You are on page 1of 9

NAMA :IRSAN

NIM : 091204018

KELAS :A

Ensembel Kanonik
1. Ensembel

Kumpulan assembly yang memiliki volume yang sama dimana komponen-komponennya


memiliki tipe yang sama. Jika tiap-tiap dari susunan atau keadaan mikro tersebut terdapat
paling kurang satu yang bersesuaian dengan assembly dalam kumpulan tersebut, maka
kumpulan tersebut membentuk suatu ensembel. Perata-rataan perilaku assembly terhadap
assembly yang membentuk ensembel akan memberikan hasil yang sama seolah-olah perata-
rataan diambil terhadap assembly tunggal dimana keadaannya berubah dengan waktu.

Untuk ensembel kanonik jumlah sistemnya sama untuk setiap assembly, akan tetapi
temperaturnya dianggap konstan, tetapi energinya tidak konstan. Dengan pertimbangan ini
memungkinkan terjadinya pertukaran energi diantara assembly dalam sebuah ensembel dan
terjadi interaksi diantara komponen-komponen yang ada dalam sistem. Akan ditunjukkan juga
bahwa pemakaian ensembel memungkinkan kita memperlakukan fluktuasi dari sifat-sifat
assembly yang kita tinjau. Juga akan ditunjukkan bagaimana kita memandang tipe suatu
assembly bagaimana suatu tipe assembly dibahas secara mekanika kauntum atau klasik.

2. Ensembel Bertemperatur Konstan

Oleh karena assembly yang ada dalam ensembel kanonik dianggap memiliki temperatur
yang sama, maka memungkinkan untuk membahas assembly-assembly yang bertetangga
dimana terjadi kontak termal antara satu dengan yang lain. Selanjutnya, ketika assembly-
assembly tersebut berada dalam kesetimbangan termodinamik, maka ensembel secara
keseluruhan dapat dipandang memiliki temperatur konstan di sekelilingnya.

Bentuk ensembel dengan temperatur konstan dapat dilukiskan seperti yang terlihat pada
gambar dimana assembly yang kita batasi mengandung sejumlah N sistem, volumenya V.
Akan tetapi karena batas masing-masing assembly permeabel (dapat dilewati) terhadap
pertukaran energi (atau kalor), maka energi dan temperatur masing-masing assembly tidak
sama . Secara teori energi sebuah assembly dalam sebuah ensembel kanonik dapat berharga
dari nilai nol sampai nilai total energi ensembel.

Untuk menurunkan secara matematis, pandanglah sebuah assembly dalam ensembel


kanonik pada keadaan i dengan energi Ei. Keadaan i tersebut ditandai dengan sebuah nilai
dimana koordinat 6N dari momentum dan posisinya. Kebolehjadian bahwa assembly berada
dalam keadaan i dengan energi Ei dapat dicari dengan memperlakukan assembly secara
individual dalam sebuah ensembel seolah-oleh secara bersama-sama merupakan suatu
”sistem” dari suatu assembly yang lebih besar. Dalam hal ini assembly yang lebih besar yang
dimaksud adalah ensembel kanonik yang dianggap memiliki energi dan temperatur yang
tertentu besarnya. Assembli dalam ensembel kanonik dapat dipandang sebagai sistem yang
tidak saling berinteraksi (non-interacting system) dalam sebuah assembly yang lebih besar
yang dibentuk oleh ensembel kanonik.
N,V,T N,V,T N,V,T N,V,T

N,V,T N,V,T N,V,T N,V,T assembly

N,V,T N,V,T N,V,T N,V,T


penyekat
N,V,T N,V,T N,V,T N,V,T

Batas tanpa
penyekat

Ensembel kanonik atau ensembel dengan temperatur konstan

Kebolehjadian bahwa suatu komponen anssembly berada dalam keadaan i dapat


dinyatakan dengan

pi  p 0  exp  E / kT 

Dimana p 0  suatu fungsi yang bergantung pada temperatur assembly T. Oleh karena
assembly harus berada dalam salah satu keadaan yang dinyatakan dengan indeks i, maka kita
dapat katakan bahwa

p
i
i
1

dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua keadaan i yang mungkin. Jadi

p 0   exp   Ei / kT   1
i

Dan

1
p 0  
 exp   Ei / kT 
i

Seperti halnya pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, akan lebih memudahkan jika


mendefenisikan fungsi partisi Z

Z   exp   Ei / kT 
i

Dan dikenal dengan fungsi partisi untuk ensembel bertemperatur konstan. Jadi kebolehjadian
bahwa sebuah assembly berada dalam keadaan i adalah

exp   Ei / kT 
p 0  
Z
3. Tinjauan Termodinamika Ensembel Kanonik

Misalkan bahwa keadaan energi yang diizinkan pada sebuah assembly dalam sebuah
ensembel kanonik adalah bervariasi yang ditunjukkan dengan nilai Ei. Energi rata-rata sebuah
assembly dalam ensembel adalah :

