You are on page 1of 7

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN

DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA


BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT
SEI TUAN TAHUN 2015

Annisa Febriana Siregar1, Nurmaini2, dan Devi Nuraini2


1
Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
2
Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: nsafbrn@gmail.com

ABSTRACT

Tuberculosis remains a major global health problem, which causes pain


in millions of people every year. One factor that also affects the pulmonary TB is
a job. Type of job determine the risk factors that must be faced by every
individual. Another important factor for pulmonary TB transmission is house.
This study aims to determine the relationship of the physical condition of the
house and work with the incidence of pulmonary TB in Bandar Khalipah, Percut
Sei Tuan.
This research’s design was Case Control with a total sample of 60
respondents, consisting of 30 sample cases, who were the patients with pulmonary
tuberculosis that were recorded in recorded medical records in Puskesmas
Bandar Khalipah, and 30 control samples that residents living around the house
with pulmonary tuberculosis by matching with a case in point age and gender.
Accourding to the result of this research, there was a significant
differenec between the citizen’s house who suffer from pulmonary tuberculosis
with the citizens who didn’t suffer from it. The data shows, that Odds Ratio Of
over crowded 4,57, ventilation is 2,51, type of floor is ,70, lighting is 3,28, and
humidity is 4,17 it is estimated that the physical condicition of citizen’s house
(over crowing, ventilation, lighting and humidity) indicate that there is relation
between the physical condition of the house with the prevalence of pulmonary
tuberculosis in Bandar Khalipah, Percut Sei Tuan.
Therefore, citizens should seek shelter and environmental health for
healthful housing. Bandar Khalipah community health centre in order to conduct
outreach about the terms of a healthful housing.

Kata Kunci : Physical condition of house, Job, Pulmonary Tuberculosis

PENDAHULUAN diperkirakan mencapai 9 juta orang


Tuberkulosis (TB) masih menderita TB dan 1,5 juta orang
merupakan permasalahan kesehatan meninggal akibat penyakit TB,
global utama, yang menyebabkan 360.000 di antaranya adalah
kesakitan pada jutaan orang setiap penderita HIV (WHO, 2014).
tahunnya. TB menempati posisi Menurut WHO tahun 2014 dari
kedua sebagai penyebab utama 9 juta orang yang menderita penyakit
kematian akibat penyakit infeksi di TB tahun 2013 lebih dari
dunia, setelah HIV. Pada tahun 2013, setengahnya (56%) berada di Asia

