Professional Documents
Culture Documents
5. Kick-Off Meeting
Segera setelah tim inti terbentuk, maka dilaksanakan pertemuan awal yang biasa
disebut Kick-Off Meeting. Beberapa agenda penting dalam pertemuan ini antara
lain adalah ;
a. Persiapan data dan informasi proyek oleh Project manager yang
mencakup nama proyek, lokasi proyek, nama dank ode akuntansi dan informasi
lain yang mungkin dibutuhkan.
b. Presentasi project manager kepada seluruh tim inti mengenai kebutuhan
proyek dan rencana kerja awal (Initial Work Plan).
c. Penetapan tata cara hubungan kerja dan komunikasi antar tim.
d. Setiap tim dan anggotanya harus melakukan seleksi prioritas kerja,
klarifikasi tugas dan tanggung jawab, serta orientasi tim pada pekerjaan ini,
sehingga diharapkan terciptanya satu kesatuan dalam upaya pencapaian
keberhasilan kerja.
d. Alat kerja
Peralatan Kerja proyek meliputi :
a) Alat Kerja Manual
Chain Block (Takel) 2 Ton, Kunci Pipa, Stamper dan Peralatan Tukang
standar.
Seluruh Alat Kerja Tukang didatangkan oleh masing-masing tukang yang
bekerja.
f. Keselamatan Kerja
Sebagai upaya penunjang keberhasilan pencapaian kerja, maka beberapa
langkah K3 yang akan sangat diperhatikan adalah :
a) Pembuatan signed bagi pelaksana pekerjaan maupun pengunjung/tamu
b) Pembuatan barikade, sign dan pengaturan arus kendaraan pada area
proyek (termasuk jalan akses proyek).
c) Pembuatan tempat sampah dan pos keamanan.
d) Pembuatan instruksi/manual penggunaan peralatan dan prosedur
pelaksanaan pekerjaan.
e) PEmbentukan organisasi keamanan proyek yang melibatkan
keamanan/masyarakat di sekitar proyek dan instansi terkait lainnya.
f) Pembersihan area kerja setelah usai jam kerja dll.
g) Penyediaan alata dan bahan untuk menunjang kecepatan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi; Helm proyek, savety
belt proyek, jas hujan, sepatu boot, lampu sorot dll
Berikut ini kami rangkum jenis pekerjaan yang terdapat dalam RAB, agar lebih
singkat namun tetap dapat menjabarkan maksud dari metode ini.
a. Pekerjaan Persiapan
a) Pembuatan papan nama proyek
Pekerjaan papan nama proyek ini menggunakan kayu lokal kelas III
sebagai bingkai (frame) dengan ukuran standar, sedangkan tulisan atau
tema dalam papan nama ini dibuat menggunakan sistem printing
sehingga lebih rapih dan efisien
BAHAN
ALAT
Gerobak : alat yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan.
Palu : alat memukul paku dan kayu
Paku : alat pengikat kayu.
Sabit : alat menajamkan bagian bawah kayu.
Meteran : alat yang digunakan mengukur.
Siku : alat yang digunakan untuk menyiku bagian pojok.
Unting-unting : alat untuk meluruskan ( vertikal ).
Gergaji : alat untuk memotong kayu.
Sekrop : sebagai alat untuk mengambil pasir.
b. Pekerjaan Tanah
a) Galian tanah
Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam tahapan
pekerjaan ini, seprti cangkul dan blencong.
Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi
bagian bawah, dengan kedalaman yang disyaratkan.
Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang
tepat
Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana
Sehingga diperoleh galian seperti pada gambar berikut :
b) Urugan kembali
Sisa galian yang akan disimpan pada sisi bibir galian, di isikan kembali
pada galian setelah pekerjaan pondasi selesai.
c) Urugan pasir
Urugan pasir dibawah pondasi, dilakukan sebelum pemasangan pondasi
batu belah, diratakan dengan kait dari kayu berbentuk cangkul, sesekali
dipadatkan.
Hal yang sama dilakukan pada urugan pasir dibawah pondasi.
