ASIS REVISI KE 1.2.3gg+headerfooter

You might also like

You are on page 1of 154

ABSTRAK

Fluida adalah suatu zat yang akan berubah (terderformasi) secara terus-
menerus (continues) apabila terkena tegangan seberapun kecilnya tegangan
tersebut diberikan. Gas maupun cairan, akan bergerak dari daerah yang memiliki
energi tinggi ke energi rendah, dalam hal ini energi yang dimaksud adalah
tekanan. Berdasarkan prinsip Bernoulli, tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung laju aliran fluida dan ketinggian fluida tersebut Prinsip Bernoulli
adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Pada dasarnya, prinsip Bernoulli
menunjukkan tingkat energi suatu fluida. EGL menunjukan energi total fluida
pada suatu titik pada aliran, sedangkan HGL menunjukaan energi fluida
berdasarkan tekanan statis dan ketinggian fluida.
Pada praktikum Bernoulli Theorem Apparatus, melakukan pengambilan
data pada Venturi tube dan pada Pitot tube. Perbedaan keduanya apabila Venturi
tube dilakukan pengambilan data hanya pada satu titik tersebut dan pada Pitot
tube dilakukan pengambilan data sebanyak 12 kali dengan perubahan jarak pada
ujung Pitot. Selain itu dilakukan pengambilan data pada keadaan aliran pompa
saat fully open atau secara half open.
Kata Kunci : Tekanan, Aliran Fluida, Kecepatan fluida, Venturi Tube, Pitot Tube.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida adalah suatu zat yang akan berubah (terdeformasi) secara terus-
menerus (continues) apabila terkena tegangan seberapapun kecilnya tegangan
tersebut diberikan. Saat ini aplikasi mekanika fluida banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai contoh adalah aplikasi dari Hukum Bernoulli.
Dalam Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama
pada setiap titik di sepanjang suatu garis lurus. Lebih detail lagi, hukum Bernoulli
menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa peningkatan kecepatan
pada suatu aliran fluida cair atau gas akan mengakibatkan penurunan tekanan pada
zat cair atau gas tersebut.

Dengan adanya prinsip Bernoulli kita dapat mengetahui secara teoritis


bagaimana suatu hal dapat terjadi seperi aliran dalam pipa, alat penyemprot
serangga, aliran fluida pada body pesawat terbang, aliran dalam pompa, aliran
dalam kompresor dan lain-lain. Untuk itu dilakukan praktikum antara hubungan
teori Bernoulli dan kelengkapannya sehingga dapat digunakan secara efisien pada
pengaplikasian prinsip Bernoulli.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :
1. Bagaimana fenomena nyata dari Hukum Bernoulli ?
2. Bagaimana prinsip “head” dengan menggunakan Pitot tube ?
3. Bagaimana prinsip kerja alat ukur fluida ?
1.3 Tujuan Peraktikum
Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui:
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana fenomena nyata dari Hukum Bernoulli.
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip “head” dengan menggunakan Pitot

tube.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja alat ukur fluida.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada praktikum Bernoulli Theorem Apparatus adalah sebagai
berikut:
a. Fully Develop Flow
Fully Develop Flow adalah aliran fluida yang vektor kecepatannya tidak
lagi berubah setelah entrance length.
b. Steady Flow
Steady flow adalah kondisi dimana properties dari aliran dapat berbeda
pada setiap titik (kecepatan, tekanan dan lain-lain), namun tidak berubah
terhadap waktu.

c. Inviscid Flow
Aliran yang tidak dipengaruhi viskositas / kekentalan sehingga aliran ini
tidak memiliki tegangan geser dan kehilangan energi.
d. Incompressible Flow
Suatu fluida dikatakan incompressible ketika variasi densitasnya sangat
kecil dibawah 5% sehingga dapat diabaikan.

e. Percobaan dilakukan pada suhu kamar


Percobaan dilakukan pada suhu kamar , karena untuk mempertahankan
variasi properties fluida
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Penurunan Rumus Bernoulli

2.1.1 Berdasarkan hukum termodinamika 1


=0(1) =0(1) =0(1) =0(2)

Dimana:

Dengan asumsi:
1. , , =0
2. Steady flow
3. Incompressible flow
4. Uniform flow and properties at each section

5.