1
Tenggara. Di Afrika, terdapat Kabupaten atau Kota salah satu yang
seperempat dari seluruh penderita tertinggi adalah Kabupaten Deli
TB, sementara di India dan Cina Serdang yaitu 2.616 kasus dan
terdapat 24% dan 11% penderita TB. jumlah kasus yang terendah adalah
Di Indonesia TB Paru merupakan Kota Gunung Sitoli yaitu 38 kasus.
pembunuh nomor satu diantara Angka tersebut menunjukkan kasus
penyakit menular dan merupakan TB Paru di Provinsi Sumatera Utara
penyebab kematian nomor tiga masih tinggi.
setelah jantung dan penyakit Faktor-faktor yang
pernafasan akut pada seluruh mempengaruhi penyebaran penyakit
kalangan usia. TB Paru tidak hanya faktor medis
Penyebab terjadinya penyakit saja tetapi dipengaruhi juga faktor
Tuberkulosis adalah basil non medis seperti urbanisasi,
Tuberkulosis yang termasuk dalam kepadatan penduduk, dan ekonomi.
genus Mycobacterium, suatu anggota Insiden TB Paru tidak hanya
dari famili Mycobacteriaceae dan dijumpai di daerah pedesaan tetapi
termasuk dalam ordo juga dijumpai pada daerah perkotaan
Actinomycetalis. Mycobacterium (Karyadi, 2001). Salah satu faktor
tuberculosis menyebabkan sejumlah yang berperan penting dalam
penyakit berat pada manusia. Bakteri penyebaran TB yaitu lingkungan
Mycobacterium tuberculosis seperti rumah tinggal. Bakteri TB dapat
halnya bakteri lain pada umumnya hidup selama 1-2 jam hingga berhari-
akan tumbuh dengan subur pada hari dan dapat berminggu-minggu.
lingkungan dengan kelembaban yang Faktor resiko yang
tinggi. Air membentuk lebih dari 80 menyebabkan TB yaitu kepadatan
% volume sel bakteri dan merupakan hunian yang melebihi kapasitas
hal essensial untuk pertumbuhan dan rumah dengan luas kamar tidur
kelangsungan hidup sel bakteri. minimal 8 m2 dan dipakai lebih dari
Salah satu faktor yang juga 2 orang tidur, kelembaban udara di
berpengaruh pada TB Paru adalah dalam rumah melebihi 40-70%,
pekerjaan. Jenis pekerjaan pencahayaan rumah secara alami
menentukan faktor risiko yang harus atau buatan tidak dapat menerangi
dihadapi setiap individu. Bila pekerja seluruh ruangan dan menyebabkan
bekerja di lingkungan yang berdebu bakteri muncul dengan intensitas
paparan partikel debu di daerah penerangan kurang dari 60 lux, tidak
terpapar akan mempengaruhi adanya ventilasi rumah untuk
terjadinya gangguan pada saluran pergantian sirkulasi udara di dalam
pernafasan. Paparan kronis udara rumah dengan minimal 10% luas
yang tercemar dapat meningkatkan lantai, lantai rumah yang masih tidak
morbiditas, terutama terjadinya kedap air atau masih berupa tanah
gejala penyakit pernafasan dan dan lembab, dinding rumah masih
umumnya TB Paru (Corwin,2009). menggunakan papan dan bambu
Berdasarkan Profil Kesehatan yang tidak kedap air dan kebiasaan
Provinsi Sumatera Utara tahun 2012, membuka jendela yang jarang
diketahui penemuan kasus TB Paru dilakukan oleh warga pada pagi dan
sebanyak 22.360 jiwa dan dari 33 siang hari (Kepmenkes, 1999).

2
Berdasarkan jumlah penderita bagaimana faktor risiko di pelajari
TB Paru di Indonesia tahun 2010, dengan menggunakan pendekatan
Sumatera Utara menempati urutan retrospektif, efek penyakit atau status
ke-7. Jumlah penderita TB Paru kesehatan diidentifikasi pada saat
klinis di Sumatera Utara pada tahun sekarang sedangkan faktor risiko
2010 sebanyak 104.992 orang setelah diidentifikasi adanya atau terjadinya
dilakukan pemeriksaan dan yang pada waktu yang lalu.
diobati sebanyak 13.744 orang serta
yang sembuh sebanyak 9.390 orang TUJUAN PENELITIAN
atau sekitar 68,32% (Dinkes Prov Untuk mengetahui hubungan
Sumatera Utara, 2011). Jumlah kasus kondisi fisik rumah dan pekerjaan
TB paru meningkat pada tahun 2012, dengan kejadian penyakit TB Paru di
secara klinis sebanyak 123.790 orang Desa Bandar Khalipah, Kecamatan
setelah dilakukan pemeriksaan dan Percut Sei Tuan Tahun 2015
yang diobati sebanyak 16.392 orang
serta yang sembuh sebanyak 12.154 MANFAAT PENELITIAN
orang atau sekitar 74,15%. 1. Sebagai bahan masukan kepada
Hasil survey pendahuluan pada Dinas Kesehatan dalam upaya
3 bulan terakhir (Januari-Maret peningkatan penanganan
2015) tercatat ada 635 suspect TB terhadap penyakit TB Paru,
Paru dan 60 penderita TB Paru di khususnya mengenai hubungan
Desa Bandar Khalipah. Survei kondisi fisik rumah dan
pendahuluan yang peneliti lakukan pekerjaan dengan kejadian TB
terhadap 10 penderita TB Paru yang Paru di Desa Bandar Khalipah
diobservasi dan diwawancara Kelurahan Percut Sei Tuan
dilapangan, terdapat 6 atau 60% Tahun 2015.
diantaranya memiliki kondisi sanitasi 2. Sebagai informasi tambahan
rumah yang kurang baik. bagi masyarakat (penderita) agar
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat berperan aktif dalam
perlu dilakukan penelitian tentang mengantisipasi atau
Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan menanggulangi penyakit TB
Pekerjaan dengan Kejadian Penyakit Paru.
TB Paru di Desa Bandar Khalipah 3. Sebagai pengalaman bagi
Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun penulis dalam melaksanakan
2015. penelitian serta menambah
pengetahuan mengenai penyakit
METODE PENELITIAN TB Paru.
Penelitian ini adalah penelitian 4. Sebagai informasi tambahan
yang bersifat survai analitik yaitu bagi peneliti selanjutnya yang
untuk mengetahui hubungan kondisi akan meneliti pada bidang kajian
fisik rumah dan pekerjaan dengan sejenis sehingga hasilnya nanti
kejadian TB Paru di Desa Bandar diharapkan dapat
Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan memperbaharui dan
Tahun 2015 dengan rancangan menyempurnakan penelitian ini.
penelitian case control, yaitu suatu
penelitian yang menyangkut

