You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak kecil dikatakan anak yang berusia 2 sampai 6 tahun. Pada tahap anak kecil
ini dapat dikatakan ia mampu berjalan sendiri. Namun, ada perbedaan dimana proses
berjalan telah terjadi sejak umur satu tahun. Ada pun anak kecil yang baru bisa berjalan
ketika menginjak umur 6 tahun. Pada masa perhitungan umumnya anak kecil berumur 2
tahun tersebut sudah bisa berjalan. Sebelum menginjak masa anak kecil, ada masa di
mana di katakan sebagai bayi yaitu berumur 0-2 tahun, pada masa ini pertumbuhan
relatif cepat, dan sesudahnya kecepatan pertumbuhan relatif menurun. Sampai umur 1
tahun pertumbuh fisik bisa mencapai kurang lebih 20% pada tahun ke-2 kurang lebih
12% pada tahun ke-3 kurang lebih 9% pada tahun ke-4 lebih 7% pada tahun ke-5
kurang lebih 6,5% dan tahun ke-6 kurang lebih 5,5%.
Pada makalah ini kelompok kami akan menjelakan perkembangan fisik apa saja
yang terjadi pada anak kecil, khususnya pada rentang umur 2-6 tahun, dimana
perkembangan fisik diikuti dengan perkembangan gerak yang menuju ke arah yang
lebih sempurna mengarah pada aktivitas fisik dan non fisik. Pada perkembangan gerak
dimana merupakan sebuah kelanjutan dari perkembangan fisik. Umumnya terjadi saling
berkaitan antara fisik dan gerak. Kemampuan gerak terjadi peningkatan sejalan dengan
meningkatkan kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan pada
gerak, dapat terjadi dengan baik apabila anak memperoleh kesempatan yang cukup
besar untuk melibatkan seluruh bagian anggota tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja pertumbuhan fisik yang terjadi pada periode anak kecil ?
2) Apa saja perkembangan gerak yang terjadi pada periode anak kecil ?
3) Apa saja latihan pelatihan fisik pada periode anak kecil ?

1
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk :
1) Mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada anak kecil meliputi tinggi dan berat badan
2) Mengetahui perkembangan gerak meliputi penguasaan pola gerak menuju ke berbagai
variasi gerakan.
3) Mengetahui pelatihan fisik apa saja yang cocok untuk anak kecil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan fisik anak kecil


Pada masa periode anak kecil, yaitu umur 2 tahun dipakai sebagai batasan mulainya
masa anak kecil berdasarkan perhitungan bahwa, pada umur 2 tahun umumnya anak sudah
mulai bisa berjalan. Disamping pertimbangan alasan tersebut, ada alasan lain yang menjadi
pertimbangan yaitu bahwa pada umur 2 tahun ada kecendrungan bahwa sifat pertumbuhan
yang begitu jelas. Membedakan dengan sifat pertumbuhan pada masa sebelumnya pada masa
bayi yaitu sampai umur 2 tahun pertumbuhan relatif cepat dan sesudahnya kecepatan
pertumbuhan relatif menurun di banding masa sebelumnya. Pertumbuhan tulang, otot dan
jaringan lemak tubuh di dalam membentuk peningkatan fisik ada kecendrungan berbeda di
banding pada masa bayi atau pada masa dewasa. Beberapa kecendrungan yang bisa
diidentifikasikan adalah :
 Peningkatan berat badan sampai awal tahun ke-5 lebih banyak dihasilkan dari
pertumbuhan tulang dibanding yang di hasilkan dari pertumbuhan jaringan otot dan
lemak.
 Awal peningkatan tahun ke-5 peningkatan jaringan otot hanya kecil tetapi sesudahnya
terjadi peningkatan yang lebih cepat. Peningkatan jaringan otot yang lebih cepat mulai
tahun ke lima menghasilkan peningkatan potensi yang lebih besar untuk melakukan
berbagai macam aktivitas fisik.
2.2 Pengukuran pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik dapat diketahui melalui pengukuran anthropometrik (yang meliputi
tinggi badan, berat badan, besarnya penampang,kelebaran dan panjang bagian – bagian
tubuh) yang dilakukan secara berkala sejak bayi lahir. Dengan mengetahui peningkatan
ukuran dari waktu ke waktumaka dapat di ketahui pertumbuhannya. Sedangkan untuk
mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui dengan cara
membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak – anak
sesuai pada umumnya.apabila anak yang besangkutan memiliki ukuran tubuh rata – rata anak
yang sesuai pada umumnya, maka pertumbuhan bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila
ukurannya lebih kecil maka berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal
apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata –rata anak lain seusianya. Berikut

