You are on page 1of 77

1

TINJAUAN MATA KULIAH

1. Deskripsi Singkat

Mata kuliah ini membahas tentang Perencanaan Pengajaran,

Pengembangan silabus, Pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran, perencanaan persiapan mengajar, materi pembelajaran,

dan simulasi mengajar.

2. Kegunaan Mata Kuliah

Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Biologi berguna bagi

mahasiswa calon guru dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa dilatih

merencanakan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan

mengajar, materi pembelajaran. Hal tersebut membantu mahasiswa

mempersiapkan diri baik itu tujuan pembelajaran, materi, metode, media

dan evaluasi dan terlebih lagi mempersiapkan diri sebagai calon guru.

3. Standar Kompetensi

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini dalam satu semester,

mahasiswa diharapkan mampu menerapkan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran dan materi pembelajaran ke dalam proses

pembelajaran.

4. Materi Ajar

Bab 1. Perencanaan Pengajaran

Bab 2. Pengembangan silabus

Bab 3. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran


2

Bab 4. Perencanaan persiapan mengajar

Bab 5. Materi pembelajaran

5. Petunjuk Bagi Mahasiswa

1) Sebelum mengikuti perkuliahan, hendaknya mahasiswa telah

membaca buku yang relevan dengan materi yang akan dibahas pada

setiap pertemuan.

2) Mengikuti setiap materi yang dipraktekkan sehingga dapat memahami

dan mengerti serta mendapatkan contoh kasus di lapangan agar

menambah wawasan keilmuan.

3) Berusaha mendalami konsep-konsep yang telah dibahas melalui

sumber informasi lain seperti jurnal atau hasil penelitian termasuk dari

internet.

4) Jika dalam tugas atau pembahasan masih ada konsep yang belum

dipahami, mintalah petunjuk dari dosen pengasuh.

5) Tugas yang diberikan hendaknya dikerjakan sesuai dengan ketentuan

yang disepakati.
3

BAB I

PERENCANAAN PENGAJARAN

1.1. Pendahuluan

Deskripsi singkat

Bab ini menguraikan tentang pengertian perencanaan

pengajaran, 6 pokok perencanaan, peranan perencanaan, jenis-

jenis perencanaan menurut besaran, menurut telaahnya dan

ditinjau dari jangka waktu, dan pentingnya perencanaan

pengajaran.

Relevansi

Pengetahuan anda tentang materi ini akan digunakan dalam

penyusunan suatu perencanaan pendidikan.

Kompetensi Dasar

Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswa dapat menjelaskan

tentang pengertian perencanaan, pokok perencanaan, peranan

perencanaan, jenis-jenis perencanaan, pentingnya perencanaan

pembelajaran.

1.2. Penyajian

A. Pengertian Perencanaan Pengajaran

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.


4

Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam

jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat

perencanaan. Namun yang lebih utama adalah adalah perencanaan

yang dibuatharus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat

sasaran.

Newman mengemukakan bahwa perencanaan adalah

menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung

rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan

dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan

metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan

berdasarkan jadwal sehari-hari. Selanjutnya Sudjana (2000)

mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis

dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan

pada waktu yang akan datang.

Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi

tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan

bernilai, didalamnya mencakup elemen-elemen:

a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan

b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan

c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang

dirasakan.

d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan


5

e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang

dirasakan.

f. Identifikasi strategi alternative yang munkin dan alat atau tools

untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan,

termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi

dan alat yang dipakai.

Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa

yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan.

Mengingat perencanan merupakan suatu proses untuk menentukan

ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang

diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal

dari pemahaman di atas, maka perencanaan mengandung 6 pokok,

yakni:

1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan

yang di inginkan.

2. Keadaan masa depan yang di inginkan itu kemudian dibandingkan

dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat

kesenjangannya.

3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.

4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat

beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin

ditempuh.
6

5. Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai

efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.

6. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi

pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan

dilaksanakan.

Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil

pemikiran awal seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakan perisapan mengajar yang berisi

hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi unsur-

unsur: pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi. Unsur-unsur

tersebut harus mengacu pada silabus yang ada dengan memperhatikan

hal-hal:

1. Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai

siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar,

yang telah dikembangkan didalam silabus.

2. Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang

memberikan kecakapan hidup sesuai dengan permasalahan dan

lingkungan sehari-hari (pendekatan kontekstual)

3. Digunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa

dengan pengalaman langsung


7

4. Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan

didasarkan pada sistem-sistem pengujian yang dikembangkan selaras

dengan pengembangan silabus.

B. Jenis-jenis Perencanaan

Dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji

dari beberapa segi, antara lain:

1. Menurut besaran atau magnitude.

Perencanaan dapat dibagi dalam:

a. Perencanaan makro.

Perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang

menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang

ingin dicapai dan cara - cara yang dipakai dalam mencapai tujuan

tersebut. Perencanaan makro berusaha menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

(a) Apakah tujuan pendidikan nasional

(b) Pendekatan apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

tersebut,

(c) Lembaga pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut,

(d) Bagaimanakah seharusya organisasi pendidikan diatur sehingga

menunjang tercapainya tujuan tersebut,


8

(e) Program-program apakah yang perlu diadakan untuk

menunjang tercapainya tujuan tersebut,

(f) Sumber-sumber apakah yang dapat dipakai untuk menunjang

program-program tesebut,

(g) Apakah kriteria keberhasilan utama pendidikan itu.

b. Perencanaan Meso

Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro,

kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program

dalam dimensi yang lebih kecil. Pada tingkat ini perencanaan

sudah lebih bersifat operasion, disesuaikan dengan keadaan

daerah, departemen atau unit-unit antara lainnya. Pertanyaan-

pertanyaan yang perlu dijawab dalam tahap ini sama dengan

pertanyaan pada tahap makro, cuma lebih rinci dan

kebebasannya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang ada

pada rencana tingkat makro.

c. Perencanan mikro.

Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan

merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat

meso. Dalam tahap ini, karakteristik diperhatikan, namun tidak

boleh bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh

perencanaan makro maupun perencanaan meso.


9

2. Menurut telaahnya

Perencanaan dapat dibagi menjadi:

a. Perencanaan strategis

Perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan,

pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan

kebijakan yang dipakai sebagai pedoman) Perencanaan

strategis cenderung dipusatkan pada masalah-masalah yang

tidak begitu trstruktur, yang melibatkan banyak variabel,

namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini sering

juga disebut perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan

yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik.

melainkan juga pertimbangan para perencana. Biasanya

perencanaan strategis dilakukan oleh pimpinan punsat suatu

organisasi.

b. Perencanaan manajerial

Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses

pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Perencanaan ini lebih rinci dan menggunakan

data-data statistik, meskipun dalam beberapa hal

masih menggunakan pertimbangan akal sehat.

c. Perencanaan operasional

Perencanaan yang memusatkan perhatian pada apa yang akan

dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana


10

manajerial) Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi

memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu proyek atau

program, baik tentang aturan, prosedur dan ketentuan ketentuan

lain yang telah ditetapkan. Perencanaan operasional tidak banyak

membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual, sebab

sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.

3. Ditinjau dari jangka waktu

Perencanaan dibedakan dalam:

a. Perencanaan jangka panjang yaitu yang mencakup kurun waktu 10

sampai dengan 25 tahun. Mempunyai parameter yang lebih kabur

dan makin panjang jangka waktunya makin banyak variabelnya

yang tidak pasti.

b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup

kur,ut wakiu antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan

penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.

c. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu

antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari

rencana jangka panjang.

C. Pentingnya Perencanaan Pengajaran

Ide perencanaan pengajaran yang bara dikerai sekitar tahun 50-an,

sekarang telah luas mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan. Betapa

tidak, pendidikan itu ditujukan kepada anak didik. Anak didik merupakan
11

pewaris hari depan masyarakat. Terhadap hari depan itu manusia selalu

mempunyai angan-angan, cita-cita, rencana yang akan dicapai.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan

manusia menyusun rencana itu secara sistematis dengan menggunakan

perhitungan-perhitungan, maka lahirlah. perencanaan pengajaran dalam

arti modern.

Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mem-

pertahankan, dan mengembangkan bagian dari tujuan yang menjadi dasar

integrasi dari perencanaan masyarakat dan perencanaan pengajaran.

Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang

dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya

guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat

menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu

dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam

pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan langkah

pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang

amat penting dan amat menentukan. Tidak jarang kita mendengar

tuduhan atas "perencanaan yang salah" karena suatu kegiatan tidak

mencapai hasil yang optimal, walaupun kekurangberhasilan tadi

dapat juga disebabkan adanya penyimpangan dalam

pelaksanaannya. Namun tuduhan ini dapat dijadikan suatu indikator

bahwa perencanaan memainkan peranan yang penting sekali sekali.


12

Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu

sendiri harus dipakai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan

alat-alat lainnya seperti misalnya pengawasan dan evaluasi dalam

pelaksanaan pembangunan pendidikan. Perencanaan untuk menjadi

alat yang berguna perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan

kemampuan bekerja seseorang secara efektit dalam situasi

kepemimpinan yang baik. Hal ini pentin mengingat perencanaan

bukan sebagai pengganti kewenangan seorang pengelola.

Kelemahannya yang terjadi dalam perencanaan dapat disebabkan

dua hal penting berikut ini:

a. Karena manusianya sering diabaikan. Dalam perencanaan

dibicarakan tentang "apa", "bagaimana" dan "bilamana" namun

kadang-kadang lupa mempercakapan "siapa" atau orang yang

terlibat di dalamnya. Sering sekali dibicarakan tentang

pelaksanaan program atau proyek secara terpadu namun dalam

perencanaannya instansi atau orang yang diharapkan terlibat

ternyata tidak diikutsertakan sejak awal penyusunan

perencanaan. Instansi atau orang yang dimaksud seyogianya

sudah dilibatkan dalam proses perencanaan sedini mungkin.

b. Disebabkan perencanaan yang berlebihan. Perencanaan memang

berlaku juga sebagai petunjuk mengenai apa yang akan

dilakukan, akan tetapi jika perencanaan tadi disusun begitu padat

dan ketat serta kaku dan tidal: manusiawi maka dapat


13

menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. Suatu rencana

yang baik senantiasa menjadi alat petunjuk arah dan sekaligus

merupakan kiat yang lentur (flexible).

D. Peranan Perencanaan Pembelajaran

Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh

perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan

baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta

terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar, agar

pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka diperlukan

perencanaan pembelajaran yang baik.

Perencanaan pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan

efektif dan efisien. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran

berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu

perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan

memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon

siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya.

Fungsi perencanaan pengajaran adalah:

1) Mengklasifikasi, menata secara logis, dan merekam ide-ide guru

mengenai tujuan dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan


14

2) Memberikan panduan kepada guru untuk dapat melaksanakan

pembelajaran dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan

3) Menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien

4) Memungkinkan jadwal kerja dalam unit waktu dan urutan yang tepat

5) Menjaga pergeseran pertemuan dan menjamin bagian akhir tepat

waktu

6) Memudahkan guru untuk melihat kemajuan-kemajuan yang dicapai

peserta didik, melihat keefektifan rencana pembelajaran dengan

pelaksanaannya, serta merekam kekuatan dan kelemahan dalam

pembelajaran sebagai bahan penyempurnaan kegiatan pembelajaran

berikutnya.

