You are on page 1of 21

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

PEKERJAAN : PEKERJAAN PEMBANGUNAN BRONCHAPTERING, RESERVOIR PERPIPAAN


DESA BUNIHARA KEC. ANYER KAB. SERANG
LOKASI : KEC. ANYER
PENAWAR : CV. RENIA CONTRACTOR

Untuk menyelesaikan pekerjaan dengan diperlukan perencanaan, penjadwalan serta


metode pelaksanaan yang baik sesuai dengan kondisi lokasi, alokasi waktu, serta spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak serta addendum kontrak. Pemahaman
terhadap kondisi lokasi akan menentukan metode yang efisien dan efektif dalam melaksakan
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang disediakan. Selain
itu faktor kebutuhan tenaga kerja dan mobilisasi serta demobilisasi alat dan bahan dapat dilakukan
dengan baik.
Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan dibagi atas 3 (tiga) tahapan utama, yaitu :
1. Prakonstruksi
2. Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pasca Konstruksi

1. Tahap Pra Konstruksi


Tahap pra Konstruksi merupakan tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian
persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang meliputi :
a. Pekerjaan administrasi Proyek
Pekerjaan administrasi proyek adalah pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi,
baik administrasi internal pelaksana maupun administrasi dengan Dinas Terkait serta
Konsultan Pengawas maupun pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada
Tahapan ini dilakukan telaah terhadap Syarat-syarat Umum, Syarat-syarat khusus,
spesifikasi teknis, gambar teknis, Rencana Anggaran Biaya, Jadwal Pelaksanaan,
dan dokumen lain yang berkaitan dengan pekerjaan.
b. Orientasi Lapangan
Orientasi Lapangan dilakukan untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting terakhir
lokasi pekerjaan sehingga perubahan-perubahan yang mungkin perlu dilakukan dapat
diantisipasi lebih awal.
c. Penentuan MC-0 (Mutual Check Null)
Penentuan MC-0 merupakan tahapan penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada
Pekerjaan ini dilakukan perhitungan kondisi awal pekerjaan sehingga volume pekerjaan
maupun spesifikasi teknis yang akan diterapkan dapat dievaluasi dan dilakukan analisa
lebih lanjut. MC-0 juga menjadi dasar untuk perubahan-perubahan yang diperlukan
(Contract Change Order/CCO) terhadap dokumen rencana yang menjadi dasar pekerjaan.

2. Metoda Pencapaian Target Mutu Dan Waktu

Bahansan ini mencoba menggambarkan manajemen pelaksanaan proyek secara


sederhana dan menyeluruh mengenai pendekatan pelaksanaan pekerjaan dalam
upaya pencapaian keberhasilan pekerjaan, yaitu dalam pencapaian mutu yang sesuai
dengan tuntutan pengguna jasa, percepatan waktu pelaksanaan (fast track) maupun
penghematan biaya pelaksanaan.

Secara berurutan, upaya tersebut mencakup :


1. Inisiasi Proyek
Tahap ini berusaha untuk mengurai semua permasalahan yang menyangkut
pengenalan terhadap proyek. Hal ini mencakup pendalaman mengenai contract
system, organisasi proyek, kondisi existing lapangan serta Work Breakdown
Structure (WBS).
Kegiatan ini dilakukan oleh top manajemen perusahaan yang dipimpin oleh
project manajer yang telah memenuhi kualifikasi keahlian dan pengalaman.

2. Pre Construction Meeting/Prosedure


Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari inisiasi proyek dan persiapan
proyek yang dilakukan oleh project manager dan site manager bersama
pengguna jasa yang dibantu oleh konsultan perencana maupun konsultan
pengawas.
Dalam tahap ini, penyedia jasa dan pengguna jasa akan melakukan review
terhadap gambar dan volume kerja yang tertera pada dokumen kontrak. Apabila
terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan, maka saat ini juga akan disusun
perubahan-perubahan yang timbul tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa a). Jenis pekerjaan, b). Volume
pekerjaan, c). Dimensi pekerjaan, d). Spesifikasi Pekerjaan maupun e). Jadwal
detail sebagai master schedule pelaksanaan.
Selanjutnya perubahan tersebut disepakati bersama antara pengguna jasa dan
penyedia jasa dalam bentuk Contract Change Order ataupun sekedar catatan
dasar pelaksanaan biasa.

3. Penyusunan Final Work Breakdown Structure


Menindak lanjuti Pre Construction Meeting/Prosedure dan perubahan-
perubahannya, maka akan disusun Final Work Breakdown Structure dan Master
Schedule baru yang akan digunakan sebagai pegangan selama pelaksanaan oleh
penyedia jasa dan pengguna jasa.
Pelaksanaan dalam tahap ini melibatkan project manager dan site manager yang
dibantu staf kantor

4. Pembentukan Tim Proyek


Setelah seluruh detail WBS telah dipahami, maka project manager akan segera
membentuk tim proyek yang menangai pekerjaan sesuai dengan propesi,
keahlian dan bidangnya masing-masing, antara lain ; 1). Administrasi dan
keuangan proyek. 2). Kepala Pelaksana, 3). Kepala kelompok kerja atau Mandor
dan (bila perlu) sampai kepada level dibawahnya.
Dalam pembentukan tim ini, sekaligus dilakukan pemilihan dan penugasan
kepada personal yang cakap/ahli dibidangnya untuk mengepalai dan
mengkoordinasikan bagian dan sub bagian tersebut. Dengan demikian tim ini
merupakan tim inti yang menentukan keberhasilan proyek ini.