3
beberapa macam pengukuran fisik yang penting yang bisa dilakukan untuk memantau
pertumbuhan fisik, antara lain :
1. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran tinggi badan adalah berguna dan dilakukan untuk mengukur
pertumbuhan. Sampai umur 3 tahun pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi tidur,
sesudah usia 3 tahun pengukuran bisa dilakukan dalam posisi berdiri tegak dengan
menggunakan stadiometer. Individu yang di ukur berdiri tegak dengan kedua kaki rapat.
Bahu kendor, kedua lengan di samping badan, dan membelakangi skala pengukur pada
stadiometer, Alat penunjuk skala digeser sampai pada titik tertinggi dari kepala. Maka bisa
diketahui tinggi badan individu tersebut.

2. Pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi badan.
Pengukurannya menggunakan alat timbangan berat badan.individu yang di ukur harus hanya
menggunakan pakaian seminim mungkin agar hasil timbangannya akurat. Individu yang di
ukur berat badannya harus berdiri tegak pada timbangannya. Jarum penunjuk pada skala akan
bergerak ke arah kanan. Sesudah jarum penunjuk berhenti beberapa saat, maka dapat di baca
angka pada skala yang menunjukkan berat badan.

3. Pengukuran besar penampang bagian tubuh


Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran pitayang terbuat dari baja.
Bagian tubuh dilakukan dengan mengukur lingkarannya. Pengukuran lingkaran kepala cukup
penting untuk memantau pertumbuhan bayi dan anak – anak, terutama dalam kaitannya
dengan pemantauan perkembangan mental. Pada anak yang ternyata memiliki lingkaran
kepala yang kecil, bisa menjadi petunjuk akan perlunya pemeriksaan medisyang teliti
terhadap anak yang bersangkutan, karena ada kemungkinan terjadinya hambatan
perkembangan mental. Tidak hanya kepala saja bagian tubuh lainnya yang di ukur
lingkarannya seperti lengan, dada, pinggang, paha dan betis.

4. Pengukuran lebar dan panjang bagian tubuh


Tujuannya untuk memantau pertumbuhan terutama dalam hal bentuk tubuh. Yang
paling umum di lakukan adalah pengukuran terhadap lebar bahu dan lebar panggul. Untuk
mengetahui lebar bahu dan lebar panggul menggunakan alat yang disebut caliper. Hasil
pengukuran lebar bahu apabila dibagi dengan hasil pengukuran lebar panggul, akan di dapat
4
angka rasio yang bisa untuk memantau proporsi pertumbuhan kedua bagian tersebut. Seperti
misalnya bisa di lihat proporsi pertumbuhan yang berbeda antara laki – laki dan perempuan
setelah memasuki masa adolesensi. Pengukuran panjang dan bagian – bagian tubuh bisa
dilakukan terhadap panjang lengan, kaki, dan togok bisa digunakan untuk memantau
pertumbuhan, dan bila dilakukan pada usia dewasa bisa digunakan untuk menditeksi irama
pencapaian kematangan fisik pada usia pertumbuhan.

