You are on page 1of 15

BAB I

1. Latar Belakang

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan


adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Aliran
fluida yang melingkupi sebuah benda secara penuh akan menimbulkan tegangan pada benda
tersebut, baik tegangan normal maupun tegangan geser. Tegangan normal disebabkan karena
adanya tekanan dari fluida, sedangkan tegangan geser timbul akibat adanya viskositas fluida.
Jika ditinjau pada aliran dua dimensi, aliran yang mengalir secara horizontal akan menimbulkan
gaya drag atau gaya hambat karena arah dari gaya ini berlawanan dengan arah aliran, sedangkan
aliran yang mengalir secara vertikal menimbulkan gaya lift atau gaya angkat. Gaya drag sering
dianggap mengganggu, tetapi dalam situasi tertentu gaya drag justru diharapkan. Aplikasi gaya
lift dapat dilihat pada penggunaan pesawat terbang dan mobil balap. Pada pesawat terbang gaya
lift yang diharapkan adalah gaya lift positif, artinya gaya angkat positif. Sedangkan pada aplikasi
mobil balap, gaya lift yang diharapkan adalah gaya lift negatif agar mobil tetap melaju di atas
tanah. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah.
Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga
diabaikan.
Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya
dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser
maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air
tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
fluida statis.

2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan antara luas penampang dengan laju aliran air pada pipa ?

3. Tujuan :
- Untuk menghitung besarnya kecepatan alir zat cair/fluida pada pipa berpenampang
besar (A1) dan pipa berpenampang kecil (A2)

4. Manfaat Percobaan
Dengan adanya percobaan ini kita dapat mengaplikasikan persamaan Bernoulli
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
LANDASAN TEORI

Fluida Dinamis
Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini..
1. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami
oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume,
dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis
arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
Penemu Hukum Bernoulli

Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700±1782).


DanielBernoulli lahir di Groningen, Belanda pada tangga l8 Februari 1700 dalam sebuah
keluarga yang hebat dalam bidang matematika. Dia dikatakan memiliki hubungan buruk dengan
ayahnya yaitu Johann Bernoulli, setelah keduanya bersaing untuk juara pertama dalam kontes
ilmiah di Universitas Paris. Johann, tidak mampu menanggung malu harus bersaing dengan
anaknya sendiri. Johann Bernoulli juga menjiplak beberapa idekunci dari buku Daniel,
Hydrodynamica dalam bukunya yang berjudul Hydraulica yang diterbitkan lebih dahulu dari
buku Hydrodynamica. Dalam kertas kerjanya yang berjudul Hydrodynamica, Bernoulli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun.
Pada saat usia sekolah, ayahnya, Johann Bernoulli, mendorong dia untuk belajar bisnis. Namun,
Daniel menolak, karena dia ingin belajar matematika. Ia kemudian menyerah pada keinginan
ayahnya dan bisnis dipelajarinya. Ayahnya kemudian memintanya untuk belajar dikedokteran,
dan Daniel setuju dengan syarat bahwa ayahnya akan mengajarinya matematika secara pribadi.

Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan
tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil
dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).

Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan
adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai
berikut:

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik per satuan volum
(1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap
titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli
sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak
akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.

Penerapan asas bernouli:


Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan
sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar
dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga
besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi
memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi
lebih besar daripada bagian tengahnya. Fluida dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih
besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan
demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida. Venturimeter digunakan sebagai
pengukur volume fluida misalkan udara yang mengalir tiap detik.
Venturimeter dapat dibagi 4 bagian utama yaitu :

a. Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti
diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.
b. Inlet Cone : Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida.
c. Throat (leher) : Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran
yang keluar dari inlet cone.