Maka persamaannya menjadi:


Gambar 2.1 Aliran melalui streamtube
Dari persamaan kontinuitas didapat:

=0(2)
Dimana :

Maka :

Selain itu, laju perpindahan panas dapat dituliskan sebagai berikut:


Maka, persamaannya menjadi:

Atau,
Dengan asumsi (3), yakni incompressible flow, berlaku hubungan

Sehingga,

Dimana:
 : perubahan energi dalam akibat gesekan, kJ/kg

 : perpindahan panas per satuan massa, kJ/kg

 = 0 : losses energy dari section 1-2, kJ/kg

Maka persamaan Bernoulli dari section 1-2 adalah sebagai berikut:


2.1.2 Berdasarkan Persamaan Euler
Persamaan euler untuk aliran steady sepanjang sebuah streamline adalah:

1 p z V
 g V
 s s s
Apabila sebuah partikel fluida bergerak sepanjang ds, maka:

p
ds  dp (perubahan tekanan sepanjang ds)
s
z
ds  dz (perubahan ketinggian sepanjang ds)
s
V
ds  dV (perubahan kecepatan sepanjang ds)
s

Sehingga setelah mengalikan persamaan euler di atas dengan ds, didapat:


dp
  gdz  V dV

Atau

dp
 ρ 
 V dV   gdz   0

dp V 2
 ρ  2  gz  konstan
Karena asumsi incompressible flow maka ρ = konstan, sehingga didapat
persamaan Bernoulli sebagai berikut:

p V2
  gz  konstan
 2

2.2 Tekanan statis, dinamis, dan stagnasi


Sebelumnya kita telah menurunkan persamaan Bernoulli hingga didapatkan
persamaan:
Dari persamaan tersebut ada variabel tekanan (p), tekanan tersebut merupakan
tekanan termodinamika atau disebut juga dengan tekanan statis. Tekanan statis
merupakan tekanan yang diukur dengan alat ukur tekanan yang memiliki
kecepatan sama dengan kecepatan aliran fluida.
Tekanan stagnasi merupakan tekanan yang diukur pada saat kecepatan aliran
fluida diperlambat sampai nol (0) tanpa proses gesekan (frictionless).
Pada aliran incompressible, persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk
menghubungkan perubahan kecepatan dan tekanan sepanjang sebuah streamline.
Dengan mengabaikan ketinggian, persamaan Bernoulli menjadi :
Jika tekanan statis didefinisikan dengan p pada satu titik dalam jalur aliran
dimana kecepatannya adalah sebesar V, sedangkan tekanan stagnasi didefinisikan
dengan po, dimana keadaan stagnasi kecepatan adalah Vo = 0, maka:
Bentuk disebut juga dengan tekanan dinamis. Jadi tekanan dinamis

dapat dikatakan sebagai selisih antara tekanan stagnasi dengan tekanan statis.
Melalui persamaan tersebut, dapat dihitung kecepatan lokal aliran sebagai berikut:
2.3 Macam-macam alat ukur tekanan

Berikut ini adalah macam-macam alat ukur tekanan beserta fungsinya:

a. Wall Pressure Tap


Gambar 2.2 Wall Pressure Tap
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan statis. Digunakan bersama
dengan manometer atau dengan pressure Gage. Sering disebut juga
piezometer terbuka. Wall Pressure Tap yang baik adalah diameter lubang
yang kecil berkisar 0,5 mm, memiliki tepi lubang yang tajam, dan letaknya
tegak lurus dengan wall.

b. Statis Pressure Probe


Gambar 2.3 Static Pressure Probe
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan statis, penggunaannya
bersama dengan manometer. Ujung probe yang terbentuk elips digunakan
untuk bilangan Mach rendah, sedangkan ujung yang Tajam, digunakan
untuk bilangan Mach yang tinggi.

c. Total Head Tube (Stagnation Pressure Probe; Pitot Tube)


Gambar 2.4 Total Head Tube
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan stagnasi. Digunakan
bersama manometer. Digunakan pada Open channel flow Static head yang
terukur sama dengan kedalaman.

d. Pitot Static Tube


Gambar 2.5 Pitot Static Tube

Fungsinya sama dengan total head tube dengan wall pressure tap.
Digunakan bersama manometer.

e. Total Head Tube used with Wall Pressure Tap


Gambar 2.6 Total Head Tube used with Wall Pressure Tap

Digunakan untuk mengukur tekanan statis pada satu titik sekaligus


tekanan stagnasinya. Digunakan bersama manometer.

2.4 EGL DAN HGL


Gambar 2.7 Energy Grade Line dan Hydraullic Grade Line

Energy Grade Line menggambarkan total energi atau energi mekanik yang
dimiliki oleh sistem. Hydraulic Grade Line menggambarkan energi potensial
yang dimiliki oleh sistem. Selisih dari keduanya akan menunjukkan velocity
head.
Dari Persamaan Bernoulli :
Dimana :
= head akibat statis lokal

= head akibat tekanan dinamis lokal

Z = head akibat ketinggian lokal


C = head Total

Sehingga didapatkan:

