Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Keywords: West Nusa Tenggara is one of Indonesian area which has a relatively high level of
Seismicity seismicity. Therefore, research on earthquake disaster mitigation is important to
West Nusa Tenggara do in this region. This paper aimed to determine and plot seismotectonic
Periodicity parameters and earthquakes return periods in West Nusa Tenggara region. The
Seismotectonic data used are USGS and BMKG earthquake catalogs from 1973 to 2015 and
Gutenberg-Richter limited by coordinate 113o- 122o E and 4o – 13o S. Determination and plotting
Maximum likelihood seismotectonic parameters based on Gutenberg-Richter method by using ZMAP
and ArcGIS version 10 softwares. The results showed that the b-values ranging
between 0.972 and 1.44 as well as the a-values around 6.67 to 9.1. Earthquake
periodecities of magnitude 6, 6.5 and 7 were around 5 to 18 years, 16 to 67 years
and 54 to 304 years respectively.
Sumatera (Bengkulu) hingga bagian selatan Jawa Barat, magnitudo yang dipergunakan mengacu pada korelasi
sebelah selatan Jawa Timur dan selatan Bali - Nusa konversi antara beberapa magnitudo untuk wilayah
Tenggara, laut Banda dan utara Sulawesi. Untuk Indonesia [8].
memahami proses yang mengontrol gempabumi besar Distribusi frekuensi magnitudo menggambarkan
memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik distribusi katalog tentang bagaimana hubungan
seismotektonik dan variasi spasialnya [4]. Untuk analisis magnitudo dan jumlah gempa yang terjadi. Parameter
seismotektonik lebih detail, perlu dilakukan penelitian paling penting dalam menentukan nilai-b dan nilai-a
pada wilayah yang lebih lokal. adalah magnitude completenes (Mc), dimana diperlukan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskripsi akurat dari Mc lokal karena Mc pada wilayah
parameter seismotektonik wilayah Nusa Tenggara Barat penelitian sangat bervariasi. Mc dilakukan untuk melihat
(NTB) yang direpresentasikan dalam nilai-a dan nilai-b, kelengkapan data sehingga dapat diketahui kelengkapan
relasi Gutenberg–Richter [5], serta menentukan magnitudonya. Mc ini dapat diperoleh dengan cukup
periodesitas gempabumi dengan magnitudo tertentu. akurat dari data observasi dengan mengasumsikan sebuah
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi power-law distribution sehingga kehilangan data diujung
bencana gempabumi di wilayah Nusa Tenggara Barat. katalog dapat dimodelkan. Besarnya Mc ini sangat
Relasi Gutenberg-Richter dinyatakan dalam suatu berpengaruh terhadap penentuan nilai-b dengan metode
hubungan yang sederhana sebagai : maximum likelihood.
Jika ditinjau dari jenisnya, data gempabumi dari
log( n) bM a (1) USGS dan BMKG dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
gempabumi utama dan gempabumi susulan. Pemisahan
dimana N merupakan jumlah gempabumi dengan
gempabumi utama dari gempabumi susulan dilakukan
magnitudo lebih besar atau sama dengan M. Nilai-a dan
untuk memperoleh data yang independen. Proses
nilai-b merupakan suatu konstanta. Nilai-a menunjukkan
pemisahan ini sering juga disebut declustering. Langkah
aktivitas seismik dan bergantung pada periode
tersebut mengacu pada rumusan empiris dari Gardner dan
pengamatan, luas daerah pengamatan, serta tingkat
Knopoff [9] dan pengolahan menggunakan software
aktivitas seismik suatu wilayah. Nilai-b merupakan
ZMAP [10].
parameter tektonik yang bergantung pada karakter
tektonik dan tingkat stress atau struktur material suatu
wilayah yang menunjukkan jumlah relatif dari getaran
yang kecil hingga besar dan secara teoritis tidak
bergantung pada periode pengamatan tetapi hanya
bergantung pada sifat tektonik dari gempabumi sehingga
dapat dianggap sebagai suatu parameter karakteristik
suatu gempabumi untuk daerah tektonik aktif.
2. METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian kuantitatif untuk mendapatkan
nilai-a, nilai-b serta waktu periode ulang terjadi
gempabumi dengan magnitudo tertentu di wilayah Nusa
Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan menggunakan
data sekunder yang bersumber dari data katalog USGS
Gambar 1. Peta setting tektonik Indonesia yang menunjukan
[6] dan BMKG [7] dari tahun 1973 sampai tahun 2015
batas antara Busur Sunda dan Busur Banda [3].
dengan batasan koordinat 1130 – 1220 BT dan 40 – 130
LS.
