Professional Documents
Culture Documents
Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
patern, relationship, and rich interconectes ideas (the purist view). It also to tool
for solving problem in a wide range of contexts (the utilitarian view)”. Maksud
contoh yang terkait, dan berbagai macam ide yang saling terkait.
yang lebih luas terhadap beberapa konteks. Selain itu, Chambers (2008: 7) juga
system of rigour, purity, and beauty; free from social influences; self contained;
objektif, sebuah studi tentang akal dan logika, sebuah sistem ketelitian, kemurnian
dan keindahan; bebas dari pengaruh sosial dan mandiri, dan struktur saling
16
bilangan yang dioperasikan melainkan sebuah ruang sebagai sasaran. Oleh karena
itu, proses berpikirnya tidak hanya sekedar jumlah, tetapi juga pada hubungan
pola, bentuk, dan struktur yang berhubungan dengan ide-ide logis. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan oleh Van De Walle (2014: 13) menyatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan
urutan yang logis. Hal ini bermakna bahwa mengerjakan matematika adalah suatu
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan pola dan aturan yang logis yang
Salah satu teori belajar yang mendasari dalam matematika adalah teori
matematikanya.
yang diusulkan dalam pembelajaran agar pemahaman matematis muncul yaitu: (i)
17
matematis, (iii) perefleksian pengalaman, (iv) pengucapan apa yang diketahui, (v)
Hal yang senada disampaikan oleh Joyce, Weil dan Calhoun (2004: 13)
berupa proses memberikan informasi baru, ide dan keterampilan, tetapi materi
merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi arti baik teks, dialog, pengalaman
Miftahul Huda (2014: 6), pembelajaran adalah proses interaksi antara individu
pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa yang tersusun untuk
Selain itu Asep Jihad & Abdul Haris (2008: 11) menyatakan pembelajaran
merupakan proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu: belajar, yang
tertuju kepada apa yang harus dilakukan siswa, dan mengajar, yang berorientasi
pada apa yang harus dilakukan oleh guru. Aspek ini akan berkolaborasi secara
18
terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa,
Dalam pembelajaran ada peran guru, bahan ajar, dan lingkungan kondusif
direncanakan guru harus memberikan peran lebih banyak kepada siswa untuk
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Peserta didik yang dimaksud dalam pengertian ini adalah anggota masyarakat
Sedangkan pendidik adalah guru untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Lebih
mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar sedangkan untuk penilaian hasil
19
bahwa standar proses merujuk kepada proses matematika yang mana melalui
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40, yaitu guru berhak untuk
dinamis, dan dialogis. Selain itu guru berkewajiban untuk memiliki komitmen
interaksi antar siswa, guru matematika, dan media pembelajaran matematika yang
20
kompetensi dasar yang telah ditentukan pada setiap standar kompetensi yang
memberikan kontribusi pada hasil belajar yang efektif di pihak murid adalah sesi
yang berorientasi tugas, komunikasi antara guru dan murid, dan fokus yang
terbatas disetiap sesinya. Lebih lanjut Muijs dan Reynolds (2008: 5) menyatakan
faktor-faktor umum guru dalam mengajar yang berhubungan dengan hasil belajar
yang positif secara umum: 1). Pengetahuan yang baik mengenai subjek yang
pembelajaran; 4). Strategi pengelompokan yang seimbang; 5). Tujuan yang jelas;
6). Manajemen waktu yang baik; 7). Perencanaan yang efektif; 8). Organisasi
kelas yang baik; 9). Penggunaan orang dewasa lain secara efektif di kelas.
sehingga faktor keberhasilan juga ditentukan oleh guru dan siswa. Hal ini
21
terhadap perencanaan dan presentasi yang baik dalam pembelajaran; dan (b) aspek
siswa yang fokus dan berpartisipasi aktif serta dapat menjamin perubahan yang
guru harus mengerti apa yang siswa ketahui dan butuhkan untuk belajar,
baik.
the learning by pupils intended by the teacher”. Hal ini mengandung makna,
22
Dengan kata lain pembelajaran efektif jika tujuan pembelajaran yang telah
Berkaitan dengan bukti keefektifan pembelajaran, ada tiga hal yang perlu
pembelajaran, yaitu bukti produk, proses, dan efektif. Bukti produk dinilai dari
apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Bukti proses merupakan bukti yang diperoleh dengan menilai proses
yang diperoleh dari sikap, minat, dan nilai-nilai sosial yang lain pada diri siswa.