5. Kick-Off Meeting
Segera setelah tim inti terbentuk, maka dilaksanakan pertemuan awal yang biasa
disebut Kick-Off Meeting. Beberapa agenda penting dalam pertemuan ini antara
lain adalah ;
a. Persiapan data dan informasi proyek oleh Project manager yang
mencakup nama proyek, lokasi proyek, nama dank ode akuntansi dan informasi
lain yang mungkin dibutuhkan.
b. Presentasi project manager kepada seluruh tim inti mengenai kebutuhan
proyek dan rencana kerja awal (Initial Work Plan).
c. Penetapan tata cara hubungan kerja dan komunikasi antar tim.
d. Setiap tim dan anggotanya harus melakukan seleksi prioritas kerja,
klarifikasi tugas dan tanggung jawab, serta orientasi tim pada pekerjaan ini,
sehingga diharapkan terciptanya satu kesatuan dalam upaya pencapaian
keberhasilan kerja.

6. Pelaksanaan Pekerjaan (Project Implementation)


Menindak lanjuti kick-off meeting, maka tiap tim atau kelompok kerja segera
melakukan penyusunan rencana kegiatan masing-masing dan melapor serta
mendiskusikan bersama project manager dan tim lain, paling lambat 7 hari
setelah meeting.
Subtansi laporan tersebut minimal harus mencakup ;
a. Lingkup pekerjaan tiap paket kerja tim
b. Manual/Instruksi detail kerja tiap sub kegiatan bagi kelompok di bawahnya
c. Gambar kerja/ Shop drawing
d. Rencana kebutuhan dan penggunaan alat dan bahan
e. Jadwal waktu pelaksanaan
f. Biaya yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil bahasan bersama tim lain dan project manager, maka
pekerjaan diharapkan dapat segera dilaksanakan tanpa mengalami hambatan
yang berarti, baik dari MUTU, BIAYA dan WAKTU pelaksanaan.

7. Monitoring dan Evaluasi


Selama proses pelaksanaan akan dilakukan monitoring seluruh aspek pekerjaan
bersama dengan pehak pengguna jasa maupun konsultan supervise yang
ditunjuk oleh pengguna jasa.
Adapun evaluasi pekerjaan akan dilakukan bersama pengguna jasa maupun
konsultan supervise pada milostone yang telah disepakati bersama pada saat
penyusunan Master Schedule (pada saat construction meeting). Milostone dapat
berupa waktu, jenis pekerjaan maupun progres tertentu yang telah dicapai.

8. Pencatatan dan Pendokumentasian (Record & Documentation).


Seluruh hasil yang telah dicapai akan dicatat dan didokumentasikan sesuai
dengan tahapan/milestone yang telah disepakati dalam dokumen kontrak
maupun pre contruction meeting.
Pencatatan dan pendokumentasian ini antara lain adalah ;
a. As Built Drawing
b. Foto Dokumentasi
c. Laporan Progres berjalan (fast tracking) maupun progress akhir

Dengan upaya di atas, maka diharapkan pekerjaan dapat memenuhi pencapaian


keberhasilan utama, yaitu ; tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.
3. PENDEKATAN UMUM
1. Pendekatan SituasiKondisi Lapangan
a. Akses lokasi pekerjaan dan kondisi lapangan
Akses ke proyek merupakan salah satu aspek penting yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Aspek utama yang harus menjadi pertimbangan adalah kapasitas dan
kondisi jalan menuju proyek, sebab hal ini dapat mempengaruhi kecepatan
dan biaya pelaksanaan.

b. Sumber daya manusia personil


Baik tenaga terampil maupun pekerja bukan merupakan kendala saat
pelaksanaan, hal ini mengingat wilayah Kota Serang dan sekitarnya memiliki
banyak tenaga ahli dan terampil yang jaraknya cukup dekat dengan lokasi
pekerjaan.

Sebelum pekerjaan dilaksanakan, seluruh tenaga kerja inti yang tercantum


dalam daftar personil inti pelaksanaan pekerjaan akan diajukan dan
disetujui bersama pihak pengguna jasa sesuai dengan jabatan dan keahlian
yang dimilikinya.

c. Sumber alam dan material


Ketersediaan/material bahan bangunan alam seperti Batu, pasir, dan kerikil
mudah didapat dan letak quarry area tidak terlalu jauh.
Adapaun bahan kayu untuk klasfikasi kelas II di pinggiran perkotaan mudah
didapatkan.

