You are on page 1of 13

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia dengan judul


“Penentuan Golongan Darah dan Glukosa Darah” yang disusun oleh :
nama : Resky Amaliah Sapa
NIM : 1514040011
kelas : Pendidikan Biologi A
kelompok : VI (Enam)
telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, April 2018


Koordinator Asisten Asisten

Muhammad Richsan Yamin, S.Pd Suharyanti Amir, S.Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Drs. A. Mushawwir Taiyeb, M.Kes


NIP. 1964041611988031002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel-sel dalam tubuh manusia jumlahnya sangat banyak, hingga jutaann.
Sel tersebut tentunya membutuhkan banyak energi untuk kehidupannya dalam
menjalankan fungsinya di dalam tubuh. Energi tersebut berasal dari makanan,
yang kemudian diolah dan diangkut oleh cairan dalam tubuh. Cairan yang
dimaksud adalah darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat peting bagi
manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi nutrisi. Tanpa darah yang
cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian.
Darah pada manusia memilik beberapa golongan. Golongan darah inilah
yang merupakan ciri khusus dari setiap individu. Sebagaimana diketahui bahwa
golongan darah terdiri atas A, B,AB, dan O. Terdapat cara menentukan atau
penggolongan darah, yaitu golongan darah sistem ABO dan golongan darah
sistem Rhesus.
Darah mengangkut glukosa yang telah diserap oleh usus halus pada saat
proses pencernaan makanan. Di dalam tubuh glukosa akan tersimpan dalam
bentuk glikogen di dalam otot dan hati, dan glukosa juga dapat tersimpan pada
plasma darah dala bentuk glukosa darah.gula tersebut kemudian dibawa ke setiap
sel, menyediakan energi yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi spesifik sel.
Mempertahankan kadar glukosa darah seimbang sangat penting untuk kinerja
sehari-hari tubuh.
Berdasarkan pernyataan di atas maka di laksanakanlah kegiatan praktikum
mengenai penentuan golongan darah dan glukosa darah untuk mengetahui apakah
golongan darah apa saja yang terdapat di kelas dan mengukur seberapa tinggi
kadar glukosa seseorang dengan menggunakan alat ukur glukometer.
Sebagaimana telah dikatakan pada paragraf sebelumnya bahwa golongan darah
merupakan ciri khusus yang terdapat pada setiap individu.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui golongan darah dan
kadar glukosa darah probandus
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara menguji
golongan darah dan kadar glukosa darah probandus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Golongan darah merupakan salah satu substansi genetik yang ada dalam
tubuh manusia. Masing-masing orang tua akan mewariskan salah satu alel
golongan darahnya kepada anak mereka. Sistem penggolongan darah juga
berdasarkan pada pembentukan alel ganda. Sejak sistem golongan darah AB0
diperkenalkan oleh Landsteiner pada 1901, diketahui bahwa masing-masing
individu akan memiliki salah satu dari empat golongan darah yang ada yakni
golongan darah A, B, AB atau 0 Secara umum distribusi dari alel pada masing-
masing tempat memiliki perbedaan yang cukup signifikan (Raditya, 2016).
Jenis darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis darah yang paling penting adalah jenis ABO dan Rhesus (faktor
Rh). Menurut Sifiansah (2013), Jenis darah manusia ditentukan berdasarkan jenis
antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
1. Individu dengan jenis darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya.
2. Individu dengan jenis darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya.
3. Individu dengan jenis darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
4. Individu dengan jenis darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan
memanfaatan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis
Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya
memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan
sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+ (Sofiansah, 2012).
Pengujian darah secara manual umumnya dilakukan dengan metode ABO.
Pada metode ABO digunakan suatu antisera, yaitu antisera A dan antisera B.
Sample darah yang diletakan di atas kaca preparat ditetesi antisera dengan
perbandingan darah dan antisera 1: 2, lalu akan terjadi penggumpalan. Untuk hasil
pembacaan yang lebih akurat dapat digunakan mikroskop dalam mengamati
aglutinasi yang terjadi. Karena setiap golongan darah mempunyai suatu zat anti
tertentu. Seperti pada golongan darah A mempunyai anti B, jika golongan darah A
diberikan antisera A maka darah tersebut akan menggumpal, sedangkan untuk
darah golongan B mempunyai anti A. darah golongan AB mempunyai anti A dan
anti B dan golongan darah O tidak mempunyai zat anti ( Azhar, 2014).
