You are on page 1of 1

Modul 6

Tim ekspedisi Perairan Lamalera Nusa Tenggara


Timur (NTT) mengemukakan bahwa kekuatan arus
gerak dalam laut bisa digunakan untuk energi alernatif.
Di sekita Laut Sawu, sertifikasi massa air yang
menyebabkan perbedaan suhu menghasilkansebuah
kecepatan arus yang mampu menggerakan turbin.

Menghasilkan listrik sampai 40 kilowatt

 Salah satu anggota Tim Ekspedisi Perairan Lamalera, Muhammad Lukman di


sela-sela workshop Ekspedisi Perairan Lamalera di Hotel Grand Cempaka
Jakata, Selasa, 22 November 2011.

 Temuan ini merupakan hasil ekspedisi kerjasama pusat penelitian


Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan
kementrian pendidikan dan kebudayaan pada 20-30 juli 2011 dengan
menggunakan kapal baruna jaya VIII milik LIPI.

 Air di kedalaman perairan ini memiliki suhu sekitar 7 derajat celcius


sementaradi permukaan mencapai 25 derajatcelcius. Stratifikasi massa air
yang berbeda ini kemudian menghasilkan putaran kekuatan arus yang
besar.putaran aus tersebut ditemukan di kedalaman hanya 150-200 meter.
Ini berbeda dengan perairan di wilayah lain, dimana kekuatan serupa baru
ditemukan di kedalaman sampai 500 meter, seperti di inggris.

 Dengan demikian, imbuhnya, perairnitu sangat potensial


untuk dijadikan Ocean Thermal Technology (OTEC).
OTEC merupakan metode untuk menghasilkan energi
listrik dengan menggunakan perbedaan temperatur yang
berada di antara laut dalam dan perairan dekat prmukaan
untuk menjalankan mesin kalor.

 Listrik yang dihasilkan dari pergerakan arus air ini bisa dijadikan
sumber energi alternatif dan tidak berdampak ekologi. “kita
tinggal pasag alat di perairan. Sudah, kita biarkan saja, kan dia
bergerak terus.” Sebutnya.

Kecepatan arus air dalam laut tersebut merupakan bagian dari pertemuan arus
pasifik yang melewati selat makassar dan bermuara di perairan Nusa Tenggara.
“di sepanjang perairan yang dilewati oleh arus ini, menyimpan potensi OTEC,
yakni selat makassar, selat-selat disekitar NTT, sepanjang laut selatan di
wilayah perairan Nusa Tenggara, dan Selat Bali.”

You might also like