2.3 Perkembangan kemampuan fisik


Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasi dalam beberapa
hal. Sifat – sifat perkembangan fisik yang bisa diamati adalah sebagai berikut :
1. Terjadi perkembanagan otot – otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak
kecil. Hal ini memungkinkan anak kecil melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa
kemudian bisa dilakukannya bermacam – macam keterampilan gerak dasar. Misalnya berlari,
meloncat, berjengket, melempar, menangkap dan memukul.
2. Dengan berkembangnya otot – otot besar, terjadi pula perkembangan kekuatan yang cukup
cepat baik anak laki – laki maupun perempuan. Pada usia 3 sampai 6 tahun terjadi
peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%
3. Pertumbuhan kaki dan tangan yang secara proporsional lebih cepat di banding
pertumbuhan bagian tubuh yang lain menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar
di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin
besar akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang dalam
terbentuknya bermacam – macam keterampilan gerak dasar.
4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat.
Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang
makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam
melakukann aktivitas fisik. Sedangkan meningkatkan keseimbangan tubuh meningkatkan
pula keluasan rentangan gerak dalam melakukan gerakan keterampilan.
5. Meningkatkan kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak
fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsep –konsep dasar objek, ruang, gaya,
waktu, dan sebab-akibat.melalui gerakan fisik anak kecilmelalui mengenali konsep dasar
objek yang berada di luar dirinya.
Konsep ruang dikenali oleh anak mulai ia bisa menjelajahi di suatu ruang, di situ anak bisa
merasa bergerak kemana saja, dan bila di hadapannya ada tembok maka ia tidak akan
menabraknya. Dengan gerakan mendaki atau menurun anak mengenal ruang atas dan bawah
5
dan bila di atas merasa takut untuk turun. Ini menandakan bahwa dari gerakannya ia
mengenali konsep ruang. Konsep gaya mulai dikenali saat anak menggunakan tenaganya
untuk melakukan gerakan tertentu. Misalnya melalui gerakan melempar bola anak mengenali
bahwa gaya dorongan terhadap bola bisa dihasilkan dari ayunan tangan.
Pengenalan anak kecil terhadap konsep – konsep tersebut tentu masih pada taraf yang
sangat sederhana dan belum bisa menjelaskannya. Pengenalan akan semakin kompleks
dengan makin banyaknya pengalaman mereka. Pengenalan konsep – konsep tersebut sangat
berguna untuk perkembangan koordinasi dan kontrol tubuh. Bagi anak kecil aktivitas gerak
fisik dan pengalaman yang diperoleh didalamnya bukan hanya bermanfaat untuk
perkembangan fisik, perkembangan fungsi organ – organ tubuh, dan perkembangan
kemampuan gerak, melainkan juga bermanfaat untuk perkembangan intelektualnya. Sebelum
mampu membaca, menulis, dan berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan
buah pikirannya melalui aktifitas fisik.