Pada dasarnya setiap orang membutuhkan glukosa dalam darah, Gula
dalam sel sanga penting untuk membentuk energi. Fungsi insulin ialah mendorong
gula dalam darah masuk ke dalam sel dan menyimpan gula yang berkelebihan di
hati. Konsentrasi gula darah pada orang sehat berada di sekitar 70-120 mmg/l.
Situasi ini akan bertahan selama produksi insulin atau fungsi pangkreas cukup
baik. Tanda-tanda pasti dari diabetes mellitus adalah adanya kenaikan kadar gula
darah yang lebih. Pada individu yang normal kadar gula dalam keadaan puasa
berkisar 60-80 mg/dl dan setelah makan berkisar 120-16-mg/dl. Seseorang
termasuk kelompok penderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah dalam
keadaan puasa dan dua jam setelah makam masing-masing kadarnya lebih dari 140
mg/dl dan 200 mg/dl (buku).
Penderita diabetes mellitus dewasa ini terus meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat kemakmuran dan berubahnya gaya hidup. Banyak orang
menganggap penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit orang tua atau
penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan, padahal setiap orang dapat
mengidap penyakit diabetes mellitus baik tua maupun muda (Pasaribu, 2012).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar
glukosa darah (KGD) yang tinggi (hiperglikemia) akibat pengaturan homeostasis
glukosa tidak berjalan sempurna. Penyakit diabetes mellitus terbagi atas 2 jenis
yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 atau insulin-dependent diabetes
mellitus (IDDM) ditandai dengan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel-sel
β pankreas, sehingga sel β tidak mampu memproduksi hormon insulin yang
berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah. Diabetes tipe 2 atau non-
insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM) diawali dengan kondisi resistensi
insulin yang merupakan menurunnya sensitifitas reseptor insulin pada hati,
jaringan otot, dan jaringan adiposa sehingga hormon insulin tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya. Oleh karena kebutuhan insulin yang meningkat, pankreas
berusaha memproduksi insulin dalam jumlah lebih. Namun kondisi ini tidak
bertahan lama, sampai akhirnya sel β kehilangan kemampuannya (disfungsi sel β)
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk merespon kadar glukosa
yang meningkat setelah makan (Ridwan, 2012).
Kemungkinan seseorang untuk terkena diabetes mellitus sangat besar jika
salah satu atau kedua orangtuanya menderita penyakit diabetes. Saat ini diketahui
beberapa penyebab timbulnya hiperglikemia (kadar gula darah puasa>126 mg/dl)
sebagai gejala klinis. Salah satunya adalah peningkatan asupan glukosa periferal
(resistensi isnulin). Masing-masing penyebab tersebut memerlukan penangan
berbeda. Oleh karena itu, perlu dilakukan diagnosis timbulnya hiperglikimia bagi
setiap pasien DM untuk menentukan jenis pengobatan yang paling tepat untuknya
(buku).
Obesitas didefenisikan sebagai penimbunan lemak berlebihan dalam
jaringan tubuh.. Salah satu cara untuk mengukur distrubusi lemak dalam tubuh
adalah dengan metode antropometri, yaitu dengan mengukur Indeks Massa Tubuh
untuk menentukan obesitas seluruh tubuh, dan lingkar pinggang serta rasio
lingkar pinggang-panggul untuk menentukan obesitas sentral. Pada penyakit
diabetes mellitus tipe 2, peranan obesitas dijelaskan dalam berbagai teori. Salah
satu teori menyebutkan bahwa sel-sel lemak yang mengalami hipertrofi
menurunkan jumlah reseptor insulin. Teori lain menyebutkan tingginya asam
lemak, peningkatan hormon resistin dan penurunan adiponektin akibat
penumpukan lemak pada penderita obesitas mempengaruhi kerja insulin sehingga
dapat menyebabkan tingginya kadar glukosa darah (Lipoeto, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis/ 29 Maret 2018
Pukul : Pukul 16.00 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Blood lanced
2. Strip
3. Glukometer
4. Easy touch
b. Bahan
1. Darah Probandus
2. Alkohol
3. Kapas
C. Prosedur Kerja
a. Uji Golongan Darah
1. Menandai dengan spidol atau pensil pada gelas objek daerah A dan B.
2. Meneteskan pada daerah tersebut satu tetes darah probandus.
3. Meneteskan pada daerah yang bertanda A satu tetes anti serum A dan pada
daerah B antiserum B, lalu mengaduknya.
4. Mengaduk campuran pada poin c dan mengamati terbentuknya aglutinasi.
b. Uji Gula Darah
1. Mencocokkan strip yang digunakan dengan alat pengukur gula darah.
2. Membersihkan ujung jari yang digunakan dengan alkohol.
3. kemudian menusuk ujung jari dengan blood lancet. Lalu meneteskan satu tetes
darah di atas strip.
4. Membaca kadar gula yang tertera pada glukometer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Tes Golongan Darah

