Professional Documents
Culture Documents
Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan
komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin merupakan kunci keberhasilan
dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan. Deteksi dini risiko tinggi adalah
kegiatan penjaringan terhadap ibu-ibu hamil yang mengalami kehamilan risiko tinggi pada suatu
wilayah tertentu yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan.
Kehamilan dengan faktor risiko tinggi akan menghadapi morbiditas atau mortalitas
terhadap ibu dan janin dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Beberapa situasi dan kondisi serta
keadaan umum seorang ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. AKI di
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 359/100.000 Kelahiran Hidup. Hal ini menunjukkan bahwa
angka Kematian Ibu di Indonesia tergolong paling tinggi dibandingkan Filipina, Vietnam dan
Thailand.
Tiap kehamilan menghadapi risiko atau bahaya, baik pada ibu risiko rendah maupun ibu
risiko tinggi. Bahaya akan terjadi sebagai komplikasi dalam persalinan yang dapat menyebabkan
kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak-nyamanan, ketidak-puasan pada ibu dan bayi baru lahir.
1
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
cakupan penanganan komplikasi obstetri oleh tenanga kesehatan adalah sebesar 80%.
Profil Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2011 cakupan Penanganan
Komplikasi di Indonesia sebesar 59,68%, pada tahun 2012 sebesar 69,15% dan pada tahun 2013
sebesar 73,31%”. Dari data di tersebut dapat dilihat bahwa cakupan penanganan komplikasi di
Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Pada tahun 2012 Angka
kematian Ibu di Sumatera Barat sebanyak 104 orang penyebab terbesar yaitu perdarahan
sebanyak 32,6% diikuti eklampsia sebanyak 23%, sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan
menjadi 90 orang penyebab terbesar masih perdarahan sebesar 43,3 % dan eklampsia sebanyak
17%. Angka Kematian Bayi (AKB) di Sumatera Barat pada tahun 2012 sebanyak 998 bayi.
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Pada tahun 2012 Angka Kematian
Ibu sebanyak 7 orang dengan penyebab terbanyak yaitu perdarahan dan eklampsia sebesar
28,5%, pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu mengalami penurunan menjadi 5 orang masih
disebabkan oleh infeksi sebesar 40% dan perdarahan sebesar 20%, sedangkan pada tahun 2014
terjadi kenaikan menjadi 13 orang dengan penyebab terbanyak adalah eklampsia sebesar
Kegiatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil yang dilaksanakan oleh bidan di desa yaitu
memberikan pelayanan antenatal untuk ibu selama kehamilannya serta dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan (SPK). Kompetensi bidan indonesia dan wewenang bidan
2
yang diatur dalan Kepmenkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002 menetapkan bahwa deteksi
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat menyatakan bahwa deteksi
risiko tinggi oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 47,1%, tahun 2013 sebanyak
51,47% dan tahun 2014 deteksi risiko tinggi oleh Nakes di Pasaman Barat sebanyak 42,1%.
Permasalahan pada uraian di atas adalah deteksi dini di Kabupaten Pasaman Barat masih
dibawah target. Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kegiatan deteksi dini
dalam penelitian ini menggunakan unsur-unsur sistem yang terdiri dari Input, Prosses,
Outputdan Outcome.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-
faktor apa saja yang berhubungan denganpelaksanaan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
risiko tinggi pada ibu hamil oleh bidan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015.
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh bidan di
3
2. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan bidan tentang pelaksanaan deteksi
6. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan bidan dengan pelaksanaan deteksi dini risiko
4. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan informasi dan umpan balik dalam rangka pelaksanaan untuk
pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama tentang deteksi risiko serta sebagai masukan
4
bagi petugas kesehatan dalam meningkatkan pengetahuannya tentang pentingnya deteksi
c. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan deteksi dini risiko tinggi dengan variabel
yang berbeda.
