You are on page 1of 3

4.

1 Implementasi
Menurut Efendy dalam Nurjanah (2005) implementasi adalah pengolahan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Sebelum
melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan perawat perlu memvalidasi dengan
singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya
saat ini atau here and now. Perawat yang menilai sendiri, apakah mempunyai kamampuan
interpersonal, intelektual, dan teknikal yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
Perawat juga menilai kembali apakah tindakan tersebut aman bagi klien. Setelah tidak ada
hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan melakukan
tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan klien yang isinya menjelaskan apa
yang akan dikerjakan dan peran serta yang diharapkan dari klien.
Menurut Keliat (2005) implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Pada situasi nyata implmentasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana. Hal itu terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Yang sering dilakukan perawat adalah menggunakan
rencana tidak tertulis, yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal itu
sangat membahayakan klien dan perawat jika tindakan berakibat fatal, dan juga tidak
memenuhi aspek legal.
Implementasi merupakan tahap dimana segala intervensi keperawatan dilaksanakan
untuk memenuhi semua kebutuhan klien secara optimal. Kelompok telah melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat sebelumnya yaitu
membina hubungan saling percaya dengan klien, mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku
menarik diri dan tanda-tandanya, memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul, mendiskusikan bersama klien
tentang perilaku menarik diri serta tanda dan gejalanya, memberikan pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan perasaannya, mengkaji pengetahuan klien tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain, serta mendorong dan membantu klien
untuk berhubungan dengan orang lain.
Penulisan menggunakan implementasi dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)
yang ditulis oleh Fitria (2012):
1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1), tindakan pertama yang dilakukan oleh perawat pada
tanggal 5 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB dengan strategi
pelaksanaan pertama adalah membina hubungan saling percaya dengan prinsip
komunikasi terapeutik (sapa klien, perkenalan, menjelaskan tujuan, jujur dan menepati
janji, menunjukkan sikap empati, memberikan perhatian), mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial, berdiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain bersama
klien, berdiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain bersama klien,
serta menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain ke dalam kegiatan harian klien.
2. Karena klien belum mampu melaksanakan Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) sehingga
rencananya diulangi lagi pada tanggal 6 Oktober 2017 pukul 09.00 sampai pukul 09.20
WIB dengan strategi pelaksanaan adalah membina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik (sapa klien, perkenalan, menjelaskan tujuan, jujur dan
menepati janji, menunjukkan sikap empati, memberikan perhatian), mengidentifikasi
penyebab isolasi sosial, berdiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
bersama klien, berdiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
bersama klien, serta menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian klien.
3. Karena klien belum mampu melaksanakan Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) sehingga
rencananya diulangi lagi pada tanggal 7 Oktober 2017 pukul 10.30 sampai pukul 11.00
WIB dengan strategi pelaksanaan adalah membina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik (sapa klien, perkenalan, menjelaskan tujuan, jujur dan
menepati janji, menunjukkan sikap empati, memberikan perhatian), mengidentifikasi
penyebab isolasi sosial, berdiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
bersama klien, berdiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
bersama klien, serta menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian klien. Klien sudah mampu
melaksanakan SP 1 dan Lanjutkan ke Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2).
4. Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2): mengajarkan klien berinteraksi dengan satu orang.
Tindakan kedua yang dilakukan oleh perawat pada tanggal 9 Oktober 2017 pukul 09.30
sampai pukul 09.50 WIB dengan strategi pelaksanaan kedua adalah mengevaluasi jadwal
kegiatn harian klien, memotivasi klien mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain
(satu orang), menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
5. Karena klien belum mampu melaksanakan Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) sehingga
rencananya diulangi lagi pada tanggal 10 Oktober 2017 pukul 11.00 sampai pukul 11.10
WIB dengan strategi pelaksanaan kedua adalah mengevaluasi jadwal kegiatn harian klien,
memotivasi klien mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain (satu orang),
menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain ke
dalam jadwal kegiatan harian klien.
6. Karena klien belum mampu melaksanakan Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) sehingga
rencananya diulangi lagi pada tanggal 11 Oktober 2017 pukul 10.00 sampai pukul 10.20
WIB dengan strategi pelaksanaan kedua adalah mengevaluasi jadwal kegiatn harian klien,
memotivasi klien mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain (satu orang),
menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain ke
dalam jadwal kegiatan harian klien.

You might also like