3
Tabel 1. Karakteristik Responden Di Desa Bandar Khalipah Tahun 2015

No. Karakteristik Kategori Kasus Kontrol


Responden n % n %
1. Kepadatan Tidak memenuhi syarat 24 40 4 6,7
Hunian Memenuhi syarat 6 10 26 43,3
2. Ventilasi Tidak memenuhi syarat 23 38,3 11 18,3
Memenuhi syarat 7 11,7 19 31,7
3. Jenis Lantai Tidak Baik 10 16,7 15 25
Baik 20 33,3 15 25
4. Pencahayaan Tidak memenuhi syarat 23 38,3 7 11,7
Memenuhi syarat 7 11,7 23 38,3
5. Kelembaban Tidak memenuhi syarat 27 45 14 23,3
Memenuhi syarat 3 5 16 26,7
6. Pekerjaan Tidak Bekerja 18 30 17 28,3
Bekerja 12 20 13 21,7

HASIL DAN PEMBAHASAN hunian, ventilasi, pencahayaan,


Karakteristik responden kelembaban, dan kondisi lantai. Dari
terdiri dari kondisi fisik rumah dan 5 (lima) variabel tersebut hanya ada
pekerjaan. Variabel kondisi fisik 1 (satu) variabel yang tidak terdapat
rumah meliputi kelembaban, hubungan signifikan yaitu kondisi
kepadatan hunian, ventilasi, lantai. Sedangkan 4 (empat) variabel
pencahayaan, dan jenis lantai. lainnya terdapat hubungan
Adapun gambaran kondisi fisik di signifikan. Dari hasil observasi
rumah responden kasus dan kontrol peneliti terdapat perbedaan kondisi
pada penelitian ini dapat dilihat pada fisik rumah responden meskipun tipe
tabel 1 diatas. rumah kasus dan kontrol sama. Hasil
Hubungan antara kondisi pengamatan menunjukkan rumah
fisik rumah dan pekerjaan dengan responden kontrol lebih
kejadian TB Paru dapat dilihat pada mengupayakan kesehatan rumah
tabel 2 dibawah. dibandingkan dengan rumah pada
Kondisi fisik rumah dari responden kasus,
penelitian ini meliputi kepadatan
Tabel 2. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Pekerjaan dengan Kejadian
TB Paru di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2015
No. Karakteristik Kategori
Responden X2 OR
1. Kepadatan Tidak memenuhi syarat
.000 4,57
Hunian Memenuhi syarat
2. Ventilasi Tidak memenuhi syarat
.002 2,51
Memenuhi syarat
3. Jenis Lantai Tidak Baik
.190 ,700
Baik
4. Pencahayaan Tidak memenuhi syarat
.000 3,28
Memenuhi syarat
5. Kelembaban Tidak memenuhi syarat
.000 4,17
Memenuhi syarat
6. Pekerjaan Tidak Bekerja
.793 .934
Bekerja