EGL = C = Head Total

HGL =
Head Dinamis = EGL - HGL =
Gambar 2.8. EGL dan HGL

Untuk aliran incompresible dan aliran tanpa gesekan, berlaku Persamaan


Bernoulli:
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Peralatan
4.3.1 No. Model BAT – 5 – 200
4.3.2 Fan
2.1. Jenis Centrifugal
2.2. Kapasitas (maksimum) 5.0 m3/menit
3. Daya Motor Penggerak 200 watt
4. Manometer U
4.1. Skala Total Head 0 – 400 m
4.2. Skala Total Static Head 0 – 400 m
4.3. Skala Velocity Head 0 – 400 m
5. Pitot Static Tube Tekanan total dan tekanan statis
6. Venturi dan Duct tembus pandang yang diukur
6.1 Diameter Inlet 50 mm
6.2 Diameter Outlet 50 mm
6.3 Diameter Kerongkongan 30 mm

3.2 Skema Alat

7
8

1 9
2 10
3
4
5 11
6
Keterangan:
1. Gauge (hr-> valve pitot ; h1-> valve veneturi)
2. Gauge (hv-> valve pitot ; Δh-> valve veneturi)
3. Gauge (hr-> valve pitot ; h2-> valve veneturi)
4. Wall Pressure Tab
5. Venturi
6. Pitot Tube
7. Valve Pitot Tube hs ht
8. Valve venure h1 h2
9. Switch
10. Fun Blower
11. Tube

3.3 Data yang diambil


Dalam praktikum ini didapatkan data head total (ht), head velocity (hv),
head statis (hs), tekanan hulu (h1), tekanan hilir (h2), dan perbedaan

tekanannya ( h) pada fully open dan half open.

3.4 Langkah Kerja Praktikum

3.4.1 Persiapan
Pengendalian laju aliran dan pengoperasian motor. Pengatur laju aliran
dibuka. Skala motor diputar ke ON untuk menghidupkan motor.

3.4.2 Pelaksanaan Percobaan dan Pengukuran

1. Bukaan inlet fan/blower diatur menjadi fully open, ukurlah panjang Pitot
statis tube yang di luar venture (Lo) 60 mm, lalu ukur:
a. Head total (h1), Head statis (hs), Head velocity (hv), untuk pengukuran
Pitot Static tube dengan membaca selisih ketinggian pada manometer U.
b. Kemudian melakukan pengambilan data untuk percobaan Venturi meter
dengan menutup Valve Pitot tube dan membuka Valve Venturi.
c. Tunggu kurang lebih satu menit hingga kondisi manometer stabil,
kemudian lakukan pengambilan data seperti langkah 1a.
2. Setelah itu jarum Pitot tube ditarik kembali sepanjang 18 mm, kemudian
lakukan langkah pengambilan data seperti langkah 1.
3. Langkah-langkah di atas diulangi sampai 12 kali pengambilan data.
4. Kemudian bukaan instalasi diatur kembali menjadi half open, kemudian
pengukuran dilakukan kembali pada parameter-parameter yang telah
ditetapkan.
5. Selanjutnya lakukan seperti langkah 1, 2, dan 3.
6. Hasil pengamatan dicatat pada Tabel Pengukuran Perhitungan.
7. Matikan motor.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

(Data Terlampir)
4.2 Flow Chart Perhitungan
Gambar 4.1 Flowchart Perhitungan Praktikum Bernoulli Theorem Apparatus

4.3. Contoh Perhitungan


Contoh perhitungan dilakukan pada data ke-6 :

4.3.1. Fully Open


4.3.1.1. Perhitungan Pada Pengukuran Pitot tube
Data data yang didapatkan pada percobaan antara lain :
(ht) = 4 mm
(hs) = -35 mm
(hv) = 30 mm
Dengan suhu kamar 25°C, interpolasi pada tabel 1 didapatkan :
Viskositas Kinematik = 0,1555 x 10-4 (m2/s)
Density (massa jenis) = 1,185 kg/m3
a. Lokasi Pitot Tube (Ls,mm)
Ls = Lp – Lo

= (382-150) mm

= 232 mm

b. Tekanan Dinamis pitot tube ( Pv , )

Pv = K1 . hv
= 10 .mmH2O . 30 mmH2O

= 300

c. Kecepatan udara pada leher venturi ( Vd , m/s), nilai diambil pada

tabel 1 (terlampir)
Vd =

=
= 22,501 m/s

d. Kecepatan udara pada inlet venturi (VD, m/s), nilai diambil pada

tabel 1 (terlampir)

VD =
=

= 22,501 m/s

e. Laju Aliran berdasarkan pada Vd (Qd , m3/s)


Qd = d2 . Vd

= (0.03 m)2 . 22,501 m/s

= 0.0159055 m3/s

f. Laju Aliran berdasarkan pada VD (QD , m3/s)


QD = d2 . VD

= (0,05m)2 . 22,501 m/s

= 0.04418 m3/s
4.3.1.2. Perhitungan Pada Venturi fully open
Data data yang didapatkan pada percobaan antara lain :
(h1) = 0 mm
(∆h) = -41mm
(h2) = 48 mm
Dengan suhu kamar 25°C, pada tabel 1 didapatkan :
Viskositas Kinematik = 0,1555 x 10-4 (m2/s)
Density (massa jenis) = 1,185 kg/m3
a. Perbedaan antara tekanan di hulu (h1) dan tekanan hilir (h2) sepanjang

venturi ( P, )