Sebelum pengolahan data, dilakukan seleksi data Analisis parameter seismotektonik di wilayah
gempabumi untuk menghilangkan data yang tidak Nusa Tenggara Barat dilakukan dengan menggunakan
memiliki kelengkapan seperti waktu kejadian dan salah satu metoda statistik kegempaan yaitu metode
besarnya magnitudo gempabumi. Sedangkan maximum likelihood yang dikemukakan oleh Utsu [11]
penyeragaman magnitudo dilakukan karena data-data sebagaimana persamaan 1.
kejadian gempabumi yang dikumpulkan memiliki skala log e 0.4343
b (2)
magnitudo yang berbeda-beda. Skala magnitudo yang M M min M M min
terdapat pada data gempabumi antara lain adalah
magnitudo gelombang permukaan (Ms), magnitudo
gelombang badan (Mb), dan moment magnitudo (Mw). dimana M merupakan magnitudo rata-rata dan Mmin
Skala-skala magnitudo tersebut dikonversi terlebih merupakan magnitudo minimum. Nilai standar
dahulu menjadi skala moment magnitude (Mw) sebelum deviasinya dapat ditentukan menggunakan formula dari
digunakan dalam analisis data. Momen magnitude (Mw) Shi and Bolt [12] sebagaimana persamaan 2.
merupakan skala magnitudo gempabumi yang terbaik
dan konsisten dalam menunjukkan besar kekuatan
M M / nn 1
n
b 2.30b 2
2
gempabumi dan berhubungan langsung dengan sifat fisik i (3)
dari sumber gempabumi. Dalam penelitian ini, konversi i 1
24
Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi ………………….. Bambang Sunardi dkk
Number
110 km, dan grid pengolahan data yaitu 0,10 x 0,10.
Nilai-a ditentukan dari persamaan 3.
a log N (M M 0 ) log( b ln 10) M 0bˆ (4) 50
N 1 M 10a1 bM
'
(6)
600
Kemungkinan terjadinya satu kali atau lebih gempabumi
dengan magnitudo > M dalam periode T ditentukan
Number
dengan persamaan 8. 400
P(M , T ) (1 e N ( M )T )
(7) 200
Nilai rata-rata periode ulang gempabumi ditentukan
berdasarkan persamaan 9.
1 0
tahun 0 200 400 600
N1 (M ) (8) Depth
Gambar 3. Histogram kedalaman data gempabumi USGS dan
BMKG 1973-2015.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya Time Histogram
600
memiliki aktifitas seismik yang relatif tinggi akibat
kondisi seismotektonik di wilayah tersebut. Dalam kurun 500
waktu tahun 1973 - 2015 terjadi ribuan gempabumi di
wilayah tersebut dengan magnitudo dominan ≥ 4 400
sebagaimana terlihat dalam Gambar 2. Distribusi
Number
25
JURNAL RISET GEOFISIKA INDONESIA VOL.1 NO. 1 – TAHUN 2017 : 23-28
wilayah dengan heterogenitas yang besar berkorelasi Sedangkan daerah yang memiliki nilai-a relatif rendah
dengan nilai-b yang tinggi. berada di daerah Lombok dan sekitarnya yaitu berkisar
Daerah yang memiliki nilai-b relatif tinggi berada 6,67 - 7,64. Makin besar nilai-a di suatu daerah berarti
di daerah Bima bagian timur yaitu berkisar 1,26 - 1,44. daerah tersebut memiliki aktivitas seismik yang semakin
Daerah Bima dan sekitarnya terdapat dua generator tinggi, sebaliknya daerah yang memiliki nilai-a relatif
gempabumi, yaitu di sebelah selatan terdapat zona kecil, aktivitas seismiknya akan relatif lebih rendah.
subduksi dan di sebelah utara terdapat Patahan Busur Variasi spasial nilai-a ini mempunyai kemiripan pola
Belakang Flores. Daerah dengan nilai-b relatif rendah dengan variasi spasial nilai-b, yaitu mempunyai nilai
berada di Pulau Lombok yaitu berkisar 0,972 - 1,16. yang rendah di daerah Lombok, dan mempunyai nilai
Daerah Lombok terdapat generator gempabumi zona yang tinggi di daerah Bima.
