Professional Documents
Culture Documents
2636 4551 1 SM PDF
2636 4551 1 SM PDF
KADER POSYANDU:
PERANAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAANNYA
DALAM USAHA PENINGKATAN GIZI ANAK DI INDONESIA
POSYANDU CADRES:
THEIR ROLES AND CHALLENGES IN EMPOWERMENT
FOR IMPROVING CHILDREN NUTRITIONAL STATUS IN INDONESIA
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 4 Desember 2010 169
Dwi Nastiti Iswarawanti: Kader Posyandu: Peranan dan ...
Prevalensi balita yang mengalami kekurangan gizi satu tahun pertama anak. Perilaku tidak tepat lainnya
akut (gizi kurang dan gizi buruk, diukur dengan berat adalah tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif,
badan menurut umur) sebesar 18,4% dan prevalensi Makanan Pendamping (MP-ASI) diberikan terlalu dini
nasional balita kurus (wasting-serius) dan balita atau terlalu terlambat usia, dan makanan yang
sangat kurus (wasting-kritis), yang diukur menurut diberikan kurang padat gizi maupun tidak aman.3
berat badan menurut tinggi adalah 14,6%.1 Pemilihan, penyiapan dan peyimpanan
Masalah gizi anak sangat penting dan perlu makanan yang aman juga penting untuk mencegah
diperhatikan karena berbahaya, mengingat 54% anak terserang dari penyakit sehingga lebih
kematian bayi dan balita terkait dengan masalah gizi. menjamin pertumbuhan anak yang optimum. Bahan
Masalah gizi lainnya adalah anemia gizi yang baku makanan harus bebas dari bahan kimia
ditemukan pada sekitar 27,7% balita, dan yang berbahaya dan harus higienis. Bagi anak 6-24 bulan,
merupakan prevalensi tertinggi dijumpai pada sebaiknya makanan yang matang harus langsung
kelompok usia lain1 dan sebanyak 14,6% balita segera diberikan pada anak. Gunakan air minum
mengalami kekurangan vitamin A2 yang mempunyai yang aman dan higienis. Makanan matang bila sudah
risiko terjadinya kebutaan, gangguan pertumbuhan didiamkan lebih dari 5 jam atau tidak disimpan dalam
dan menurunnya daya tahan tubuh. keadaan tertutup atau disimpan dalam lemari es,
harus dihangatkan kembali secara benar apabila
Penyakit infeksi – ditularkan melalui makanan akan dikonsumsi.
dan minuman
Status gizi anak secara langsung sangat Posyandu: sejarah dan fungsinya dalam
dipengaruhi oleh status kesehatan mereka terutama kegiatan gizi anak
penyakit infeksi. Data nasional menyatakan bahwa Sejak tahun 1970 pada periode orde baru,
angka kesakitan penyakit menular balita di Indonesia Posyandu yang merupakan kepanjangan dari Pos
cukup memprihatinkan. Melalui diagnosis tenaga Pelayanan Terpadu sangat berperan penting dalam
kesehatan dan keluhan responden, prevalensi program kesehatan Indonesia. Pos Pelayanan
penyakit yang ditularkan melalui makanan dan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk upaya
minuman pada anak balita seperti tifoid, hepatitis dan kesehatan bersumber daya masyarakat yang
diare adalah tinggi yaitu berturut-turut sebesar 1,6%, dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
0,6% dan 9,0%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
prevalensi diare di atas prevalensi nasional. Hal ini pembangunan kesehatan. Fungsi Posyandu adalah
terjadi karena masyarakat pada umumnya masih untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
mempunyai perilaku higienis yang masih rendah. kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
Masih banyak masyarakat yang berperilaku buang pelayanan kesehatan dasar guna mempercepat
air besar secara tidak sehat dan hanya 23,2% penurunan angka kematian ibu dan bayi. 4 Pos
masyarakat yang berperilaku benar dalam cuci Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan
tangan. Selain itu, hanya 38,7% masyarakat rumah perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan
tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat, di pelayanan dan pemantauan kesehatan yang
mana ada 22 provinsi mempunyai prevalensi rumah dilaksanakan secara terpadu. Masyarakat
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di bawah internasional menghargai kesuksesan usaha
prevalensi nasional.1 pemerintah Indonesia dalam memberikan pelayanan
dasar melalui pemberdayaan masyarakat seperti
Status gizi anak dan asupan makanan Posyandu, sehingga tidak sedikit negara lain yang
Selain penyakit infeksi, status gizi juga ikut mencontoh menerapkan program ini di negara
dipengaruhi secara langsung oleh mutu dan jumlah mereka.
