You are on page 1of 3

MANAJEMEN INDUSTRI

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

DISUSUN OLEH
CINDY RIYANTI
425 15 035
3B TKJ

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
NAMA : CINDY RIYANTI
KELAS : TKJ 3B
NIM : 42515035

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Pengertian Revolusi Industri


Revolusi bisa diartikan sebagai perubahan secara cepat atau perubahan yang cukup
mendasare dalam suatu bidang atau di suatu tempat. Sementara industi artinya proses membuat
atau menghasilkan suatu barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 merupakan
perubahan dalam memproduksi barang-barang dari penggunaan tenaga manusia kepada mesin-
mesin. Jadi Revolusi Industri adalah perubahan cara membuat atau menghasilkan barang yang
semula menggunakan tenaga manusia beralih ke tenaga mesin.

Sejarah singkat revolusi industri


Diawali dengan ditemukannya mesin uap yang mendorong revolusi industri atau
dikenal dengan industri 1.0 pada tahun 1784, revolusi industri terus berkembang mulai saat itu.
Industi 1.0 ini berkembang hingga akhir abad 19, yang kemudian pada awal abad 20 digantikan
dengan industri 2.0 yaitu produksi massal yang menggunakan tenaga listrik. Pada awal tahun
1970 terjadi revolusi ketiga yaitu industri 3.0, pada revolusi ini mulai dikenal penggunaan alat
elektronik dan IT untuk proses manufaktur otomatis. Proses manufaktur otomatis ini mulai
menggantikan tugas-tugas operator dengan mesin dan robot. Revolusi keempat atau industri
4.0 terjadi pada tahun 2012, industri 4.0 memperkenalkan proses produksi Cyber-Physical.
Industri 4.0 ini mengarah kepada proses manufaktur yang berbasis internet atau jaringan
wireless. Penggunaan teknologi ini tidak hanya sebatas pada komunikasi, akan tetapi juga
mencakup control dan kendali jarak jauh (Wahlster, 2012).

Prinsip desain Industri 4.0


Ada empat prinsip desain di Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini mendukung perusahaan
dalam mengidentifikasi dan menerapkan Industri 4.0 skenario.
1. Interoperabilitas: Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang-orang untuk
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IOT).
2. Keterbukaan informasi: Kemampuan sistem informasi untuk membuat salinan virtual
dari dunia fisik dengan memperkaya model tanaman digital dengan data sensor. Ini
membutuhkan agregasi data sensor baku untuk informasi konteks yang lebih tinggi-
nilai.
3. Technical assistance (Bantuan teknis): Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk
mendukung manusia dengan menggabungkan dan visualisasi informasi
comprehensibly untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah yang mendesak
dalam waktu singkat. Kedua, kemampuan sistem fisik cyber untuk fisik mendukung
manusia dengan melakukan berbagai tugas yang menyenangkan, terlalu melelahkan,
atau tidak aman untuk rekan kerja manusia mereka.
4. Decentralized decisions (Keputusan terdesentralisasi): Kemampuan sistem fisik cyber
untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas-tugas mereka sebagai otonom
mungkin. Hanya dalam kasus pengecualian, gangguan, atau tujuan yang saling
bertentangan, tugas didelegasikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Dampak Revolusi Industri 4.0


Pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan,
namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat.
Fenomena Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh
dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Atau
Tokopedia, Buka Lapak, yang memberi sumbangsih turunnya omset mall dan ditutupnya
banyak lapak lapak kecil dipusat pusat perbelajaan, membuktikan bahwa yang cepat dapat
memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.

Konsekuensi dari perubahan di dunia industri juga akan berdampak pada penggunaan
sumberdaya manusia alias tenaga kerja. Pekerjaan-pekerjaan lama akan banyak memudar
walau tidak hilang sama sekali. Tetapi secara positif juga muncul pekerjaan pekerjaan baru
yang tidak terpikirkan sebelumnya. Hal tersebut sebagai konsekuensi logis yang terjadi pada
setiap revolusi industry terjadi, contoh pergantian abad 19 ke abad 20, saat mobil menggantikan
kereta-kereta kuda. Ribuan peternak dan pekerja yang menunggu pesanan di bengkel-bengkel
kereta kuda pun menganggur. Namun pekerjaan-pekerjaan baru seperti montir, pegawai
konstruksi jalanan, pengatur lalu lintas, petugas asuransi, dan sebagainya pun tumbuh.
Perindustrian dunia memang sedang bergerak menuju era Industri 4.0. Suka atau tidak,
model baru pengelolaan bisnis akan muncul. Pasar tenaga kerja dan dunia kerja akan berubah
drastis sebagai dampak digitalisasi kegiatan ekonomi. Di satu sisi, kekhawatiran meningginya
tingkat pengangguran akan terus membayangi perekonomian. Di sisi lain, Industri 4.0 justru
membuka peluang baru bagi kreativitas tenaga kerja sekaligus menaik kan standardisasi tenaga
kerja terampil.

You might also like