Rangkuman

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam

meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji dari

beberapa segi, antara lain:a. Menurut besaran atau magnitude

(perencanaan dapat dibagi dalam: 1. Perencanaan makro; 2.

Perencanaan Meso; 3. Perencanan mikro) b. Menurut telaahnya

(Perencanaan dapat dibagi menjadi: Perencanaan strategis,

Perencanaan manajerial, Perencanaan operasional). c. Ditinjau dari


15

jangka waktu (Perencanaan dibedakan dalam: Perencanaan jangka,

perencanaan jangka menengah, perencanaan jangka pendek.

1.3. Penutup

A. Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan

2. Jelaskan jenis-jenis perencanaan ditinjau dari telaahnya

3. Jelaskan jenis-jenis perencanaan ditinjau dari jangka waktu

4. Jelaskan pentingnya perencanaan pengajaran

B. Umpan Balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Membuat ringkasan materi pada setiap bab sebelum materi

tersebut dibahas dalam diskusi maupun praktikum.

2. Aktif dalam diskusi dan praktikum.

3. Mengerjakan latihan dan tugas.

C. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% tes formatif di atas,

maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya

sebab pengetahuan konsep perlindungan tanaman merupakan dasar

untuk bab selanjutnya. Jika ada diantara mereka belum mencapai

penguasaan 80% dianjurkan untuk :


16

1. Mempelajari kembali materi di atas.

2. Berdiskusi dengan teman terutama tentang hal-hal yang belum

dikuasai.

3. Bertanya kepada dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam

diskusi.

D. Referensi

 Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

 Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdsarkan

Pendekatan Sistem. Jakarta. Bumi Aksara.

 Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan

Standar Kompetensi Guru. Bandung. Remaja Rosdakarya.

 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra

 Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi guru Profesional. Bandung:

Remaja Resdokarya.
17

BAB II

PENGEMBANGAN SILABUS

2.1. Pendahuluan

Deskripsi Mata Kuliah

Bab ini akan mempelajari tentang pengembangan silabus, isi silabus,

prinsip pengembangan silabus, langkah-langkah pengembangan

silabus, silabus dan kisi-kisi penilaian.

Relevansi.

Pengetahuan tentang materi ini akan digunakan dalam penyusunan

suatu silabus.

Kompetensi Dasar.

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat

merumuskan suatu silabus

2.2. Penyajian

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi untuk indikator, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,


18

kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian. Silabus harus mampu menjawab pertanyaan: (1) apa

kompetensi yang harus dikuasai siswa, (2) bagaimana cara mencapainya

dan (3) bagaiamana cara mengetahui pencapaian.

B. Landasan Pengembangan Silabus

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) yang berbunyi:

Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite

madrasah,mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan

silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar

kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang

bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan

SMK dan departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang

agama untuk MI, MTs, MA dan MAK.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomoer 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 yang berbunyi:

Perencanaan proes pembelajaran meliputi silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar


19

C. Prinsip Pengembangan Silabus

Sebelum membahas tentang pengembangan komponen-komponen

silabus, terlebih dahulu dibahas tentang prinsip pengembangan silabus.

Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunan silabus perlu

memperhatikan prinsip-prinsip berikut (BNSP: 2006):

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi

dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektural,

sosial, emosional dan spiritual peserta didik. Prinsip ini mendasari

pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran,

strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan

waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan

media dan alat pembelajaran.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus berhubungan secara fungsional dalam

mencapai kompetensi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus.


20

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi

dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

sumber belajar, serta teknik dan instrument penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk

menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan

nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman

peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di

sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,

afektif, psikomotor)
21

D. Unit Waktu Silabus

Penyusunan silabus perlu memperhatikan keteraturan dan

ketersediaan waktu. Guru kelas/mata pelajaran atau kelompok guru

kelas/mata pelajaran, atau kelompok guru kelas/mata pelajaran, atau

kelompok kerja guru (seperti KKG/PKG/MGMP)harus memperhatikan

panuan unit waktu dalam membuat silabus. Panduan unit waktu dalam

penyusunan silabus menurut BNSP (Pedoman Pengembangan Silabus;

2006), yaitu:

a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu

yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan

pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

b. Penyusunan Silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per

semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang

sekelompok.

c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan

silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur

kurikulum.Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus

berdasarkan satuan kompetensi.

E. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Silabus merupakan representasi kurikulum di setiap mata pelajaran.

Silabus harus mampu menjabarkan standar kompetensi yang ditentukan


22

daalam setiap komponen silaabus. Berikut ini akan dijabarkan langkah-

langkah secara runut pengembangan silabus yang sesuai dengan criteria

komponen masing-masing.

1. Mengkaji dan menentukan standar kompetensi

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

sebagaimana tercantum pada Standar Isi dengan memperhatikan hal-

hal:

a. urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di

SI (standar isi) dalam tingkat.

b. keterkaitan antar standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD) dalam mata pelajaran.

c. keterkaitan antar kompetensi dasar (KD) pada mata pelajaran.

d. keterkaitan antara standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD) antar mata pelajaran.

2. Mengkaji dan menentukan Kompetensi Dasar

Mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-

hal berikut:

a. urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada

di SI (standar isi) dalam tingkat.

b. keterkaitan antar standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD) dalam mata pelajaran.


23

c. keterkaitan antara standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD) antar mata pelajaran.

3. Mengidentifikasi materi pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian

Kompetensi Dasar (KD) dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik

b. karakteristik mata pelajaran

c. relevansi dengan karakteristik daerah

d. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan

spiritual peserta didik

e. kebermanfaatan bagi peserta didik

f. struktur keilmuan

g. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran

h. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan

i. alokasi waktu

4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar

peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber

belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Pengalaman

belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran

yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar

memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.