Material kerja yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan kepada


pengguna jasa. Ajuan ini meliputi jadwal suplai, dimensi, volume dan mutu
bahan tersebut (sesuai RKS).

d. Alat kerja
Peralatan Kerja proyek meliputi :
a) Alat Kerja Manual
Chain Block (Takel) 2 Ton, Kunci Pipa, Stamper dan Peralatan Tukang
standar.
Seluruh Alat Kerja Tukang didatangkan oleh masing-masing tukang yang
bekerja.

b) Alat Angkut dan Angkat


Alat angkut dump truk dan light truck untuk keluar dan masuk proyek
Alat angkut gerobak untuk angkutan dalam proyek

e. Waktu pelaksanaan pekerjaan


Waktu yang disediakan oleh pengguna jasa adalah 180 hari kalender. Hal ini
bukan merupakan kendala utama pelaksanaan pekerjaan.
Penyusunan pelaksanaan pekerjaan detail akan dilakukan setelah dilakukan
pre construction meeting, yaitu saat persiapan proyek bersama dengan
pengguna jasa. Perubahan jadwal suatu pekerjaan saat fast tracking akan
disepakati bersama pengguna jasa (minimal 7 hari sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan). Penyusunan jadwal pelaksanaan Gantt Chart dan
Network Planning dilakukan dengan bantuan Microsoft Project Planner.

f. Keselamatan Kerja
Sebagai upaya penunjang keberhasilan pencapaian kerja, maka beberapa
langkah K3 yang akan sangat diperhatikan adalah :
a) Pembuatan signed bagi pelaksana pekerjaan maupun pengunjung/tamu
b) Pembuatan barikade, sign dan pengaturan arus kendaraan pada area
proyek (termasuk jalan akses proyek).
c) Pembuatan tempat sampah dan pos keamanan.
d) Pembuatan instruksi/manual penggunaan peralatan dan prosedur
pelaksanaan pekerjaan.
e) PEmbentukan organisasi keamanan proyek yang melibatkan
keamanan/masyarakat di sekitar proyek dan instansi terkait lainnya.
f) Pembersihan area kerja setelah usai jam kerja dll.
g) Penyediaan alata dan bahan untuk menunjang kecepatan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi; Helm proyek, savety
belt proyek, jas hujan, sepatu boot, lampu sorot dll

Rencana dan pelaksanaan K3 akan selalu dibicarakan dan disepakati


bersama pengguna jasa dan pihak keamanan setempat yang terkait.

2. Pendekatan Umum Pelaksanaan Pekerjaan (Metoda Pelaksanaan)


Pendekatan umum pelaksanaan pekerjaan merupakan pendekatan Work
Breakdown Structure (WBS) yang kami terima dari pengguna jasa, yaitu sesuai
yang tertuang pada Dokumen Lelang (RAB dan RKS). Pada pendekatan umum
pelaksanaan ini kami mencoba untuk mengulas singkat pemahaman urutan dan
uraian singkat pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pada level 1 dan 2 dari
WBS tersebut.

4. Tahapan Pekerjaan Konstruksi


Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada Tahapan konstruksi mengacu pada Rencana
Kerja, Rencana Anggaran Biaya, dan Gambar Teknis serta spesifikasi Teknis. Pada
Pekerjaan PEKERJAAN PEMBANGUNAN BRONCHAPTERING, RESERVOIR PERPIPAAN
DESA BUNIHARA KEC. ANYER KAB. SERANG Pekerjaan Konstruksi terdiri atas tiga
bagian, yaitu Pekerjaan Bronchaptering, Reservoir dan Pemasangan Pipa. Uraian
pekerjaan pada Tahapan pekerjaan konstruksi disesuaikan dengan uraian pekerjaan yang
tertuang dalam rencana anggaran biaya dalam kontrak serta addendum yang telah
disepakati.

Berikut ini kami rangkum jenis pekerjaan yang terdapat dalam RAB, agar lebih
singkat namun tetap dapat menjabarkan maksud dari metode ini.
a. Pekerjaan Persiapan
a) Pembuatan papan nama proyek
Pekerjaan papan nama proyek ini menggunakan kayu lokal kelas III
sebagai bingkai (frame) dengan ukuran standar, sedangkan tulisan atau
tema dalam papan nama ini dibuat menggunakan sistem printing
sehingga lebih rapih dan efisien

b) Pengukuran dan pemasangan bowplank


Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik
bangunan yang diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran. Syarat-syarat
memasang bouwplank :
 Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak
goyang akibat pelaksanaan galian
 Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
 Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan
papan bouwplank lainnya.
 Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam
bangunan semua)
 Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada
pondasi dan dinding batu bata.

BAHAN

 Kayu : sebagai bahan utama yang digunakan untuk bouwplank.


 Tali : sebagai batas yang di kerjakan/sipat datar.

ALAT
 Gerobak : alat yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan.
 Palu : alat memukul paku dan kayu
 Paku : alat pengikat kayu.
 Sabit : alat menajamkan bagian bawah kayu.
 Meteran : alat yang digunakan mengukur.
 Siku : alat yang digunakan untuk menyiku bagian pojok.
 Unting-unting : alat untuk meluruskan ( vertikal ).
 Gergaji : alat untuk memotong kayu.
 Sekrop : sebagai alat untuk mengambil pasir.

Langkah – langkah Pemasangan Bouwplank :


 Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
 Siapkan kayu untuk pembatas.
 Ukur bagian yang akan dikerjakan.
 Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu.
 Pasang kayu penahan kayu utama dengan menggunakan paku.
 Ukur ketinggian batas bouwplank menggunakan meteran.
 Pasang kayu pada bagian pojok-pojok bidang yang akan dikerjakaan
dengan menggunakn unting-unting supaya tegak.
 Pasang tali pada batas bouwplank tadi sampai kayu berikutnya.
 Sambungkan tali-tali tadi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
 Periksa kembali ketinggian tali-tali tadi agar pas dengan batas.

Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

b. Pekerjaan Tanah
a) Galian tanah
 Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam tahapan
pekerjaan ini, seprti cangkul dan blencong.
 Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi
bagian bawah, dengan kedalaman yang disyaratkan.
 Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang
tepat
 Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
 Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana
Sehingga diperoleh galian seperti pada gambar berikut :
b) Urugan kembali
Sisa galian yang akan disimpan pada sisi bibir galian, di isikan kembali
pada galian setelah pekerjaan pondasi selesai.

c) Urugan pasir
Urugan pasir dibawah pondasi, dilakukan sebelum pemasangan pondasi
batu belah, diratakan dengan kait dari kayu berbentuk cangkul, sesekali
dipadatkan.
Hal yang sama dilakukan pada urugan pasir dibawah pondasi.

c. Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang


a) Pasaang batu belah
Alat
 Alat kerja batu manual
 Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
 Alat Kerja Kayu manual untuk patok referensi pasangan batu kali

Bahan
 Pasir Pasang
 Batu belah
 Semen (porltand cement)
 air

Cara kerja
 Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar.
Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
 Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan
juga dipaku agar lebih kuat.
 Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan
dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
 Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada
yang tidak tepat,demikian juga peilnya.
 Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.
 Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
 Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)
dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.
 Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan
tersebut rata.

Lebih kuran seperti gambar dibawah ini :

b) Pasang sloof, kolom dan ringbalk


Setelah selesai pekerjaan pondasi dan lebih dari satu hari, tahapan
berikutnya adalah pekerjaan pembuatan sloof.
Alat
 Alat kerja batu manual
 Alat kerja besi manual
 Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
 Alat Kerja Kayu manual untuk patok referensi pasangan batu kali

Bahan
 Pasir Pasang
 Batu belah
 Semen (porltand cement)
 Air
 Kayu papan
 Kaso 4/6
 Paku
 Besi Beton
 Kawat Beton
Cara kerja
 Rangkai besi beton seusi dengan ukuran yang ditentukan pada
dokumen teknis.
 Setiap ujung besi diberi lengkung (hak) sebagai pengait batang tarik.
 Pengikatan antara tulangan pokok dan sengkang menggunakan kawat
tali dengan posisi sambungan sengkang saling bersilangan.
 Bersamaan dengan perangkaian besi, team tukang kayu menyiapkan
cetakan beton sloof dengan ukuran sesuai yang ditentukan.
 Cetakan dibuat dengan merangkai kayu papan yang saling direkatkan
menggunakan paku dan diperkuat dengan kayu kaso.
 Pastikan cetakan benar-benar kokoh.
 Terapkan rangkaian tulangan pada cetakan yang kokoh, dan berikan
jeda antara tulangan dan permukaan cetakan, ini dimaksud untuk
membuat selimut tulangan pada beton.
 Setalah semua siap, tahap berikutnya adalah proses pengecotan.
 Buat adukan beton sesuai dengan ketentuan yang ada, dan pastikan
proses pengadukan merata.
 Tuangkan adukan beton pada cetakan, berikan getaran menggunakan
vibrator atau tongkat kayu. Ini dimaksudkan agar butiran-butiran
agregat kasar masuk diantara tulangan dan cetakan.
 Ratakan permukaan beton basah menggunakan “jedar” kayu, dan
biarkan mengering.
 Selama proses pengeringan, berikan siraman air sebagai perawatan
mutu beton agar tidak kering paksa.

c) Pembuatan Lantai beton


Alat
 Alat kerja batu manual
 Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
 Alat Kerja Besi dan Kayu

Bahan
 Pasir Pasang
 Batu belah
 Semen (porltand cement)
 Air
 Besi Tulangan

Cara kerja
 Ratakan permukaan tanah yang akan menjadi alat pelat beton ini
dengan menggunakan pasir urug, dan kemudian dipadatkan.
 Berikan peluran sebagai lantai kerja, sehinggai disetiap permukaannya
merata kemiringannya.
 Gelar weremesh, dan beri jeda antar permukaan lantai kerja dengan
tulangan.
 Tidak memerlukan bekisting, karena dinding bata yang telah dibuat
otomoatis menjadi cetakan pelat lantai tersebut.
 Tuangkan adukan beton segar, dan ratakan permukaan sesuai dengan
elevasi yang ditentukan

d. Pekerjaan Dinding
a) Pasangan bata merah
Alat
 Alat kerja batu manual
 Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
 Alat Kerja Kayu

Bahan
 Pasir Pasang
 Batu Bata
 Semen (porltand cement)
 Air

Cara kerja
 Buat tiang dari kayu yang dikokoh, bentangkan benang antar tiang.
 Perhatikan elevasi dan lurusnya tarikan benang.
 Buat tarikan benang pertama dan seterusnya dengan jarak 30 cm
antar benang lainnya.
 Siapak adukan sesuai dengan komposisi yang ditentukan..
 Sebelum bata digunakan, sebaiknya bata merah dibasahi dengan air
agar lembab, hal ini supaya daya ikat antara adukan dan bata kuat.
 Dimulai dari ujung tarikan benang, mulailah pemasangan bata
tersebut.
 Cek elevasi setiap 30 Cm.

b) Plester dan Acian


Alat
 Alat kerja batu manual
 Alat aduk Mortar semen (Concrete Mixer)
 Alat Kerja Kayu