Penelitian ini merupakan studi analitik dengan rancangan cross sectional untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil
oleh bidan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh bidan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015. Teknik pengumpulan sampel secara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Menurut
Salmah, deteksi dini kehamilan adalah upaya dini yang dilakukan untuk mengatasi kejadian
risiko tinggi pada ibu hamil. Menurut Irene M.Bobak, kehamilan risiko tinggi adalah salah satu
kehamilan yang didalamnya kehidupan atau kesehatan ibu dan janin dalam bahaya akibat
Risiko kehamilan adalah suatu kondisi pada ibu hamil yang terdapat gangguan pada
kehamilan yang berakibat pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Kehamilan risiko tinggi
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi. Kasus-kasus risiko tinggi mencakup kepentingan dua nyawa, maka penanganannya
6
g. Ibu dengan tinggi badan 145 cm atau kurang (terlalu pendek)
2) Preeklamsia berat/eklamsia
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir. Kualitas pelayanan antenatal diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan
janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas.
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa
kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami
ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
persalinan normal.
7
Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mngalami penyulit
atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai
g) Pemeriksaan HIV
h) Pemeriksaan BTA
9. Tatalaksana/penanganan kasus
8
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yangkompeten yaitu dokter,
bidan dan perawat terlatih, sesuai denganketentuan yang berlaku.Pelayanan antenatal terpadu
terdiri dari :
A. Anamnesa
Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayatkehamilan yang sekarang, riwayat
4. Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayatpemakaian obat Malaria.
5. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayatpenyakit pada
seksual.
6. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,frekuensi dan kualitas
B. Pemeriksaan
termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu hamil.
9
4. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Buku KIA merupakan buku wajib yang harus dimiliki oleh
setiap ibu yang baru hamil sampai dengan anak tumbuh menjadi balita, manfaat dari buku
KIA adalah :
1. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai hamil sampai
kesehatan, gizi dan standar, pelayanan KIA yang lengkap ditingkat keluarga termasuk
rujukannya
3. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
5. Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu maupun
keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta masalah gizi dirumah
7. Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang lebih
efektif
Rendahnya akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas adalah
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi. Namun
dengan buku KIA dengan stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
diharapkan akan tercipta banyak tenaga kesehatan yang terampil dalam bidang klinis dan
komunikasi. Tenaga kesehatan yang terampil tentu akan dapat membantu ibu dan suami
10
termasuk keluarganya agar mampu membuat Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
5. Bidan
Menurut WHO, bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program
pendidikan bidan diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapatkan kualifikasi, serta terdaftar
Bidan menurut ICM adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberikan izin melaksanakan praktek bidan
di negara itu.
Menurut Association of Radical Midwives tahun 2006, bidan adalah spesialis yang
memiliki kualifikasi untuk memberikan perawatan secara total pada ibu dan bayi selama
kehamilan, kelahiran dan setelah bayi lahir. Bidan tidak perlu bekerjasama dengan dokter kecuali
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan DIII
Kebidanan yang telah diakui pemerintah dan bidan ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, dengan demikian bidan dalam prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan
yang telah diatur didalam keputusan Menteri Kesehatan 900/2002 tentang registrasi dan praktek
bidan.
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan
sejumlah praktisi diseluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang prakteknya secara internasional
telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan International
Federation of Internasional Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1973, WHO dan
badan lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan dewan I Kobe, ICM menyempurnakan defenisi
tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992).
11
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa Bidan Indonesia adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik Kebidanan.
Secara lengkap pengertian bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Ia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberi nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama hamil, persalinan dan pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan
mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat
tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan
6. Paradigma Bidan
Paradigma Kebidanan Adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan.
Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam
kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan
a. Wanita
Wanita atau manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan
12
keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial diperlukan. Para wanita di
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlihat dalam interaksi individu
merupakan kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk manusia
sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang
terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem
nilai, wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.
c. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya, dan terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. Perilaku
d. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak
e. Keturunan
13
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan,. Manusia yang sehat dilahirkan
oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, sebelum
b. Pemeriksaan fisik
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens,
f. Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di
dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi
jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakupp retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
i. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama bumil sesuai dengan prioritas masalah
14
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
2. Tugas Kolaborasi
1) memberi asuhan kebidanan pada kehamilan dengan risiko tinggi
saja yang mempengaruhi deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh bidan. Faktor tersebut
meliputi:
1. Pendidikan
Menurut Kepmenkes RI nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 bidan adalah seorang
wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian serta memperoleh ijazah sesuai dengan persyaratan yang berlaku. (13)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zuraidah tahun 2008 yang melakukan penelitian
di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota menyebutkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan peran bidan sebagai pelaksana dalam
15
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan
Dalam penelitian ini pengetahuan yang akan di ukur tentang pengertian deteksi dini risiko
tinggi, pembagian deteksi dini risiko tinggi, manfaat deteksi dini risiko tinggi, penentuan skor
deteksi dini risiko tinggi dan jenis pelayanan antenatal terpadu serta manfaat Buku Kesehatan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mirnawati tahun 2012 yang melakukan
penelitian di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau menyebutkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan bidan terhadap deteksi risiko tinggi pada ibu hamil.(15)
3. Peralatan ANC
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai penunjang dalam mencapai
maksud dan tujuan. Untuk pelaksanaan deteksi resiko tinggi diperlukan alat dan sarana untuk
Sarana yang dimaksud disini berupa polindes. Sedangkan untuk alat kesehatan yang
diperlukan adalah 1 buah tensimeter, 1 buah stetoskop, 1 buah timbangan dewasa,1 buah
pengukur tinggi badan, 1 buah pita pengukur LILA, dan 1 buah lenek (dopler).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elvira Kurniawati tahun 2012 yang melakukan
16
hubungan bermakna antara ketersedian sarana terhadap pelaksanaan 10Tdalam pelayanan
4. Laboratorium Sederhana
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
Alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan dan dapat menunjang pelaksanaan
deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil oleh bidan. Alat tersebut berupa 1 set Pemeriksaan Hb,
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elvira Kurniawati tahun 2012 yang melakukan
antenatal oleh bidan terutama untuk pemeriksaan laboratoorium rutin dan khusus serta kulkas
a. Kerangka Teori
Dalam rangka meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan sering digunakan model
pendekatan sistem oleh Dr. A. Donabedian yang terdiri dari Input, Proses,Output dan Outcome.
Kerangka Teori
17
b. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Deteksi Dini Ibu Risiko
Tinggi
Peralatan ANC
Laboratorium Sederhana
Kerangka Konsep Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Risiko
Tinggi Pada Ibu Hamil Oleh Bidan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015
18
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Penelitian analitik merupakan penelitian
yang mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan desain
cross sectional study yaitu variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan, sehingga dapat diketahui faktor yang berhubungan dengan deteksi risiko
tinggi.