2.4 Perkembangan gerak umum


Perkembangan gerak anak kecil merupakan perkembangan gerak yang terjadi pada
masa bayi dengan mulai bisa berjalan dan memainkan objek walau dengan sederhana.
Dengan kemampuan ini anak bisa melakukan aktifitas fisik dengan cara berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dan mengambil sesuatu kemudian memainkanya. Pada anak kecil
perkembangan yang terjadi berupa peningkatan kualitas penguasaan pola gerak yang telah
dilakukan pada masa bayi serta peningkatan variasi gerak dasar.
Perkembangan kemampuan dasar
Ukuran fisik yang semakin tinggi, semakin besar dan peningkatan jaringan otot pada
anak kecil memungkinkan bagi anak untuk lebih mampu menjelajahi ruang yang lebih luas
dan menjangkau objek disekitarnya. Gerakan berjalan dan memegang yang dikuasai pada
masa bayi akan makin dikuasai saat masa anak kecil, selain itu makin dikuasainya gerakan-
gerakan lain yang merupakan pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. Macam-
macam gerakan dasar dan variasinya yang makin dikuasai pada masa anak kecil adalah :
a. Berjalan
Gerakan berjalan yang mulanya belum dikuasai, lama kelamaan bisa
dilakukan dengan baik. Pola gerakan berjalan dimulai dengan gerakan awal yang
tertatih dan tidak terkontrol menjadi semakin lancar dan terkontrol. Irama gerakan
yang terhuyung-huyung berkembang sesuai irama yang dikehendaki. Gerakan kaki
yang mulanya menapak penuh dan sedikit kangkang berkembang menapak dengan
6
tumit kedua kaki melangkah dan tidak kangkang lagi. Ayunan langkah menjadi lebih
otomatis. Pada usia 3 tahun gerakan ayunan langkah otomatis ini sudah dikuasai dan
pada usia 4 tahun anak sudah mampu berjalan seperti gerakan berjalan orang dewasa.
Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan
kekuatan kaki, keseimbangan dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang mendukung
keseimbangan, hal ini sangat menunjang kemampuan anak melakukan berbagai
variasi gerakan berjalan.
b. Berlari
Gerakan berlari merupakan perkembangan dari berjalan, perbedaan terletak
pada ayunan langkah saat berlari lebih cepat dan ada saat-saat melayang. Untuk
berlari diperlukan peningkatan kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih antara otot
pengerak (agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist) pada saat
melangkah. Kekuatan untuk mejejakan kaki tumpu agar terjadi gerak melayang
sedangkan koordinasi untuk perpindahan lagkah yang relatif cepat. Pada usia 2-3
tahun anak mampu berlari tetapi kontrol untuk berhenti dan berputar belum baik. Pada
usia 4-5 tahun kontrol untuk awalan, berhenti dan berputar sudah lebih baik. Pada usia
5-6 tahun kemampuan berlari pada umumnya sudah dapat dikuasai anak.
c. Mendaki
Bersamaan dengan merangkak, anak juga belajar mengankat tubuh sebelum
mampu berjalan. Setelah bisa berjalan anak akan berusaha untuk mendaki, misal
mendaki anak tangga. Mula-mula anak mendaki tangga dengan dipegangi orang tua,
kemudian berusaha sendiri dengan berpegangan pada pegangan tangga selanjutnya
anak bisa melakukan sendiri tanpa pegangan. Tahapan perkembangan mendaki
dimulai pada usia 40-50 minggu mulai mendaki bangku pendek dengan gerakan
seperti merangkak. Pada usia 3 tahun anak bisa mendaki tataran tangga dengan posisi
berdiri tegak. Selanjutnya dengan meningkatnya kekuatan kaki, keseimbangan dan
koordinasi gerak anak mampu mendaki dengan langkah kaki yang benar pada usia 6
tahun.
Perkembangan gerak mendaki tidak dibarengi dengan kemapuan turun dari
tempat yang didaki. Hal ini kita jumpai saat seorang anak berhasil mendaki bangku,
namun saat diatas bangku anak tersebut menangis karena tidak bisa turun sendiri.
Kemampuan turun dari tempat yang didaki berkembang setelah kemampuan mendaki
dikuasai.

7
d. Meloncat dan Berjengket
Kemampuan melompat dan berjengket berkembang secar bersamaan. Kedua
gerakan ini merupakan gerakan lanjutan dari kemampuan berjalan dan berlari.
Perkembangan pola gerakan ini berupa modifikasi atau penyesuaian dalam beberapa
bentuk gerak dan intensitas kemampuan fisik yang diperlukan untuk mendukung
gerakan. Meloncat memerlukan waktu yang lebih lama daripada dalam latihan berlari,
karena pada saat meloncat diperlukan koordinasi antara kekuatan kaki dan unsur
keseimbangan saat posisi melayang serta pada saat memindahkan berat tubuh kearah
posisi yang nyaman untuk mendarat.

