You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Waroeng Spesial Sambal atau yang sering disebut dengan Waroeng SS
merupakan jenis usaha franchise yang pusatnya berada di kota Yogyakarta. Saat
ini Waroeng SS memiliki 65 gerai yang sudah tersebar diberbagai kota khususnya
di Pulau Jawa. Di Jabodetabek terdapat 9 gerai Waroeng SS, 1 gerai di Bogor, 1
gerai di Jatinangor, 2 gerai di Cirebon, 1 gerai di Tegal, 1 gerai di Pekalongan, 2
gerai di Purwokerto,7 gerai di Semarang, 2 gerai di Salatiga, 1 gerai di
Temanggung, 3 gerai di Magelang, 15 gerai di Yogyakarta, 2 gerai di Klaten, 1
gerai d Boyolali, 6 gerai di Solo, 1 gerai di Karanganyar, 1 gerai di Wonogiri, 1
gerai di Sragen, 1 gerai di Pati, 1 gerai di Madiun, 1 gerai di Kediri, 2 gerai di
Malang, 1 gerai di Surabaya, dan 2 gerai di Bali.

Gambar 1.1
Logo Waroeng Spesial Sambal (2015)

Waroeng SS ini didirikan oleh pria asal Boyolali yang bernama Yoyok Hery
Wahyuno pada tahun 2002. Berbekal hobi masak dan kegemaran pendiri dalam
mengkonsumsi sambal, muncul inovasi dan kreatifitas dalam membuat suatu main
product makanan yang berbeda dari rumah makan lainnya. Pada bulan Agustus
2002, Yoyok yang dibantu oleh temannya mendirikan warung kaki lima di
seputaran kampus UGM Yogyakarta. Pada tahun pertama Waroeng SS sudah
memiliki pelanggan tetap yang tidak sedikit jumlahnya. Di tahun pertama itu juga

1
Waroeng SS mendirikan cabang yang pertama, dimana lokasinya berada di salah
satu sudut keramaian Kota Jogja. Dari cabang tersebut, hari-hari berikutnya
Waroeng SS berlanjut dengan mendirikan cabang ke dua dan disusul cabang-
cabang berikutnya.
Waroeng SS merupakan sebuah warung atau rumah makan yang menawarkan
menu makanan yang berbeda dibandingkan dengan rumah makan lainnya. Pada
rumah makan lainnya, umumnya menawarkan beberapa macam lauk dengan satu
macam sambal. Namun pada Waroeng SS justru memiliki banyak variasi sambal
yang ditawarkan, hal tersebut dikarenakan pada Waroeng SS sambal merupakan
menu utamannya. Waroeng SS menawarkan 28 jenis sambal, 22 jenis makanan
lauk, dan 10 macam sayur-sayuran. Harga yang diberikan pun bermacam-macam,
untuk harga sambal berkisar Rp 1.500 hingga dengan Rp. 5.000. Sedangkan harga
lauknya berkisar Rp. 3.000 hingga dengan Rp 10.000. Keunggulan dari Waroeng
SS ini adalah sambal, dimana sambal ini yang menjadi daya tarik bagi para
konsumennya. Sambal yang ditawarkan merupakan sambal tradisi yang sudah ada
sejak jaman dahulu dan Waroeng SS hanya menyempurnaan formula. Konsep dari
Waroeng SS ini adalah tidak formal, santai dan kreatif.

1.2 Latar Belakang Penelitian


Saat ini industri makanan dan minuman merupakan industri yang potensial.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri makanan
menjadi sektor yang memiliki potensi investasi cukup besar, dengan rasio
investasi periode 2010-2014 sebesar 46% (www.eksis.sindonews.com). Pada
tahun 2014, sektor makanan dan minuman mencatat total realisasi investasi
terbesar senilai Rp 53,4 triliun. Berikut adalah perkembangan investasi industri
makanan pada tahun 2008 hingga tahun 2012 dalam US$ Juta.

2
Tabel 1.1
Perkembangan Investasi Industri Makanan Pada Tahun 2008 Hingga Tahun
2012 Dalam US$ Juta
Tahun Jumlah Izin Usaha Nilai Investasi
2008 42 491,4
2009 49 552,1
2010 194 1.025,7
2011 308 1.104,6
Jan-Sep 2012 334 1.148,8
Sumber: Kementrian Perindustrian (2012)

Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah izin usaha dan nilai investasi setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah izin usaha mengalami peningkatan
terbesar pada tahun 2011 sebesar 114. Hal tersebut telihat juga pada nilai investasi
yang mengalamu peningkatan terbesar sebesar 78,9 ditahun yang sama.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kamenprin
diketahui industri makanan dan minuman tumbuh 8,8% selama Januari 2014
hingga September 2014. Sedangkan menurut Ketua Umun Gabungan Pengusaha
Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyatakan pada semester
pertama 2014 tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman tercatat
sebesar 9%. Pada semester kedua, pertumbuhan melambat hanya sekitar 7-8%
dengan laba bersih per September 2014 adalah Rp 42 triliun. Adhi S Lukman
(ketua GAPMMI) mentargetkan industri makanan dan minuman akan tumbuh 8%
di tahun 2015. Berikut adalah pertumbuhan industri makanan dan minuman pada
tahun 2009 hingga 2014.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman
Tahun Pertumbuhan
2009 12%
2010 10%

