Professional Documents
Culture Documents
106 198 1 SM
106 198 1 SM
111 - 115
Abstrak
Pada penelitian ditunjukkan kinerja teknik sinkronisasi frekwensi dengan menggunkan cyclic prefix (CP) pada
sistem ALAMOUTI-OFDM yang diterapkan pada jenis modulasi MPSK. Untuk nilai pengamatan BER = 10-3 pada
skema antena pemancar-penerima 2 x 1, kinerja sinkronisasi frekwensi untuk pengaruh CFO = 0,1 dicapai untuk
SNR sekitar 14 dB lebih baik 1 dB dibanding untuk CFO = 0,2 sekitar 6 dB dibanding CFO = 0,3 dan sekitar 8 dB
untuk CFO = 0,4. Untuk nilai pengamatan BER = 10-3 pada skema antena pemancar-penerima 2 x 2 kinerja
sinkronisasi frekwensi untuk pengaruh CFO = 0,1 dicapai untuk SNR sekitar 13,5 dB lebih baik 1 dB dibanding
untuk CFO = 0,2 sekitar 3 dB dibanding CFO = 0,3 dan sekitar 4 dB untuk CFO = 0,4.
Abstract
This research shows the performance of frequency synchronization technique using cyclic prefix (CP) on
ALAMOUTI-OFDM system with MPSK modulation. At BER value of equal to 10-3, the performance of frequency
synchronization technique with transmit-receive antenna scheme of 2 x 1, for CFO = 0,1 shown at SNR = 14 dB, 1
dB better than CFO = 0,2, 6 dB better than CFO = 0,3 and 8 dB better than CFO = 0,4. At BER value of equal to
10-3, the performance of frequency synchronization technique with transmit-receive antenna scheme of 2 x 2 for
CFO = 0,1 shown at SNR = 13,5 dB, 1 dB better than CFO = 0,2, 3 dB better than CFO = 0,3 and 4 dB better than
CFO = 0,4.
Penggabungan sistem OFDM dengan tek- lalui proses pengkodean Alamouti atau
nik transmisi multiple-input multiple-output STBC (Space Time Block Code). Transmisi
(MIMO) dapat memperbaiki kinerja sistem kode Alamouti dengan dua antena pemancar
komunikasi nirkabel untuk laju transmisi ya- dan penerima ditunjukkan seperti Gambar 2.
ng semakin tinggi. Sama seperti pada sistem
single-input single-output (SISO) OFDM, Tx1 h11 Rx1
sistem MIMO OFDM juga sangat peka juga
terhadap carrier frequency offset (CFO). Da- h12
Model sistem yang akan dianalisa secara Simbol x1 dan x2 dikirimkan secara unik dari
blok diagram ditunjukkan seperti gambar 1 antena Tx1 dan Tx2 seperti tabel berikut.
(apendiks). Pada antena pemancar deretan
input bit masuk ke dalam modulator. Selan- Tabel 1. Pengiriman Kode Alamouti
jutnya sinyal hasil modulasi disusun pararel Waktu antena Tx1 antena Tx2
sebanyak jumlah subcarrier dan kemudian
T x1 x2
dilakukan proses IFFT yang berfungsi untuk
pembuatan simbol-simbol OFDM. Setelah itu t+T - x2* x1*
dilakukan penyisipan cyclic prefic pada sim-
bol-simbol OFDM lalu dikonversikan ke da- Sehingga matriks transmisi dapat dinyatakan
lam bentuk serial, dikodekan dengan meng- seperti,
gunakan encoder Alamouti untuk ditransmit-
kan melalui beberapa antena pemancar. ∗
−
Pada penerima sinyal informasi yang = ∗ .........................................(1)
diterima mengalami gangguan CFO. Selan-
jutnya diperlukan proses sinkronisasi perta- Sinyal yang diterima oleh antena R x 1 pada
ma kali pada penerima setiap kali menerima waktu T0 dan T1 dinyatakan seperti,
data sehingga proses deteksi data dapat
berjalan dengan benar. Selanjutnya dilaku-
y0 = h11 x1+ h21 x2+ n0
kan pendekodean STBC, lalu disusun secara
y1 = h21x1* - h11x2* +n1..........................(2)
secara pararel dan dilakukan proses pembu-
angan cyclic prefic kemudian proses Fast
Sedangkan yang diterima oleh antena R x 2
Fourier Transform (FFT) yang berfungsi un-
adalah seperti,
tuk menguraikan simbol-simbol OFDM dan
mengkonversikan ke dalam domain frekuen-
si. Setelah disusun menjadi serial dilakukan y2 = h12 x1+ h22 x2+ n2
proses demodulasi sehingga dihasilkan out- y3 = h22x1* - h12x2* +n3...........................(3)
put bit yang di harapkan.
Sistem SISO-OFDM
Skema Transmisi Alamouti Dalam sistem SISO OFDM deretan
Teknik transmisi dengan Alamouti ada- informasi X(k), k = N, N jumlah subcarrier
lah teknik pengiriman kode-kode setelah me- diparalel sebanyak N dan diproses IFFT dan
113, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 113 - 115
dengan ε menyatakan CFO, H[k] adalah res- dengan H(k) dan X(k) masing-masing me-
pon kanal dan z[n] adalah derau di penerima. nyatakan matriks kanal dan sinyal yang di-
Sehingga diperlukan sinkronisasi frekuensi kirimkan.
yang akurat disisi penerima untuk meng- Proses sinkronisasi dilakukan pada setiap
kompensasi adanya CFO sehingga proses sinyal OFDM yang diterima di antena Rx1
deteksi data dapat berjalan dengan benar. dan Rx2.