Pada venturimeter, fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet cone
fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang
berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian
throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar.
Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone ini
berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan
kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang
meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan
meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat
permanen dalam tekanan.
Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan
tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang
dirancangan dengan tepat
Ada dua jenis venturimeter yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan
manometer yang berisi zat cair lain. Yang akan digunakan disini adalah venturimeter
menggunakan manometer yang berisi zat cair lain.
Untuk menentukan kelajuan aliran v1 dinyatakan dalam besaran-besaran luas penampang A1 dan
A2 serta perbedaan ketinggian zat cair pada tabung U yang berisi raksa (h).

Untuk memahami penjelasan ini, amati gambar di bawah.

Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang penampangnya besar
maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir sama sehingga diangap ketinggian alias h
sama. Jika diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli berubah menjadi:
Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A2), maka laju fluida bertambah
(ingat persamaan kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka
tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih kecil
tetapi laju aliran fluida lebih besar.
Ini dikenal dengan julukan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif
bahwa jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula
sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar.
BAB III
PROSEDUR KERJA

A. Alat dan Bahan yang Digunakan :

1. Alat-alat yang digunakan :

a. Gergaji.
b. Pisau
c. Gunting.
d. Mistar.
e. Meteran.

2. Bahan-bahan yang digunakan :

a. Lem PVC.
b. Pipa Paralon berdiameter 5 cm dengan panjang 30 cm.
c. Pipa Paralon berdiameter 2,5 cm dengan panjang 30 cm.
d. Pipa L.
e. Lem Alteco.
f. Selang Transparan dengan panjang 30cm.
g. fluida( air pada pipa, minyak pada selang).
h. Kayu berukuran 40 x 20 cm.
i. Pipa Penetup.
j. Pipa Shock.
k. Lem Kayu.

B. Cara Pembuatan Alat

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Buatlah alat dengan menggunakan dua jenis paralon dengan diameter yang
berbeda dan selang kecil transparan, serta lem untuk perekat.
3. Ukur diameter pipa yang besar kemudian hitung luas permukaannya.
4. Diameter pipa = 2,5 cm.
5. Luas permukaan = 19,625 cm2.
6. Diameter pipa = 5 cm.
7. Luas permukaan = 78, 5 cm2.
8. Buatlah penyangga untuk pipa venturi.
9. Kayu yang berukuran 40 x 20 cm.
10. Kayu ke-1 untuk alas.
11. Kayu ke-2 untuk penyangga yang berdiameter 5 cm dan membuat lengkungan/
setengah lingkaran diujungnya.
12. Kayu ke-3 untuk penyangga yang berdiameter 2,5 cm dan membuat lengkungan/
setengah lingkaran diujungnya.
13. Direkatkan kayu ke-1 pada bidang kayu ke-2 dan ke-3 dengan lem kayu.
C. Prinsip Kerja Alat

1. Alirkan air melalui pipa L.


2. Lihat perbedaan ketinggian minyak pada selang.
3. Hitung ujung kiri venturi dengan selang menuju kran air yang dapat mensuplai
air dengan kecepatan tinggi. Ujung kanan dihubungkan dengan selang
menuju penampung air.
4. Buka kran air perlahan, biarkan air melewati venturi sehingga terlihat
perbedaan tinggi permukaan air yang berada pada kedua pipa vertikal.
5. Catat perbedaan tinggi permukaan air dan biarkan kran terbuka dalam keadaan
konstan. Setelah dicatat perbedaan tingginya, tampunglah air yang keluar
selama 10 detik.
6. Debit air dapat dihitung dengan rumus.
7. Hitung debit air yang keluar dan kecepatannya

D. Identifikasi Variabel
Variabel manipulasi : laju aliran air

Variabel control : diameter pipa

Variabel respon : ketinggian air pada pipa kapiler

E. Definisi Operasional
Variabel manipulasi adalah laju air : mengatur kran air sebanyak tiga keadaan
(deras,sedang,dan rendah)

Variabel respon adalah ketinggian air pada pipa kapiler : tingginya air yang di ukur
dengan menggunakan mistar pada pipa kapiler

