You are on page 1of 4

1. Apakah mie boleh dikonsumsi setiap hari? Sebenarnya kenapa mie instan tidak boleh dikonsumsi terlalu sering?

Apakah dampak negatif


konsumsi mie instan berlebihan? Bagaimana cara memasak mie instan yang sehat?

Apabila dalam satu hari seseorang hanya mengonsumsi mie instan tentu tidak baik karena mie instan mengandung rendah protein dan rendah
vitamien namun mengandung tinggi natrium. Udah tahu kan kalo kita mengonsumsi natrium terlalu banyak? Yap betul, HIPERTENSI. Jumlah
energi yang terdapat dalam sebungkus indomiee sekitar 370 kkal/90 gram, sedangkan kebutuhan energi manusia rata-rata adalah 2000 kkal
Kalo mengonsumsi karbohidrat/energi terlalu banyak apa efek negatifnya? Tentunya OBESITAS atau KEGEMUKAN. Kegemukan dapat
menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, merupakan resiko untuk dapat terjadi penyakit degeneratif[1].

Mie instan belum dianggap makanan lengkap karena bellum mencukupi gizi yang seimbang dalam tubuh. Miee yang terkandung dalam tepung
terigu mengandung tinggi karbohidrat yang tinggi dan sedikit protein, vitamien, dan mieneral. Cara terbaik dalam memasak mie instan adalah
dengan menambahkan sumber protein dan vitamien lain seperti telur dan sayur-sayuran [1].

2. Apakah mie instan bisa bikin sakit amandel dan maag?

Belum terdapat jurnal ilmieah yang menyebutkan secara explisit mie instan dapat menyebabkan amandel dan maag.

3. Batas maksimum konsumsi mie? Bahaya konsumsi mie instan tanpa direbus?

Satu sajian dari sebungkus mie instan diketahui mengandung bahan pengawet Natrium Benzoat sebanyak 0,35 mg/Kg BB dan Natrium
Metabisulfit sebanyak 0,4 mg/Kg BB. Dilihat dari kandungan bahan pengawetnya saja berdasarkan data nilai ADI yang dipaparkan di atas,
sebungkus mie instan aman untuk dikonsumsi. Namun, bagaimana jika seseorang mengonsumsi mie instan tiga kali sehari? Kita kalikan jumlah
bahan pengawet pada satu bungkus mie instan dengan 3 kali konsumsi. Hasilnya, seseorang tersebut telah mengonsumsi bahan pengawet
Natrium Benzoat sebanyak 1,05 mg/Kg BB dan Natrium Metabisulfit sebanyak 1,2 mg/Kg BB dalam sehari. Perlu diingat kembali bahwa batas
maksimal asupan harian yang diperbolehkan untuk bahan pengawet Natrium Benzoat sebanyak 0,5 mg/Kg BB dan Natrium Metabisulfit
sebanyak 0,7 mg/Kg BB. Berdasarkan ketentuan tersebut, konsumsi bahan pengawet dari BTP mie instan telah melebihi batas konsumsi yang
diperbolehkan. Itu jika ditinjau dari kandungan bahan pengawetnya saja, tentu saja selain kedua bahan tersebut masih ada bahan-bahan
tambahan lain yang juga perlu diperhitungkan dan dampaknya terhadap kesehatan jika dikonsumsi BERLEBIHAN [9]. Sebenarnya miee instan
yang sering kita konsumsi berasal dari mie yang sudah matang kemudian digoreng sampai kering agar kadar air turun sehingga umur simpan
miee lebih lama. Jadi bukan lilin atau parafin ya. Hal ini juga telah dipaparkan oleh BPOM melalui Klarifikasi Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Tentang Isu Bahaya Mie Instan pada 10 November 2015 dan Penjelasan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Terkait Isu Bahaya Mie Instan pada 16 November 2015.

4. Apakah air rebusan mie berbahaya?


Kekeruhan yang timbul pada air rebusan mie disebabkan karena cooking loss/ kehilangan padatan akibat pemasakan terjadi karena lepasnya
sebagian kecil pati dari untaian mie saat pemasakan. Tingginya cooking loss dapat menyebabkan tekstur miee menjadi lemah dan kurang licin.
Jadi air rebusan mie tidak berbahaya gaes, itu hanya pati yang terlarut dalam air [8].

5. Apakah mie instan cocok untuk sarapan?

Sarapan pagi memberikan kontribusi yang penting terhadap total asupan gizi sehari. Sarapan pagi akan menyumbangkan sekitar 25% dari total
asupan gizi sehari. Ini jumlah yang cukup signifikan. Jika kecukupan energi dan protein dalam sehari adalah 2000 Kkal dan 50 g, maka sarapan
pagi menyumbangkan 500 Kkal energi dan 12,5 g protein. Seseorang yang tidak sarapan pagi sulit untuk memenuhi kecukupan gizinya[2]. Jadi
sarapan pagi dengan mengonsumsi mie instan diperbolehkan dengan syarat terdapat asupan gizi lain seperti telur dan sayur sebagai sumber
protein dan vitamien.

6. Dalam pengolahan mie instan menggunakan apakah menggunakan fosfat yang menyebabkan mie sukar dicerna tubuh?

Penggunaan natrium tripolifosfat dalam miee instan bertujuan agar memperbaiki tekstur mie instan agar lebih kenyal dan dapat
mempertahankan rasa pada bumbu dan membuat air rebusan miee lebih jernih [1]. Belum terdapat jurnal yang menyatakan bahwa fosfat
dalam mie instan menyebabkan daya cerna mie menurun.