Bahan
 Pasir Pasang
 Semen (porltand cement)
 Air

Cara kerja
 Siram permukaan dinding bata yang akan diplester.
 Buatlah acuan dipermukaan dinding dengan menggunakan benang
yang dibentangkan secara vertikal, timbang garis vertikalnya
menggunakan unting-unting.
 Buat acuan dari adukan, sesuai dengan benang dibentangkan dengan
ketebalan yang ditentukan, buat acuan ini setiap interval 1 meter
sepanjang diniding yang akan diplester. Hal ini dimaksudkan agar
ketebalan dan permukaan plesteran merata.
 Setelah plesteran kering, barulah boleh di aci.
 Sebelum mengaplikasikan acian, siram permukaan plesteran dengan
merata.
 Aplikasikan adonan semen pada cetok dan laburkan secara merata,
haluskan dengan menggunakan lipatan kertas semen.

e. Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE


Pekerjaan Pemasangan Pipa merupakan pekerjaan pemasangan Jaringan
Distribusi beserta aksesories yang diperlukan untuk membentuk system Jaringan.
Pekerjaan ini merupakan Pekerjaan Pokok karena bobotnya lebih dari 75% dari
seluruh pekerjaan konstruksi. Pekerjaan Pemasangan Pipa terdiri dari Tahap-Tahap
Pekerjaan Pendahuluan dan Pekerjaan Perpipaan
.
1. Tahap Pekerjaan Pendahuluan
Tahap pendahuluan merupakan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan pekerjaan. Uraian Pekerjaan
pada tahap ini terdiri dari :

- Pekerjaan pengukuran dan pematokan


Pekerjaan Pengukuran dilakukan untuk memperoleh nilai real volume pekerjaan
yang akan dilakukan dalam hal ini panjang lintasan pipa untuk setiap ukuran pipa.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual menggunakan pita meteran. Selanjutnya
setiap panjang tertentu dari hasil pengukuran atau pada posisi tertentu dipasang
patok kayu yang diberi identitas/tanda menggunakan cat warna merah.

- Pembuatan papan nama proyek


Papan nama proyek merupkan identitas dari pekerjaan yang dilaksanakan. Papan
nama dibuat menggunakan banner digital printing yang direkatkan pada triplek dan
ditempatkan pada posisi yang terlihat dan mudah terbaca. Format Papan Nama
Proyek dibuat mengikuti petunjuk dari direksi / PPTK.

- Mobilisasi dan Demobilisasi


Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang tepat waktu dan tepat mutu, diperlukan
personil, peralatan, dan bahan yang sesuai dengan spesifikasi teknis. Tahap
pekerjaan Mobilisasi merupakan tahapan untuk mendatangkan personil, tenaga
kerja, peralatan dan bahan; sedangkan Tahap pekerjaan demobilisasi merupakan
tahap pekerjaan pemulangan tenaga kerja dan peralatan. Personil yang terlibat
dalam pekerjaan sesuai dokumen adalah :
 Ahli Teknik Lingkungan
 Pelaksana
 Tukang Las ( 1 Orang)
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
Sedangkan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan adalah Mesin Las HDPE
dan Mobil bak terbuka serta peralatan lain yang digunakan untuk mempercepat
pelaksaan pekerjaan

- Pembuatan Direksi Kit


Direksi kit merpakan kantor sementara yang berada di sekitar proyek dan memiliki
fungsi sebagai pusat administrasi dan tempat koordinasi lapangan pekerjaan.
Sebagai sebuah kantor, direksi kit harus memenuhi standar minimal sebuah ruang
kerja, baik perlengkapan maupun sirkulasi.

- Dokumentasi, Pelaporan, Fasilitas Proyek


Pelaporan Merupakan bukti pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan terdiri dari Laporan
Harian, Mingguan dan Bulanan.
Untuk mendukung Pelaporan, dilakukan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
Dokumentasi dilakukan dengan memotret perkembangan pekerjaan dari 4 (empat)
sudut/arah bangunan, dan masing-masing item pekerjaan.

a. Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
 ฀ Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
 ฀ Pemasukan bahan bangunan
 ฀ Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
 ฀ Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)
 ฀ Catatan maupun peringatan dari Pengawas
b. Laporan Mingguan
฀ Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa
saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
฀ Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk
Pemberi Tugas.
Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
฀ Kuantitas dan arah pemotretan serat berapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan
pada angsuran pembayaran.

- Pembuatan Shop Drawing dan As build Drawing


Shop Drawing merupakan gambar kerja yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan. Pada shop drawing
dibuat gambar yang memuat perubahan-perubahan atau penyesuaian dari gambar
rencana. Shop drawing dibuat di awal pelaksanaan pekerjaan dan akan menjadi
dasar bagi pembuatan as build drawing. As Build Drawing merupakan gambar
terpasang/terbangun dari pekerjaan konstruksi.

- Penyelenggaraan SMK3 KL

2. Tahap Pekerjaan Perpipaan


Secara garis besar pekerjaan perpipaan terdiri dari 3 (tiga) bagian pokok, yaitu
pemasangan pipa, pemasangan aksesoris pipa, pemasangan bangunan pendukung
seperti jembatan, siphon, boring, dan sebagainya.