asupan gizi. Seorang anak masih sangat tergantung Namun ketika Indonesia mengalami krisis
pada pengasuhnya, karena itu pengasuh harus ekonomi di tahun 1997, kegiatan Posyandu ikut
mempunyai pengetahuan, informasi dan keterampilan menerima dampaknya. Perubahan sistem
yang tepat tentang pemberian makanan sehingga pemerintahan menjadi desentralisasi mengakibatkan
mampu menggunakan sumber daya yang tersedia kegiatan Posyandu sangat tergantung pada
disekitarnya. Pada kenyataannya kurang gizi menjadi kemampuan dan komitmen pemerintah daerah.
60% penyebab langsung maupun tidak langsung dari Kemampuan dan kesadaran masyarakat lokal yang
10.9 juta kematian balita di seluruh dunia. Dua per terkena dampak krisis ekonomi juga sangat
tiga kematian ini, seringkali merupakan akibat dari mempengaruhi efektivitas fungsi Posyandu.
perilaku pemberian makan yang tidak tepat pada usia
170 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 4 Desember 2010
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 4 Desember 2010 171
Dwi Nastiti Iswarawanti: Kader Posyandu: Peranan dan ...
ringkasan tentang faktor yang mempengaruhi dan Berdasarkan diskusi kelompok terfokus yang
menghambat kinerja kader seperti yang ditampilkan dilakukan penulis, pada umumnya kader merasa
pada Tabel 1. cukup dengan ilmu yang mereka miliki. Namun
Tantangan kader dan pemberdayaannya di mereka akan lebih dihargai bila mendapat perhatian
masa mendatang dari pemerintah misalnya dengan diberi pelatihan
Meski Posyandu sangat diperlukan dan penting yang konsisten dan mereka bangga bila ilmu yang
peranannya bagi pemerintah, namun kenyataannya mereka miliki maupun yang didapatkan dari pelatihan
secara nasional hanya 27,3% rumah tangga yang dapat berguna bagi keluarga mereka sendiri maupun
telah memanfaatkannya. Sebanyak 62,5% rumah lingkungan sekitar. Terlebih lagi bila bermanfaat bagi
tangga tidak memanfaatkan Posyandu karena tidak negara. Namun sayangnya pelatihan biasanya
membutuhkan, dan 10,3% rumah tangga tidak diberikan secara sporadis, dengan alasan
memanfaatkan Posyandu untuk alasan lainnya.1 keterbatasan sumber daya daerah atau kondisi desa
Mengingat tingginya harapan pemerintah pada tidak memenuhi kriteria (yang dibuat sendiri oleh
partisipasi kader, maka perlu dipertanyakan seberapa pemerintah lokal) untuk diberi pelatihan. Akibatnya
jauhkah kemampuan yang harus dipenuhi oleh kegiatan diberikan tidak menyeluruh dan tidak
seorang kader untuk menjalankan tugas yang mungkin mencakup semua Posyandu. Untuk itu
dibebankan? Bagaimanakah kinerja dan perlu dipikirkan suatu jalan keluar yang sistemastis.
kemampuan kader saat ini di lapangan? Usaha Pembentukan pelatihan maupun pendidikan informal
pemberdayaan apakah yang telah diberikan oleh yang tepat guna dan berkesinambungan dapat
pemerintah? Apakah kader merasakan manfaat dari menjadi suatu alternatif dalam pengelolaan
tugas yang dijalankannya? Bagaimanakah menjaga pemberdayaan kader. Misalnya, perlunya dibentuk
komitmen dan motivasi agar mereka bertahan suatu cabang pendidikan kesehatan dimana para
mengabdi sebagai kader?
