Professional Documents
Culture Documents
Faktor Resiko Asma
Faktor Resiko Asma
C. Jenis Kelamin
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan anak perempuan (Sundaru, 2006). Perbedaan jenis kelamin pada
insidensi penyakit asma bervariasi, tergantung usia dan perbedaan karakter
biologi. Insidensi penyakit asma pada anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata
2 kali lebih sering dibandingkan anak perempuan sedangkan pada usia 14
tahun risiko asma anak laki- laki 4 kali lebih sering. Kunjungan ke rumah
sakit 3 kali lebih sering dibanding anak perempuan pada usia tersebut, tetapi
pada usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari
insiden ini (Yunus, 2006).
Peningkatan resiko pada anak laki-laki disebabkan semakin sempitnya
saluran pernapasan, perubahan pada pita suara, dan mungkin terjadi
peningkatan IgE pada laki-laki yang cenderung membatasi respon bernapas
(Sundaru, 2006)
Didukung lagi oleh adanya hipotesis dari observasi yang
menunjukkan tidak ada perbedaan ratio diameter saluran pernafasam laki-laki
dan perempuan setelah berumur 10 tahun, kemungkinan disebabkan perubahan
ukuran rongga dada yang terjadi pada masa puber laki-laki dan tidak pada
perempuan. Predisposisi perempuan yang mengalami asma lebih tinggi
pada laki-laki mulai ketika masa puber, sehingga prevalensi asma pada
anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan mengalami
perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari pada
laki-laki (GINA, 2006).
D. Binatang Peliharaan
Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing, kucing, hamster, burung
dapat menjadi sumber alergen inhalan. Sumber penyebab asma adalah
alergen protein yang ditemukan pada bulu binatang di bagian muka dan
ekskresi. Alergen tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil (sekitar 3-4
mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan serangan asma,
terutama dari burung dan hewan menyusui karena bulu akan rontok dan terbang
mengikuti udara (Sundaru, 2006).
E. Jenis Makanan
Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu
pencetus asma meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai
pencetus bronkokontriksi pada 2% - 5% anak dengan asma (Ramaiah,
2006).
Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan
perkembangan asma masih diperdebatkan, tetapi bayi dan anak-anak yang
sensitif terhadap makanan tertentu atau menderita enteropathy atau colitis
karena alergi makanan tertentu akan cenderung menderita asma. (GINA,
2006).
Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan
laut, kacang, berbagai buah-buahan seperti tomat, strawberry, mangga,
durian berperan menjadi pencetus seranga asma (Handayani, 2004).
Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misal: tartazine),
pengawet (metabisulfit), vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa
memicu serangan asma. Makanan yang terutama sering mengakibatkan
reaksi yang fatal adalah kacang, ikan laut dan telor (Handayani, 2004).
Penelitian di Arab Saudi membandingkan makanan pengidap asma
dengan tidak asma. Anak Arab Saudi yang tinggal di daerah perkotaan
banyak menunjukkan gejala nafas berbunyi atau mengi. Anak-anak ini
sering bersantap di gerai-gerai makanan cepat saji dan secara signifikan
kurang mendapatkan asupan makanan tradisional, termasuk sayuran, susu,
makanan yang kaya serat, vitamin dan mineral (Sundaru, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Aula LE. 2010. Stop Merokok. Garailmu. Jogjakarta.
Danusaputro, H. 2000. Ilmu Penyakit Paru. ; 197 – 209.
GINA (Global Initiative for Asthma); Pocket Guide for Asthma Management
and Prevension In Children. www. Ginaasthma. Org. 2006.
Handayani D, Wiyono WH, Faisal Y. 2004. Penatalaksanaan Alergi Makanan.
J Respir Indo. Vol 24(3): 133-144.
Jaakola,S.M., Piipari, R., Jaakola, N. Jaakkola, K.J.J. 2003. Environmental
Tobacco Smoke and Adult Onset Asthma: A Population Based Incident
Case Control Study. American Journal of Public Health. Vol 93: 12, hal
2055-60.
Ramaiah, S. 2006. Asma mengetahui penyebab, gejala, dan cara
penanggulangannya. Bhuana Ilmu Populer, Gramedia. Jakarta.
Sundaru, Heru, Sukamto. 2006. Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta juni 2006 ;
247. In : Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang, Alwi, Idrus, Marcellus
S. K., Setiati, Siwi. (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
Vita Health. 2005, Asma Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.