1. Pemasangan pipa
Pekerjaan Pemasangan pipa terdiri dari tahapan-tahapan pekerjaan sebagai
berikut :
Galian tanah Pada Tanah
Pekerjaan Galian Tanah dilakukan pada jalur yang sudah ditetapkan pada
pekerjaan pengukuran dan pematokan. Dimensi galian disesuaikan
dengan ukuran pipa yang akan dipasang sebagaimana tertauang pada
gambar dan spesifikasi teknis.
Pekerjaan galian dilakukan secara manual menggunakan kerja orang dan
alat bantu pertukangan seperti cangkul belincong dan sebagainya.
Tanah Galian ditempatkan disamping galian agar memudahkan pekerjaan
urugan kembali tanah galian.
PROSEDUR PENGGALIAN
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan
peralatannya serta bangunan pelengkap yang termasuk dalam
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan
dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari
kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan
manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal
yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit
galian, menjadi tanggung jawab rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan
aman. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah
pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti
petunjuk Direksi Proyek.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus
segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan
perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan
kembali dengan segera.
e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi
pekerjaan dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan
tanah atau dibawah tanah, maka harus diadakan pengamanan
terhadapnya agar tidak terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan
rekanan. Perbaikan atas kerusakan yang terjadi sebagai akibat
pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab rekanan.
Pekerjaan Pemasangan pipa
a. Umum
Pipa yang akan dipasang dihamparkan di dasar tanah galian.
Pemasangan pipa menyesuaikan panjang yang ditetapkan pada
gambar, sehingga dimungkinkan ada pemotongan dan/atau
pengelasan/penyambungan pipa.
Pemotongan pipa dilakukan pada area penempatan aksesories pipa
atau pada ujung lajur yang ditentukan. Metode pemotongan pipa
dapat dilakukan menggunakan alat potong biasa seperti gergaji besi
atau bar cutter.
Metode pengelasan atau penyambungan pipa dilakukan
menggunakan mesin las HDPE.
b. Pembokaran Sepanjang Jalur Parit Galian.
- Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakan
setiap interval panjang pipa sehingga memudahkan penurunan
pipa kedalam parit.
c. Menurunkan Pipa Kedalam Parit.
- Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam galian dengan alat-
alat khusus yang disediakan oleh rekanan. Semua pipa, fitting dan
perlengkapannya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit
galian secara satu persatu dengan derek, tali – tali dan lain-lain
alat yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan.
- Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh
menggunakan seling baja atau rantai, karena dapat merusak dan
menggores pipa. - Bila rekanan menggunakan kait untuk
mengangkat dan menurunkan pipa, maka ujung kait ini harus
dilindungi karet, untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung
pipa dan inner lining dari pipa baja.
- Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat
kelalaian rekanan, rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak
atau memperbaiki kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti
semula dengan persetujuan Direksi Proyek.
- Selama penurunan pipa-pipa harus dihindari terbantingnya atau
terbeturnya pipa, karena dapat menimbulkan pecah atau retak-
retak pada pipa dan lapisan cement liningnya atau kerusakan pada
ujung pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.
d. Pemeriksaan Sebelum pemasangan.
- Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-
alat bantu untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan
cermat dan hati-hati sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa
tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
- Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut
harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong
sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek. Pipa atau fitting
yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.
e. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.
- Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam
jenis kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian
sambungan yang akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu
sampai bersih sehingga diperoleh sambungn pipa yang stabil dan
baik.
f. Pemasangan Pipa.
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai
kemasukan segala macam jenis kotoran umpanya bekas puing-
puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat
mengganggu kebersihan dn kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus
langsung dipasang dan distel sambungnnya dan kemudian diurug
dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Proyek, serta
dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-
tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu oleh direksi proyek. Setelah diperiksa dan di setujui Direksi
Proyek baru diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya
berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak
masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa
tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
- Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara
dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik
pipa yang bersangkutan, untuk itu akan diberikan petunjuk lebih
lanjut oleh Direksi Proyek.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus
dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow yang sesuai,
begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau cross tee
(sesuai kebutuhannya). - Membengkokan atau merubah bentuk
pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis
maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi
Proyek.
- Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat
persetujuan Direksi Proyek.
- Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka
jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
- Untuk pipa yang ditanam waktu pemasangan pipa, parit galian untuk
perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan
bagian dalam pipa harus bersih.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee,
elbow/bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan (
anker block ) dari beton (K 175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu
diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup
rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/
air kotor kedalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus
bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan
minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (K-175).
g. Pemotongan Pipa
- Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan
rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau
bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin
penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa bersangkutan (misal pipa baja
dengan pemotongan dan snay pipa kemudian dengan alat perapih
ujung pipa).Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan
dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan gurinda.
h. Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.
- Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan
pemasangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti
keadaan kondisi semula. - Biaya-biaya yang timbul akibat
kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab rekanan.