24

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran:

a. Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru)

agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai

Kompetensi Dasar (KD)

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan

hirarki konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan

materi

5. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai

dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,

dan potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang

terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar

untuk menyusun alat penilaian.

Kata kerja operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan

berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh dan


25

dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya). Kata kerja operasional pada

Kompetensi Dasar (KD) benar-benar terwakili dan teruji akurasinya

pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indicator.

Pencapaian kompetensi digunakan sebagai dasar untuk menyusun

alat penilaian. Setiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi

beberapa indikator (lebih dari dua). Prinsip pengembangan indikator

adalah sesuai dengan kepentingan (urgensi), kesinambungan

(kontinuitas), kesesuaian (relevansi) dan kontekstual. Keseluruhan

indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda,

perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan

kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten.

6. Menentukan jenis penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

perserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam

bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil

karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio dan penilaian

diri.
26

Hal-hal perlu diperhatikan dalam hal menentukan penilaian:

a. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang

dilakukan berdasarkan indikator.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,

dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap

kelompoknya.

c. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan dalam arti semua

indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan

kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum serta untuk

mengetahui kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa

perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria

ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah

memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar

yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya jika

pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan

maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan

proses) misalnya teknik wawancara maupun produk/hasil,

melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang

dibutuhkan.
27

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga

komponen penting, yang meliputi: (a) teknik penilaian, (b) bentuk

instrumen, dan (c) contoh instrumen.

a. Teknik Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan

untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang

telah ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian

adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi

mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat

dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat

dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.

Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui

pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan

teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui

pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.

Dalam melaksanakan penilaian perlu diperhatikan prinsip-prinsip

berikut ini.
28

1) Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek

yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan

soal.

2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.

3) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa

yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses

pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang

terhadap kelompoknya.

4) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang

berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,

kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi

dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk

mengetahui kesulitan siswa.

5) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan,

berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu

kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi,

sedang bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas

pengayaan.

6) Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua

kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari

kompetensi dasar berikutnya.

7) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-

kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk


29

satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang

tepat.

8) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek

pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan

menggunakan berbagai model penilaian,baik formal maupun

nonformal secara berkesinambungan.

9) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan

penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan

menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat,

dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

10) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi

dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang

jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai

dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.

11) Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan

memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian

kompetensi.

12) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan

dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang

utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa,

baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring

(nurturant effect) dari proses pembelajaran.


30

13) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas

observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses

(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun

produk/hasil dengan melakukan observasi lapangan yang

berupa informasi yang dibutuhkan.

b. Bentuk Instrumen

Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik

penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk instrumen yang

dikembangkan dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong

teknik:

1) Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,

menjodohkan dan sebagainya.

2) Tes lisan, yaitu berbentuk daftar pertanyaan.

3) Observasi yaitu dengan menggunakan lembar observasi.

4) Tes Praktik/ Kinerja berupa tes tulis keterampilan, tes

identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja

5) Penugasan individu atau kelompok, seperti tugas proyek

atau tugas rumah.

6) Portofolio dengan menggunakan dokumen pekerjaan, karya,

dan atau prestasi siswa.

7) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri


31

Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat,

selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks

silabus yang tersedia. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian

beserta bentuk instrumen yang dapat digunakan.

Tabel 1. Ragam Teknik Penilaian beserta Ragam Bentuk

Instrumennya

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


• Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
• Tes lisan • Daftar pertanyaan
• Observasi • Lembar observasi (lembar pengamatan)
(pengamatan)
• Tes praktik (tes • Tes tulis keterampilan
kinerja) • Tes identifikasi
• Tes simulasi
• Tes uji petik kerja
• Penugasan individual • Pekerjaan rumah
atau kelompok • Proyek
• Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
• Jurnal • Buku cacatan jurnal
• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri
• Penilaian Penilaian • Lembar penilaian antar teman
antar teman

c. Contoh Instrumen

Instrumen yang sudah tersusun, selanjutnya diberikan contoh

yang dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang


32

tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu menyulitkan karena

kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya contoh

instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.

7. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada tiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu

dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan kompetensi

dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan

perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang

dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

8. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan

untuk kegiatan pembelajarn. Sumber belajar dapat berupa media cetak

dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan

budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.


33

F. Komponen silabus pembelajaran

Silabus Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-

komponen berikut ini.

a. Identitas Silabus Pembelajaran

b. Standar Kompentensi

c. Kompetensi Dasar

d. Materi Pembelajaran

e. Kegiatan Pembelajaran

f. Indikator Pencapaian Kompetensi

g. Penilaian

h. Alokasi Waktu

i. Sumber Belajar

Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan

dalam contoh format silabus secara horisontal sebagai berikut.

Silabus Pembelajaran
Sekolah : SMP
Kelas/Semester : ..... / .......
Mata Pelajaran : .......
Standar Kompetensi : .......
Indikator Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber
Kompetensi Pencapaian Teknik Bentuk Contoh
Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Dasar Kompetensi Instrumen Instrumen
34

Rangkuman

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi untuk indikator, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber/bahan/alat belajar.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat

(2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomoer 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20. Untuk memperoleh silabus

yang baik, dalam penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip

berikut (BNSP: 2006): 1) Ilmiah, 2) Relevan, 3) Sistematis, 4) Konsisten,

5) Memadai, 6) Aktual dan Kontekstual, 7) Fleksibel, 8) Menyeluruh.

