Professional Documents
Culture Documents
Kop Sap 7 Novi
Kop Sap 7 Novi
Pengertian Partisipasi
Partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam
mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran
serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.
Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana kita memandang.
a. Dimensi Partisipasi Dipandang dari Sifatnya
- Partisipasi yang dipaksakan (forced)
Pada beberapa negara (Rusia, Kuba, dll) banyak pekerja dipaksa oleh Undang-Undang atau
keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Partisipasi sukarela (foluntary)
Merupakan partisipasi yang sesuai dengan koperasi. Sifat kesukarelaan ini menuntut
kemampuan manajemen koperasi dalam merangsang aktivitas partisipasi anggota.
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasi adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan yang efisien
b. Kontribusi keuangan anggota
c. Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan
4. Cara Meningkatkan Partisipasi
a. Meningkatkan manfaat keanggotaan
· Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
· Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
· Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
· dll
b. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
· Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
· Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
· Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan
mengambil keputusan
c. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
· Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
· Memperbesar rate of return
· Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
5. Biaya Partisipasi
Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan anggota dalam
pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan rapat dan biaya perjalanan
dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas
adalah kesempatan melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien (perhitungan selisih antara besar biaya
partisipasi dengan manfaat yang ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang
hendak dicapai oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi
pada dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi koperasi.
Penyebab berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di antaranya:
a. Pemilik modal paling banyak akan menentukan keputusan program usaha
b. Partisipasi tidak lagi sesuai dengan prinsip koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela) dan
prinsip manajemen (demokratis)
c. Hasil/output program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebanyakan
anggota
d. Perusahaan koperasi lebih banyak berusaha dengan pihak luar/non-anggota.
Dengan alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk memperbaiki
partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a. Perlunya kebijakan untuk mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen dengan
menerapkan teknologi manajemen tepat guna
b. Perlunya bantuan eksternal audit untuk beberapa koperasi yang belum mampu membayar
c. Perlunya mengembangkan sistem audit internal untuk evaluasi sendiri
d. Audit eksternal harus meliputi audit tentang pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana
koperasi tentang promosi anggota dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e. Perlunya desentralisasi dalam koperasi
f. Dll
Kegiatan Usaha Koperasi
Status dan Motif Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai
kepentingaan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa, berpartisipasi
aktif untuk memngaembangkan usaha koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota. Status
anggota koperasi sebagia badan usaha adalah sebagia pemilik (owner) dan sebagai pemakai
(users).
Tujuan Koperasi
Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya juga menjadi gerakan ekonomi rakyat
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
Kegiatan Usaha
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan - dengan kegiatan usaha anggota,
sebagai berikut:
- Unit usaha simpan pinjam.
- Perdagangan umum.
- Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta
aksesorisnya.
- Kontraktor dan konsultan bangunan.
- Penerbitan dan percetakan.
- Agrobisnis dan agroindustri.
- Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan.
- Jasa telekomunikasi umum.
- Jasa teknologi informasi.
- Biro jasa.
- Jasa pengiriman barang.
- Jasa transportasi.
- Jasa pemasaran umum.
- Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik.
- Jasa pengembangan dan konsultan olahraga.
- Event organizer
- Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
dan Badan Usaha Koperasi (BUK).
- Klinik kesehatan dan apotek.
- Desain grafis dan galeri seni.
Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka
peluang usaha dengan non-anggota.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat
lain, baik didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan
harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat
(3), Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik
didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia.
Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana Kerja
Jangka Pendek (tahunan) serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan
oleh Rapat Anggota.
Sumber: fatmawahyuningsih.blogspot.co.id
Umihanasumi.blogspot.co.id