17. PENYAMBUNGAN PIPA.


- Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuatan pipa dan atau
berdasarkan petunjuk-petunjuk dari direksi proyek.
- Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan dengan sambungan
pemanasan menggunakan Butt Fusion atau dengan Mechanical
Joint.
- Sambungan pipa HDPE Untuk penyambungan pipa HDPE dengan
pipa jenis lain (PVC, GIP) telah disiapkan fitting khusus sperti Stub
Plange. Penyambungan pipa HDPE dilakukan dengan cara
pemanasan menggunakan Butt Fusion dan sambungan
Electrofusion, atau dengan Mechanical Joint. Peralatan
Penyambungan
a. Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat
pemanas, pemotong dan pompa hidrolik.
b. Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa,
pemotong atau penyayat, plat pemanas, pompa hidrolik dan
pengatur waktu.
c. Roda penyangga pipa
d. Tenda pengelasan
e. Cleaning material, lint free cotton cloth or paper towel.
f. Bead gauge
g. Digital thermometer with surface probe to check heater plate
h. Pipe and covers
i. Baseboard
j. Pipe cutters
k. Air temperature thermometer
l. Indelible marker pen
m. Timer
n. Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue).
o. Alat ukur sambungan
p. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas
q. Pipa dan penutupnya
r. Papan landasan
s. Pemotong pipa
t. Thermometer temperatur udara
u. Spidol putih
v. Alat pencatat waktu
Metode Penyambungan
Pemeriksaan awal Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan
sebagai berikut :
a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan
benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan
apabila sebelumnya sudah digunakan.
d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan
dilakukan.
e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
f. Harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan
pipa yang akan disambung.
g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat
pada sumber listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi
temperatur yang disarankan).
h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan
disambung mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang
sama.

Prosedur Penyambungan
a. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa
berhadapan dengan plat pemotong dalam posisi lurus.
b. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
c. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan
kembali pipa.
d. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat
oleh masuknya udara ke bagian dalam pipa.
e. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara
perlahan sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya
sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.
f. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp)
dibuka untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang
tidak rata.
g. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan
dengan permukaan pipa .
h. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang
menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
i. Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi
proses pemotongan.
j. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara
permukaan potongan.
k. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama-sama secara
hidrolik. Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang
dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin
dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.Tekanan tarik (kPa)
harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan
dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada
mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka
pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)
l. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa
bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.
m. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya
bagian permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan.
Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang
ditentukan sebelumnya.
n. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus
dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik
sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu
pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa tidak bergeser
dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat
pemanas.
o. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat
pemanas, pastikan bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang
meleleh.
p. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan
rekatkan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan
yang sudah ditentukan sebelumnya.
q. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal
sampai yang diindikasikan pada tabel
r. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi
tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu
pendinginan di atas.
s. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek
bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
Urugan Tanah Kembali
Pekerjaan urugan tanah kembali dilakukan secara manual menggunakan
tenaga manusia dan peralatan kerja tukang. Urugan tanah kembali
dilakukan setelah pekerjaan pemasangan pipa sudah disetujui oleh
direksi.

f. Pekerjaan Instalasi Listrik


Melakukan Pendaftaran sambungan listrik baru pada PLN terdekat sesuai
dengan kapasitas daya yang disyaratkan.

Instalasi listrik seluruhnya harus dilaksanakan oleh instalatir ahli yang


memiliki PAS / SIKA dari PLN setempat.

Hasil pekerjaan harus memenuhi persyaratan teknis yang tercantum dalam


AVE dan PUTL serta peraturan PLN setempat.

Pekerjaan instalasi listrik meliputi seluruh Instalasi penerangan dan instalasi


stop kontak, panel zekering.

Semua bahan harus baru, kwalitas baik, dan memenuhi persyaratan standar
PLN, bahan – bahan instalasi listrik yang dipakai antara lain :

 Kabel NYM, produk setarap kabelindo, dipasang dalam pipa union,


ukuran kabel yang digunakan sesuai kabutuhan.
 Stop kontak persegi, waterproof dipasang pada ketinggian + 50 cm dari
permukaan lantai.
 Sakelar ( Jenis tekan ) persegi, waterproof dipasang pada ketinggian +
150 cm dari permukaan lantai.
 Sakelar dan stop kontak yang dipakai setarap Broco.
 Lampu pijar dan lampu sorot lengkap dengan fitting plafond sekualitas
merk philips. ( uk. watt sesuai BQ ).
 Semua instalasi dipasang secara Inbouw ( ditanam ) pakai pipa PVC
ukuran 5/8 “.
 Semua instalasi listrik yang sudah terpasang harus ditest / keer terlebih
dahulu, tegangan yang dipakai 220 volt ( sesuai dengan yang ada sekitar
lokasi tersebut ).

g. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair meliputi seluruh Instalasi air meliputi :..

 Instalasi air bersih dipasang memakai pipa PVC Ø ½ “ dan ¾” klas AW


 Instalasi air kotor dipasang memakai pipa PVC Ø 2 “ dan 4” klas AW
 Kloset jongkok sekualitas KIA standard
 Pasangan bak air Dari Pasangan bata dilapis keramik
 Floor drain memakai bahan stainless kualitas baik
 Pembuangan air hujan dari genteng memakai talang air dari fibre dan
disalurkan ke saluran air hujan dengan pipa PVC Ø 2 “
 Pembuangan air kotor ke Septictank dan lengkap dengan rembesannya
Semua instalasi dipasang secara Inbouw ( ditanam ), dan diuji untuk
diketahui bocor atau tidaknya, guna untuk diperbaiki

h. Pekerjaan Pengecatan
a) Pekerjaan Pengecatan Kayu
- Pekerjaan cat kayu dilaksanakan adalah semua kusen – kusen, list kaca, list
langit – langit dan permukaan kayu diexpose.
- Cat kayu yang dipakai adalah setaraf glotex, contoh bahan cat yang akan
digunakan terlebih dahulu harus diajukan untuk disetujui direksi, warna cat
ditentukan kemudian.
- Pekerjaan dempulan, menie, plamuur dan penghalusan ( diamplas ) harus
dilaksanakan hingga rapih dan halus sebelum pengecatan dilaksanakan.
- Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas / roler ( disesuaikan
dengan BQ, kalau tidak ada keterangan didalam BQ nya berarti dilaksanakan
3 kali pengecatan ).
- Pengecatan solignum dilaksanakan pada konstruksi atap, rangka atap,
gording, nok, jurai dan ikatan angin ( bagian yang tidak dicat ).
- Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata harus diulangi dan
diperbaiki.