4
misalnya sistem pencahayaaan kontrol memenuhi syarat sedangkan
dirumah kontrol yang mempunyai pada responden kasus tidak
jendela untuk memasukkan cahaya memenuhi syarat. Hal ini
matahari kedalam rumah, sistem dikarenakan, terdapat perbedaan
sirkulasi udara atau ventilasi pada jumlah penghuni rumah pada
responden kontrol juga baik yaitu responden kasus dan responden
menggunakan jendela pada sisi kontrol. Berdasarkan hasil uji Chi
depan rumah sebagai jalan keluar Square terdapat hubungan signifikan
masuknya aliran udara. pada kepadatan hunian. Hasil
Ventilasi bermanfaat bagi sirkulasi penelitian ini sejalan dengan
pergantian udara dalam rumah serta penelitian yang telah dilakukan oleh
mengurangi kelembaban didalam Heriyani (2013) penelitian tersebut
ruangan. Salah satunya yang menyatakan terdapat hubungan
mempengaruhi kelembaban adalah bermakna antara kepadatan hunian
keringat manusia, semakin banyak dengan kejadian TB paru. Semakin
manusia dalam satu ruangan maka besar hunian dalam satu rumah,
semakin tinggi kelembaban ruangan maka semakin besar pula interaksi
tersebut. Ventilasi mempengaruhi yang terjadi antar penghuni dalam
proses dilusi udara, juga dengan kata satu rumah tersebut. Hal ini
lain mengencerkan konsentrasi memudahkan penyebaran penyakit
kuman tuberkulosis dan kuman lain, khususnya TB paru.
terbawa keluar dan mati terkena sinar Hasil uji Chi square
ultraviolet (Achmadi, 2010). Oleh menunjukkan terdapat hubungan
karena itu, penting untuk mempunyai signifikan antara kelembaban dengan
ventilasi di rumah, baik rumah kejadian TB Paru. Hal ini
responden kasus maupun responden dikarenakan, tidak adanya lubang
kontrol. ventilasi pada beberapa rumah
Berdasarkan hasil uji Chi responden kasus sehingga sulit untuk
Square tidak terdapat hubungan terjadinya pertukaran udara.
bermakna pada jenis lantai dan TB Kelembaban rumah sangat
Paru. Hal ini dikarenakan rata-rata berhubungan dengan ventilasi dan
rumah responden di lokasi penelitian pencahayaan rumah. Jika
baik untuk kasus dan kontrol pencahayaan dan ventilasi tidak
memiliki jenis lantai yang kedap air. memenuhi syarat maka kelembaban
Hasil penelitian ini sesuai semakin tidak memenuhi standar
dengan penelitian Putra (2011) maka kesehatan.
dapat disimpulkan tidak terdapat Berdasarkan hasil penelitian tidak
hubungan antara jenis lantai dengan ada hubungan yang signifikan antara
kejadian TB Paru dan responden jenis pekerjaan dengan kejadian TB
yang memiliki kondisi jenis lantai Paru. Responden kasus dan kontrol
rumah yang tidak baik memiliki terbanyak ialah tidak bekerja. Hal ini
risiko yang sama dengan kondisi menunjukkan jenis pekerjaan tidak
jenis lantai yang baik untuk tertular mempunyai pengaruh terhadap
penyakit TB Paru. kejadian TB Paru dikarenakan jenis
Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan tidak menimbulkan
kepadatan hunian pada responden pengaruh besar terhadap

