You are on page 1of 6

Judul Penetapan : Penentuan Kadar P2O5 yang larut dalam air

Tujuan Penetapan : Untuk mengretahui kadar P2O5 yang larut dalam air
Dasar Prinsip : Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl,
lalu dipijarkan

Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar
P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara,
Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan
fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan,
dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis
kandungan fosfat.Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi
struktur geologi total diketahui.
Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor
terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik.
Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat
anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut
yang terkikis dan mengendap di sedimen.
Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam
ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor
merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya
konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah (
Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa
ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air.
Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai
atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air
buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat,
seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk
(tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui
proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya (
Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L),
pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar
fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan
eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya
bagi kelestrian ekosistem perairan.
Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk,
dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain
itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam
Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila
dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat
penting yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran
unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya
perputaran kalsium.
Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur
fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat
dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut
dalam air tanah dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya
/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta
detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat
menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan
terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar
laut atau dasar danau.

PUPUK TSP
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk
pertanian. TSP artinyatriple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5
pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem
proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan
asam fosfat hasil proses sebelumnya.

Pupuk SP-36 merupakan hasil reaksi antara BP dengan asam sulfat, bersifat tidak
higroskopis dan larut dalam air sehingga cepat tersedia bagi Pupuk SP-36 merupakan pilihan
terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang
dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor
yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap
air, sehingga dapat disimpancukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Meningkatnya perkembangan pertanian saat ini mulai bergerak kearah penggunaan
pupuk yang ramah lingkungan sehingga mampu mengembalikan danmeningkatkan kemampuan
tanah untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanamanselama pertumbuhan.
Dengan mengetahui proses pemupukan yang tepat, maka perlu dilakukan pengkajian
penelitian tentang analisis bahan pupuk dari sumber pupuk SP-36 dari berbagai produk di
pasaran. Pupuk yang akan dipasarkan untuk keperluan sektor pertanian harus memenuhi
standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta wajib didaftarkan kepada Direktorat Pupuk.
Dalam rangka mendukung terlaksananya pengujianmutu dan uji efektivitas ini
diperlukan adanya standarisasi metode pengujian berupa petunjuk teknis metodologi pengujian
efektivitas pupuk pada praktikum analisis bahan pertanian dan lingkungan yang berjudul
Analisis Nitrogen, Fosfor, Sulfur dan Besi dari Bahan Pupuk SP-36 Fosfor merupakan unsur
hara esensial.
Tanaman membutuhkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fosfor
memiliki peranan penting dalam tanaman,yaitu berperan dalam proses fotosintesis, respirasi,
membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan serta berperan dalam
pembelahan dan pembesaran sel.
Pupuk SP-36 mengandung 36% fosfor dalam bentuk dan dalam jumlah makro. Pupuk SP-
36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Pupuk SP-36 memiliki beberapa keunggulan, yaitu
Kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitusebesar 36%.

Unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnyalarut dalam air. Tidak
bersifat higroskopis, sehingga dapat disimpan cukup lama dalamkondisi penyimpanan yang
baik. Karena peranan fosfor sangat penting pada tanaman,maka perlu dilakukan analisis fosfor
pada pupuk SP-36.

Spesifikasi
1. Kadar P2O5 total minimal 36%
2. Kadar P2O5 larut Asam Sitrat minimal 34%
3. Kadar P2O5 larut dalam air minimal 30%
4. Kadar air maksimal 5%
5. Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4 maksimal 6%
6. Bentuk butiran
7. Warna abu-abu
8. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg

Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36


1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
4. Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik
5. Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
6. Mempercepat panen
7. Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji
8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan
kekeringan

Cara penggunaan pupuk SP 36

Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk


dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir
musim hujan atau segera setelah panen

Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk
pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5
pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem
proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam
fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut:
Ca3(PO4)2CaF + H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF
:

v Alat
v Gelas Piala 100 , 300 ml
v Gelas Ukur 10 ml
v Neraca Digital
v Kaki Tiga
v Corong
v Pengaduk
v Cawan Porselin
v Tanur
v Eksikator
v Kertas Saring

v Bahan
v Pupuk TSP
v Aquadest Panas
v NH4Cl 2M
v Campuran Magnesia
v HCl 1:1
v Indikator PP
v NH4OH (1:10) & (1:20)

:
1. Ditimbang pupuk TSP + 1 g.
2. Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
3. Saring dengan kertas saring berlipat.
4. Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
5. Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
6. Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
7. Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan
berwarna merah muda seulas.
8. Didinginkan dalam es
9. Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
10. Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
11. Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot
tetap.
12. Menghitung kadar P2O5 dalam air
:
1. Bobot cawan kosong : 25, 2542 Gram
2. Bobot cawan + abu : 24, 9130 Gram
3. Bobot Abu : 0,3412 Gram
4. Bobot sample : 2,0312 Gram

Kadar P205 = Mr/Ar x Bobot abu X 100%


Mg Sampel

= 142/222 x 0,3412 g X 100%


2,0312 g

= 10,74 %

You might also like