E   pi Ei
i

Gunakan nilai pi yang telah diperoleh sebelumnya, maka

1
E  exp   Ei / kT 
Z i

 Z
Dari kalkulus  exp  E / kT     1 / kT  exp  E / kT   kT
i
i i
2

T

Sehingga

kT 2 Z  log Z
E  kT 2
Z T T
Hubungan termodinamika antara energi bebas F dan energi E suatu assembly dapat diperoleh
dari rumus

 F / T  
E  T 2  
 T V

Sedangkan

F / T   log Z
 k 2
T T
Jadi energi bebas

F  kT log Z  C

C adalah sebuah fungsi yang tidak bergantung pada temperatur. Jika nilai tersebut diambil
sebagai tetapan integrasi, maka dapat dengan mencermati kaitan antara persamaan-
persamaan tersebut, C bernilai nol. Jadi

F  kT log Z

Bentuk fungsi partisi dapat ditulis

Z  exp  F / kT 

Jadi kebolehjadian pi menurut persamaan menjadi


pi  exp  F  Ei  / kT 

Persamaan ini sering diambil sebagai defenisi ensembel kanonik. Sebagai suatu sistem
termodinamik, entropi assembly dalam suatu ensembel kanonik dapat dicari dengan
menggunakan persamaan

S   F / T V

Dengan menggunakan persamaan energi bebas seperti yang dinyatakan dalam persamaan
maka fungsi partisi totalnya dapat ditulis

 T  log Z 
S  k log Z  
 T 

Akan tetapi ungkapan untuk entropi dapat dinyatakan dengan menggunakan beberapa alternatif
hubungan termodinamika

EF
S
T

Nyatakan energi sebagai E  pE


i
i i dan F  F p
i
i (karena pi
i  1 ), maka

Ei  F
S   pi
i T

F  Ei
 k  pi
i kT

S  k  pi log pi
i

4. Tinjauan Terhadap Fungsi Partisi Total

FUNGSI PARTISI KLASIK

Pandanglah sebuah assembly yang mengandung N sistem tak terbedakan, tak saling
berinteraksi pada suatu harga temperatur T. Misalkan pita energi tersedia dapat dinyatakan
dengan

Energi pita : 1 2  3 ..........  s .......

Bobot pita : g1 g2 g 3 .......... g s .......

Misalkan jumlah sistem yang ditempatkan bersesuaian dengan pita-pita tadi adalah

Jumlah sistem yang ditempatkan pada masing-masing pita

g1 g2 g 3 .......... g s .......
Persyaratan/pembatasan yang harus dipenuhi

n s
s N

n 
s
s s E

Jumlah susunan yang berbeda dari sistem jika ditinjau secara klasik (identik pada pembahasan
partikel klasik)

 g ns 
Wt  N !   s 
s  ns ! 

Fungsi partisi dapat dinayatakan dengan menggunakan persamaan di atas

Z  Wi exp   Ei / kT 
i

Penjumlahan dilakukan terhadap semua keadaan i yang mungkin dalam assembly. Dengan
menggunakan syarat/ pembatasan untuk energi, maka

 g ns   
Z   Ni   s  exp   ns s / kT 
( ns ) s  gs !   s 
Penyelesaian persamaan di atas dapat dilakukan dengan mengingat beberapa sifat uraian suku
berpangkat Ni sbb :

N! N ! n1 n2
(i).  x1  x2    n!  N  n  ! x x n N n

N
1 1  x1 x2
n  n1  n2  N n1 ! n2 !

Dimana n, n1 dan n2 mengambil semua nilai dari 0 sampai N.

N!
(ii).  x1  x2  x3   
N
x1n1 x2n2 x3n3
n ! n
 n1  n2  n3  N 1 2 3! n !

Dimana n1, n2 dan n3 memenuhi syarat n1 +n2 +n3 = N

 
N
N!  xsns 
(iii).   xs     xs  n N N ! s  n ! 
ns

 s   ns   N  ns ! s  s  s 
s

Dimana penjumlahan dilakukan untuk semua kombinasi dari bilangan bulat ns yang mungkin
yang memenuhi syarat ns  N . s

Nyatakan xs  gs exp   s / kT  dalam persamaan 9.21 dan tetap dengan syarat n s N


s
 g s s exp  ns s / kT  

N
 
n

 sg exp   s / kT     N !   
 s   ns  s 
 ns ! 

 g sns   
  N !    exp    ns s / kT  
 ns  s  ns !   s 
Maka :
N
 
Z    g s exp   s / kT  
 s 
Atau

Z = ZN

FUNGSI PARTISI SEMI KLASIK

Ketika sistem yang ditinjau dalam assembly tak terbedakan, tak terlokalisasi dan tak
saling berinteraksi, maka bobot yang dinyatakan dalam persamaan harus diganti dengan bobot
semi klasik yakni

 g ns 
Wt    s 
s  ns ! 