P= K2 . h

= 10 .mmH2O. 41 mmH2O

= 410
b. Kecepatan udara pada leher venturi (Vm, m/s)

Vm =
=

= 28,196 m/s

c. Laju Aliran berdasarkan pada Vm (Qm , m3/s)


Qm = Cv . Cc . d2 . Vm

= 1.07 . 0.987 . (0,03)2. 28,196 m/s

= 0,021 m3/s
d. Bilangan Reynold pada leher venturi (Rd), nilai diambil pada tabel 1

(terlampir)

Red =
=

=54397,52

e. Bilangan Reynold pada inlet venturi (RD), nilai diambil pada tabel 1

(terlampir)
ReD =

=
= 72352,91967

4.3.1.3. Perhitungan HGL dan EGL fully open.

Perhitungan Energi Grade Line (EGL)


EGL = ht = 4 mmH2O
Perhitungan Hydraulic Grade Line (HGL)
HGL = ht – hv = -26 mmH2O

4.3.2. Half Open


4.3.2.1. Perhitungan Pada Pengukuran Pitot tube
Data data yang didapatkan pada percobaan antara lain :
(ht) = 4 mm
(hs) = -24 mm
(hv) = 28 mm
Dengan suhu kamar 25°C, interpolasi pada tabel 1 didapatkan :
Viskositas Kinematik = 0,1555 x 10-4 (m2/s)
Density (massa jenis) = 1,185 kg/m3
a.Lokasi Pitot Tube (Ls,mm)

Ls = Lp – Lo

= (382-150) mm

= 232 mm
b.Tekanan Dinamis pitot tube ( Pv , )

Pv = K1 . hv

= 10 .mmH2O . 28 mmH2O

= 280
c.Kecepatan udara pada leher venturi ( Vd , m/s), nilai diambil pada

tabel 1 (terlampir)
Vd =

=
= 21,738 m/s

d.Kecepatan udara pada inlet venturi (VD, m/s), nilai diambil pada tabel

1 (terlampir)

VD =
=

= 21,738 m/s

e.Laju Aliran berdasarkan pada Vd (Qd , m3/s)


Qd = d2 . Vd

= (0.03 m)2 . 21,738 m/s

= 0.0153566 m3/s

f.Laju Aliran berdasarkan pada VD (QD , m3/s)


QD = d2 . VD

= (0,05m)2 . 21,738 m/s

= 0.0426839 m3/s
4.3.2.2. Perhitungan Pada Venturi half open
Data data yang didapatkan pada percobaan antara lain :
(h1) = 1 mm
(∆h) = -28mm
(h2) = 27 mm
Dengan suhu kamar 25°C, pada tabel 1 didapatkan :
Viskositas Kinematik = 0,1555 x 10-4 (m2/s)
Density (massa jenis) = 1,185 kg/m3
a.Perbedaan antara tekanan di hulu (h1) dan tekanan hilir (h2) sepanjang

venturi ( P, )

P = K2 . h

= 10 .mmH2O. 28 mmH2O

= 280
b.Kecepatan udara pada leher venturi (Vm, m/s)

Vm =
=

= 23,301 m/s

c.Laju Aliran berdasarkan pada Vm (Qm , m3/s)


Qm = Cv . Cc . d2 . Vm

= 1.07 . 0.987 . (0,03)2. 23,301 m/s

= 0,0173 m3/s
d.Bilangan Reynold pada leher venturi (Rd), nilai diambil pada tabel 1

(terlampir)

Red =
=

= 44953,78442

e. Bilangan Reynold pada inlet venturi (RD), nilai diambil pada tabel 1

(terlampir)
ReD =

=
= 69899,56

4.3.2.3. Perhitungan HGL dan EGL half open.

Perhitungan Energi Grade Line (EGL)


EGL = ht = 4 mmH2O
Perhitungan Hydraulic Grade Line (HGL)
HGL = ht – hv = -24 mmH2O

4.4 AnalisaGrafik

4.4.1 AnalisaGrafik Data Pitot Tube (ht,hs,hv) fungsi Ls (Fully open)


Grafik 4.1. ht, hs, hv fungsi Ls untuk fully open

Dari percobaan Fully Open, terdapat ht, hs, dan hv sehingga dapat
menghasilkan grafik seperti diatas . Grafik ht memiliki trendline cenderung
konstan dengan nilai maksimum terletak pada titik Ls 322 mm sebesar 5
mmH2O, sedangkan nilai minimum yang terletak pada titik Ls 124 mm hingga
304 sebesar 4 mmH2O. Untuk nilai hs, trendline grafik mengalami kenaikan dan
penurunan, dengan nilai maksimum terletak pada titik Ls 304 mm dan 322 mm
sebesar 7 mmH2O dan mempunyai nilai minimum yang terletak pada titik Ls
214 mm sebesar -40 mmH2O. Sedangkan untuk nilai hv, trendline grafik juga
mengalami kenaikan dan penurunan dengan nilai maksimum yang terletak pada
titik Ls 196 mm sebesar 39 mmH 2O dan mempunyai nilai minimum yang
terletak pada titik Ls 304 mm dan 322 sebesar -1 mmH2O.
Dari hasil perhitungan didapatkan hubungan bahwa tekanan statis
ditambah tekanan dinamis adalah tekanan total sesuai dengan rumus ht = hs + hv.
Perumusan tekanan total yaitu , dimana ht berbanding lurus