No. Nama Golongan Darah

1. Farahdiba O
2. Sri Ramadani O
3. Resky B
4. Algazali O
5. Nur Lisyah O
6. Yulinar A
7. Budi O
8. Rizky B
9. Widya O
10. Syahida O
11. Citra O
12. Erwin O
13. Muhlisah B
14. Ruaeda O
15. Nur Hikma O
16. Farhani B
17. Arna A
18. Meisy AB
19. Riska O
20. Nurhadi B
21. Prisilia B
22. Hanifah B
23. Isnaeni O
No. Nama Golongan Darah

24. Nurdayanti B

25. Nurhidayah AB
26. Dilla Sari O
27. Nadia A
28. Ariani O
29. Elpandi A
30. Nirmala B
31. Hasanah O
32. Asriah O

Analisis Data
Dari percobaan ini didapatkan hasil golongan darah pribadi dan kelas.
Adapun data kelas diperoleh dari jumlah mahasiswa Pendidikan Biologi A 2015
sebanyak 32 orang, dengan jumlah golongan darah A sebanyak 4 orang,
golongan darah B sebanyak 9 orang, golongan darah AB sebanyak 2 orang, dan
golongan darah O sebanyak 18 orang. Perhitungan persentase distribusi
golongan darah adalah sebagai berikut:
% Golongan darah A = 4/32 x 100% = 12,5 %
% Golongan darah B = 9/32 x 100% = 28,12 %
% Golongan darah AB = 2/32 x 100% = 6,25 %
% Golongan darah O = 17/32 x 100% = 53,12 %
Tabel 1.2 Hasil Tes Kadar Glukosa Darah
Puasa (P)
No. Probandus /Tidak Puasa Kadar
Glukosa
(TP)
1. Syahida P 45 mg/dl
2. Arna P 86 mg/dl
3. Algazali P 97 mg/dl
4. Citra P 59 mg/dl
Puasa (P)
No. Probandus /Tidak Puasa Kadar
Glukosa
(TP)
5. Ruaeda P 86 mg/dl
6. Meisy TP 110 mg/dl
7. Nadia TP 97 mg/dl
8. Farhani TP 69 mg/dl
9. Ariani TP 94 mg/dl
10 Widyarti TP 59 mg/dl
11. Isnaeni TP 71 mg/dl
12. Budi TP 62 mg/dl
13. Dean TP 110 mg/dl
14. Elpandi TP 77 mg/dl
15. Farahdiba P 59 mg/dl