Variabel kontrol adalah diameter pipa : diameternya diukur dengan menggunakan jangka
sorong diameter yang sama digunakan untuk tigakali percobaan,
BAB IV
Hasil Pengamatan,Analisis, dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

NST Jangka Sorong = 0,005 cm


NST Mistar =0,1 cm
1
∆A = 2 0,005 cm = 0,0025 cm
1
∆h = 2 0,1 cm = 0,05 cm

Analisis Proyek
Ketinggian (h) Laju air
Deras Sedang Rendah
H1 (cm) 7,1 cm 5,8 cm 2,3 cm
H2 (cm) 3,0 cm 2,6 cm 0,8 cm
H3 (cm) 4,1 cm 3,2 cm 1,5 cm

B. ANALISIS
1. Analisis Perhitungan

R1 = ½ . D
= ½ 4,61
= 2,305 cm

A1 = πr12
= 3,14 (2,305)2
= 16,68 cm2

R2 = ½ .D
= ½ 2,25
= 1,125 cm

A2 == πr12
= 3,14 (1,125)2
= 3,97 cm2

Untuk Percobaan Pertama I


𝑐𝑚
2𝑔ℎ 2 (9,8 𝑥 10 2 )4,1 𝑐𝑚
𝑠
V1 = √ 𝐴2/1 =√ 16,68 𝑐𝑚2
𝐴2 −1 −1
3,97 𝑐𝑚 2
2

𝑐𝑚
19,6 𝑋 102 (4,1 𝑐𝑚) 80,36 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠
𝑠
=√ 278,22 =√ (17,65)− 1
−1
15,76
80,36 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠 𝑐𝑚
=√ = √4,83 𝑥 10 2
16,65 𝑠
= 21,98 cm/s
=21,98 x 10-2 m/s
𝐴1
V2 = 𝐴2 v1
16,68 𝑥 10−2 𝑚2
= . 21,98 x 10-2 m/s
3,97 𝑥 10−2 𝑚2
= 4,20 x 21,98 x 10-2 m/s
= 92,32 x 10-2 m/s

Untuk Percobaan kedua II

𝑐𝑚
2𝑔ℎ 2 (9,8 𝑥 10 2 )3,2 𝑐𝑚
𝑠
V1 = √ 𝐴2/1 = √ 16,68 𝑐𝑚2
𝐴2 − 1
−1
3,97 𝑐𝑚 2
2

𝑐𝑚
19,6 𝑋 102 (3,2 𝑐𝑚) 62,72 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠
𝑠
=√ 278,22 =√ (17,65)− 1
−1
15,76

62,72 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠 𝑐𝑚


=√ = √3,77 𝑥 10 2
16,65 𝑠
= 19,42 cm/s
=19,42 x 10-2 m/s
𝐴1
V2 = 𝐴2 v1
16,68 𝑥 10−2 𝑚2
= . 19,42 x 10-2 m/s
3,97 𝑥 10−2 𝑚2
= 4,20 x 19,42 x 10-2 m/s
= 81,56 x 10-2 m/s

Untuk Percobaan ketiga III

𝑐𝑚
2𝑔ℎ 2 (9,8 𝑥 10 2 )1,5 𝑐𝑚
𝑠
V1 = √ 𝐴2/1 = √ 16,68 𝑐𝑚2
𝐴2 − 1
−1
3,97 𝑐𝑚 2
2

𝑐𝑚
19,6 𝑋 102 (1,5 𝑐𝑚) 29,40 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠
𝑠
=√ 278,22 =√ (17,65)− 1
−1
15,76

29,40 𝑥 102 𝑐𝑚/𝑠 𝑐𝑚


=√ = √1,77 𝑥 10 2
16,65 𝑠
= 13,30 cm/s
=13,30 x 10-2 m/s
𝐴1
V2 = 𝐴2 v1
16,68 𝑥 10−2 𝑚2
= . 13,30 x 10-2 m/s
3,97 𝑥 10−2 𝑚2
= 4,20 x 13,30 x 10-2 m/s
= 55,86 x 10-2 m/s