Bahan
Pasir Pasang
Batu belah
Semen (porltand cement)
air
Cara kerja
Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan
juga dipaku agar lebih kuat.
Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan
dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada
yang tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)
dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.
Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan
tersebut rata.
Bahan
Pasir Pasang
Batu belah
Semen (porltand cement)
Air
Kayu papan
Kaso 4/6
Paku
Besi Beton
Kawat Beton
Cara kerja
Rangkai besi beton seusi dengan ukuran yang ditentukan pada
dokumen teknis.
Setiap ujung besi diberi lengkung (hak) sebagai pengait batang tarik.
Pengikatan antara tulangan pokok dan sengkang menggunakan kawat
tali dengan posisi sambungan sengkang saling bersilangan.
Bersamaan dengan perangkaian besi, team tukang kayu menyiapkan
cetakan beton sloof dengan ukuran sesuai yang ditentukan.
Cetakan dibuat dengan merangkai kayu papan yang saling direkatkan
menggunakan paku dan diperkuat dengan kayu kaso.
Pastikan cetakan benar-benar kokoh.
Terapkan rangkaian tulangan pada cetakan yang kokoh, dan berikan
jeda antara tulangan dan permukaan cetakan, ini dimaksud untuk
membuat selimut tulangan pada beton.
Setalah semua siap, tahap berikutnya adalah proses pengecotan.
Buat adukan beton sesuai dengan ketentuan yang ada, dan pastikan
proses pengadukan merata.
Tuangkan adukan beton pada cetakan, berikan getaran menggunakan
vibrator atau tongkat kayu. Ini dimaksudkan agar butiran-butiran
agregat kasar masuk diantara tulangan dan cetakan.
Ratakan permukaan beton basah menggunakan “jedar” kayu, dan
biarkan mengering.
Selama proses pengeringan, berikan siraman air sebagai perawatan
mutu beton agar tidak kering paksa.
Bahan
Pasir Pasang
Batu belah
Semen (porltand cement)
Air
Besi Tulangan
Cara kerja
Ratakan permukaan tanah yang akan menjadi alat pelat beton ini
dengan menggunakan pasir urug, dan kemudian dipadatkan.
Berikan peluran sebagai lantai kerja, sehinggai disetiap permukaannya
merata kemiringannya.
Gelar weremesh, dan beri jeda antar permukaan lantai kerja dengan
tulangan.
Tidak memerlukan bekisting, karena dinding bata yang telah dibuat
otomoatis menjadi cetakan pelat lantai tersebut.
Tuangkan adukan beton segar, dan ratakan permukaan sesuai dengan
elevasi yang ditentukan
d. Pekerjaan Dinding
a) Pasangan bata merah
Alat
Alat kerja batu manual
Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
Alat Kerja Kayu
Bahan
Pasir Pasang
Batu Bata
Semen (porltand cement)
Air
Cara kerja
Buat tiang dari kayu yang dikokoh, bentangkan benang antar tiang.
Perhatikan elevasi dan lurusnya tarikan benang.
Buat tarikan benang pertama dan seterusnya dengan jarak 30 cm
antar benang lainnya.
Siapak adukan sesuai dengan komposisi yang ditentukan..
Sebelum bata digunakan, sebaiknya bata merah dibasahi dengan air
agar lembab, hal ini supaya daya ikat antara adukan dan bata kuat.
Dimulai dari ujung tarikan benang, mulailah pemasangan bata
tersebut.
Cek elevasi setiap 30 Cm.
Bahan
Pasir Pasang
Semen (porltand cement)
Air
Cara kerja
Siram permukaan dinding bata yang akan diplester.
Buatlah acuan dipermukaan dinding dengan menggunakan benang
yang dibentangkan secara vertikal, timbang garis vertikalnya
menggunakan unting-unting.
Buat acuan dari adukan, sesuai dengan benang dibentangkan dengan
ketebalan yang ditentukan, buat acuan ini setiap interval 1 meter
sepanjang diniding yang akan diplester. Hal ini dimaksudkan agar
ketebalan dan permukaan plesteran merata.
Setelah plesteran kering, barulah boleh di aci.