tes yaitu dengan membandingkan rata-rata skor yang dicapai dengan skor standar
yang telah ditetapkan baik untuk rata-rata skor pada prestasi belajar siswa. Pada
penelitian ini skor standar yang ditetapkan sebesar 75, hal ini didasarkan pada
kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk materi bangun ruang sisi datar di SMP
Keefektifan juga bisa diukur dari aspek proses dalam arti sejauh mana
proses yang berjalan memberikan efek atau pengaruh. Dalam penelitian ini
efektivitas atau besarnya pengaruh tersebut dilihat dari seberapa besar rata-rata
skor yang diperoleh siswa dilihat dari hasil pretest dan posttest yang tentunya
23
dalam bentuk skor mencapai standar skor yang ditetapkan yaitu rata-rata skor
postest yang diperoleh dari prestasi belajar kemampuan berpikir kreatif dan
2013, kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi bangun
Bangun ruang dengan sisi datar adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
24
Dalam pembelajaran matematika SMP bangun ruang sisi datar terdiri dari
a. Kubus
Kubus merupakan suatu bidang banyak yang dibentuk oleh enam buah
D C
A B
Gambar 1. Kubus ABCD.EFGH
Sifat-sifat kubus:
a. Sisi kubus, bidang datar yang membatasi suatu kubus disebut sisi kubus. Kubus
ABCD.EFGH adalah sisi ABCD, sisi CDHG, sisi BCGF, sisi ADHE, sisi
b. Rusuk, pertemuan dua sisi kubus disebut rusuk kubus. Suatu kubus mempunyai
adalah !", "$, $%, %!, &', '(, (*, *&, !&, %*, $(, "'.
c. Titik sudut kubus, Pertemuan tiga buah rusuk pada suatu kubus disebut titik
sudut kubus. Suatu kubus mempunyai 8 titik sudut. Titik sudut pada kubus
ABCD.EFGH adalah titik A, titik B, titik C, titik D, titik E, titik F, titik G, dan
titik H.
25
d. Diagonal sisi, sebuah diagonal sisi pada suatu kubus merupakan ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan pada sisi kubus
!$, "%, &(, '*, $', "(, %&, !*, !', &", %(, $* .
e. Diagonal ruang, sebuah diagonal ruang pada suatu kubus merupakan ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang
kubus disebut diagonal ruang kubus. Kubus mempunyai 4 diagonal ruang yang
yang dibatasi oleh dua rusuk tegak dan dua diagonal sisi disebut bidang
Jaring-jaring kubus
26
Jika suatu kubus mempunyai panjang rusuk s satuan, maka kubus tersebut
b. Balok
Balok merupakan suatu bidang banyak yang dibentuk oleh enam buah
H G
E F
D C
A B
Gambar 3. Balok ABCD.EFGH
a. Sisi balok, bidang datar yang membatasi suatu balok disebut sisi balok. Balok
sisi balok ABCD.EFGH adalah sisi ABCD, sisi CDHG, sisi BCGF, sisi
ADHE, sisi ABFE, dan sisi EFGH. Sisi-sisi balok yang saling kongruen yaitu:
b. Rusuk balok, setiap pertemuan dua sisi balok disebut rusuk balok. Suatu balok
!", "$, $%, %!, &', '(, (*, *&, !&, %*, $(, "'. Rusuk-rusuk balok yang
27
sama panjang yaitu !" = $% = &' = (*, "$ = %! = &' = '(, dan !& =
%* = $( = "'.
c. Titik sudut balok, pertemuan tiga buah rusuk pada suatu balok disebut titik
sudut balok. Suatu balok mempunyai 8 titik sudut. Titik sudut pada balok
ABCD.EFGH adalah titik A, titik B, titik C, titik D, titik E, titik F, titik G, dan
titik H.
d. Diagonal sisi, sebuah diagonal sisi balok merupakan ruas garis yang
menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan pada sisi balok disebut
diagonal sisi balok. Balok mempunyai 12 diagonal sisi yang berukuran tidak
!$, "%, &(, '*, $', "(, %&, !*, !', &", %(, $*.
e. Diagonal ruang, sebuah diagonal ruang pada suatu balok berupa ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang
balok disebut diagonal ruang balok. Balok mempunyai 4 diagonal ruang yang
yang dibatasi oleh dua rusuk tegak yang tidak berurutan disebut bidang
diagonal DCFE, bidang diagonal ABGH, bidang diagonal DBFH dan bidang
diagonal AEGC.
