You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai.


Kepentingan nasional dapat dicapai dalam negara ataupun diluar negara itu
sendiri. Salah satu cara untuk mewujudkan kepentingan nasional yaitu
dengan Politik Luar Negeri.
Politik Luar Negeri merupakan refleksi dari kondisi domestik
sebuah negara dan pada saat yang sama dipengaruhi oleh perubahan
dinamis dari lingkungan regional dan internasional.1 Hal ini yang
membuat adanya karakteristik dan gaya Politik Luar Negeri Republik
Indonesia yang berbeda-beda sesuai dengan periode pemerintahan saat itu.
Indonesia memakai konsep bebas aktif dalam berhubungan dengan
dunia internasional. Bebas artinya Indonesia tidak memihak pada satu
kekuatan besar yang ada dan aktif artinya Indonesia berperan secara aktif
dalam dunia internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia. Tetapi
dalam implementasinya prinsip bebas aktif ini mengalami distorsi pada
beberapa periode pemerintahan. Seperti pada era Soekarno dimana
Indonesia lebih dekat dengan negara-negara Timur seperti Uni Soviet,
China, dan Korea Utara. Kemudian juga pada era Soeharto dimana
Indonesia memiliki hubungan yang dekat dengan negara-negara Barat.
Tetapi pada hakekatnya Indonesia sampai pada hari ini masih
menggunakan prinsip bebas aktif dalam Politik Luar Negeri Indonesia.
Presiden Abdurrahman Wahid merupakan presiden Indonesia yang
ke-4 dengan masa jabatan yang singkat yaitu 1 tahun, dari tahun 1999-
2001.
Dalam membuat kebijakan luar negeri, Presiden Abdurrahman
Wahid juga memperhatikan apa-apa saja yang menjadi kepentingan
nasional Indonesia pada saat itu. Karena politik luar negeri merupakan

1
Reni Windiani, “Politik Luar Negeri Indonesia dan Globalisasi,” halaman 1.

1
instrument kepentingan nasional, maka seluruh kebijakan mencerminkan
kepentingan nasional Indonesia.
Salah satu kebijkan luar negeri yang diambil Abdurrahman Wahid
yaitu mengunjungi 80 negara selama periode pemerintahannya. Kebijakan
ini banyak menuai protes dari masyarakat Indonesia. Terdapat kritik
bahwa kebijakan luar negeri Indonesia pada saat itu mengalami
disorientasi dan mismanagement.2 Untuk itulah kita perlu meneliti
bagaimana kebijakan Abdurrahman Wahid ini dan apa tujuan sebenarnya
yang ingin dicapai dengan pelaksanaan kebijakan ini.

b. Rumusan Masalah

Kebijakan ini menuai banyak pertanyaan mengenai apakah


kebijakan yang diambil sudah benar dan tepat sasaran. Meskipun hasil dari
implementasi kebijakan ini tidak begitu terlihat karena periode jabatan
yang sangat singkat. Esai ini akan mencoba menjelaskan disorientasi yang
terjadi pada kebijakan luar negeri yang diambil presiden Abdurrahman
Wahid ini.

c. Pertanyaan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah maka


penelitian ini akan mencoba menjawab pertanyaan:
Bagaimana bentuk disorientasi yang terjadi pada politik luar
negeri Indonesia masa pemerintahan Abdurrahman Wahid?

d. Kerangka Konseptual
Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri merupakan strategi negara dalam berhubungan


dengan negara lain yang diarahkan untuk mencapai kepentingan nasional.
2
Yanyan Mochamad Yani, “Change and Continuity in Indonesian Foreign Policy,” halaman 16.

2
Seperti yang dikatakan Mark R. Amstuzt bahwa “foreign policy as explicit
and implicit actions of governmental officials designed to promote
national interest beyond a country’s territorial boundaries”.3 Sehingga
dapat dilihat bahwa kebijakan luar negeri dikeluarkan pemerintah dari
suatu negara demi mencapai kepentingan nasionalnya di sistem
internasional.

BAB II

PEMBAHASAN

a. Kebijakan Luar Negeri Indonesia pada Pemerintahan Abdurrahman


Wahid

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Politik Luar Negeri


adalah instrument untuk mencapai kepentingan nasional. Ada beberapa
jenis kepentingan nasional yang dijelaskan Donald E. Nuechterlin:
1. Kepentingan pertahanan, diantaranya menyangkut kepentingan
untuk melindungi warga negara, wilayah, dan sistem politik
dari ancaman negara lain
2. Kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk
meningkatkan perekonomian negara melalui hubungan
ekonomi dengan negara lain
3. Kepentingan tata internasional, yaitu kepentingan untuk
mewujudkan atau mempertahankan sistem politik dan ekonomi
internasional yang menguntungkan bagi negara
4. Kepentingan ideologi, yaitu kepentingan untuk
mempertahankan atau melindungi ideologi negara dari
ancaman ideologi negara lain.4

3
Mark R. Amstutz, “International Conflict and Cooperation : An Introduction to World Politics,”
halaman 175.
4
Reni Windiani, “Politik Luar Negeri Indonesia dan Globalisasi,” halaman 4.