*Meloncat
Gerakan pada meloncat biasa diawali dengan gerakan berjalan atau melangkah dari
tempat agak tinggi menuju tempat yang lebih rendah, misalnya menuruni tangga
rumah atau turun dari sebuah bangku pendek. Gerakan ini biasanya sudah bisa
dilakukan oleh anak dengan usi rata-rata 17 bulan sampai 21 bulan.
Penguasaan gerakan meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki
serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula
dikuasai adalah menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang lainya.
Gerakan yang merupakan gerak lanjutan berikutnya adalah menumpu dengan kedua
kaki secara bersama-sama. Namun gerakan tersebut baru bisa dilakukan oleh anak
pada usia 2 tahun 8 bulan sampai 3 tahun.

*Berjengket
Gerakan berjengket lebih sulit dilakukan daripada gerakan meloncat. Gerakan Ini
adalah gerakan dimana meloncat dengan menggunakan tumpuan satu kaki dan
mendarat dengan kaki yang sama, dari sini dapat disimpulkan bahwa gerakan ini
memerlukan kekuatan kaki yang besar , selain keseimbangan dan koordinasi yang
lebih baik. Gerakan ini pada umumnya sudah dapat dilakukan pada usia kurang lebih
4 tahun. Namun belum terkoordinasi dengan baik. Karena koordinasi antara kekuatan
kaki, keseimbangan, belum dapat dimaksimalkan oleh anak tersebut. Gerakan ini
mulai dapat diperhalus pada usia kurang lebih 6 tahun. Pada saat itu gerakan sudah
dapat di kombinasikan dengan gerakan maju, ke samping, ke belakang, dengan arah
yang berubah-ubah.