28
Jaring-jaring balok
Jika suatu balok mempunyai panjang p satuan, lebar l satuan, dan tinggi t
satuan, maka balok tersebut mempunyai luas permukaan dan volume sebagai
berikut :
c. Prisma
karena atap dan alasnya mempunyai bentuk dan ukuran sama. Sedangkan sisi
bentuk alasnya. Apabila alas prisma berbentuk segitiga maka prisma tersebut
disebut prisma segitiga, apabila alas prisma berbentuk segilima maka prisma
29
Rusuk tegak prisma prisma merupakan jarak antara sisi atap dan sisi alas.
Jarak antara sisi alas dan sisi atas merupakan tinggi prisma.
J I
F H
G
E D
A C
Sifat-sifat prisma
sisi FGHIJ merupakan sisi alas dan sisi atap serta saling kongruen dan sejajar.
Sisi ABGF, sisi BCHG, sisi CDIH, sisi DEJI, dan sisi EAFJ merupakan sisi
ABCDE.FGHIJ adalah !", "$, $%, %&, &!, '(, (*, *4, 45, 5', !', $*, "(,
%4, &5 .
3) Pertemuan tiga buah rusuk pada suatu prisma disebut titik sudut prisma.
30
4) Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan pada
sisi prisma disebut diagonal sisi prisma. Diagonal sisi prisma segilima
ABCDE.FGHIJ adalah !$, !(, !%, "&, "%, &4, '*, $(, "', %*, "*, &',
5) Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan
dalam satu ruang prisma disebut diagonal ruang prisma. Diagonal ruang
prisma segilima ABCDE.FGHIJ adalah "5, "4, $', $5, %', %(, &(, &*, !4,
6) Bidang yang dibatasi oleh dua rusuk tegak dan dua diagonal sisi disebut
Jaring-jaring prisma
Gambar 6. Prisma Segilima dan jaring-jaring prisma segilima
Luas permukaan dan volume prisma
31
d. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang dibentuk oleh sebuah daerah segi
banyak dan beberapa daerah segitiga yang bertemu pada satu titik puncak.
Penamaan limas tergantung dari bentuk sisi alasnya. Apabila alas limas berbentuk
segitiga maka limas tersebut disebut limas segitiga, apabila alas limas berbentuk
Jarak antara sisi alas limas dengan titik puncak disebu tinggi limas,
D C
O
A B
Sifat-sifat limas
sisi alas. Sisi T.AB, sisi T.BC, sisi T.CD, dan sisi T.DA, merupakan sisi
2) Pertemuan dua sisi limas disebut rusuk limas. Limas segiempat T.ABCD
32
4) Pertemuan tiga buah rusuk pada suatu limas disebut titik sudut limas. Limas
5) Bidang yang dibatasi oleh dua rusuk tegak dan satu diagonal sisi alas disebut
diagonal T.BD, dan bidang diagonal T.AC. Limas segitiga tidak mempunyai
bidang diagonal.
Jaring-jaring limas
33
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang
dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. PBL
dan menjadi pelajar yang mandiri. Model ini menyediakan sebuah alternatif
pendekatan yang lebih berpusat pada guru untuk menantang siswa dengan aspek
pembelajaran aktif dari model itu. Hal ini senada dengan yang diungkapkan
Margetson (Tan, 2003: 12) menyatakan bahwa “PBL curriculum helps promote
critical and active learning” hal ini berarti bahwa PBL adalah pendekatan
siswa dengan cara berpikir terbuka, reflektif, kritis dan pembelajaran aktif.
Arends & Kilcher (2010: 326) juga menjelaskan bahwa “Problem based
instruction around carefully crafted “ill structured” and real world problem
situations. Hal ini diartikan bahwa PBL adalah pembelajaran yang berpusat pada
34
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
mata pelajaran. PBL memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika
“it is not how much content we disseminate in our classrooms but how we
engage students’ motivation and independent learning that is important.