5
pertumbuhan dan perkembangbiakan kepemilikan rumah (konstruksi
Mycobacterium tuberkulosis yang rumah). Kepala keluarga yang
dapat menimbulkan penyakit mempunyai pendapatan dibawah
tuberkulosis paru, meskipun jenis UMR akan mengkonsumsi makanan
pekerjaan menentukan tingkat dengan kadar gizi yang tidak sesuai
penghasilan yang akan dengan kebutuhan bagi setiap
mempengaruhi keluarga dalam anggota keluarga sehingga
memilih tempat tinggal. Namun mempunyai status gizi yang kurang
banyak faktor lain yang menjadi dan akan memudahkan untuk terkena
perantara tidak ada hubungan antara penyakit infeksi diantaranya TB Paru
jenis pekerjaan dengan kejadian TB (Helda,2009).
Paru. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan Retnaningsih (2010) yang
mayoritas responden kasus ialah menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
tidak bekerja. Jika responden tidak tidak bermakna terhadap kejadian
bekerja maka akan mempengaruhi infeksi TB paru, sebenarnya dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan, bekerja diharapkan dapat
pekerjaan seseorang juga akan dapat mengurangi risiko terinfeksi TB
mencerminkan sedikit banyaknya paru, orang yang bekerja di luar
informasi yang diterima, informasi rumah, relatif lebih sedikit memiliki
tersebut akan mempengaruhi waktu berada di dalam rumah
seseorang dalam mengambil dibandingkan kelompok yang tidak
keputusan untuk memanfaatkan bekerja. Jika waktu berada di dalam
pelayanan kesehatan yang ada, rumah lebih sedikit, maka intensitas
penyediaan makanan bergizi, kontak dengan penderita TB paru
lingkungan rumah yang sehat serta akan berkurang.
pemeliharaan status kesehatan. Hal
ini dapat berpengaruh bagi jasmani, KESIMPULAN DAN SARAN
rohani, dan sosial sehingga bila Kesimpulan
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi 1. Kondisi fisik rumah
maka dapat menurunkan status (kelembaban, pencahayaan,
kesehatan dimana daya tahan tubuh kepadatan hunian dan ventilasi)
menurun sehingga mudah terserang berhubungan dengan kejadian
penyakit TB Paru. TB Paru.
Penelitian ini sesuai dengan 2. Pekerjaan tidak berhubungan
hasil penelitian Arsin, dkk (2003), dengan kejadian TB Paru.
bahwa tidak ada hubungan jenis Saran
pekerjaan responden dengan kejadian 1. Perlunya memperhatikan jumlah
TB paru di Makasar. hunian kamar, ventilasi,
Jenis pekerjaan seseorang juga pencahayaan dalam rumah,
mempengaruhi terhadap pendapatan kelembaban dan kepadatan
keluarga yang akan mempunyai hunian.
dampak terhadap pola hidup sehari- 2. Bagi masyarakat yang bertempat
hari diantara konsumsi makanan, tinggal di Desa Bandar Khalipah
pemeliharaan kesehatan selain itu perlu mengupayakan kesehatan
juga akan mempengaruhi terhadap

6
lingkungan tempat tinggal yang Yokyakarta, International
tidak memenuhi syarat. Journal of Public Health
3. Bagi Puskesmas Bandar Khalipah Science, Vol. 2, No. 1m 1-6
diharapkan dapat melakukan
penyuluhan tentang syarat-syarat Kepmenkes No. 829 Tahun 1999.
rumah sehat. Persyaratan Kesehatan Rumah
Tinggal, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Retnaningsih, E., Taviv, Y. dan
Achmadi, U.F., 2010. Manajemen Yahya. 2010. Model Prediksi
Penyakit Berbasis Wilayah. Faktor Resiko Infeksi TB Paru
Universitas Indonesia-Press: Kontak Serumah untuk
Jakarta. Perencanaan Program di
. Kabupaten Oku Provinsi
Arsin, A.A. & Aisyah., 2004. Sumatera Selatan Tahun 2010
Beberapa Faktor Yang (Model Faktor Resiko Infeksi
Berhubungan Dengan Kejadian TB Paru). Laporan Akhir.
TB Paru Di Wilayah Kerja Badan Penelitian dan
Puskesmas Kassi-Kassi, Jurnal Pengembangan Kementerian
Medika Nusantara Volume 25 Dalam Negeri. Jakarta.
no.3;
WHO. 2014. Global Tuberculosis
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Report
Patofisiologi. Penerbit Buku http://apps.who.int/137094/1/9
Kedokteran: Jakarta. 789241564809_eng.pdf?ua=1.
Diakses tanggal 4 Juli 2015.
Heriyani F., 2013. Risk Factor of the
Incidence of Pumonary
Tuberculosis in
Banjarmasin City,

You might also like