Langkah-langkah secara runut pengembangan silabus yang sesuai

dengan criteria komponen masing-masing yaitu; 1. Mengkaji dan

menentukan standar kompetensi; 2. Mengkaji dan menentukan

Kompetensi Dasar; 3. Mengidentifikasi materi pokok/Pembelajaran; 4.

Mengembangkan kegiatan pembelajaran; 5. Merumuskan indikator

pencapaian kompetensi; 6. Menentukan jenis penilaian; 7. Menentukan

alokasi waktu
35

2.3. Penutup

A. Evaluasi

1. Menjelaskan isi silabus

2. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan silabus

3. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan silabus

4. Membuat silabus beserta kisi-kisi penilaiannya

B. Umpan Balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

 Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang

akan dibahas.

 Aktif dalam diskusi

 Mengerjakan latihan.

C. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas,

maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya,

sebab materi ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan

80% dianjurkan untuk:

a. Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

b. Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

c. Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam

penyampaian materi atau diskusi.


36

D. Referensi

 Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan

Standar Kompetensi Guru. Bandung. Remaja Rosdakarya.

 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra

 Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi guru Profesional. Bandung:

Remaja Resdokarya.

 Isdisusilo, 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kata Pena


37

BAB 3

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

3.1. Pendahuluan

Deskripsi Mata Kuliah

Bab ini akan mempelajari tentang landasan pengembangan rencana

pelaksanaan pembelajaran, fungsi rencana pelaksanaan

pembelajaran, alur rencana pelaksanaan pembelajaran, criteria

rencana pelaksanaan pembelajaran, komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran, prinsip-prinsip pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran, langkah-langkah pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Relevansi.

Pengetahuan tentang materi ini akan digunakan dalam penyusunan

suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Kompetensi Dasar

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat

merumuskan suatu rencana pelaksanaan pembelajaran


38

3.2. Penyajian

A. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan PP 19 tahun 2005 pasal 20 dinyatakan bahwa:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar. Sejalan dengan PP diatas maka, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan

dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu

kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk

satu kali pertemuan atau lebih.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD (Kompetensi

Dasar). Setiap guru pada satuan pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


39

B. Landasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Landasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah PP. No.

19 tahun 2005 pasal 20. perencanaan proses pembelajaran yang

mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yang

menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS).

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

C. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat digunakan sebagai

acuan dalam menyusun rencana pembelajaran, sehingga dapat berfungsi

sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

agar lebih terarah dan berjalan efektif dan efisien. Perencanaan

pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan

di sekolah. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru akan lebih

mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu


40

dan mudah dalam belajar. Perencanaan pembelajaran dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata

pelajaran, dsb.

D. Alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

E. Kriteria

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik harus memenuhi

kriteria:

1. Kemampuan dasar dan materi mengacu pada silabus

2. Proses pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang bermakna

bagi siswa

3. Terdapat keselarasan antara kemampuan dasar, materi dan alat

penilaian

4. Mudah dimengerti/dipahami

F. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi

dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
41

Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) minimal terdiri

dari:

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi:

a. satuan pendidikan,

b. kelas,

c. semester,

d. program studi,

e. mata pelajaran atau tema pelajaran,

f. jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada

suatu mata pelajaran.

3. Kemampuan dasar (kompetensi dasar)

Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.


42

4. Indikator pencapaian kompetensi

Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

5. Tujuan Pembelajaran

Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai

oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi pembelajaran/Materi ajar

Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi.

7. Alokasi Waktu

Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar.

8. Metoda Pembelajaran

Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar

atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,


43

serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak

dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. Kegiatan Pembelajaran

Susunlah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa

dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar

untuk mencapai kemampuan dasar. Pilihlah pendekatan dan metode

yang tepat. Cantumkan struktur pengajarannya yang meliputi:

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan (1) Apersepsi

dan revisi dan (2) Bahan dan motivasi

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.


44

c. Penutup

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

simpulan, penilaan dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.

10. Penilaian hasil belajar dan tindak lanjut

Instrumen dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian

belajar siswa berdasarkan sistem pengujian yang telah dikembangkan

selaras dengan pengembangan silabus (gunakan dokumen sistem

pengujian). Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar

disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu

kepada standar penilaian.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kom-petensi. Cantumkan sumber bacaan yang

digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dasar yang

telah ditentukan dalam silabus.

G. Prinsip-Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Adapun yang menjadi prinsip-prinsip penyusunaan rencaana

pelaksanaan pelaajaran adalah sebagai berikut :


45

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,

kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,

potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik

untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

kemandirian, dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam

berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,

penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan

antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan


46

mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif

sesuai dengan situasi dan kondisi.

G. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP,

Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,

Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan

Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-

masing, namun semua merupakan suatu kesatuan. Penjelasan tiap-

tiap komponen adalah sebagai berikut.

1. Mencantumkan Identitas

Identitas terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester,

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

Yang perlu diperhatikan adalah:

a. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.


47

b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari

silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah

suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)

c. Indikator merupakan:

 ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran

bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar

 penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh

perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

 dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan

pendidikan, dan potensi daerah.

 rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau

dapat diobservasi.

 digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,

dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x

45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar

dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan

bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan SK, KD dan indicator

yang telah ditentukan. Lebih rinci dari KD dan indicator, pada saat tertentu
48

rumusan indicator sama dengan tujuan pembelajaran karena indicator

sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.

3. Menentukan Materi Pembelajaran

Identifikasi materi pelajaran didasarkan pada materi pokok

pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi pelajaran merupakan

uraian dari materi pokok pembelajaran. Untuk memudahkan penerapan

materi pembelajaran, dapat diacu dari indicator, misalnya: Indikator:

Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan. Materi

pembelajaran: Ciri-Ciri Kehidupan: Nutrisi, bergerak, bereproduksi,

transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan yang dipilih. Karena itu pada bagian ini

cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan

dalam kegiatan pembelajaran siswa:

a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan

proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan

sebagainya.

b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi,

tanya jawab, e-learning dan sebagainya.