In PBL, the design of real word problem scenarios is crucial and the
problems act as triggers for self-directed and collaborative learning.”
Dari sinilah diartikan bahwa pembelajaran berbasis masalah bukan
permasalahan yang ada di kehidupan nyata siswa, yang dapat memicu siswa
their own creative ideas, and communicate with peers mathematically.” Kalimat
tersebut berarti bahwa PBL adalah suatu strategi kelas yang mengorganisir
kepada siswa peluang lebih untuk berpikir dengan kritis, menyajikan gagasan
35
Dalam hal ini, salah satu peran guru adalah sebagai fasilitator yang diwujudkan
Dalam proses ini, Sungur dan Tekkaya (2006: 159) menyatakan bahwa siswa
Hal ini diungkapkan Trianto (2010: 94-95) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu
mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi
36
pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan
masalah bertumpu pada siswa, dan guru mendukung proses saat siswa
mengerjakan masalah.
37
kompetensi siwa.
Overview, integration, and evaluation, with self directed learning bridging one
stage and the next”. Tahapan dalam pembelajaran berbasis masalah adalah 1)
38
refleksi, 5) melihat lebih dalam, integrasi dan evaluasi, dengan melatih belajar
secara mandiri.
masalah dan diskusi pemecahan masalah. Hal tersebut dapat diaplikasikan disetiap
Langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM
kesimpulan, 4) siswa kembali bekerja untuk masalah baru dan kembali lagi.
berikut:
39
40
41
5. Model Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-
dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang
42
kelompok.
dan penghargaan, dan membutuhkan siswa secara aktif terlibat dalam diskusi,
debat, latihan dan kerjasama tim. Siswa belajar dalam kelompok dengan tugas
penghargaan baik pujian maupun bentuk yang lain. Penghargaan yang tepat
kooperatif adalah mediasi yang lebih baik dari guru. Dalam pembelajaran
43
yang mencakup materi tersebut. Dengan kata lain siswa belajar memahami
(2010: 170) menyatakan bahwa “…the student who learn via cooperative
learning are better, mathematical and social skills than those who learn via
siswa untuk berpikir kreatif dan kemampuan sosial salah satunya adalah
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
44
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat
bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar
“Now let use put work in your classroom the four components of
cooperatife learning: Teacher-Student interaction, student-student
interaction, task specialization and matrials, and role expectations
and responsibilities. Establishing a task structure for a cooperative
learning activity involves five specific steps: 1. Specify the goal of
the activity, 2. Structure the task, 3. Teach and evaluate the
collaborative process, 4. Monitor group performance, and 5.
Debrief.”
Maksud dari pernyataan Borich (2007: 375) yaitu adalah ada lima
komponen dalam pembelajaran kooperatif yaitu interksi guru-siswa, interaksi
siswa-siswa spesialisasi tugas dan materi, dan harapan peran dan tanggung
jawab. Keempat komponen dalam pembelajaran kooperatif merupakan syarat
keefektifan pembelajaran kooperatif.
b. Tipe-tipe Kooperatif
Ada beberapa metode pembelajaran kooperatif, Menurut Arends
(2007:13) beberapa model kooperatif yang bisa diimplementasikan oleh guru
adalah Student Teams Achhievement Divisions (STAD), Jigsaw, Group
Investigation, Pendekatan Struktural, Think-Pair-Share, Numbered Heads
Together. Sedangkan menurut Slavin (1995:5) bahwa:
five principle student team learning methods have been developed and
extensively researched. There are general cooperative learning
methods adoptable to most subjects and grade levels: Student Teams
45
dua kelompok besar, yaitu metode student team learning (pembelajaran tim
siswa) dan metode pembelajaran kooperatif yang lain. Metode metode student
kooperatif yang dapat diadaptasi pada sebagian besar mata pelajaran dan
reading and writing instruction (CIRC) dan and Team Accelerated Instruction
(TAI) yang dirancang untuk mata pelajaran tertentu dan tingkat kelas tertentu.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
46
sebuah kuis individu yang diberikan, tim bersaing satu sama lain. Dengan
demikian, prosedur TGT adalah guru presentasi, kerja sama tim, kompetisi tim
lawan, penilaian, dan penghargaan tim. Dalam fase kompetidi tim lawan,
bersaing terhadap anggota tim lain. Atas anggota dari setiap tim bersaing satu
biasanya bertemu sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Kita pikirkan bahwa hal
ini seperti seperti kompetisi dalam olahraga, jika kelompok kalah, maka
turnamen tetapselalu dijaga. Hal ini dapat memicu semangat atau motivasi
47
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dan terdiri dari berbagai
STAD (4-5 anggota kelompok belajar setiap lembar kerja). Namun pada
dipelajari.