B. Pembahasan
Kegiatan praktikum ini terdiri atas beberapa percobaan yang dilakukan.
Diantaranya adalah Uji golongan darah dan uji kadar glukosa. Setiap kegiatan
ini diambil sampel probandus baik perwakilan kelompok maupun probandus
secara keseluruhan.
1. Uji Golongan Darah
Kegiatan yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui golongan
darah probandus kelas pendidikan Biologi A 2015. Jika darah menggumpal
saat diberi Anti-gen A, maka orang tersebut bergolongan darah A. Jika darah
menggumpal diberi anti-gen B maka orang tersebut bergolongan darah B.
Apabila keduanya menggumpal setelah diber anti gen-A dan anti gen B maka
orang tersebut bergolongan darah AB, sebaliknya jika tidak ada yang
menggumpla maka orang tersebut bergolongan darah O.
Setelah dilakukan percobaan, dapat diketahui bahwa data dalam kelas dan
setiap probandus memiliki golangan darah yang berbeda-beda. Dari 31
jumlah probandus, jumlah probandus yang bergolongan darah A adalah
sebanyak 4 orang dengan persentasi 12,5 %. Jumlah probandus yang
bergolongan darah B yaitu 9 orang dengan persentasi 28,12 %. Selanjutnya
probandus yang bergolongan darah AB adalah sebanyak 2 orang. Golongan
darah ini merupakan golongan darah yang paling sedikit dimiliki oleh
probandus dengan presentasi 6,25 %. Sedangankan golongan darah
probandus yang paling banyak adalah golongan darah O sebanyak 18 orang
dengan persentasi 53,12 %.
2. Uji Glukosa Darah
Untuk pengujian glukosa darah diambil data dati 17 probandus, di
mana 6 di antaranya probndus yang sedang berpuasa dan sisanya tidak.
Dari data yang di peroleh, probandus yang kadar glukosa daranya paling
tinggi adalah dari probandus dengan kadar glukosa darah sebanyak 110
mg/dl dan kadar glukosa paling rendah adalah dengan jumlah kadar
glukosa darah sebanyak 45 md/dl. Dari data yang di peroleh, dapat di
katakan bahwa probandus yang telah di uji kadar glukosa darahnya, semua
probandus memiliki kadar glukosa darah yang normal. Perbedaan kadar
glukosa yang terjadi dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi
probandus juga berbeda. Selain itu, probandus yang memiliki kadar
glukosa paling rendah adalah probandus yang sedang berpuasa, di mana
puasa adalah salah satu faktor yang dapat menentukan kadar glkosa darah
seseorang. Hal ini telah sesuai dengan teori yang di jelaskan oleh
Mahendra (2008), bahwa pada individu yang normal kadar gula dalam
keadaan puasa berkisar 60-80 mg/dl dan setelah makan berkisar 120-16-
mg/dl.
Peningkatan atau penurunan kadar gula darah dalam tubuh dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti usia, hormon insulin,
emosi, stress, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas
fisik yang dilakukan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia yang telah
dilaksanakan mengenai Penentuan Golongan darah dan Glukosa Darah, maka
dapat di simpulkan bahwa golongan darah mahasiswa pada kelas pendidikan
biologi A berbeda-beda, ada golongan darah B dengan jumlah probandus yang
terbanyak, , golongan darah AB dengan jumlah probandus yang terendah
sedangkan yang bergolongan darah O memiliki jumlah yang sama. Sedangkan
pada pengujian kadar glukosa darah dari 17 probandus memiliki kadar glukosa
yang berbeda-beda yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
aktivitas fisik, usia, hormon insulin dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan kekompakan dan keaktifan setiap
praktikan dapat lebih ditingkatkan lagi serta komunikasi antara praktikan dan
asisten dapat terjaga dengan baik. Diharapkan kepada pratikan agar tidak ribut
ketika praktikum sedang berlangsung agar proses praktikum dapat berjalan dengan
lancar dan juga praktikan dapat lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, nugraha F. 2014. Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus. Teknik
Elektrinika Politeknik Caltex Riau. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer
Vol 2 No 1.

Lipoeto, Nur, Eti Yerizel, Zulkarnain, dan Intan. 2016. Hubungan Nilai
Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Medika. 23-28.

Mahendra, Ade Tobing, Diah Krisnatuti, dan Boy. 2008. Care Your Self Diabetes
Mellitus. Jakarta : Agromedia
.
Pasaribu, Fidayani, Panal Sitorus, dan Saiful Bahri. 2012. Uji Ekstrak Etanol Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah . Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. Vol.1.
No.1.

Raditya, Ainur. 2016. Distribusi Golongan Darah ABO Pada Masyarakat Tengger.
Jurnal AntroUnair. Vol 5. No.3

Sofiansah, Tofan. 2013. Sistem Informasi Donor Darah Di Unit Donor Darah
Palang Merah Indonesia Kota Bandung Berbasis Web . Jurnal Ilmiah
Komputer dan Informatika. Vol. 1. No.1.

You might also like