49

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan yang memuat unsur kegiatan

pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-

langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan

 Orientasi: memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan

diajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,

memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan

slide dsb.

 Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang

materi yang akan diajarkan.

 Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari

gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa

bumi, dsb.

 Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang

akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan

uraian materi pelajaran secara garis besar.

 Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme

pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana

langkah-langkah pembelajaran).
50

b. Kegiatan Inti

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat

mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-

masing.

Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik

dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada

tujuan pembelajaran dan indikator.

Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan

Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak.

Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi

internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil

mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk

alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

c. Kegiatan penutup

 Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ simpulan.

 Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan tes tertulis, lisan

atau meminta siswa mengulang kembali simpulan yang telah

disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25%

siswa sebagai sampe.

 Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa

kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan.
51

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk

seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model

pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan

modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber

rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber

belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung

dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar

dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan

bahan ajar yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut,

pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar

berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan

bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang

digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang dipakai. Contoh minimal Format Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut :


52

Rangkuman

Landasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah PP. No.

19 tahun 2005 pasal 20. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana pembelajaran,

sehingga dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan efisien.
53

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik harus memenuhi

kriteria:1. Kemampuan dasar dan materi mengacu pada silabus; 2. Proses

pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi

siswa; 3. Terdapat keselarasan antara kemampuan dasar, materi dan alat

penilaian; 4. Mudah dimengerti/dipahami. Adapun yang menjadi prinsip-

prinsip penyusunaan rencaana pelaksanaan pelaajaran adalah sebagai

berikut: 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2. Mendorong

partisipasi aktif peserta didik; 3. Mengembangkan budaya membaca dan

menulis; 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5. Keterkaitan dan

keterpaduan; 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

3.2. Penutup

A. Evaluasi

Jawablah dengan benar pertanyaan di bawah ini:

1. Menjelaskan landasan pengembangan RPP

2. Menjelaskan alur pengembangan RPP

3. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan RPP

4. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan RPP

B. Umpan Balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

 Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang

akan dibahas.
54

 Aktif dalam diskusi

 Mengerjakan latihan.

C. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas,

maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya,

sebab materi ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan

80% dianjurkan untuk:

a. Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

b. Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

c. Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam

penyampaian materi atau diskusi.

D. Reference

 Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan

Standar Kompetensi Guru. Bandung. Remaja Rosdakarya.

 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra.

 Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi guru Profesional. Bandung:

Remaja Resdokarya.

 Isdisusilo, 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kata Pena


55

BAB IV

PENGEMBANGAN PERSIAPAN MENGAJAR

4.1. Pendahuluan

Deskripsi Mata Kuliah

Bab ini anda akan mempelajari perencanaan persiapan mengajar,

implementasi persiapan mengajar, prinsip-prinsip persiapan

mengajar, dan komponen persiapan mengajar.

Relevansi.

Pengetahuan tentang materi ini akan digunakan dalam penyusunan

suatu perencanaan pengajaran.

Kompetensi Dasar

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat merancang

persiapan mengajar

4.2. Penyajian

A. Perencanaan dan Implementasi Persiapan Mengajar

Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan

jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa

yang akan dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan

upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam

kegiatan pembelajaran.
56

Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan

urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru berdasarkan

berbagai tugas. Ada enam aktivitas yang akan akan diselesaikan oleh

seorang guru. Dalam kerangka tersebut terlihat adanya hubungan yang

erat dari keenam aktivitas tersebut. Aktivitas pertama, mendiagnosa

kebutuhan peserta didik artinya para guru harus menaruh perhatian

khusus terhadap peserta didik dalam kelas. Kebutuhan tersebut

diantaranya minat dan kemampuan peserta didik, kemudian dicari jalan

keluarnya memenuhi dan menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan

diajarkan kepada peserta didik. Usaha tersebut akan dapat membantu

guru untuk melangkah kepada aktivitas berikutnya.

Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran

pengajaran melukiskan apa yang diharapkan dari peserta didik, agar

peserta didik mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

pembelajaran. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan adanya

perbedaan individu selama mengajar.

Ketiga, mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaraan. Guru dapat

memilihsecara bebas setiap teknik pembelajaran, sehingga merupakan

penyesuaian yang bersifat professional. Keempat, merencanakan

aktivitas merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Dalam

aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan-

keputusan yang telah diambil yaitu mengenai peserta didik secara

individu, sasaran-sasaran, dan teknik pembelajaran dan didokumentasi


57

secara resmi, sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan pembelajaran

berikutnya.

Kelima, memberikan motivasi dan implementasi program.

Perencanaan pada aktivitas ini mempersiapkan guru secara khusus

bertalian dengan teknik motivasional akan diterapkan dan beberapa

prosedur administrative yang perlu diikuti agar rencana pengajaran dapat

dilaksanakan dengan baik. Keenam, yaitu perencanaan yang dipusatkan

kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat. Aktivitas ini

merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan

penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual. Terdapat

hubungan antara pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkatan tersebut

dengan keenam aktivitas lain yang terdapat dalam kerangka kerja yang

diutarakan di atas.

B. Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar

Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan

proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsure-

unsur perencenaan pembelajaran yang baik antara lain: mengidentifikasi

kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan

scenario yang relevan digunakan untuk mencapi tujuan, dan criteria

evaluasi (Hunt, 1999:24). Bersamaan dengan itu peran guru dalam

mengembangkan strategi amat penting, karena aktivitas belajar peserta

didik sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru di dalam kelas. Jika
58

guru antusias memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan peserta

didik, maka peserta didikpun akan mengembangkan aktivitas belajarnya

dengan baik, antusias, giat, dan serius (Dede Rosyada, 2004:123).

Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus

diketahui arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis

unsure-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan

membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang harus

dimiliki oleh guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori,

ketrampilan dasar, dan pemahaman mendalam tentang objek belajar dan

situasi pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan suatu perkiraan

atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik

oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan

pembentukan kompetensi.

Lebih lanjut, pengembangan persiapan mengajar harus

memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang

dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai

transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat

membangkitkan gairah belajar, serta mendorong siswa belajar dengan

menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai

serta menunjang pembentukan kompetensi. Berkenaan dengan hal

tersebut, (E. Mulyasa, 2004:80) mengemukakan beberapa prinsip yang

harus diperhatikan dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu:


59

a. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas.

b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan

mengajar harus menunjangdan sesuai dengan kompetensi yang telah

ditetapkan.

d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh

serta jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team

teaching) atau moving class.

C. Komponen-komponen Persiapan Mengajar

Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada

persiapan mengajar, sebagai produk program pembelajaran jangka

pendek yang mencakup komponen kegiatan belajar dan proses

pelaksanaan program. Cynthia dalam Mulyasa (2004:82) mengemukakan

bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase persiapan

mengajar ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan

membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar serta

mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul

dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa persiapan mengajar, seorang


60

guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang

dilakukannya.

Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan

berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan

dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan

hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan

mengajar, serta mengukur efektifitas mengajar.

Rangkuman

Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan

urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru berdasarkan

berbagai tugas. Ada enam aktivitas yang akan akan diselesaikan oleh

seorang guru. Aktivitas pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik.

Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Ketiga,

mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaraan. Keempat, merencanakan

aktivitas merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Kelima,

memberikan motivasi dan implementasi program. Keenam, yaitu

perencanaan yang dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi dan

penentuan tingkat. Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang

efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang

berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan

dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan

persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas mengajar.


61

4.3. Penutup

A. Evaluasi

a. Jelaskan implementasi persiapan mengajar

b. Jelaskan prinsip-prinsip persiapan mengajar

c. Jelaskan komponen persiapan mengajar

B. Umpan Balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-

hal sebagai berikut:

 Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang

akan dibahas.

 Aktif dalam diskusi

 Mengerjakan latihan.

C. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas,

maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya,

sebab materi ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan

80% dianjurkan untuk:

d. Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

e. Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

f. Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam

penyampaian materi atau diskusi.


62

D. Referensi

 Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar

(Landasan, Konsep, dan Implementasi). Bandung. Alfabeta.

 Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdsarkan

Pendekatan Sistem. Jakarta. Bumi Aksara.

 Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran

Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra

 Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi guru Profesional. Bandung:

Remaja Resdokarya.
63

BAB V

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

5.1 . Pendahuluan

Deskripsi Mata Kuliah

Bab ini akan mempelajari pengembangan materi pembelajaran, jenis-

jenis materi pembelajaran, prinsip-prinsip pengembangan materi

pembelajaran, langkah-langkah penentuan materi pembelajaran,

penentuan cakupan dan urutan materi pembelajaran.

Relevansi.

Pengembangan materi pembelajaran akan digunakan dalam

penyusunan suatu materi pembelajaran.

Kompetensi Dasar

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat

mendeskripsikan fakta, konsep, hokum dan teori materi pembelajaran.

5.2. Penyajian

A. Pengertian Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak

terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi

tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran

(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap


64

yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan.

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai

oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan

pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang

tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya

indikator.

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu

peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi

pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment)

terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat

persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami

berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi

pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun

prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan

tersebut.
65

B. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.

1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran,

meliputi nama-

nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang,

nama komponen suatu benda, dan sebagainya.

2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang

bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri

khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.

3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi

terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma,

teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi

sebab akibat.

4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam

mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai

kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar

dan bekerja, dsb.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi

pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan

kecukupan (adequacy).
66

1. Relevansi atau kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan

dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi

dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa berupa

menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus

berupa fakta, bukan konsep, prinsip atau jenis materi yang lain.

2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus

dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus

diajarkan juga harus meliputi empat macam.

3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar

yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu

banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak

maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target

kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu

mengidentifikasi materi pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal

di bawah ini:

1. potensi peserta didik;

2. relevansi dengan karakteristik daerah;

3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual

peserta didik;

4. kebermanfaatan bagi peserta didik;


67

5. struktur keilmuan;

6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

8. alokasi waktu.

D. Penentuan Cakupan Dan Urutan Materi Pembelajaran

1. Penentuan cakupan materi pembelajaran

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran

harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta,

konsep, prinsip, prosedur) afektif, atau psikomotor, karena ketika sudah

diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap jenis uraian

materi memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda.

Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-

prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi

pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak

materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman

materi menyangkut rincian konsep yang terkandung didalamnya yang

harus dipelajari oleh siswa.

Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.

Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan

sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah

ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk

mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu


68

sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Urutan Materi Pembelajaran

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses

pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi

pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite)

akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Materi

pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya

dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan

prosedural dan hierarkis.

a. Pendekatan prosedural.

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan

langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah

melaksanakan suatu tugas.

b. Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan

yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.

Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk

mempelajari materi berikutnya.

