You are on page 1of 5

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan yang digunakan


Air

3.2 Alat yang digunakan


a. Rangkaian alat General Arrangement of Apparatus
b. Manometer Connection Diagram
c. Stopwatch
d. Internal Vernier Calliper

3.3 Prosedur Percobaan


A. Head loss dan Friction loss di dalam Pipa Horizontal bukaan 25%,
50%, 75%, dan 100%
1. Semua peralatan diperiksa untuk memastikan semua peralatan dari
sistem aliran fluida sudah terpasang dengan baik. Apabila ketersediaan
air kurang dapat ditambahkan melalui [22].
2. Pump start [26] dihidupkan dan valve [V2] dibuka. Kemudian air
mengalir melalui pipa 1, 2, 3, 4, dan selanjutnya menuju [22].
3. Untuk menentukan head loss pada pipa 2 maka aliran air yang menuju
selain pipa 2 ditutup, dengan menggunakan valve pada masing-masing
pipa selain pipa 2.
4. Untuk menentukan pressure drop maka selang disambungkan yang
menghubungkan manometer dengan dua titik pada pipa 2.
5. Ketika aliran air terlihat stabil, yang ditandai dengan tidak terdapat lagi
gelembung udara pada aliran, kemudian kecepatan volumetrik air dan
pressure dropnya dicatat.
6. Untuk menentukan kecepatan volumetrik air maka aliran air melalui
[22] dibuka, kemudian perubahan tinggi air pada [25] diamati. Dan
dengan menggunakan stopwatch dicatat waktu yang dibutuhkan
mengalirkan air setiap 5, 10, dan 15 liter sehingga kecepatan volumetrik
rata-rata diperoleh.
7. Untuk menentukan pressure drop maka valve [V7] ditutup. Selanjutnya
setelah tinggi manometer kedua pipa manometer stabil, tinggi air raksa
pada kedua pipa U tersebut dicatat.
8. Kemudian dilakukan cara yang sama untuk penentuan head loss pada
pipa 4.

B. Head loss & Friction loss di dalam Elbow bukaan 25%, 50%, 75%,
dan 100%
1. Semua peralatan diperiksa untuk memastikan semua peralatan dari
sistem aliran fluida sudah terpasang dengan baik. Apabila ketersediaan
air kurang dapat ditambahkan melalui [22].
2. Pump start [26] dihidupkan dan valve [V2] dibuka. Kemudian air
mengalir melalui pipa 1, 2, 3, 4, dan selanjutnya menuju [22].
3. Untuk menentukan head loss pada pipa 45o elbow maka aliran air yang
menuju selain pipa 4 ditutup, dengan menggunakan valve pada masing-
masing pipa selain pipa 4.
4. Untuk menentukan pressure drop maka selang disambungkan yang
menghubungkan manometer dengan dua titik pada pipa 45o elbow.
5. Ketika aliran air terlihat stabil, yang ditandai dengan tidak terdapat lagi
gelembung udara pada aliran, kemudian kecepatan volumetrik air dan
pressure dropnya dicatat.
6. Untuk menentukan kecepatan volumetrik air maka aliran air melalui
[22] dibuka, kemudian perubahan tinggi air pada [25] diamati. Dan
dengan menggunakan stopwatch dicatat waktu yang dibutuhkan
mengalirkan air setiap 5, 10, dan 15 liter sehingga kecepatan volumetrik
rata-rata diperoleh.
7. Untuk menentukan pressure drop maka valve [V7] ditutup. Selanjutnya
setelah tinggi manometer kedua pipa manometer stabil, tinggi air raksa
pada kedua pipa U tersebut dicatat.
8. Kemudian dilakukan cara yang sama untuk penentuan head loss pada
pipa 135o elbow dengan cara mengalirkan air melalui pipa 4 dan valve
dari pipa selain pipa 4 ditutup.

C. Friction loss di dalam Enlargement dan Contraction bukaan 25%,


50%, 75%, dan 100%
1. Semua peralatan diperiksa untuk memastikan semua peralatan dari
sistem aliran fluida sudah terpasang dengan baik. Apabila ketersediaan
air kurang dapat ditambahkan melalui [22].
2. Pump start [26] dihidupkan dan valve [V2] dibuka. Kemudian air
mengalir melalui pipa 1, 2, 3, 4, dan selanjutnya menuju [22].
3. Ketika akan ditentukan tenaga hilang pada enlargement dan contraction
maka aliran air yang menuju selain pipa 2 ditutup, dengan
menggunakan valve pada masing-masing pipa selain pipa 2.
4. Untuk menentukan pressure drop maka selang disambungkan yang
menghubungkan manometer dengan dua titik pada enlargement.
5. Ketika aliran air terlihat stabil, yang ditandai dengan tidak terdapat lagi
gelembung udara pada aliran, kemudian kecepatan volumetrik air dan
pressure dropnya dicatat.
6. Untuk menentukan kecepatan volumetrik air maka aliran air melalui
[22] dibuka, kemudian perubahan tinggi air pada [25] diamati. Dan
dengan menggunakan stopwatch dicatat waktu yang dibutuhkan
mengalirkan air setiap 5, 10, dan 15 liter sehingga kecepatan volumetrik
rata-rata diperoleh.
7. Untuk menentukan pressure drop maka valve [V7] ditutup. Selanjutnya
setelah tinggi manometer kedua pipa manometer stabil, tinggi air raksa
pada kedua pipa U tersebut dicatat.
8. Kemudian dilakukan cara yang sama untuk penentuan tenaga hilang
pada contraction dengan cara memindahkan selang yang
menghubungkan manometer dengan pipa contraction.
3.4 Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Aliran Fluida

Keterangan Gambar Alat


v1 : Sump tank drawing valve
v2 : Inlet flow control valve
v3 : Air bleed valves
v4 : Isolating valves
v5 : Outlet flow control valve (fine)
v6 : Outlet flow control valve (coarse)
v7 : Manometer valves
1 : 6mm smooth bore test pipe
2 : 10mm smooth bore test pipe
3 : Artificially roughened test pipe
4 : 17.5mm smooth bore test pipe
5 : Sudden contraction
6 : Sudden enlargement
7 : Ball valve
8 : 45 deg. Elbow
9 : 45 deg.’Y’ Junction
10 : Gate valve
11 : Globe valve
12 : In-line strainer
13 : 90 deg. Elbow
14 : 90 deg. Bend
15 : 90 deg.’T’ Junction
16 : Pitot static tube
17 : Venturi meter
18 : Orifice meter
19 : Test pipe samples
20 : 1m mercury manometer
21 : 1m pressured water manometer
22 : Volumetric measuring tank
23 : Sump tank
24 : Service pum
25 : Sight tube
26 : Pump start/stop
27 : Sight gauge securing screws
28 : Dump valve

You might also like