3
Presiden Abdurrahman Wahid dalam kebijakan luar negeri
memiliki dua tujuan yaitu kestabilan ekonomi dan politik serta keamanan.
Ekonomi menjadi masalah yang sangat penting mengingat pada saat itu
terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia termasuk Indonesia. Fokus lainnya
yaitu untuk mengembalikan citra baik negara Indonesia dimata dunia.
Akibat pemerintahan Soeharto yang otoriter dan adanya dwifungsi ABRI,
apalagi setelah pemisahan diri Timor Timur membuat citra Indonesia
menjadi buruk dimata negara lain. Oleh karena itu, pengembalian citra
Indonesia merupakan fokus kebijakan luar negeri pada masa ini.
Strategi politik luar negeri yang diambil oleh Abdurrahman Wahid
ada 6 yaitu:
1. Investasi Swasta
2. Foreign Aid Diplomacy
3. Free Trade
4. Dukungan Internasional
5. Otonomi regional
6. Demokratisasi sistem politik

.
b. Tour Luar Negeri Abdurrahman Wahid Sebagai Sebuah Bentuk
Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Salah satu implementasi kebijakan luar negeri Abdurrahman


Wahid yaitu beliau melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai negara
selama masa jabatannya. Abdurrahman Wahid mengunjungi 20 negara
pada 40 hari pertama masa jabatannya. Tercatat semenjak dilantik menjadi
presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid sudah mengunjungi 80
negara berbeda.5 Strategi Abdurrahman Wahid menjadikan dirinya

5
Heri Susanto, “Gus Dur, Presiden yang Gemar Keliling Dunia,” Viva.co.id,
news.viva.co.id/news/read/118027-gus_dur__presiden_yang_gemar_keliling_dunia (Diakses: 6
April 2016).

4
“diplomat utama” tersebut dinilai sebagian pihak tidak sesuai dengan
politik luar negeri Indonesia.6

Presiden Abdurrahman Wahid melakukan perjalanan kunjungan


keberbagai negara untuk menjelaskan/mempromosikan kondisi Indonesia
kepada dunia dengan tujuan mendapatkan kembali kepercayaan
internasional kepada kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang stabil
dan kondusif.

Kebijakan ini terlalu cepat dilakukan karena Indonesia pada saat


itu masih dalam tahap pendemoktratisasian sistem politik dan
pembangunan ekonomi dimana masih terjadi ketidakstabilan politik pada
saat itu yaitu melemahnya dukungan MPR kepada presiden Abdurrahman
Wahid dan adanya resuffle kabinet didalam kementerian.7

Selain itu terdapat banyak permasalahan domestik seperti ancaman


disintegrasi wilayah, gerakan separatis, masalah kekerasan, dan konflik
akibat SARA menyebabkan Indonesia dilihat sebagai negara yang tidak
aman.8

Kebijakan Abdurrahman Wahid ini mempunyai banyak tujuan


menyebabkan adanya tumpang tindih yang terjadi. Politik luar negeri
Indonesia tidak mempunyai outline yang jelas. Tujuan kebijakan ini yaitu:

1. Untuk mengembalikan citra Indonesia sebagai negara yang


demokratis
2. Untuk menarik investor asing
3. Sebagai bentuk foreign aid diplomacy
4. Membuka kerjasama dengan negara-negara lain.

6
Administrator, “Politik Luar Negeri Indonesia Dari Masa ke Masa,”
http://www.otda.kemendagri.go.id/index.php/categoryblog/1434-politik-luar-negeri-indonesia-
dari-masa-ke-masa (Diakses: 6 April 2016).
7
Digilib.uinsby.ac.id/7581/3/bab3.pdf (Diakses: 6 April 2016).
8
Yanyan Mochamad Yani, “Change and Continuity in Indonesian Foreign Policy,” halaman 16.

5
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Upaya Indonesia dalam mengembalikan citra Indonesia dimata


Internasional sekaligus untuk pembangunan ekonomi Indonesia melalui
tour dunia ini tidak begitu efektif dan kurang tepat dalam pelaksanaannya.
Diplomasi Indonesia ini seharusnya dilakukan ketika Indonesia telah
menyelesaikan permasalahan domestik dan menunjukkan Indonesia
sebagai negara yang aman dan demokratis. Setelahnya barulah dapat
dilakukan pengkampanyean Indonesia pada negara-negara yang ada
didunia untuk mencapai kepentingan nasional yang menjadi tujuan seperti
yang telah tertulis diatas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Windiani, Reni. Politik Luar Negeri Indonesia dan Globalisasi.

Amstutz, Mark R. International Conflict and Cooperation : An Introduction to


World Politics.

Susanto, Heri. Gus Dur, Presiden yang Gemar Keliling Dunia. Viva.co.id.
news.viva.co.id/news/read/118027-
gus_dur__presiden_yang_gemar_keliling_dunia (Diakses: 6 April 2016).

Administrator. Politik Luar Negeri Indonesia Dari Masa ke Masa. Otonomi


Daerah. http://www.otda.kemendagri.go.id/index.php/categoryblog/1434-politik-
luar-negeri-indonesia-dari-masa-ke-masa (Diakses: 6 April 2016).
Digilib.uinsby.ac.id/7581/3/bab3.pdf (Diakses: 6 April 2016).

Mochamad Yani, Yanyan. Change and Continuity in Indonesian Foreign Policy.

You might also like