Dan fungsi partisinya

1  g sns   
Z 
N !  ns 
N !    exp    ns s / kT  
s  ns !   s 

Atau

Z = ZN / N!

FUNGSI PARTISI DENGAN MEMPERHATIKAN KEHADIRAN INTERAKSI

Ketika interaksi antara dua sistem tidak diabaikan, energi sistem akan bergantung pada
koordinat posisi dan momentumnya dan dalam kasus ini fungsi partisi dapat dicari dengan
melakukan integrasi terhadap semua nilai koordinat 6N dalam sistem.

Misalkan d  6 N adalah suatu elemen volume dalam ruang dimensi 6N dari N sistem
dalam assembly. Dengan mengambil analogi untuk sistem terbedakan maka, fungsi parisinya
adalah

d 6 N
Z  exp   E / kT 
6N
h3 N

Integral dilakukan ke seluruh ruang yang tersedia dalam volume ruang fase.
Untuk sistem yang tak terbedakan, fungsi partisi semi-klasik yang bersesuaian adalah :

d 6 N
Z  exp   E / kT 
 6N
h3 N N !

Dengan d  6 N adalah elemen ruang fase.

5. Distribusi Energi Dalam Ensembel Kanonik

Misalkan   E  dE adalah jumlah keadaaan yang diizinkan dalam assemnly yang


memiliki energi dengan interval antara E dan E + dE, maka jumlah assembly yang memiliki
energi dalam interval tersebut adalah

N  E  dE  exp  F  Ei  / kT    E  dE

Bentuk kurva N(E) dan suku-suku pengalinya ditunjukkan pada Gambar. Nampak bahwa energi
pada harga maksimum dalam kurva N(E) sangat dekat denganenergi rata-rata assembly.

N E

F E
 E

kT
e

N E

6. Penerapan Ensembel Kanonik Pada Gas Tidak Sempurna

Untuk memperoleh gambaran salah satu aplikasi ensembel kanonik kita akan
mengambil contoh gas tak sempurna, dimana interaksi antara dua molekul tidak dapat
diabaikan. Energi gas seperti ini dibentuk oleh komponen- komponen yang bergantung pada
posisi dan momentum molekul. Jika diasumsikan bahwa interaksi antara dua molekul tak
bergantung pada momentum dan posisinya, maka kita dapat nyatakan energi total assembly

1 N
 
N
E  x y z 
2m j 1
p 2
 p 2
 p 2

j 1 l  j
U ji
Dalam ungkapan di atas N adalah jumlah molekul, p xj dst adalah komponen momentum
molekul ke j, U ji adalah energi interaksi antara molekul ke j dengan molekul ke l dengan
syarat bahwa l > j, sehingga U ij dan U ji tidak dihitung dua kali tetapi hanya satu kali. Maka
fungsi partisinya

  2  
 
N
1
Z    x
     U ji  / kT  d  6 N
2 2
exp p p y p z
N ! h3 N 6 N   j 1 l  j  

Oleh karena momentum dalam semua arah dianggap sama, maka


3N
1  

Z 3N  
N ! h  
exp  px1
2
/ 2mkT dpx1  

  N
  ... exp   U ji / kT    dx j dy j dz j
VV V  j 1 l  j  j 1

Gunakan hubungan fungsi khusus


 exp   x  dx   / x 
2



Maka diperoleh

 2 mkT    N
3N / 2

Z
N ! h3 N
... exp   
  V  j 1 l  j U ji / kT    dx j dy j dz j
VV  j 1
Jika integral lipat N terhadap posisi ditulis IN maka

 2 mkT 
3N / 2

Z IN
N ! h3 N
Persamaan keadaan gas diperoleh dengan menyatakan energi bebas

F  kT log Z

   2 mkT 
 3N / 2

 
 kT log    log I N

 

N ! h3 N 
 

Tekanan gas dinyatakan dengan

 F 
p   
 V T
kT  I N 
Atau p  
I N  V T


Interaksi antar molekul diabaikan, sehingga exp U ji / kT  1 untuk setiap harga j dan l,
maka I N menjadi

  N
I N    ... exp  U ji / kT    dx j dy j dz j
VV V  j 1 l  j  j 1
N

  dx dy dz
j 1 V
j j j

VN

Jadi :

NkT
p
V
seperti yang kita memang perkirakan untuk molekul semi-klasik, tidak saling berinteraksi. Jika
kita volume gas yang tidak disediakan untuk molekul besarnya adalah b, maka volume pada
persamaan di atas dapat diganti dengan V  b  , sehingga persamaannya menjadi
p  NkT / V  b 

You might also like