Sebelum mengaplikasikan acian, siram permukaan plesteran dengan
merata.
Aplikasikan adonan semen pada cetok dan laburkan secara merata,
haluskan dengan menggunakan lipatan kertas semen.
a. Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
Pemasukan bahan bangunan
Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)
Catatan maupun peringatan dari Pengawas
b. Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa
saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk
Pemberi Tugas.
Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
Kuantitas dan arah pemotretan serat berapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan
pada angsuran pembayaran.
- Penyelenggaraan SMK3 KL
1. Pemasangan pipa
Pekerjaan Pemasangan pipa terdiri dari tahapan-tahapan pekerjaan sebagai
berikut :
Galian tanah Pada Tanah
Pekerjaan Galian Tanah dilakukan pada jalur yang sudah ditetapkan pada
pekerjaan pengukuran dan pematokan. Dimensi galian disesuaikan
dengan ukuran pipa yang akan dipasang sebagaimana tertauang pada
gambar dan spesifikasi teknis.
Pekerjaan galian dilakukan secara manual menggunakan kerja orang dan
alat bantu pertukangan seperti cangkul belincong dan sebagainya.
Tanah Galian ditempatkan disamping galian agar memudahkan pekerjaan
urugan kembali tanah galian.
PROSEDUR PENGGALIAN
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan
peralatannya serta bangunan pelengkap yang termasuk dalam
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan
dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari
kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan
manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal
yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit
galian, menjadi tanggung jawab rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan
aman. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah
pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti
petunjuk Direksi Proyek.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus
segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan
perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan
kembali dengan segera.
e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi
pekerjaan dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan
tanah atau dibawah tanah, maka harus diadakan pengamanan
terhadapnya agar tidak terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan
rekanan. Perbaikan atas kerusakan yang terjadi sebagai akibat
pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab rekanan.
Pekerjaan Pemasangan pipa
a. Umum
Pipa yang akan dipasang dihamparkan di dasar tanah galian.
Pemasangan pipa menyesuaikan panjang yang ditetapkan pada
gambar, sehingga dimungkinkan ada pemotongan dan/atau
pengelasan/penyambungan pipa.
Pemotongan pipa dilakukan pada area penempatan aksesories pipa
atau pada ujung lajur yang ditentukan. Metode pemotongan pipa
dapat dilakukan menggunakan alat potong biasa seperti gergaji besi
atau bar cutter.
Metode pengelasan atau penyambungan pipa dilakukan
menggunakan mesin las HDPE.
b. Pembokaran Sepanjang Jalur Parit Galian.
- Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakan
setiap interval panjang pipa sehingga memudahkan penurunan
pipa kedalam parit.
c. Menurunkan Pipa Kedalam Parit.
- Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam galian dengan alat-
alat khusus yang disediakan oleh rekanan. Semua pipa, fitting dan
perlengkapannya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit
galian secara satu persatu dengan derek, tali – tali dan lain-lain
alat yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan.
- Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh
menggunakan seling baja atau rantai, karena dapat merusak dan
menggores pipa. - Bila rekanan menggunakan kait untuk
mengangkat dan menurunkan pipa, maka ujung kait ini harus
dilindungi karet, untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung
pipa dan inner lining dari pipa baja.
- Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat
kelalaian rekanan, rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak
atau memperbaiki kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti
semula dengan persetujuan Direksi Proyek.
- Selama penurunan pipa-pipa harus dihindari terbantingnya atau
terbeturnya pipa, karena dapat menimbulkan pecah atau retak-
retak pada pipa dan lapisan cement liningnya atau kerusakan pada
ujung pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.
d. Pemeriksaan Sebelum pemasangan.
- Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-
alat bantu untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan
cermat dan hati-hati sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa
tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
- Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut
harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong
sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek. Pipa atau fitting
yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.
e. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.
- Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam
jenis kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian
sambungan yang akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu
sampai bersih sehingga diperoleh sambungn pipa yang stabil dan
baik.
f. Pemasangan Pipa.