dengan p, v dan z sedangkan g dan berbanding terbalik dengan ht. Rumus

tekanan statis yaitu , dimana hs berbanding lurus dengan p, dan z


sedangkan g dan berbanding terbalik dengan hs. Rumus tekanan dinamis

dimana hv berbanding lurus dengan v dan berbanding terbalik dengan g.

Perbandingan antara hasil teori dan praktikum ini terdapat beberapa perbedaan
pada nilai yang dihasilkan. Pada perhitungan teori, tekanan total merupakan
penjumlahan tekanan statis dan dinamis, sedangkan pada praktikum didapatkan
nilai total yang dapat dilihat pada selisih ketinggian dari alat percobaan yang
nilainya sedikit berbeda dengan hasil penghitungan. Pada teori seharusnya grafik
hs tidak naik lagi pada saat mengalami penurunan sebelum melewati leher
venturi.
Setelah melakukan pengamatan terhadap trendline pada grafik, maka data
yang didapat tidak sesuai dengan teori, karena trendline grafik hs mengalami
penurunan setelah itu mengalami kenaikan lagi. Kesalahan yang terjadi dalam
praktikum ini, baik numerikal maupun trendline grafik merupakan hasil dari
kesalahan praktikan dan kondisi lingkungan sekitar dimana pengukuran
dilakukan pada saat di lab yang sama sedang berlangsung proses drilling yang
mengganggu kestabilan dari alat uji, sehingga data yang dihasilkan tidak sesuai.
Oleh karena itu data yang dihasilkan tidak sesuai teori. Secara bentuk, pada
panjang Ls antara 268 dan 286 terdapat perpotongan antara grafik ht, hv, dan hs,
hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada.
4.4.2Analisa Grafik Data Pitot Tube (ht,hs,hhv) fungsi Ls (Half open)
Grafik 4.2. ht, hs, hv fungsi Ls untuk half open

Dari percobaan Half open, terdapat nilai ht, hs, dan hv sehingga dapat
terbentuk grafik seperti diatas. Pada grafik ht memiliki trendline cenderung
konstan dengan nilai maksimum terletak pada titik Ls 124 mm, 142 mm, 160
mm, 178 mm, 196 mm, 232 mm, 250 mm, 268 mm dan 304 mm dengan 4
mmH2O, nilai minimum terletak pada titik Ls 322 mm, 286 mm, dan 214 mm
dengan 3 mmH2O. Untuk nilai hs, trendline grafik mengalami kenaikan dan
penurunan serta ada nilai yang konstan pada dua titik, dengan nilai maksimum
terletak pada titik Ls 322 mm dan 304 mm sebesar 4 mmH 2O dan dengan nilai
minimum pada Ls 214 mm sebesar -27 mmH2O. Pada grafik hv ini nilai
maksimum terletak pada titik Ls 214 mm sebesar 30 mmH 2O dan mempunyai
nilai minimum yang terletak pada titik Ls 302 mm dan 322 mm sebesar -1
mmH2O.
Dari hasil perhitungan didapatkan hubungan bahwa tekanan statis
ditambah tekanan dinamis adalah tekanan total sesuai dengan rumus yaitu ht =
hs +hv. Perumusan untuk tekanan total yaitu yaitu , untuk

tekanan statis yaitu , dan untuk tekanan dinamis yaitu .

Terdapat beberapa perbedaan antara hasil teori dengan hasil praktikum ini, yaitu
perbedaan pada hal numerical. Pada perhitungan teori tekanan total merupakan
penjumlahan tekanan statis dan dinamis, sedangkan pada praktikum, nilai total
yang dapat dilihat pada selisih ketinggian yang berbeda nilainya antara alat
percobaan dengan hasil perhitungan. Pada teori grafik hv tidak lagi naik pada
saat mengalami penurunan setelah melewati leher venturi, sehingga hasil
percobaan mendekati nilai sebenarnya.
Berdasarkan hasil percobaan yang didapat serta berdasarkan hasil
pengamatan terhadap grafik, maka data yang didapat pada praktikum ini cukup
sesuai, karena grafik hv tidak lagi naik pada saat mengalami penurunan setelah
melewati leher venturi.Oleh karena itu data yang dihasilkan dapat dikatakan
telah sesuai teori. Namun secara bentuk, pada panjang Ls antara 268 hingga 304
terdapat perpotongan antara grafik ht, hv, dan hs, hal tersebut seharusnya tidak
terjadi, grafik memiliki bentuk yang tidak sesuai teori yang ada.
4.4.3 Analisa Grafik h1, ∆h, dan h2 fungsi Ls untuk Fully open
Grafik 4.3. h1, ∆h, dan h2 fungsi Ls untuk fully open