(Bersambung)

3
(Sambungan)

Tahun Pertumbuhan
2011 9,19%
2012 10%
2013 8-10%
2014 Semester Pertama 9%
2014 Semester Kedua 7-8%
Sumber: Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (2014)

Perkembangan rumah makan dan restoran sekarang ini semakin berkembang


dengan pesat. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman hal utama dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga makan dan minum dapat dikategorikan
sebagai kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Selain itu bisnis rumah makan
memiliki prospek yang bagus. Berikut grafik perkembangan usaha restoran atau
rumah makan skala menengah dan besar provinsi Jawa Barat periode 2007-2011:

400
286 298
257
300 220

200
Jumlah Usaha
100 Restoran/Rumah
132 Makan
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 1.2
Perkembangan Usaha Restoran Atau Rumah Makan Skala Menengah dan
Besar Provinsi Jawa Barat Periode 2007-2011
Sumber: Statistik Restoran/Rumah Makan (BPS, 2012)

Berdasarkan gambar 1.2, terlihat bahwa sejak tahun 2007 hingga 2011 jumlah
rumah makan atau restoran skala menengah dan besar yang berada di Jawa Barat
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan melihat tabel 1.1 dan tabel 1.2
maka pada tahun 2012 hingga 2014 rumah makan atau restoran di Indonesia akan

4
mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, berdasarkan Badan Pusat Statistik Jawa
Barat jumlah rumah makan dan restoran yang berada di Jawa Barat sudah
mencapai 2.775 rumah makan dan 589 restoran.
Saat ini, di Jawa Barat banyak rumah makan yang bermunculan dengan
berbagai macam konsep atau ide-ide yang ditawarkan untuk memikat pelanggan
dari berbagai kalangan. Dari jumlah rumah makan atau restoran yang berada di
Jawa Barat, terdapat beberapa jenis masakan utama yang disajikan seperti
masakan Indonesia, Amerika & Eropa, Cina, Jepang, Korea, dan sebagainya.
Berikut adalah persentase banyaknya perusahaan atau usaha restoran atau rumah
makan berskala menengah dan besar menurut jenis masakan utama yang disajikan
pada provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Tabel 1.3
Persentase Banyaknya Perusahaan/Usaha Restoran Atau Rumah Makan
Berskala Menengah Dan Besar Menurut Jenis Masakan Utama Yang
Disajikan Pada Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Jenis Masakan Utama
Provinsi Amerika
Indonesia Cina Jepang Korea Lainnya
& Eropa
Jawa Barat 62,15 15,82 7,34 6,21 1,13 7,34
Sumber: Statistik Restoran / Rumah Makan (2012)

Berdasarkan tabel 1.3, masakan Indonesia menduduki peringkat pertama


dengan persentase 62,15. Hal tersebut menjadi tantangan bagi rumah makan atau
restoran yang menyajikan masakan utamanya adalah masakan Indonesia. Kondisi
tersebut akan menimbulkan persaingan antar rumah makan dan restoran yang
semakin ketat. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan kompetitor yang ada,
pengusaha harus memiliki kreatifitas untuk mengkonsep rumah makan itu sendiri
dan harus mempunyai perencanaan strategi pemasaran yang tepat untuk
menghadapi persaingan yang ada. Misalnya dengan pengusaha terus melakukan
inovasi terhadap produknya, mempertahankan kuatitas terhadap produk bahkan
meningkatkan kualitas produk tersebut, memberikan pelayanan yang terbaik bagi