b) Pekerjaan Pengecetan Tembok Dan Langit – Langit


- Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan
beton yang tidak dilindungi bahan lain, ringbalk dan langit – langit.
- Cat tembok yang digunakan adalah setarap Decoplus, semua contoh cat
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
- Semua dinding langit – langit yang akan dicat harus diplamuur atau
didempul dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan amplas
hingga licin dan rata pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin
dari Direksi.
- Khusus pendempulan langit – langit untuk cat harus dijaga terhadap nat
yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
- Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roler ( disesuaikan
BQ ).
- Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah – pecah ,masih tipis
harus diulang dan diperbaiki atas biaya Pemborong.

i. Pekerjaan Lain – Lain


Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pelaksana diwajibkan pula
mengadakan pengurusan – pengurusan antara lain :
 Sebelum penyerahan pertama, pelaksana wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang tidak
berguna harus disingkirkan dari lokasi proyek.
 Meskipiun telah ada unsur – unsur lainnya semua penyimpangan dari
ketentuan – ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan
Pemborong untuk itu Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.
 Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib merawat, dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum serah terima
kedua dilaksanakan pekerjaan benar – benar sempurna.
 Pihak Pemborong diwajibkan menyerahkan genteng cadangan dilokasi
proyek minimal 100 buah.

PELAKSANAAN PASCA KONSTRUKSI

Pekerjaan Persiapan merupakan bagian dari Divisi I - Umum meliputi

1. Tahapan Pekerjaan Pasca Konstruksi


Pada tahap ini dilakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Akhir

A. Pada akhir pekerjaan Penyedia Jasa harus :


- Membongkar semua bangunan-bangunan sementara dan mengeluarkannya dari lokasi
pekerjaan, kecuali bangunan-bangunan sementara tersebut masih diperlukan dalam
masa pemeliharaan atau terhadap sesuatu yang dinyatakan lain oleh Direksi.
- Melakukan perapihan kembali seperti membersihkan lapangan dari sisa bahan
bangunan, sisa bongkaran bangunan sementara, tanah/Lumpur, sampah, rumput,
dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi.
B. Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pekerjaan yang rusak
atau cacat dan harus selesai sebelum masa pemeliharaan berakhir (serah terima
kedua). Penyedia Jasa harus selalu menjaga kerapihan lapangan sampai
batas waktu pemeliharaan selesai.
C. Penyedia Jasa diwajibkan membuat As Built Drawing dari pelaksanaan pekerjaan dan
mendapat persetujuan dari Pemimpin Proyek atau Pejabat yang ditunjuk olehnya. As
Built Drawing diserahkan berupa 1 (satu) set Gambar Kalkir dan 2 (dua) set gambar
cetak biru dan harus sudah diserahkan sebelum serah terima kedua.

2. Pemeriksaan Pekerjaan

A. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Direksi.


- Direksi akan melaksanakan pengawasan semua kegiatan pekerjaan setiap hari dan
mencatat kegiatan pekerjaan pada buku harian.
- Pada waktu pekerjaan akan diserahkan kepada pihak pertama, Direksi akan
mengadakan pemeriksaan akhir untuk pekerjaan tersebut.
- Disamping photo-photo pelaksanaan pekerjaan yang dibuat Penyedia Jasa sesuai
yang disyaratkan pada syarat-syarat administrasi, Direksi akan membuat photo-
photo yang dilaksanakan pada waktu pemeriksaan pekerjaan akhir pemeriksaan
berdasarkan syarat-syarat teknis berikut gambar desainnya.
- Segala peralatan/biaya yang diperlukan untuk keperluan pemeriksaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Apabila setelah diadakan pemeriksaan
diatas masih ada kekurangan atau belum sesuai dengan syarat-syarat teknis,
Penyedia Jasa diwajibkan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat
teknis.
B. Pemeriksaan oleh Team Pemeriksa.
- Sebelum diadakan serah terima pertama pekerjaan kepada Pihak Pertama, Team
Pemeriksa mengadakan pemeriksaan hasil pekerjaan tersebut (100 %).
- Pada waktu pemeriksaan oleh Team Pemeriksa akan membuat photo-photo hasil
pekerjaan dan hasil pemeriksaan dilapangan
- Apabila setelah diadakan evaluasi dari hasil pemeriksaan pembagian oleh Team
Pemeriksa ternyata masih ditemukan kekurangan-kekurangan pekerjaan / tidak
sesuai dengan syarat-syarat teknis dan gambar desainnya, maka Penyedia Jasa
diwajibkan untuk memperbaiki sesuai syarat-syarat yang sudah ditentukan.
- Segala keperluan peralatan/biaya yang diperlukan untuk keperluan pemeriksaan hasil
pekerjaan dan segala akibat yang ditimbulkan akibat pemeriksaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Serang, 05 Mei 2018


CV. RENIA CONTRACTOR

H. JUHAENI
Direktur

You might also like