adalah seluruh bidan yang melakukan pelayanan antenatal di Kabupaten Pasaman Barat yang
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bidan yang melakukan pelayanan antenatal di
Puskesmas Parit, Sasak dan Sungai Aur. Besar sampel diambil dengan menggunakan
19
Keterangan :
n = Besar sampel
(3,84) (0,42)(0,58)(414)
n=
(0,01) (413) + (3,84) (0,42)(0,58)
387,26
n=
5,06
n = 76,53 = 76 responden
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria ekslusi
20
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling yaitu
metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dianggap relevan atau dapat
mewakili objek yang akan diteliti. Penarikan sampel pada masing-masing puskesmas dilakukan
5. Definisi Operasional
Definisi Operasional
Definisi Alat
Variabel Skala Hasil Ukur
Operasional Pengukuran
Deteksi Dini Kegiatan yang Kuesioner Ordinal 1. Tidak Sesuai <
dilakukan untuk 75%, jika hanya
menemukan ibu melakukan 2
hamil yang kriteria (10T,
mempunyai faktor Kartu Skrining,
risiko dan Kartu Skor dan
komplikasi Rujukan)
kebidanan dengan
Pelayanan 2. Sesuai ≥ 75%,
Antenatal (10T), jika melakukan
Kartu Skrining, minimal 3
Kartu Skor Poedji kriteria (10T,
Rochjati dan Kartu Skrining,
Rujukan Kartu Skor dan
Rujukan)
2. Tinggi ≥ DIII
Kebidanan, jika
pendidikan
terakhir DIII
Kebidanan dan
DIV Kebidanan
Pengetahuan Ilmu yang dimiliki Kuesioner Ordinal 1. Kurang < 60%,
Bidan mengenai jika hanya
deteksi dinirisiko menjawab 11
21
tinggi pada ibu pertanyaan
hamilPelayanan dengan benar
Antenatal (10T),
Buku KIA, Kartu 2. Baik ≥ 60%, jika
Skrining dan menjawab 12
Kartu Skor Poedji pertanyaan
Rochjati dengan benar
22
6. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari Kepala Puskesmas,
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah semua data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman Barat dan Puskesmas yang terdiri dari laporan tahunan Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2012, 2013 dan 2014. Dokumen ini diperoleh langsung dari pemengang program
7. Pengolahan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa isian dan kelengkapan kuesioner untuk
mengetahui apakah jawaban dari kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk kalimat dan huruf menjadi angka bilangan
yang bertujuan untuk mempermudah dalam memasukkan data (entry). Seperti pada
variabel pendidikan yaitu nilai 0 untuk DI kebidanan dan nilai 1 untuk DIII dan DIV
Kebidanan. Variabel pengetahuan yaitunilai 0 untuk jawaban salah dan nilai 1 untuk
jawaban yang benar. Variabel peralatan ANC yaitu nilai 0 jika hanya memiliki 5
peralatan dan nilai 1 untuk memiliki 6 peralatan. Variabel laboratorium yaitu nilai 0 jika
23
tidak memiliki alat labor dan nilai 1 jika memiliki alat labor. Variabel deteksi dini yaitu
nilai 0 jika tidak dilakukan deteksi dini dan nilai 1 jika dilakukannya deteksi dini.
Data yang telah diedit dan diberi kode dimasukkan ke dalam program komputer.
Melakukan pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan
8. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara komputerisasi. Proses analisis data dapat dilakukan
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan ditribusi frekuensi pada variabel
yang diteliti. Hasil analisis univariat akan ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dan narasi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variable independen dan
variable dependen. Adanya hubungan antara dua variable dapat dilihat dengan uji
penelitian ini peneliti menggunakan komputerisasi. Untuk melihat kemaknaan 0,05 sehingga
bila nilai p value < 0,05 maka hasil statistik dinilai bermakna, jika p value > 0,05 maka hasil
24
DAFTAR PUSTAKA
2. INFID K. Membedah Angka Kematian Ibu. Jakarta: Institut Kapal Perempuan; 2013.
3. RI KK. Keputusan Menteri Nomor 741 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2008.
4. RI KK. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2012.
5. RI KK. Proofil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2013.
6. RI KK. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2014.
8. Sumbar DKP. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 2012. Padang: Dinas
Kesehatan; 2013.
9. Sumbar DKP. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 2013. Padang: Dinas
Kesehatan; 2014.
10. Pasbar DKK. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012. Pasbar:
Dinas Kesehatan; 2013.
11. Pasbar DKK. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2013. Pasbar:
Dinas Kesehatan; 2014.
25
12. Pasbar DKK. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014. Pasbar:
Dinas Kesehatan; 2015.
13. RI KK. Keputusan Menteri Nomor 900 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2002.
15. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010.
16. Rochjati P. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Universitas Airlangga; 2011.
26