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai
kemasukan segala macam jenis kotoran umpanya bekas puing-
puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat
mengganggu kebersihan dn kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus
langsung dipasang dan distel sambungnnya dan kemudian diurug
dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Proyek, serta
dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-
tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu oleh direksi proyek. Setelah diperiksa dan di setujui Direksi
Proyek baru diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya
berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak
masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa
tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
- Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara
dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik
pipa yang bersangkutan, untuk itu akan diberikan petunjuk lebih
lanjut oleh Direksi Proyek.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus
dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow yang sesuai,
begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau cross tee
(sesuai kebutuhannya). - Membengkokan atau merubah bentuk
pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis
maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi
Proyek.
- Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat
persetujuan Direksi Proyek.
- Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka
jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
- Untuk pipa yang ditanam waktu pemasangan pipa, parit galian untuk
perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan
bagian dalam pipa harus bersih.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee,
elbow/bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan (
anker block ) dari beton (K 175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu
diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup
rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/
air kotor kedalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus
bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan
minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (K-175).
g. Pemotongan Pipa
- Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan
rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau
bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin
penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa bersangkutan (misal pipa baja
dengan pemotongan dan snay pipa kemudian dengan alat perapih
ujung pipa).Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan
dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan gurinda.
h. Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.
- Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan
pemasangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti
keadaan kondisi semula. - Biaya-biaya yang timbul akibat
kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab rekanan.
Prosedur Penyambungan
a. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa
berhadapan dengan plat pemotong dalam posisi lurus.
b. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
c. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan
kembali pipa.
d. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat
oleh masuknya udara ke bagian dalam pipa.
e. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara
perlahan sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya
sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.
f. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp)
dibuka untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang
tidak rata.
g. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan
dengan permukaan pipa .
h. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang
menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
i. Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi
proses pemotongan.
j. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara
permukaan potongan.
k. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama-sama secara
hidrolik. Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang
dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin
dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.Tekanan tarik (kPa)
harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan
dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada
mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka
pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)
l. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa
bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.
m. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya
bagian permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan.
Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang
ditentukan sebelumnya.
n. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus
dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik
sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu
pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa tidak bergeser
dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat
pemanas.
o. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat
pemanas, pastikan bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang
meleleh.
p. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan
rekatkan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan
yang sudah ditentukan sebelumnya.
q. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal
sampai yang diindikasikan pada tabel
r. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi
tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu
pendinginan di atas.
s. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek
bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
Urugan Tanah Kembali
Pekerjaan urugan tanah kembali dilakukan secara manual menggunakan
tenaga manusia dan peralatan kerja tukang. Urugan tanah kembali
dilakukan setelah pekerjaan pemasangan pipa sudah disetujui oleh
direksi.
Semua bahan harus baru, kwalitas baik, dan memenuhi persyaratan standar
PLN, bahan – bahan instalasi listrik yang dipakai antara lain :
g. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair meliputi seluruh Instalasi air meliputi :..
h. Pekerjaan Pengecatan
a) Pekerjaan Pengecatan Kayu
- Pekerjaan cat kayu dilaksanakan adalah semua kusen – kusen, list kaca, list
langit – langit dan permukaan kayu diexpose.
- Cat kayu yang dipakai adalah setaraf glotex, contoh bahan cat yang akan
digunakan terlebih dahulu harus diajukan untuk disetujui direksi, warna cat
ditentukan kemudian.
- Pekerjaan dempulan, menie, plamuur dan penghalusan ( diamplas ) harus
dilaksanakan hingga rapih dan halus sebelum pengecatan dilaksanakan.
- Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas / roler ( disesuaikan
dengan BQ, kalau tidak ada keterangan didalam BQ nya berarti dilaksanakan
3 kali pengecatan ).
- Pengecatan solignum dilaksanakan pada konstruksi atap, rangka atap,
gording, nok, jurai dan ikatan angin ( bagian yang tidak dicat ).
- Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata harus diulangi dan
diperbaiki.
2. Pemeriksaan Pekerjaan
H. JUHAENI
Direktur