Grafik di atas merupakan grafik h1, Δh, dan h2 fungsi Ls pada bukaan
Fully open. Dari trendline yang terlihat pada grafik terlihat bahwa trendline h1
memiliki nilai konstan pada seluruh titik Ls. Sedangkan trendline h2 juga
cenderung mendekati nilai konstan dengan nilai maksimum terletak pada titik Ls
322 mm dan 250 mm sebesar 50 mmH 2O dan mempunyai nilai minimum
terletak pada titik Ls 124 mm hingga 232 mm sebesar 48 mmH 2O. meskipun di
beberapa titik masih ada nilai yang fluktuatif baik naik maupun turun. Akan
tetapi nilai fluktuatif yang kecil membuat trendline h2 masih termasuk dalam
kategori konstan terhadap Ls. Untuk trendline Δh sendiri mempunyai trendline
yang juga cenderung konstan. Dengan nilai maksimum yang terletak pada titik
Ls 124 mm hingga 304 mm sebesar 41 mmH2O.
Dari grafik ini terlihat bahwa perbedaan tekanan (Δh) = h 1-h2. Dimana h1
adalah tekanan hulu dan h2 adalah tekanan hilir. Dari hasil ini, didapatkan
tekanan di dalam venturi dipengaruhi oleh kecepatan. Hal ini dapat dibuktikan

dari persamaan Bernoulli dimana Δp= ρ( , dimana Δp berbanding lurus

dengan ρ dan v. Pada grafik hasil praktikum di atas hasilnya cukup sesuai
dengan teori, dimana secara teori Δh, h1 dan h2 bernilai konstan terhadap Ls,
walaupun pada aktualnya berdasarkan grafik di atas nilai h1, h2 dan Δh
mengalami fluktuasi walaupun dalam skala rendah.
Setelah melakukan pengamatan pada grafik diatas, maka data yang
didapat pada praktikum ini relatif sesuai dengan teori yang ada. Nilai dari h1, h2
dan ∆h cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa praktikum ini bisa
dikatakan berhasil.

4.4.4 Analisa Grafik h1, ∆h, dan h2 fungsi Ls untuk Half open
Grafik 4.4 h1, ∆h, h2 fungsi Ls untuk half open

Grafik di atas merupakan grafik h1, Δh, dan h2 fungsi Ls pada bukaan
half open. Dari trendline yang terlihat pada grafik terlihat bahwa trendline h1
grafik mengalami kenaikan dan penurunan, dengan nilai maksimun pada titik Ls
214 mm hingga 286 mm sebesar 1 mmH 2O dan mempunyai nilai minimum
terletak pada titik Ls 124 mm hingga 196 mm kemudian grafik mengalami
penurunan kemabali pada titik Ls 304 mm dan 322 mm 0 mmH 2O. Akan tetapi
nilai fluktuatif yang kecil membuat trendline h1 masih termasuk dalam kategori
konstan terhadap Ls. Sedangkan trendline h2 memiliki nilai konstan. Pada Δh
sendiri mempunyai trendline yang cenderung konstan juga. Dengan nilai
minimum terletak pada titik Ls 124 mm, 160 mm hingga 214 mm, 130 mm, dan
286 mm hingga 322 mm sebesar 27 mmH2O.
Dari grafik ini terlihat bahwa perbedaan tekanan (Δh) = h 1-h2. Dimana h1
adalah tekanan hulu dan h2 adalah tekanan hilir. Dari hasil ini, didapatkan
tekanan di dalam venturi dipengaruhi oleh kecepatan. Hal ini dapat dibuktikan
dari persamaan Bernoulli dimanaΔp= ρ( , dimana Δp berbanding lurus

dengan ρ dan v. Pada grafik hasil praktikum di atas hasilnya telah sesuai dengan
teori, dimana secara teori Δh, h1 dan h2 bernilai konstan terhadap Ls, walaupun
pada aktualnya dilihat dari grafik di atas nilai h1,h2 dan Δh mengalami fluktuasi
walaupun dalam skala rendah.
Setelah melakukan pengamatan terhadap grafik, maka data yang didapat
pada praktikum ini relatif sesuai dengan teori yang ada. Nilai h1, Δh dan h2
cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa praktikum ini bisa dikatakan
berhasil, walaupun masih ada sedikit kesalahan dengan adanya nilai yang
fluktuatif. Ketidaksesuaian data hasil praktikum dengan teori yang digunakan
bisa disebabkan oleh kesalahan para praktikan yang meliputi kesalahan
pembacaan data.Dimana hasil pengukuran tekanan pada alat, dibaca saat tekanan
masih belum stabil sehingga tidak didapatkan nilai yang presisi karena datanya
masih berubah-ubah.
4.4.5 Analisa Grafik HGL dan EGL fungsi Ls untuk Fully Open
Grafik 4.5Grafik HGL dan EGL fungsi Ls untuk fully open