E. Penentuan Sumber Belajar

Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi

pembelajaran. Penentuan tersebut harus mengacu pada setiap standar


69

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis

sumber belajar yaitu:

1. buku

2. laporan hasil penelitian

3. jurnal (penerbitan hasil penelitian ilmiah)

4. majalah ilmiah

5. kajian pakar bidang studi

6. karya profesional

7. buku kurikulum

8. terbitan berkala: harian, mingguan, dan bulanan

9. situs-situs Internet

10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)

11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)

12. narasumber

Perlu diingat bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung

pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber

belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar seorang guru

harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk

dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan

pembelajaran bukanlah usaha menyelesaikan keseluruhan isi buku, tetapi

membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru

menggunakan sumber belajar maupun bahan ajar secara bervariasi.


70

F. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran

1. Identifikasi Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di

identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau

dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap

standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang

berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta

didik termasuk ranah kognitif, psikomotor atau afektif.

a. Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

b. Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal,

semirutin, dan rutin.

c. Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian

respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

2. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran

Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi

pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi

yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk

ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.


71

Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan

berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,

seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan

demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan

penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan

penilaian.

Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan

berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.

Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri

dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misal tulisan tangan, mengetik,

berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan

sebagainya.

Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar

pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan

mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru

akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,

setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media,

dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran

materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”,

“jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi

prosedur dengan cara “demonstrasi”.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran

yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan


72

tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan

mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi

yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek

sikap, atau keterampilan motorik.

G. Strategi Urutan Penyampaian

1. Strategi urutan penyampaian simultan

Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran,

maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara

keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi

satu (metode global). Misalnya, seorang guru mata pelajaran Kimia akan

menyampaikan materi tentang Ikatan Kimia yang terdiri dari beberapa

macam ikatan, Kestabilan Unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion dan Ikatan

Kovalen, Senyawa Kovalen Polar dan Non-Polar, Ikatan Logam. Pertama

Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar,

kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam.

2. Strategi urutan penyampaian suksesif

Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada

satu, maka menurut strategi urutan penyampaian suksesif, sebuah materi

satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara

berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh

yang sama, seorang guru mata pelajaran Kimia akan menyampaikan

materi tentang Ikatan Kimia yang terdiri dari beberapa macam Ikatan,

Kestabilan Unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen, Senyawa
73

Kovalen Polar dan Non-Polar, Ikatan Logam. Setelah jenis ikatan pertama

disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan jenis berikutnya

yaitu Ikatan Ion, Ikatan Kovalen dan seterusnya.

H. Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi

Secara garis besar, langkah-langkah menyampaikan materi

pembelajaran sangat bergantung kepada jenis materi yang akan disajikan.

Langkah-langkah dan strategi yang dijabarkan dalam panduan ini adalah

masih dalam taraf minimal. Pengembangannya, diserahkan pada

kreativitas guru, sepanjang tidak menyalahi kaidah-kaidah yang telah

dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

1. Strategi Penyampaian Fakta

Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-

nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang

atau simbol, dan sebagainya.). Langkah membelajarkan materi

pembelajaran jenis Fakta adalah:

a. Sajikan fakta

b. Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal

c. Berikan soal-soal mengingat kembali (review)

d. Berikan umpan balik

e. Berikan tes.

2. Strategi penyampaian konsep

Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau

pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham,


74

dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,

menggeneralisasi dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan atau

menyampaikan materi pembelajaran jenis Konsep adalah sebagai berikut:

a. Sajikan Konsep

b. Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan

contoh)

c. Berikan soal-soal latihan dan tugas

d. Berikan umpanbalik

e. Berikan tes.

3. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip

Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum

(law), postulat, teorema, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan

atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah:

a. Berikan prinsip

b. Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip

c. Berikan soal-soal latihan

d. Berikan umpan balik

e. Berikan tes.

4. Strategi Penyampaian Prosedur

Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan

atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.

Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah

mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah menghidupkan


75

televisi, menghidupkan dan mematikan komputer. Langkah-langkah

mengajarkan prosedur meliputi:

a. menyajikan prosedur

b. pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara

melaksanakan prosedur

c. memberikan latihan (praktik)

d. memberikan umpanbalik

e. memberikan tes.

5. Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)

Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom

(1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi,

dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara

lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi,

penyampaian ajaran atau dogma.

Rangkuman

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut. 1.

Fakta; 2. Konsep; 3. Prinsip; 4. Prosedur; 5. Sikap atau Nilai. Prinsip-

prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran

adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan

(adequacy). Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru

harus mampu mengidentifikasi materi pembelajaran dengan

mempertimbangkan hal-hal di bawah ini: 1. potensi peserta didik; 2.


76

relevansi dengan karakteristik daerah; 3. tingkat perkembangan fisik,

intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4.

kebermanfaatan bagi peserta didik; 5. struktur keilmuan; 6. aktualitas,

kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 7. relevansi dengan

kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 8. alokasi waktu.

5.3. Penutup

A. Evaluasi

Jawablah dengan banar pertanyaan di bawah ini:

1. Jelaskan lima jenis pengembangan materi pembelajaran

2. Jelaskan 3 prinsip pengembangan maeri pembelajaran

3. Jelaskan langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran

4. Jelaskan dua urutan materi pembelajaran

5. Jelaskan hubungan materi, tujuan pembelajaran dan evaluasi

B.Umpan Balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-

hal sebagai berikut:

 Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan

dibahas.

 Aktif dalam diskusi

 Mengerjakan latihan.
77

C. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas,

maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya,

sebab materi ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan

80% dianjurkan untuk:

g. Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

h. Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

i. Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam

penyampaian materi atau diskusi.

D. Referensi

 Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

 Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdsarkan


Pendekatan Sistem. Jakarta. Bumi Aksara.
 Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksra
 Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi guru Profesional. Bandung:
Remaja Resdokarya.

You might also like