subduksi yang berada di sebelah selatan daerah tersebut. Periode ulang gempabumi dengan magnitudo 6
Daerah Bima bagian timur frekuensi terjadinya ditunjukkan pada Gambar 7. Daerah Dompu dan Bima
gempabumi relatif lebih tinggi dibandingkan daerah bagian utara memiliki waktu periode ulang berkisar 5 - 8
lainnya, yang berkorelasi dengan nilai-b yang tinggi. tahun. Waktu periode ulang daerah tersebut relatif lebih
Variasi spasial nilai-a untuk wilayah Nusa cepat dibandingkan daerah lainnya. Sebaliknya Pulau
Tenggara Barat berkisar antara 6,67- 9,1 seperti yang Lombok cenderung memiliki periode ulang gempabumi
ditunjukkan pada Gambar 6. Nilai-a merupakan yang relatif lebih lama yaitu berkisar 8 - 18 tahun
parameter seismik yang besarnya bergantung pada berkorelasi dengan tingkat kegempaan di Pulau Lombok
banyaknya kejadian gempabumi. Wilayah Nusa Tenggara yang relatif lebih rendah.
Barat yang memiliki nilai-a relatif lebih tinggi berada di
daerah Bima bagian timur yaitu berkisar 8.14 - 9.1.
Gambar 5. Variasi spasial nilai-b wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG 1973-2015.
Gambar 6. Variasi spasial nilai-a wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG 1973-2015.
Gempabumi dengan magnitudo 6,5 berpeluang estimasi waktu perulangan gempabumi berkisar 16 - 27
lebih cepat terjadi di daerah Sumbawa bagian utara, tahun (Gambar 6). Daerah Bima bagian timur laut,
Dompu bagian utara, dan Bima bagian utara dengan Sumbawa bagian barat dan sebagian besar Lombok
26
Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi ………………….. Bambang Sunardi dkk
memiliki waktu periode ulang relatif lebih lama dengan rentang waktu berkisar 178 - 419 tahun. Daerah
dibandingkan dengan daerah lain disekitar Bima. Daerah Bima bagian timur memiliki rentang waktu periode ulang
Sumbawa dan sekitarnya memiliki aktivitas gempabumi relatif lebih lama dibandingkan dengan wilayah lain
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Lombok, disekitar Pulau sumbawa (Gambar 10).
namun gempabumi yang terjadi di daerah tersebut
didominanasi oleh gempabumi dengan magnitudo yang 4. KESIMPULAN
kecil.
Periode ulang terjadinya gempabumi dengan Distribusi spasial seismotektonik wilayah Nusa
magnitudo 7 ditunjukkan pada Gambar 9. Daerah Tenggara Barat, diketahui bahwa nilai-b berkisar antara
dengan waktu perulangan gempabumi lebih cepat 0.972 – 1.44. Variasi spasial nilai-a berkisar antara 6,67-
meliputi Sumbawa bagian utara, Dompu bagian utara, 9,1. Periode ulang gempabumi di wilayah Nusa Tenggara
dan Bima bagian utara dengan rentang waktu 54 - 104 Barat untuk magnitudo 6 SR berkisar 5 - 18 tahun, untuk
tahun, sedangkan daerah Bima bagian timur laut, magnitudo 6.5 SR berkisar 16 – 67 tahun, magnitudo 7
Sumbawa bagian barat dan sebagian besar Lombok berkisar 54 – 304 tahun, magnitudo 7.5 berkisar 178 –
memiliki waktu periode ulang relatif lebih lama berkisar 1.386 tahun. Daerah yang mempunyai periode ulang pada
154 – 304 tahun. rentang magnitudo dari 6 - 7,5 dan rentang waktu paling
Daerah yang memiliki waktu periode ulang cepat adalah Sumbawa bagian utara, Dompu bagian utara,
gempabumi dengan magnitudo 7.5 relatif lebih cepat dan Bima bagian utara.
yaitu daerah Sumbawa bagian utara dan Sumbawa bagian
selatan, Dompu bagian utara, dan Bima bagian utara
Gambar 7. Periode ulang gempabumi magnitudo 6 SR wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG
1973-2015.
Gambar 8. Periode ulang gempabumi magnitudo 6.5 SR wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG
1973-2015.
27
JURNAL RISET GEOFISIKA INDONESIA VOL.1 NO. 1 – TAHUN 2017 : 23-28
Gambar 9. Periode ulang gempabumi magnitudo 7 SR wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG
1973-2015.
Gambar 10. Periode ulang gempabumi magnitudo 7.5 SR wilayah Nusa Tenggara Barat dari data gempabumi USGS dan BMKG
1973-2015.
28