Grafik diatas adalah gambar grafik HGL dan EGL untuk bukaan fully
open. Untuk nilai EGL, trendline grafik cenderung konstan dengan nilai
maksimum terletak pada titik Ls 322 mm sebesar 5 mmH 2O dan nilai minimum
yang terletak pada titik Ls 124 mm hingga 304 mm sebesar 4 mmH 2O. Untuk
nilai HGL, trendline grafik mengalami kenaikan dan penurunan dengan nilai
maksimum terletak pada titik Ls 322 mm sebesar 6 mmH2O dan minimum
terletak pada titik Ls 196 mm sebesar -35 mmH2O.

Secara perumusan persamaan HGL yaitu HGL = + z. Nilai HGL

berbanding lurus dengan tekanan(p), berbanding terbalik dengan massa jenis

fluida dan gaya gravitasi (g), sedangkan untuk EGL, secara perumusannya
yaitu EGL = + + z.Berdasarkan teori rumusan EGL dan HGL yang

digunakan pada percobaan Bernoulli ini adalah HGL di pengaruhi oleh tekanan
(P) dan ketinggian (z), tetapi nilai ketinggian (z) dianggap konstan sehingga nilai
HGL hanya dipengaruhi oleh nilai tekanan (P). Ketika sebelum memasuki leher
venturi, luas penampang besar, sehingga memiliki tekanan tinggi, ketika
mengalami pengecilan penampang, maka tekanan menurun akibat kecepatan
yang bertambah besar (berbanding terbalik).Karena itu, HGL mengalami
penurunan ketika memasuki leher venturi dan meningkat kembali ketika keluar
leher venturi. Sedangkan nilai EGL dipengaruhi tekanan, kecepatan, ketinggian.
Sehingga ketika pada inlet memiliki kecepatan yang rendah, namun ketika
memasuki leher venturi mengalami kenaikan kecepatan akibat pengecilan luas
penampang, namun karena tekanan dan kecepatan berbanding terbalik, maka
EGL cenderung konstan karena variabel lain juga konstan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan data yang
didapat sesuai dengan teori yang ada. Hal ini dikarenakan garis tradeline EGL
cenderung konstan. Jika ditinjau dari bentuk grafik, maka grafik HGL bisa
dikatakan benar. Dimana grafik naik ketika pipa pitot berada di pipa venturi.
Karena pada leher venturi tekanan lebih kecil dari pada aliran fluida.

4.4.6 Analisa Grafik HGL dan EGL fungsi Ls untuk Half open
Grafik 4.6 HGL dan EGL fungsi Ls untuk half open

Gambar grafik diatas adalah grafik HGL dan EGL untuk bukaan
halfopen. Untuk nilai EGL, trendline grafik cenderung konstan namun terdapat
titik dimana grafik juga mengalami kenaikan dan penurunan, dengan nilai
maksimum pada titik Ls 124 mm hingga 196 mm, 232 mm hingga 268 mm, dan
304 mm sebesar 4 mmH2O, dan nilai minimun pada titik Ls 214 mm, 286 mm,
dan 322 mm sebesar 3 mmH2O. Untuk nilai HGL, trendline grafik cenderung
menurun namun juga mengalami kenaikan, dengan nilai maksimum terletak
pada titik Ls 304 mm sebesar 5 mmH2O dan minimum terletak pada titik Ls 214
mm sebesar -27 mmH2O.

Secara perumusan persamaan HGL yaitu HGL = + z. Nilai HGL

berbanding lurus dengan tekanan(p), berbanding terbalik dengan massa jenis

fluida dan gaya gravitasi (g), sedangkan untuk EGL, secara perumusannya
yaitu EGL = + + z.Berdasarkan teori rumusan EGL dan HGL yang