pembelajaran.
terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik,
jenis kelamin, ras, maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan turnamen
anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu
48
1. Penyajian Kelas
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-
akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada
2. Kelompok (teams)
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras
atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
49
menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
4. Tournament
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-
1) Menentukan skor dasar (awal) untuk setiap siswa. Skor dasar dapat
50
misalnya skor kuis 1, skor kuis II, atau rata-rata antara skor kuis 1 dan
skor kuis II. Skor tes ini selanjutnya disebut dengan skor kuis terkini.
rata skor peningkatan kelompok tersebut diperoleh dari jumlah skor peningkatan
menikmati dengan menyenangkan oleh siswa dan siswa juga termotivasi untuk
51
langkah yaitu
2) Guru membagi kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras
atau etnik.
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok
kerjasama kelompok.
a. Menimbulkan hubungan positif diantara siswa yang berasal dari ras, suku, dan
52
pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan.
kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lebih berpusat pada guru.
53
prepare and present a report, and evaluate the result of their work and the
processes they used.
dan pelaksanaan penyelidikan dan menyajikan temuan mereka kepada rekan dan
yang lain. Investigasi kelompok dimulai dengan guru menyiapkan stimulus atau
masalah. Siswa kemudian mendefinisikan lebih tepat masalah yang akan diteliti,
dan menyajikan laporan, dan mengevaluasi hasil kerja mereka dan proses yang
mereka gunakan.
masing-masing siswa. Pihak yang belajar adalah partisipan yang aktif dalam
terhadap apa yang dikerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam
54
dan tugas-tugas yang dikerjakan merupakan pilihan dari siswa itu sendiri melalui
berdasarkan pemilihan berbagai topik mengenai materi atau pokok bahasan yang
akan dipelajari dalam hal ini adalah topik bangun ruang sisi datar.
mengkategorikan saran-saran.
heterogen.
pengaturan.
2) bagaimana mempelajarinya?
55
3. Melaksanakan investigasi
kesimpulan.
kelompoknya.
semua gagasan.
mereka.
56
6. Evaluasi
pengalaman-pengalaman mereka.
siswa.
tinggi.
langkah yaitu
rencana presentasi.
57
58
ini.
59
sekelompoknya.
60
sebagai berikut:
(penyajian kelas)
belajar kelompok
sebagai berikut :
61
62
GI, sehingga pada akhir pembelajaran siswa mampu memahami suatu konsep
matematika tertentu.
pemecahan masalah.
sebagai berikut:
63
rencana presentasi.
dan para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
pengalaman-pengalaman mereka.
64
65
a. Prestasi Belajar
pembelajaran. Hasil ini biasanya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai yang
diberikan oleh guru kepada siswa sebagai bentuk penilaian atas sejauh mana
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari (Muslimin, 2012: 382).
dan kemampuan yang telah dikembangkan siswa sebagai suatu hasil belajar.
Lebih lanjut, Arends & Kilcher (2010: 59) menyatakan bahwa: “achievement is
skills and are successful in their quest”. Prestasi adalah suatu kepuasan ketika
siswa berhasil dalam berjuang untuk mempelajari secara detail atau dalam
Dari ketiga pendapat diatas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil yang
66
yang biasanya diukur dengan menggunakan tes tulis. Hal ini kemudian
yang baik adalah ketika mereka mampu menghitung dan memecahkan masalah
improvement in learning that develops both the individual and the individual’s
kemajuan yang dimiliki siswa dari proses pembelajaran yang telah mereka
individu yang baik dan akan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki.