8
e. Mencongklang dan Lompat tali
Gerakan ini adalah gerakan lari seperti langkah kuda dan lompat tali merupakan
kombinasi dari gerakan-gerakan sebelumnya. Umumnya kedua gerakan ini dikuasai
dengan lancar pada usia kurang lebih 6,5 tahun. Sedang untuk gerakan lompat tali
baru dikuasai setelahnya.
f. Menyepak
Gerakan ini dapat dilakukan oleh anak-anak setelah mereka mampu mempertahankan
keseimbangan tubuhnya dalam posisi berdiri pada salah satu kaki sementara satu kaki
yang lainya diangkat dan diayunkan ke depan. Pada usia kurang lebih 2 tahun, anak-
anak sudah dapat mulai belajar menyepak, karena pada usia ini keseimbangan sudah
dapat dikuasai oleh anak tersebut. Gerakan awal untuk menyepak adalah gerakan
yang terbatas, dimana ayunan yang dilakukan dengan ayunan kedepan dan kaki
langsung menapak.
Kemampuan menyepak berkembang sejalan dengan meningkatnya kekuatan kaki,
keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Gerakan sudah mulai dilakukan dengan ayunan
kaki kebelakang dan gerakan lanjutan lainya. Umumnya pada usia kurang lebih 6,5
tahun.
g. Melempar
Pada umur kurang lebih 6 bulan, bayi sudah bisa memegang benda kecil, kemudian
melepaskanya seolah-olah melempar. Gerakan melempar mulai bisa dilakukan oleh
anak usia kurang lebih 2 tahun. Tetapi gerakanya masih sebatas itu dan masih kaku.
Kemampuan semakin berkembang pada usia 6 sampai 6,5 tahun dimana koordinasi
antara semua gerakan semakin efisien dan terarah.
h. Menangkap
Awal dari gerakan menangkap ini adalah gerakan tangan untuk menghentikan suatu
benda yang menggulir di lantai atau yang ada didekatnya.Menangkap benda yang
bergulir lebih mudah daripada benda yang melambung di udara, dikarenakan
kemampuan menangkap bola lambung dapat diperoleh setelah menguasai kemampuan
menangkap benda yang bergulir di tanah. Gerakan menangkap efektif pada usia 5
sampai 6 tahun, karena pada umur tersebut anak sudah dapat menafsirkan berapa
kecepatan dan datangnya benda ke arah mereka.
i. Memantul-mantulkan bola
Kemampuan ini terbentuk apabila seorang anak tersebut mendapat kesempatan dalam
bermain bola. Gerakan ini merupakan reflek dari seorang anak yang memegang bola
9
dan ingin mengambilnya setelah bola itu jatuh, dan gerakan tersebut terjadi terus
menerus atau kontinu. Cara memantulkan bola dengan gerakan seperti menepuk-
nepuk dan tanganya kaku. Umumnya dilakukan oleh anak usia 3 tahun. Dengan
meningkatnya kekuatan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan maka
kemampuan memantul-mantulkan bola ini juga meningkat. Pada tahun ke 6,
kemampuan ini semakin terasah dan semakin baik dikarenakan koordinasi yang
semakin bagus pula.
j. Memukul
Gerakan memukul mula-mula muncul pada bayi dalam bentuk yang masih
menyerupai gerakan mendorong yang biasa menunjukan kemarahanya terhadap
sesuatu. Bisa dilihat pada bayi yang menolak untuk diberi makan padahal ia sudah
merasa kenyang, maka secara refleks ia akan melakukan gerakan penolakan layaknya
gerakan memukul.
Gerakan memukul dalam arti sebenarnya misalnya memukul bola. Gerakan awal dari
memukul ini anak kecil mengayun tanganya dengan lengan lurus kearah depan atas.
Kemudian gerakan lanjutan dari iniadalah dari arah samping bola mulai tampak pada
usia kurang lebih 3 tahun. Kemampuan timbul dan berkembang apabila memperoleh
kesempatan yang berulang-ulang.
k. Berenang
Berenang merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak kecil apabila mereka
mendapat kesempatan untuk membiasakan diri dengan bermain-main di air. Anak-
anak yang berada atau tumbuh di daerah pesisir ataupun kondisi lingkungan air,
secara tidak langsung kebiasaan berenang ini ia dapat secara otodidak. Hal ini
umumnya muncul pada saat usia 5 tahun, meskipun ia tidak mendapat pelajaran
secara formal.
Pada anak-anak kecil yang tidak biasa biasa bermain di air, umumnya tidak bisa
berenang. Apabila sekali-sekali mereka diajak ke kolam renang biasanya mereka lebih senang
bermain-main daripada belajar berenang. Berenang sebenarnya sudah bisa diajarkan pada
anak kecil, dan pada usia lebih kurang 3 tahun sudah bisa melakukanya, tentunya dengan
pengajaran yang benar.
Setelah anak bisa berjalan sendiri, semakin besar pulalah minatnya untuk melakukan
aktivitas fisik. Bisa diamati pada kehidupan anak kecil , pada umumnya mereka tidak mau
diam dan cenderung memiliki keaktifan untuk melakukan banyak hal,seperti contoh berjalan
kesana kemari, pada tahap ini sang anak dapat dikatakan mulai melakukan eksplorasi
10
terhadap banyak hal. Apabila sang anak tak mampu menjangkau apa yang ia ingin sentuh,
anak tersebut akan terus berusaha untuk mencapainya. Jika kita amati dari fase ini,unsur
kehati-hatian dan kemampuan mengontrol tubuh masih belum baik sehingga ia seringkali
terjatuh atau memecahkan barang-barang yang ingin disentuhnya. Mendekati usia 6th kontrol
tubuh sudah semakin baik.
Selepas masa bayi, periode waktu yang digunakan untuk tidur semakin berkurang.
Dengan demikian kesempatan melakukan aktivitas semakin besar. Pada tahap pengurangan
waktu tidur ini, anak akan banyak belajar mengenai penyempurnaan dan pemahaman baik
gerak maupun non-gerak. Anak kecil umumnya memiliki pusat perhatian terhadap suatu hal
atau aktivitas tertentu masih terbatas. Perhariannya mudah beralih pada suatu yang lain. Anak
kecil tidak akan tahan lama terhadap pemusatan perhatian dari suatu objek, mereka lebih suka
memperhatikan objek secara bergantian dengan jangka waktu yang relatif cepat. Anak kecil
memiliki sifat imajinatif, imitatif, dan rasa ingin tahu yang besar. Imnajinatif artinya suka
membayangkan sesuatu. Sedangkan imitatif artinya suka meniru. Sifat imajinatif dan imitatif
tampak apabila suatu saat dia melihat gajah berjalan di kebun binatang. Maka gerakan gajah
yang berjalan itu akan terbayang dibenaknya kemudian dia akan menirukan bagaimana gajah
tersebut berjalan.
Anak kecil pada umumnya menyenangi aktivitas gerak berirama atau aktifitas ritmik.
Mereka senang melakukan gerakan yang berirama mengikuti irama lagu atau sambil
bernyanyi. Sedangkan pada sifatnya, anak kecil memiliki kecenderungan sifat yang
individualis dan egosentrik hal ini terbilang sangat menonjol. Hal seperti ini ditunjukkan
melalui sikap yang menang sendiri. Dapat dicontohkan ketika anak kecil sedang bermain,
salah satu dari mereka akan berebut, saling ingin menguasai, jika hal ini tidak berhasil ia
dapatkan anak kecil ini akan menangis. Aktivitas bermain anak kecil umumnya suka
melakukan hal yang membuat kegaduhan termasuk menyampaikan kekecewaannya melalui
menangis atau berteriak. Dalam hubungan dengan temannya, secara perlahan si anak mulai
bisa menilai antar sesama. Anak mulai bisa menilai apa yang dilakukan oleh temannya
terutama penampilan geraknya, karena anak kecil sudah mulai mengelompokkan dirinya pada
kelompok tertentu.