2. Analisis Ketidakpastian

2𝑔ℎ
V1 = √ 𝐴2/1
𝐴2 − 1
2

Rambat ralat dengan menggunakan persamaan :


𝑣 .𝑢∗ −𝑢.𝑣∗
= (A12 . A22 ) – 1
𝑣2
𝑢 = 2 𝑔ℎ
𝜕𝑣 (A12 .A22 )– 1) .2g−2gh 0
=| (A12 .A22 )– 1)2
|
𝜕𝐴1
2𝑔
= (A12 .A22 ) – 1
0−4 𝑔ℎ .𝐴1 .𝐴2−2 −4 𝑔ℎ
=| (A14 .A2−4 )+ 1 | = |(A13 .A2−3 )+ 1|
4𝑔ℎ
= (A13 .A2−3 )+ 1

Untuk percobaan pertama I

2 (9,8 𝑥 102) 4 (9,8 𝑥 102)4,1 4 (9,8 𝑥 102)4,1


∆v12 = | 16,68 | 0,05 += | 16,68 | 0,0025 + = | 16,68 | 0,0025
( )− 1 ( )− 1 ( )− 1
3,97 2 3,97 2 3,97 2

19,60 𝑥 102 160,72 𝑥 102 160,72 𝑥 102


0,05 + 0,025 + 0,0025
=| 16,65 295,46 71,08 |
= 0,058858858x 102 + 0,001359913 x 102 + 0,005652785 x 102
= 0,065871556 x 102
=√0,065871556
= 2,56654546
=2,57 cm/s
= 0,03 m/s

∆𝑉 0,03
KR = X 100% = 0,2198 X 100%
𝑉
= 0,13 X 100 %
= 13 %

DK = 100% - 13%
= 87%

PF = (V±∆V)V
= 0,2198±0,03 m/s
=0,22±0,03 m/s

Untuk Percobaan kedua II

2 (9,8 𝑥 102) 4 (9,8 𝑥 102)3,2 4 (9,8 𝑥 102)3,2


∆v12 = | 16,68 | 0,05 += | 16,68 | 0,0025 + = | 16,68 | 0,0025
( )− 1 ( )− 1 ( )− 1
3,97 2 3,97 2 3,97 2

19,60 𝑥 102 160,72 𝑥 102 160,72 𝑥 102


0,05 + 0,025 + 0,0025
=| 16,65 295,46 71,08 |
= 0,058858858x 102 + 0,001061 x 102 + 0,00441193 x 102
= 0,0064332183 x 102
=√0,0064332183
= 2,536378974
=2,54 cm/s
= 0,0254 m/s
=0,02 m/s

∆𝑉 0,02
KR = 𝑉 X 100% = 0,2198 X 100%
= 0,10 X 100 %
= 10 %

DK = 100% - 10%
= 90%

PF = (V±∆V)V
= 0,1942±0,02 m/s
=0,19±0,02 m/s

Untuk Percobaan ketiga III

2 (9,8 𝑥 102) 4 (9,8 𝑥 102)1,5 4 (9,8 𝑥 102)1,5


∆v12 = | 16,68 | 0,05 += | 16,68 | 0,0025 + = | 16,68 | 0,0025
( )− 1 ( )− 1 ( )− 1
3,97 2 3,97 2 3,97 2

19,60 𝑥 102 58,80 𝑥 102 58,80 𝑥 102


0,05 + 0,025 + 0,0025
=| 16,65 295,46 71,08 |
= 0,058858858x 102 + 0,000497529 x 102 + 0,002068092 x 102
= 0,061424479 x 102
=√0,061424479
= 2,478396235
=2,48 cm/s
= 0,0248 m/s
=0,02 m/s
∆𝑉 0,02
KR = X 100% = 0,1330 X 100%
𝑉
= 0,15 X 100 %
= 15 %