Sinkronisasi dilakukan penerima pertama ka-
li setiap kali menerima data. HASIL SIMULASI
reksi cyclic prefix OFDM ditunjukkan seper- Kinerja sinkronisasi frekwensi pada tran-
ti Gambar 3 untuk nilai CFO 0.15, 0.2, 0.3, smisi kode Alamouti 2Tx-2Rx dengan ko-
0.4 dan 0.5 dengan CP = 1/4. reksi cyclic prefix OFDM ditunjukkan seper-
ti Gambar 4 untuk nilai CFO 0.15, 0.2, 0.3,
0
10
BER Perbandingan Sinkronisasi Alamouti 1x2 dengan berbagai CFO 0.4 dan 0.5 dengan CP = 1/4.
Pada BER = 10-3 kinerja sinkronisasi
frekwensi untuk pengaruh CFO = 0,1 dicapai
-1
10 untuk SNR sekitar 13,5 dB lebih baik 1 dB
dibanding untuk CFO = 0,2 sekitar 3 dB
dibanding CFO = 0,3 dan sekitar 4 dB untuk
Bit Error Rate
-2
10 CFO = 0,4.
-3 CFO 0.4
Kinerja Sinkronisasi Alamouti 1Tx- 2Rx
10
CFO 0.3 pada berbagai level modulasi PSK
CFO 0.2
CFO 0.1 Kinerja sinkronisasi frekwensi pada tran-
CFO 0.5
-4
10
smisi kode Alamouti 1Tx-2Rx dengan nilai
0 5 10 15 20 25 30
SNR CFO 0.1 dan 0.3 dengan modulasi QPSK, 8
PSK dan 16 PSK ditunjukkan pada Gambar
Gambar 3. Grafik Perbandingan Sinkronisasi
5.
Alamouti 1Tx-2Rx dengan berbagai CFO.
BER Perbandingan Sinkronisasi Alamouti 1x2 dengan Modulasi M-PSK
Pada BER = 10-3 kinerja sinkronisasi frek- 0
10
wensi untuk pengaruh CFO = 0,1 dicapai un-
tuk SNR sekitar 14 dB lebih baik 1 dB di-
banding untuk CFO = 0,2 sekitar 6 dB di- -1
10
banding CFO = 0,3 dan sekitar 8 dB untuk
CFO = 0,4.
Bit Error Rate
-2
10
Kinerja Sinkronisasi Alamouti 2Tx-2Rx
pada modulasi QPSK berdasarkan CFO
QPSK CFO=0.1
-3
10 QPSK CFO=0.3
BER Perbandingan Sinkronisasi Alamouti 2x2 dengan berbagai CFO 8PSK CFO=0.1
0
10
8PSK CFO=0.3
16PSK CFO=0.1
-4
16PSK CFO=0.3
10
-1
10
0 5 10 15 20 25 30
SNR
-2
10 CFO 0.1 dan 0.3 Alamouti OFDM 1Tx-2Rx
dengan berbagai level modulasi PSK.
-3 CFO 0.4
10
CFO 0.3 Kinerja Sinkronisasi Alamouti 2Tx- 2Rx
CF0 0.2
CFO 0.1
pada berbagai level modulasi PSK
-4
CFO 0.5 Kinerja sinkronisasi frekwensi pada tran-
10
0 5 10 15 20 25 smisi kode Alamouti 2Tx-2Rx dengan nilai
SNR
CFO 0.1 dan 0.3 dengan modulasi QPSK, 8
Gambar 4. Grafik Perbandingan Sinkronisasi PSK dan 16 PSK ditunjukkan pada gambar
Alamouti 2Tx-2Rx dengan berbagai CFO. 6.
115, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 115 - 115
0
BER Perbandingan Sinkronisasi Alamouti 2x2 modulasi MPSK DAFTAR PUSTAKA
10
-2
No. 8, pp 1451–1458.
10
Bingham, J.A.C (1990) Multicarrier
modulation for data transmission : An
QPSK,CFO=0.1 idea whose time has come, IEEE
-3
10 QPSK, CFO=0.3
8QPSK,CFO=0.1
Communications Magazine, Vol. 28, No.
8QPSK, CFO=0.3 5, pp. 5-14.
16QPSK,CFO=0.1
16QPSK, CFO=0.3
L.J. Cimini (1985) Analysis and simulation
-4
10 of a digital mobile channel using
0 5 10 15 20 25 30
SNR orthogonal frequency division multi-
Gambar 6. Grafik Perbandingan sinkronisasi plexing, IEEE Trans. Comm., COM, Vol.
CFO 0.1 dan 0.3 Alamouti OFDM 2Tx-2Rx 33, No. 7, pp. 665-675.
dengan berbagai level modulasi PSK. T. Pollet, M. van Bladel, and M.
Moeneclaey (1995) BER sensitivity of
KESIMPULAN OFDM systemsto carrier frequency
o®set and Wiener phase noise', IEEE
Perbedaan kinerja teknik sinkronisasi frek- Transactions on Communications, Vol.
wensi antara satu dan dua antena penerima 43, No. 2/3/4, pp. 191-193.
tidak berpengaruh banyak untuk nilai CFO = Magnus Sandell, Jan-Jaap van de Beek and
0,1, untuk nilai CFO = 0,3 dan 0,4 terdapat Per Ola Borjesson (1995) Timing and
perbaikan kinerja sistem. Kinerja sistem Frequency Synchronization in OFDM
untuk berbagai level modulasi menunjukkan Systems Using the Syclic Prefix, in
bahwa makin tinggi level modulasi makin Proceedings of International Symposium
turun baik untuk antena penerima 1 maupun on Synchronization, Vol. ....., No. ...., pp.
2 buah. 16-19, Essen, Germany.