2.5 Aktivitas yang Dibutuhkan Anak Kecil


Pada penyesuaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal,
perlu diperhatikan sifat pertumbuhan dan perkembangan yang ada pada mereka. Sifat tersebut
dipergunakan sebagai pertimbangan dalam menampilkan kondisi yang sesuai bagi anak-anak
11
dalam melakuka aktifitas sehari-hari. Sesuai dengan sifat pertumbuhan, perkembangan, serta
minat dalam melakukan aktivitas, berbagai pengalaman yang perlu diperhatikan dan
diberiksn kepada mereka adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik yang cukup, yang memerlukan otot besar misalnya, otot kaki, lengan
dan bahu.
Contoh:
 Berlarian atau kejar-kejaran.
 Memanjat dan menggelantung.
 Berguling di matras.
 Merangkak.
2. Permainan yang bersifat sederhan dan mudah dipahami.
Contoh:
 Permainan sembunyi-sembunyian.
 Permainan dan gerak dengan lagu yang sederhana.
3. Memberikan permainan yang bersifat mencoba dan meniru gerakan.
Contoh: mencoba gerakan yang memerlukan ketrampilan gerak dasar dan
menggunakan alat sederhana. Misalnya:
 Meniru gerakan binatang.
 Bermain bola menggunakan kaki dan tangan.
 Mengatasi rintangan dengan berbagai macam cara.
4. Belajar bekerjasama dan berusaha bersama dengan temannya.
Contoh:
 Bermain bola dengan dikelompokkan bisa menggunakan anggota gerak tangan
maupun kaki.
 Bermain bola antar kelompok bersifat kompetisi.
5. Kesempatan bermain dengan berbagai ukuran,diawali dengan objek yang besar
dilanjutkan ke objek yang semakin kecil.
Contoh:
 Pada usia 2-3 tahun bermain menggunakan bola yang agak besar, sesudah itu menuju
bola yang semakin kecil bentuknya.