DK = 100% - 15%
= 85%

PF = (V±∆V)V
= 0,1330±0,02 m/s
=0,13±0,02 m/s

Pembahasan
Dalam percobaan ini di lakukan pengambilan data sebanyak 3 kali dengan cara yang berbeda,
yaitu pada pengambilan data pertama air dengan kecepatan yang sangat tinggi,yaitu kedua air
dengan kecepatan yang sedang dan yang ketiga air dengan kecepatan yang lambat. Pada ketiga
cara ini di peroleh data yang berbeda yaitu pada cara pertama ketinggian air yang naik pada pipa
kapiler sebesar h1 –h2 = 4,1 cm. pada cara kedua h1 –h2 = 3,2 cm dan pada cara ketiga h1 –h2 =
1,5 cm. data yang di peroleh ini di pergunakan untuk menghitung kecepatan air pada ketiga cara
percobaan cara pertama kecepatan pada pipa yang besar sebesar 21,98 x 10-2 m/s dan untuk pipa
yang kecil sebagai v2 sebesar 92,32 x 10-2 m/s. pada percobaan cara kedua kecepatan pipa yang
besar sebesar 19,42 x 10-2 m/s dan untuk pipa yang kecil sebesar 81,56 x 10-2 m/s. pada
percobaan ketiga kecepatan pipa yang besar sebesar 13,30 x 10-2 m/s dan pipa yang kecil sebesar
55,85 x 10-2 m/s. dari hasil analisis ketidakpastian di peroleh bahwa pada percobaan dengan
ketiga cara tersebut ini hasil yang di peroleh cukup memuaskan di karenakan ketidakpastian
relatif yang di peroleh cukup kecil yaitu percobaan pertama (cepat) nilai KR unuk v1 sebesar =
13%. Percobaan dengan cara kedua (sedang) nilai KR untuk v1 = 10% dan percobaan dengan
cara ketiga (lambat) nilai KR untuk v1 = 15 %. Hal ini menggambarkan bahwa kesalahan dalam
melakukan pengukuran cukup sedikit.
Dari data di ataspun di peroleh prinsip dari hukum Bernoulli di uraikan bahwa pada proyek
pembuatan alat sederhana yang di namakan pipa venturimeter yang di terapkan pada pipa
mendatar menurut teori Torricelli. Proyek alat sederhana ini di buat untuk melihat dan
membuktikan tentang konsep dari venturimeter dan juga persamaan dari Bernoulli itu sendiri.
Berdasarkan percobaan & rumus , semakin tinggi semakin besar (∆h) kecepatan aliran
fluida. Pada percobaan 1 dan 3, 2 dan 4 dengan tinggi air yang sama didapat kecepatan yang
sama.
BAB V
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan persamaan Bernoulli, dapat diuraikan implikasinya sebagai berikut, yaitu :
1. Prinsip hukum Bernoulli diterapkan pada pipa mendatar, teori Torricelli,Venturimeter,
Tabung Pitot, Gaya angkat pesawat dan alat penyemprot.
2. Hubungan antara kecepatan aliran dengan perbedaan ketinggian adalah :Berdasarkan
hukum Bernoulli, jadi semakin besar tinggi permukaan semakin besar kecepatan aliran
fluida.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran fluida pada pipa venturI adalah :
- Luas permukaan pipa (A) m2.
- Tekanan (P) N/m2.
- Percepatan gravitasi (g) m/s2.
- Selish tinggi permukan (h) m.

B. Saran
Bagi mahasiswa yang ingin melakukan percobaan yang sama diharpakan untuk lebih
memahami konsep materinya agar tidak mempersulit dalam melakukan percobaan. Dan
harus memahami dan mengetahui cara menguunakan alat ukuran agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengambilan data.
Daftar Pustaka

http://gerbongfisika.blogspot.com/

http://binderismine.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html

http://dewinurfathonah.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-venturimeter.html
https://agiet27.wordpress.com/2011/03/07/hukum-bernoulli/

You might also like