You are on page 1of 8

Partisipasi Anggota Pada Koperasi

Pengertian Partisipasi

Partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam
mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran
serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.

Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana kita memandang.
a. Dimensi Partisipasi Dipandang dari Sifatnya
- Partisipasi yang dipaksakan (forced)
Pada beberapa negara (Rusia, Kuba, dll) banyak pekerja dipaksa oleh Undang-Undang atau
keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Partisipasi sukarela (foluntary)
Merupakan partisipasi yang sesuai dengan koperasi. Sifat kesukarelaan ini menuntut
kemampuan manajemen koperasi dalam merangsang aktivitas partisipasi anggota.

b. Dimensi Partisipasi Dipandang dari Bentuknya


- Formal (formal participation)
Telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan
setiap kegiatan.
- Informal (informal participation)
Hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.
Kedua bentuk partisipasi ini dapat dijalankan secara bersama-sama.

c. Dimensi Partisipasi Dipandang dari Pelaksanaannya


- Langsung
Terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan,
mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
- Tidak Langsung
Terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.
Keduanya dapat dijalankan bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta aturan yang
berlaku.

d. Dimensi Partisipasi Dipandang dari Segi Kepentingannya


- Kontributif (contributif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pemilik, para anggota memberikan kontribusinya terhadap
pertumbuhan koperasi dalam bentuk keuangan (simpanan pokok, wajib dan sukarela) dan
mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan
terhadap jalannya koperasi.
- Insentif (incentif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan berbagai potensi
pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya.

Arti Pentingnya Partisipasi


Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau
perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan
oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam
organisasi.

Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya,


dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari
para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga
Tri-Angle Identity of Cooperative). Rangsangan Partisipasi. Insentif (perangsang) merupakan
lawan dari kontribusi (sumbangan). Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan dievaluasi oleh
anggota sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan tujuan (pribadi) yang dirasakannya sebagai
subyektif.

Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasi adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan yang efisien
b. Kontribusi keuangan anggota
c. Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan
4. Cara Meningkatkan Partisipasi
a. Meningkatkan manfaat keanggotaan
· Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
· Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
· Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
· dll
b. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
· Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
· Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
· Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan
mengambil keputusan
c. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
· Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
· Memperbesar rate of return
· Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi

5. Biaya Partisipasi
Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan anggota dalam
pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan rapat dan biaya perjalanan
dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas
adalah kesempatan melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien (perhitungan selisih antara besar biaya
partisipasi dengan manfaat yang ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang
hendak dicapai oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi
pada dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi koperasi.

6. Model Kesesuaian Dalam Partisipasi


Menurut Ropke (1985), kualitas partisipasi tergantung pada interaksi tiga variabel yaitu:
a. Para anggota
b. Manajemen kperasi
c. Program
Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan
anggota dan keluaran program koperasi. Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika
anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang
kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara
program dan manajemen adalah tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen
untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.
Jadi, efektivitas partisipasi koperasi merupakan fungsi dari tingkat kesesuaian antara anggota,
manajemen dan program.
Dimana: P = partisipasi
a = anggota
m = manajemen
p = program

Dengan demikian, partisipasi akan efektif bila:


a. Manajemen mampu melaksanakan tugas dari program yang ditetapkan
b. Keputusan program manajemen mencerminkan hasrat permintaan para anggota
c. Hasrat permintaan anggota akan tercermin dalam keputusan program manajemen.

Penggunaan manajemen partisipasi tergantung dari:


a. Waktu yang tersedia
b. Kemauan anggota untuki berpartisipasi
c. Sistem imbalan
d. Sifat dari pekerjaan

Penyebab berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di antaranya:
a. Pemilik modal paling banyak akan menentukan keputusan program usaha
b. Partisipasi tidak lagi sesuai dengan prinsip koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela) dan
prinsip manajemen (demokratis)
c. Hasil/output program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebanyakan
anggota
d. Perusahaan koperasi lebih banyak berusaha dengan pihak luar/non-anggota.
Dengan alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk memperbaiki
partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a. Perlunya kebijakan untuk mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen dengan
menerapkan teknologi manajemen tepat guna
b. Perlunya bantuan eksternal audit untuk beberapa koperasi yang belum mampu membayar
c. Perlunya mengembangkan sistem audit internal untuk evaluasi sendiri
d. Audit eksternal harus meliputi audit tentang pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana
koperasi tentang promosi anggota dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e. Perlunya desentralisasi dalam koperasi
f. Dll
Kegiatan Usaha Koperasi
Status dan Motif Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai
kepentingaan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa, berpartisipasi
aktif untuk memngaembangkan usaha koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota. Status
anggota koperasi sebagia badan usaha adalah sebagia pemilik (owner) dan sebagai pemakai
(users).

Tujuan Koperasi
Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya juga menjadi gerakan ekonomi rakyat
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.

Kegiatan Usaha
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan - dengan kegiatan usaha anggota,
sebagai berikut:
- Unit usaha simpan pinjam.
- Perdagangan umum.
- Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta
aksesorisnya.
- Kontraktor dan konsultan bangunan.
- Penerbitan dan percetakan.
- Agrobisnis dan agroindustri.
- Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan.
- Jasa telekomunikasi umum.
- Jasa teknologi informasi.
- Biro jasa.
- Jasa pengiriman barang.
- Jasa transportasi.
- Jasa pemasaran umum.
- Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik.
- Jasa pengembangan dan konsultan olahraga.
- Event organizer
- Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
dan Badan Usaha Koperasi (BUK).
- Klinik kesehatan dan apotek.
- Desain grafis dan galeri seni.

Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka
peluang usaha dengan non-anggota.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat
lain, baik didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan
harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat
(3), Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik
didalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia.
Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan Rencana Kerja
Jangka Pendek (tahunan) serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi dan disahkan
oleh Rapat Anggota.

Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)


SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total
revenue ) atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dengan
lambang (TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut pembahasan mengenai pengertian koperasi
bila ditinjau menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai
berikut:
• SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang
dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
• SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
• Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
• Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh
Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
• Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi
modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
• Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima.

Sumber: fatmawahyuningsih.blogspot.co.id
Umihanasumi.blogspot.co.id

You might also like