Dengan adanya kedua hal ini, diharapkan akan membuat siswa mampu
kontribusi siswa yang baik dalam bermasyarakat menandai prestasi belajar yang
Artinya, prestasi belajar siswa pada dasarnya mengarah pada sejauh mana
kompetensi yang dimiliki siswa dalam suatu domain pengetahuan atau mata
67
belajar siswa sudah baik atau tidak, maka dapat dilakukan dengan mengukur
apakah standar kompetensi yang ditentukan oleh mata pelajaran tertentu sudah
dicapai dengan baik oleh siswa atau tidak, termasuk pada mata pelajaran.
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu
dalam bentuk yang lebih rinci, yaitu KD. KD diartikan sebagai sejumlah
68
diukur.
bahwa “since the early 1990s, there has been a concentration of effort
satu tujuan dari pendidikan di sekolah. Sejalan dengan ini, Hara & Burke
69
sikap siswa adalah hal yang penting untuk mendukung prestasi dan minat
70
dengan cara menggunakan data prestasi belajar siswa sebelumnya. Hal ini
pun mengindikasikan bahwa prestasi belajar adalah hal yang penting dan
merupakan tujuan utama yang harus menjadi salah satu fokus dalam
71
yang tepat.
kelompok. Kelompok dalam hal ini haruslah bersifat heterogen, baik jenis
baik dan ukuran kelas yang lebih kecil mampu meningkatkan prestasi
72
lebih kecil bisa juga dianalogikan dalam bentuk ukuran kelompok yang
yang “greater school funding (i.e., for higher teacher quality and smaller
class size) can improve the output of public education (i.e., student
pendanaan sekolah (kualitas guru yang baik dan ukuran kelas yang kecil)
bersaing secara global dan membantu kita untuk menemukan solusi terbaik
dari permasalahan hidup yang kita hadapi. Setiap individu memiliki kapasitas
menghasilkan sesuatu yang baru. Kita bisa merumuskan sebuah ide baru yang
sudah ada atau mungkin kita bisa menciptakan sebuah cara yang baru.
73
yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Adam &
meliputi pembentukan ide atau respon yang orisinil terhadap masalah atau
to think about something in novel and unusual ways and come up with unique
baru dan dengan cara yang tidak biasa serta memunculkan solusi yang unik
product, in fashion that is novel to him and her. Jadi kreativitas merupakan
suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk
melekat pada dirinya. Hal senada juga dikemukakan Woolfolk (2009: 90)
74
as one of the key psychological abilities that are essential for creative
kognitif yang menghasilkan suatu cara atau sesuatu yang baru dalam
75
menghasilkan suatu cara atau sesuatu yang baru dalam memandang suatu
masalah atau situasi. Oleh karena itu, kreativitas dalam mengajukan masalah
(masalah) yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal oleh
pembuatnya serta berbeda dari soal (masalah) lain yang dibuat berdasar
sebuah informasi.
berdasarkan informasi yang terdapat pada soal terkait situasi sehari-hari yang
76
yang diberikan tersebut disajikan dalam bentuk narasi, grafik, atau diagram.
menurut Sriraman & Yuan (2011: 12) mendasarkan pengukurannya pada tiga
atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap
kemampuan berpikir kreatif diukur dari besarnya skor yang diperoleh siswa
77
sebagai berikut:
c. Toleransi Siswa
namun tetap satu. Jika kita lihat dalam dunia sekitar kita, masyarakat Indonesia
khususnya Yogyakarta hidup dalam beraneka ragam suku, agama, status sosial
dan masih banyak hal yang lain. Oleh karena itu sikap toleransi perlu dipupuk
sejak dini. Lebih cepat diajarkan bertoleransi lebih baik bagi perkembangan
jiwa anak-anak. Saat anak mulai bergaul dengan teman-temannya, dia akan
78
mulai merasakan perbedaan. Jika tidak diajarkan toleransi, nantinya dia bisa
keragaman budaya dunia, berbagai bentuk ekspresi diri dan cara-cara menjadi
dalam perbedaan. Hal ini tidak hanya kewajiban moral, juga merupakan
Toleransi adalah, di atas semua, sikap aktif diminta oleh pengakuan terhadap
that seeks to escape etnihcal judgment, tolerance in its root meaning is one of
79
dan agama. Namun, konsep toleransi ini juga dapat diterapkan dalam
dan belajar dari orang lain. Hal ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda. Pada saat bersamaan sikap
menghargai pendapat yang berbeda itu disertai dengan sikap menahan diri atau
sabar. Oleh karena itu, di antara orang yang berbeda pendapat harus
memperlihatkan sikap yang sama, yaitu saling menghargai dengan sikap yang
sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain. Toleransi tidak berarti seseorang
80
Toleransi adalah salah satu aspek sikap sosial yang sangat penting
Fermandes dan Tandon (M. Munadi, 2007 : 3-4) menyatakan bahwa ada dua
ignasian.