172 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 4 Desember 2010
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
lulusan nantinya dapat menjadi pendidik bagi tenaga kesehatan yang para lulusan nantinya dapat menjadi
kesehatan sukarela termasuk kader. pendidik bagi tenaga kesehatan sukarela termasuk
Mengingat bahwa kader diharapkan dapat kader.
memberdayakan masyarakat guna menurunkan Salah satu kurikulum yang perlu dimasukkan
tingkat kematian anak maka kader perlu diberikan adalah pendidikan tentang teknik konsultasi dan
materi pelat ihan yang mencakup tent ang 3,8 : tentang MP-ASI yang tepat guna sehingga kader
1). Pentingnya pemberian ASI eksklusif hingga usia mempunyai keterampilan yang memadai dalam
6 bulan, 2). Mempertahankan Pemberian ASI hingga memberi masukan atau nasehat bagi pengasuh.
usia 2 tahun atau lebih, 3). Pemantauan
pertumbuhan balita, pengisian dan interpretasi KMS, KEPUSTAKAAN
4). Kebutuhan energi, zat besi, dan vitamin A yang 1. Departemen Kesehatan RI. Laporan Nasional
harus dipenuhi dari MP-ASI berbasis lokal, 5). Jumlah, Riset Dasar Kesehatan 2007. Badan Penelitian
variasi dan frekuensi pemberian makan dalam sehari, dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
6). Pemberian makan pada anak sakit dan masa Kesehatan. Jakarta.2008.
pemulihan, 7). Pemilihan bahan baku dan penyiapan 2. Departemen Kesehatan. Survei Gizi Mikro.
MP-ASI yang higienis dan bergizi, 8). Keterampilan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi.
memberikan informasi, 9). Keterampilan konseling Departemen Kesehatan. Jakarta. 2006.
termasuk didalamnya keterampilan membangun 3. WHO. Global Strategy for Infant and Young Child
percaya diri dan memberi dukungan, keterampilan Feeding. WHO/UNICEF. Geneva.2003.
mengamati interaksi antara pengasuh dan anak. 4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
Metode pelatihan diberikan secara interaktif Pengelolaan Posyandu, Cetakan Ke 1,
dengan teknik pembelajaran orang dewasa sehingga Jakarta.2005.
dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 5. Departemen Dalam Negeri RI. Surat Edaran
mereka seperti misalnya seminar, kunjungan Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/SJ.
lapangan, latihan praktik, peragaan menyiapkan MP- Pedoman Revitalisasi Posyandu. Jakarta.2001.
ASI, permainan kuis, bermain peran dan sebagainya. 6. Departemen Dalam Negeri RI. Pedoman
Pembentuan Kelompok Kerja Operasional
KESIMPULAN DAN SARAN Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu. Peraturan
Pentingnya peranan kader dalam Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2007.
memberdayakan masyarakat guna menurunkan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat
tingkat kematian bayi dan balita di Indonesia tidak dan Desa. Departemen Dalam Negeri RI.
diragukan lagi. Jakarta. 2007.
Peningkatan motivasi dan komitmen kader perlu 7. Bhattacharyya K, dkk. Community Health
diberikan tidak saja dalam bentuk insentif materil Worker Incentives and Disincentives: How They
namun juga dalam bentuk apresiasi dan dukungan Affect Motivation, Retention and Sustainability.
moral. Kader harus memiliki persyaratan dasar baik Basic Support for Institutionalizing Child Survival
pengetahuan dan keterampilan agar mereka dapat Project (BASIC II). Virginia, USA. 2001.
efektif dalam menjalankan peranannya. 8. World Health Organization. Complementary
Suatu cara yang sistematis dan Feeding Counseling: Training Course. Trainer
berkesinambungan perlu dilakukan. Pemerintah Guide-Participant Manual. Geneva. 2004.
dapat membentuk suatu cabang pendidikan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 4 Desember 2010 173