digunakan pada percobaan Bernoulli ini adalah HGL di pengaruhi oleh tekanan
(P) dan ketinggian (z), tetapi nilai ketinggian (z) dianggap konstan sehingga nilai
HGL hanya dipengaruhi oleh nilai tekanan (P). Ketika sebelum memasuki leher
venturi, luas penampang besar, sehingga memiliki tekanan tinggi, ketika
mengalami pengecilan penampang, maka tekanan menurun akibat kecepatan
yang bertambah besar (berbanding terbalik).Karena itu, HGL mengalami
penurunan ketika memasuki leher venturi dan meningkat kembali ketika keluar
leher venturi.Sedangkan nilai EGL dipengaruhi tekanan, kecepatan, ketinggian.
Sehingga ketika pada inlet memiliki kecepatan yang rendah, namun ketika
memasuki leher venturi mengalami kenaikan kecepatan akibat pengecilan luas
penampang, namun karena tekanan dan kecepatan berbanding terbalik, maka
EGL cenderung konstan karena variabel lain juga konstan.
Setelah melakukan pengamatan terhadap grafik, maka data yang didapat
sudah sesuai dengan teori yang ada, karena garis EGL terdapat pada titik di atas
garis HGL disebabkan EGL merupakan total energi pada sistem. Dan ditinjau
dari bentuk grafik, grafik bisa dikatakan benar karena garis EGL yang cenderung
menurun sedikit dikarenakan adanya gesekan.Untuk garis HGL menurun pada
titik dekat leher menurun dikarenakan adanya pertambahan kecepatan. Dari
pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa percobaan ini berhasil.
4.4.7 Analisa Grafik HGL dan EGL fungsi Ls untuk fully open dan half
open
Grafik 4.7 HGL dan EGL fungsi Ls untuk half open dan fully open

Grafik di atas merupakan perbandingan antara grafik EGL-HGL Fully


open dengan EGL-HGL Half open. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai
EGL fully open lebih besar daripada EGL half open, dimana dapat diamati dari
data hasil percobaan dan grafik pada gambar 4.7 nilai minimum EGL Fully open
sama dengan nilai maksimum EGL half open. Nilai maksimum EGL Fully open
terletak pada titik Ls 322 mm sebesar 5 mmH 2O dan nilai minimum yang
terletak pada titik Ls 124 mm hingga 304 mm sebesar 4 mmH 2O sedangkan nilai
maksimum EGL half open pada titik Ls 124 mm hingga 196 mm, 232 mm
hingga 268 mm dan 304 mm sebesar 4 mmH2O dan nilai minimun pada titik Ls
214 mm, 286 mm, dan 322 mm sebesar 3 mmH2O. Pada HGL fully open,
trendline grafik mengalami kenaikan dan penurunan begitu pula dengan HGL
half open. Namun nilai maksimumya berbeda, pada HGL maksimum terletak
pada titik Ls 322 mm sebesar 6 mmH2O dan minimum terletak pada titik Ls 196
mm sebesar -35 mmH2O sedangkan pada HGL half open nilai maksimum
terletak pada titik Ls 304 mm sebesar 5 mmH2O dan minimum terletak pada
titik Ls 214 mm sebesar -27 mmH2O.

Perbandingan antara fully open dan half open adalah, untuk bukaan fully
open, garis EGL memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan garis EGL pada
bukaan half open. Dari gambar grafik diatas dapat kita ketahui bahwa secara
keseluruhan nilai dari EGL dan HGL fully open lebih kecil dari pada trendline
EGL dan HGL half open. Hal ini dikarenakan pada saat bukaan fully open, debit
dari aliran yang mengalir lebih kecil daripada debit pada saat half open.
Sehingga, pada bukaan fully open seakan-akan penampang fully open lebih
diperbesar dengan debit aliran yang sama oleh karena itu tekanan pada fully
open lebih tinggi dari pada tekanan half open oleh karena itu kecepatan “V”
pada bukaan fully open lebih kecil dari pada kecepatan half open. Sesuai dengan
teori yang digunakan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan laju aliran.
Sesuai dengan rumus dari HGL dan EGL, dan

. Maka, seharusnya EGL dari fully open lebih besar daripada EGL

half open dan HGL half open lebih besar daripada HGL fully open.Dapat
disimpulkan bahwa hasil data kurang sesuai dengan teori terutama pada trenline
EGL. Hal tersebut dapat dikarenakan kekurangtelitian praktikan saat mengambil
data maupun gangguan dari kondisi lingkungan sekitar.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Pada pitot tube baik half open maupun fully open nilai hv dileher venturi
lebih besar dari hs karena kecepatan fluida aliran lebih besar. Pada
penampang inlet venturi nilai hv mulai mengecil dan nilai hs membesar
karena kecepatan aliran mengecil. Harga ht cenderung konstan. Hal ini
dapat ditunjukan dari grafik ht,hs,hv fungsi Ls untuk half open maupun
fully open.
2. Pada venturi baik half open maupun fully open nilai h1, h2, dan Δh
cenderung konstan karena pengukuran tekanan statisnya tetap. Hal ini
dapat ditunjukkan oleh grafik h1, h2, dan Δh fungsi Ls untuk half open
maupun fully open.

3. Nilai EGL dipengaruhi oleh debit aliran fluida, sehingga nilai EGL untuk
fully open lebih besar dari EGL half open. Sedangkan nilai HGL
dipengaruhi oleh tekanan statis, sehingga HGL fully open lebih kecil
dibanding HGL half open.

4. Dari persamaan Bernoulli didapatkan bahwa bila kecepatan fluida


bertambah, maka tekanannya akan berkurang. Begitu juga sebaliknya.

You might also like