata lain bahwa individu tersebut masih dalam batas normal didalam
menyelesaikan masalahnya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
2. Respon mal adaptif adalah respon yang diberikan individu dalam menyelesaikan
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
c. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
Cara-cara untuk meningkatkan harga diri pada anak menurut Sunaryo (2004)
adalah:
berkembang
sesuai
7. Berikan dukungan untuk aspirasi yang positif sehingg anak memandang dirinya
Menurut Lynda Juall Carpenito (2001), klasifikasi harga diri rendah dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Harga diri rendah yang bersifat situasional, terjadi karena trauma psikologis,
misalnya putus sekolah, putus hubungan kerja,bercerai, perasaan malu terjadi sesuatu
pada individu.
2. Harga diri rendah yang bersifat kronik yaitu perasaan negatif terhadap
diri lebih berlangsung lama, akibat individu mempunyai cara berfikir yang
negatif.
9
Menurut Stuart and Sundden, konsep diri terdiri atas komponen – komponen berikut
ini :
b. Citra tubuh : Kumpulan dari sikap individu yang di sadari dan tidak di sadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
individu.
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dengan harga diri rendah menurut ( Stuart and Sudden, 2006)
sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
Berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang, faktor
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran yang sesuai dengan
tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
individu atau keluarga dan norma – norma budaya, nilai – nilai dan tekanan untuk
penyesuaian diri.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke eadaan
c. Perilaku
1) Mengejek dan mengritik diri sendiri, klien mempunyai pandangan negatif tentang
yang dimiliki.
3) Rasa bersalah dan khawatir, klien menghukum diri sendiri ditampilkan berupa
penyalahgunaan zat.
7) Menarik diri dari realita, bila kecemasan yang disebabkan oleh penolakan diri
sendiri mencapai tingkat berat atau panik, klien mungkin mengalami isolasi,
8) Merusak diri, harga diri yang rendah dapat mendorong klien mengakhiri
kehidupannya.
9) Merusak atau melukai orang lain, kebencian dan penolakan pada diri sendiri
d. Mekanisme koping
Mekanisme koping tebagi atas dua, yaitu: pertahanan koping jangka pendek dan
jangka panjang serta penggunaan mekanisme koping ego atau “ego oriented”.
a. Penutupan identitas, adaptasi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
terpenting bagi individu tanpa perhatian keinginan, aspirasi dan potensi diri individu.
b. Identitas negatif, identitas yang tidak wajar untuk diterima oleh nilai dan harapan
masyarakat.
Pertahanan diri dalam penggunaan mekanisme koping ego menurut Stuart &
menjelaskan
kesalahannya.
e. Isolasi, menarik diri dari bagian emosi yang berlangsung secara sementara atau
f. Menarik diri, suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian atau minat pada
e. Sumber Koping
personal yang mungkin meliputi aktivitas olah raga dan aktivitas lain di luar rumah,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pekerjaan vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imaginasi dan kreativitas
hubungan interpersonal.
f. Pohon masalah
menurut NANDA ( 2006 ), pohon masalah pada klien dengan harga diri rendah
Isolasi sosial
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
3. Perencanaan keperawatan
Kriteria evaluasi :
a. Wajah bersahabat.
Intervensi :
terapetik dengan cara sapa klien dengan ramah baik verbal dan nonverbal.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
f. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien. Rasional :
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria evaluasi : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki : kemampuan yang dimiliki klien, aspek positif keluarga, aspek positif
Intervensi :
diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau
c. Utamakan memberi pujian yang realistis. Rasional : pujian yang realistis tidak
TUK 4 : klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Intervensi :
16
a. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
b. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien. Rasional : klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. Rasional :
contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
kemampuannya.
Intervensi :
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.
Intervensi :
17
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah. Rasional : mendorong keluarga untuk mampu merawat klien
mandiri dirumah.
klien.
b. Penatalaksanaan
1. Penatalakasanaan Medis yang diberikan untuk klien dengan harga diri rendah
a) Chlorpromazine
Indikasi :
Pada pengguanaa psikotik seperti schizofrenia, psikosis relatif singkat, dan gangguan
Kontra Indikasi :
Kewaspadaan pada hipersensitifitas terhadap obat ini pada klienkoma atau depresi,
depresi sumsum tulang, penyakit parkinson, insufisiensi hati, ginjal dan jantung,
hipotensi atau hipertensi berat, wanita selama kehamilan dan laktasi. Pada klien
dengan riwayat kejang, gangguan kardiovaskuler, tiroid, hati, ginjal atau pernapasan
Efek Samping :
Pada SSP : sedasi, sakit kepala, kejang, isomnia, pusing, keletihan, penglihatan
napsu makan dan berat badan dan diare. Pada urologi terjadi retensi urine, sering
b) Haloperidol
Indikasi:
Pada pasien psikotik akut, pengendalian TIK, penanganan dimensia pada lansia,
Kontra indikasi:
Pada hipersensitifitas, klien koma, depresi sum-sum tulang, kerusakan otak, penyakit
parkinson, insufisiensi hati, ginjal dan jantung, hipotensi atau hipertensi berat, wanita
Eek samping:
Pada SSP: sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, keletihan, penglihatan
pada gastrointestinal dapat terjadi mulut kering, mual, muntah, peningkatan nafsu
makan, berat badan dan diare. pada urologi terjadi retensi urin, sering berkemih dan
poliuria.
c) Trihexyphenidyl
Indikasi:
pada semua bentuk parkinson dan gejala ektrapiramida yang berkaitan dengan obat-
19
Kontra indikasi:
Pada hipersensitifitas pada obat, glukoma sudut tertutup, obstruksi duodenal atau
Efek Samping :
agitasi, kegugupan, delirium, kelemahan, amnesia, sakit kepala dan isomnia. Pada
gastro intestinal dapat terjadi mulut kering, mual, muntah, distres epigastrik,
konstipasi, dilatasi kolon. Pada urologi dapat terjadi retensi urine, kesulitan mencapai
yaitu Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) salah satu untuk memelihara asuhan
mandiri yang adekuat, kesejahteraan fisik serta jiwa klien. Definisi TAK ialah
orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata pada klien yaitu
Tujuan TAK :
Tujuan umum
Tujuan khusus
4. Pelaksanaan keperawatan
yang telah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
tindakan sudah sesuai dengan kondisi klien saat ini ( Here and now ). Tindakan yang
diberikan mencangkup tindakan mandiri dan kolaboratif. Perawat juga menilai diri
dengan tindakan yang akan dilaksanakan dan dinilai kembali apakah aman bagi
klien. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien
dilaksanakan dengan menjelaskan apakah akan dikerjakan serta peran klien yang
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien, evaluasi dilakukan secara terus menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua
yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan,
evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada
1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri klien telah menurun
2. Apakah perilaku klien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri, dan persetujuan
3. Apakah sumber koping klien sudah dikaji dan dikerahkan secara adekuat ?
4. Apakah klien sudah meluaskan kesadaran diri dan melakukan eksplorasi dan
evaluasi diri ?