menolak ketidak adil sehingga tercapai kesamaan sikap dan tujuan. Hal ini
sependapat (Supinah, 2011: 21) dengan toleransi adalah sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan, baik perbedaan agama, suku, ras, sikap atau
adalah memudahkan kita memahami dan memaafkan apa yang dilakukan orang
lain yang kebetulan berbeda dengan yang kita lakukan. Toleransi akan
menumbuhkan sikap terbuka pada diri kita, sehingga akan mudah menerima
perbedaan tanpa harus meninggalkan yang sudah kita pegangi. Toleransi juga
81
tertentu. Orang yang toleran tidak akan mudah marah dan mudah diajak
wujudkan.
menghargai segala perbedaan baik perbedaan agama, suku, ras, sikap atau
pendapat dirinya dengan orang lain yang ada dengan sesama serta mempunyai
sikap lapang dada terhadap prinsip orang lain, sikap dan tindakan yang
dalam perbedaan.
berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dan TAI Ditinjau
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe TAI secara umum
efektif ditinjau dari aspek karakter dan curiosity siswa pada SMA dan MA.
Kooperatif Tipe TGT dengan GI Siswa Kelas VII SMP N 4 Gamping Sleman
82
dan Group Investigation (GI) Ditinjau dari Ketercapaian Standar Kompetensi, Sikap,
6) Kerangka Berpikir
berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan untuk dilatih kepada siswa
guna menghadapi perkembangan jaman pada era globalisasi seperti sekarang ini.
Kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat dari beberapa langkah yang ditulis
diperhatikan dan keberhasilan belajar ini dapat dilihat dari hasil belajar atau
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu faktor yang dapat
Penerapan model pembelajaran yang tepat dan dengan prosedur yang benar akan
SMP Negeri 1 Sleman sudah cukup baik jika dilihat dari penetapan KKM yaitu
83
belajar siswa tanpa melihat tingkat kemampuan berpikir kreatifnya. Model yang
digunakan belum merujuk pada kemampuan afektifnya dan hanya terpusat pada
bahwa siswa mempunyai masalah terhadap toleransi antar siswa. Menyadari hal
siswa. Selain itu, guru hendaknya menfasilitasi siswa dengan memilih suatu
toleransi antar siswa serta prestasi belajar siswa maka peneliti memberikan solusi
yaitu pembelajaran dengan setting kooperatif seting TGT dan GI karena dalam
permasalahan, tukar menukar ide dan saling membantu terhadap materi yang
kreativitas siswa serta prestasi belajar, sehingga solusi yang diberikan adalah
84
dan GI ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif dan toleransi
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sleman. Secara lebih ringkas, kerangka berpikir
85
kreatif siswa berhubungan dengan prestasi belajar siswa hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakuan Nami et. all (2014:39) yang mengungkapkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kreativitas dan prestasi belajar siswa dan
siswa yang berpikir kreatif tinggi bertambah pula prestasi belajarnya. Selain itu
kreatif dan toleransi siswa. Oleh karena itu, berdasarkan potensi yang dimiliki
oleh gabungan dari pendekatan dan model pembelajaran tersebut, serta didukung
oleh landasan teori dan penelitian yang relevan, diduga bahwa pembelajaran
kooperatif tipe TGT lebih efektif dari pembelajaran matematika berbasis masalah
7) Hipotesis Penelitian
Dari kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan
jawaban sementara dari rumusan masalah yang disusun dalam bentuk hipotesis
86
pembelajaran bangun ruang sisi datar efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar
pembelajaran bangun ruang sisi datar efektif ditinjau dari aspek prestasi belajar
ruang sisi datar ditinjau dari prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir
87