7. Kapan image jelek mie instan terbentuk di masyarakat?

jadi ada beberapa kemungkinan tentang gambaran yang kurang baik mengenai mie instan, dulu pernah ada informasi tentang penarikan dan
razia mie instan produksi Indonesia di Taiwan. Nah, sebenarnya 'kasus' ini terjadi karena adanya perbedaan peraturan Indonesia dan Taiwan
mengenai batasan mienimum bahan tambahan pangan yang terkandung dalam produk tersebut. Batasan BTP dalam suatu produk sudah
diatur oleh Codex Alimentarius Commiession (CAC) sebagai standar acuan, tetapi beberapa negara menurunkan nilai batasan tersebut supaya
keamanan pangannya lebih terjamien. Jangan takut! Menurut penuturan Dra. Kustantinah (Kepala BPOM), Indonesia sudah sesuai dengan
standar CAC. [10]

Selain itu, ada beberapa isu bahwa mie instan dapat menyebabkan obesitas, kanker dan penyakit lainnya. Nah, ini nih yang perlu diwaspadai!.
Sebenarnya tidak hanya mie, tapi semua makanan yang diberi bahan tambahan pangan, walaupun sudah diatur batasannya, jika dikonsumsi
terlalu sering akan menimbulkan akumulasi zat-zat yang dapat mempengaruhi kesehatan. Jadi jaga pola makan sehat bergizi seimbang dan
jangan lupa olah raga ya gengs!

8. Menyeduh mie instan dalam sterofoam a.k.a pop mie apakah bahaya?

tuk pengemas pangan. Di Indonesia, pemakaian EPS atau styrofoam juga diperbolehkan sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM
HK.03.1.23.07.11.6664, tahun 2011, tentang Pengawasan Kemasan Pangan. Peraturan ini mempersyaratkan penentuan batas maksimum
miegrasi monomer stiren dari bahan kemasan styrofoam. Styrofoam yang boleh digunakan sebagai bahan pengemas pangan harus
mempunyai potensi miegrasi stiren yang kecil, dengan batas maksimum 5000 bpj (bpj = bagian per juta). Batas maksimum sebesar 5000 bpj ini
juga digunakan oleh US FDA (2001) sebagaimana dipublikasikan pada IARC Monographs (Vol 82, 2002) [6]. Menurut penelitian Irawan dan
Supeni (2013) tingkat miegrasi stiren dalam bahan pangan masih dalam batas yang dianjurkan [7].

9. Apakah mengonsumsi cokelat setelah mengonsumsi miee berbahaya?

Tanin merupakan senyawa polifenolik, dapat membentuk kompleks dengan protein sehingga menurunkan mutu dan daya cerna protein.
Senyawa polifenolik juga dapat menghambat aktivitas enzim pencernaan, terutama amielase dan tripsin. Penurunan aktivitas enzim amielase
tersebut akan berdampak pada penurunan daya cerna pati [3]. Salah satu zat yang terdapat dalam cokelat dan teh adalah tanin [4] [5].

Daftar Pustaka

[1] Ratnasari, DK. 2012. Gambaran Kebiasaan Konsumsi Miee Instan Pada Anak Usia 7-12 Tahun Studi di Sekolah Dasar Kanisius Tlogosari Kulon
Semarang. [Artikel Penelitian]. Universitas Diponegoro: Semarang.

[2] Muchtar M, Julia M, Gamayanti IL. 2011. Sarapan dan Jajan Berhubungan dengan Kemampuan Konstentrasi Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 8(1): 28-35.

[3] Widowati S, Nurjanah R, Amrinola W. 2010. Proses Pembuatan dan Karakterisasi Nasi Sorgum Instan. Prosiding Pekan Serealia Nasional. ISBN:
978-979-8940-29-3.

[4] Malfinora A, Handani S, Yetri Y. 2014. Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun Kakao (Theobroma Cacao) Terhadap Laju Korosi Baja Hardox
450. Jurnal Fisika Unand. 3(4): 222-228.

[5] Kusumaningrum R, Supriadi A, Hanggita RJS. 2013. Karakteristik dan Mutu Teh Bunga Lotus. Fishtech. 2(1): 9-21.

[6] Hariyadi P. 2016. Kontroversi Styrofoam: Perlunya Pendekatan Appropriate Packaging. [Artikel]. Foodreview Indonesia. 11(11) 32-34.

[7] Irawan S dan Supeni G. 2013. Karakterisasi Miegrasi Kemasan dan Peralatan Rumah Tangga Berbasis Polimer. J. Kimiea Kemasan. 35(2): 105-
112.

[8] Mulyadi AF, Wijana S, Dewi IA, Putri WI. 2014. Studi Pembuatan Miee Kering Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas) (kajian penambahan telur dan
CMC). Semienar Nasional BKS PTN Barat. Agu 19-21. Bandar Lampung
[9] Shin, Hyun Joon et al. 2014. Instant Noodle Intake and Dietary Patterns Are Associated with Distinct Cardiometabolic Risk Factors in Korea. The
Journal of Nutrition. 144(8): 1247-1255.

[10] Artikel diambil dari: www.depkes.go.id dengan judul PRODUK MIEE INSTANT DI Indonesia AMAN DIKONSUMSI. Dipublikasikan pada Selasa, 12
Oktober 2010

You might also like