Pada hal aktifitas fisik yang bersifat permainan ini juga diperlukan pengawasan, hal ini
dkarenakan kemampuan anak kecil dalam mengontrol tubuhnya belum sempurna dan belum
begitu baik. Namun perlu diingat bahwa sifat individualistik dan egosentris yang ada pada

12
anak kecil menjadikan mereka tidak senang terlalu dicampuri atau terlalu diatur apabila
sedang bermain. Jika terlalu dicampuri akan berakibat pada si anak yang menjadi pasif dan
menghambat perkembangan kreatifitasnya.
Anaka kecil pada umumnya tidak mau dibatasi secara berlebihan. Terkadang sikap
orang tua yang over protektif akan berpengaruh terhadap peningkatan dan pengembangan
kreatifitas anak. Hal seperti ini juga akan berpengaruh terhadap fisik si anak yang
menimbulkan daya tahan lemah dikarekan anak tidak dibiarkan untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan secara alamiah. Tekanan yang di terapkan pada anak kecil dari orang tua
akan sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-harinya. Kekhawatiran pihak orang tua
terhadap anaknya memang hal yang wajar dan tidak salah, namun orang tua perlu lebih bijak
dalam memilah mana katifitas yang perlu dikhawatirkan maupun tidak dikhawatirkan.
Tindakan orang tua melindungi anaknya yang berlebihan pada anaknya tidak menguntungkan
bagi perkembangan anak. Hal ini memicu terjadinya sifat tak wajar pada sisi psikologisnya
yaitu si anak akan menjadi penakut, kurang percaya diri, bahkan perkembangan sosial dan
bergaulnya terhambat. Dengan menyadari akan akibat yang menghambat perkembangan anak
karena cara memperlakukan yang keliru, maka orangtua atau orang dewasa perlu berhati-hati
dan bijaksana dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.

2.6 Pola latihan untuk anak kecil


NO UMUR KEGIATAN POLA LATIHAN
1 3  Memukul Gerakan di Khususkan pada tangan
2 4  Berjalan Gerakan di khususkan pada kekuatan
 Berjengket kaki.
Ex: berjalan menggunakan alat
bantu.(Titah atau alat bantu lain.)
3 5  Berlari Hampir sama namun untuk berenangdi
 Menangkap latih dengan pengarahan yang di
 Berenang lakukan pelatih, orang tuapada kolam
yang dangkal dahulu. Bentuk pelatihan
seperti mengapung dan gerakan dasar
berenang.
4 6  Berenang Karena pada fase sebelumnya sudah
 Melempar ada dasar pelatihan yang benar, maka
 Menangkap pola latihan ini khusus di ulang untuk

13
 Memantulkan bola memperkuat respon terhadap gerakan –
 Menyepak gerakan motorik tersebut.
 Lompat tali
 Mendaki

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Umur 2 tahun dipakai sebagai batasan mulainya masa anak kecil, pada umur tersebut
umumnya anak sudah mulai bisa berjalan. Pertumbuhan fisik dapat diketahui tinggi badan,
berat badan, besarnya penampang,kelebaran dan panjang bagian – bagian tubuh mulai saat
bayi. untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui dengan
cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak –
anak sesuai pada umumnya.apabila anak yang besangkutan memiliki ukuran tubuh rata – rata
anak yang sesuai pada umumnya, maka pertumbuhan bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila
ukurannya lebih kecil maka berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal
apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata –rata anak lain seusianya.
Perkembangan gerak anak kecil merupakan perkembangan gerak yang terjadi pada
masa bayi dengan mulai bisa berjalan dan memainkan objek walau dengan sederhana.
Gerakan berjalan dan memegang yang dikuasai pada masa bayi akan makin dikuasai saat
masa anak kecil, selain itu makin dikuasainya gerakan-gerakan lain yang merupakan
pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. gerakan dasar dan variasinya yang
makin dikuasai pada masa anak kecil. Seperti berjalan, berlari, mendaki, melempar,
menyepak, menangkap dll.

3.2 SARAN
Pentingnya pengetahuan mahasiswa tentang perkembangan fisik dan gerak anak
kecil, agar mahasiswa mengetahui bagaimana perkembangan anak kecil itu mulai dari
perkembangan fisik dan geraknya.dan Pentingnya pengetahuan tersebut bertujuan untuk
mahasiwa mengetahui kapan mulainya seorang manusia terutama anak kecil mulai belajar
dan bertumbuh fisik dan geraknya.

15

You might also like