5
pelanggan, serta memberikan suatu hal yang dapat membedakan (unik) terhadap
produk yang ditawarkan.
Menurut Zethaml et al. (2009:24) dalam buku Service Marketing, bauran
pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk
jasa. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P, yaitu product, price, place
dan promotion. Sedangkan untuk jasa ditambahkan 3 unsur lagi, yaitu people,
process, dan physical evidence. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang
digunakan adalah bauran pemasaran (product, place, promotion, price, people,
process, dan physical evidence) dan keputusan pembelian.
Dari variabel-variabel bauran pemasaran tersebut dapat menjadi aspek-aspek
dalam keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan kenyataan tersebut maka
perusahaan harus dapat menyesuaikan antara bauran pemasaran dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Dengan memberikan kepuasan yang lebih kepada para
konsumen maka perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen potensial dan
bahkan bisa mempertahankan pelanggan atau konsumennya.
Waroeng SS merupakan rumah makan yang menyediakan masakan Indonesia
sebagai masakan utamanya. Waroeng SS menawarkan produk yang berbeda
dengan kompetitor, dimana Waroeng SS lebih memilih menu sambal sebagai
menu utamanya. Salah satu kompetitor dari Waroeng SS adalah Sambel Hejo
Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. Kompetitor-kompetitor tersebut hanya
menawarkan beberapa sambal yang menjadi andalannya. Pada Sambel Hejo
Natuna sambal yang menjadi daya tariknya adalah sambal hejo, sedangkan Rumah
Makan Cibiuk terdapat sambal cibiuk merah/hijau dan sambal cibiuk ceurik. Pada
Waroeng SS menawarkan 28 jenis sambal yang dapat di konsumsi oleh
konsumen. Hal ini sangat membedakan produk Waroeng SS dengan produk
rumah makan lainnya. Selain itu, sambal yang disajikan merupakan sambal fresh.
Hal ini terlihat pada saat pembuatan sambal, dimana saat pengunjung datang maka
saat itu juga sambal dibuat. Berikut adalah daftar menu dan harga sambal di
Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk.

6
Tabel 1.4
Daftar Menu dan Harga Sambal di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan
Rumah Makan Cibiuk (Dalam Rupiah)
Harga
Jenis Sambal
Waroeng SS Sambel Hejo Cibiuk
Bawang Gobal Gabul 2.500
Bawang Lombok Ijo 2.000
Goreng Rempelo Ati 5.000
Sambal Bajak 2.500
Sambal Bawang 1.500
Sambal Bawang Goreng 2.000
Sambal Bawang Tomat 2.000
Sambal Belut 4.500
Sambal Cibiuk Ceurik 9.500
Sambal Cibiuk Merah/Hijau 7.500
Sambal Cumi 5.000
Sambal Gobal-Gabul 5.000
Sambal Hejo Gratis
Sambal Jamur 5.000
Sambal Kecap 2.500
Sambal Leunca 2.500
Sambal Mangga Muda 3.000
Sambal Merah 5.000
Sambal Paru 6.000
Sambal Rempelo Ati 3.500
Sambal Tahu 2.500
Sambal Tempe 2.500
Sambal Terasi Matang 2.500
Sambal Terasi Segar 2.000
Sambal Teri 4.000

(Bersambung)

7
(Sambungan)
Harga
Jenis Sambal
Waroeng SS Sambel Hejo Cibiuk
Sambal Terong 4.000
Sambal Tomat 2.500
Sambal Tubruk 2.500
Sambal Udang Pedas 6.000
Sambal Wader 4.000
Terasi Lombok Ijo 2.000
Terasi Tomat Segar 2.000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti

Dari tabel 1.4, harga sambal pada Waroeng SS dimulai dari harga Rp. 1.500
hingga Rp 6.000, sedangkan pada Rumah Makan Cibiuk harga terendahnya
adalah Rp 7.500 dan tertingginya adalah Rp. 9.500. Pada Sambel Hejo Natuna,
konsumen tidak dikenakan biaya atau konsumen tidak perlu mengeluarkan
sejumlah uang jika ingin mencoba sambalnya, kecuali untuk sambal merahnya.
Dari tabel 1.5 juga terlihat bahwa dari segi harga sambal Waroeng SS
memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kompetitornya. Dalam
segi harga pada menu makanan dan minuman pun Waroeng SS lebih murah
dibandingkan dengan kompetitornya. Berikut adalah daftar harga lauk dan
minuman pada Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan Rumah Makan Cibiuk.
Tabel 1.5
Daftar Harga Lauk dan Minuman di Waroeng SS, Sambel Hejo Natuna dan
Rumah Makan Cibiuk (Dalam Rupiah)
Harga
Menu
Waroeng SS Sambal Hejo Cibiuk
Lauk
Ayam Goreng 11.000 9.500 16.500
Ati Ampela 5.500 6.000 -
Babat Goreng 9.000 10.000 16.500

(Bersambung)

8
(Sambungan)

Harga
Menu
Waroeng SS Sambal Hejo Cibiuk
Jambal 5.000 8.000 8.500
Telur Dadar 4.500 - 12.500
Tahu/Tempe Goreng 3.500/4 buah 2.500/buah 4.000/2 buah
Minuman
Jus Alpukat 9.000 12.000 17.500
Jus Jambu 7.000 12.000 15.000
Jus Melon 6.000 - 15.000
Jus Tomat 5.000 12.000 -
Jus Jeruk 6.000 12.000 15.000
Jus Strawberry 7.000 12.000 -
Teh (Panas/Dingin) 3.500 5.000 8.500
Lemon Tea 5.000 7.500 -
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti

Tabel 1.5 merupakan beberapa menu yang ada di Waroeng SS, Sambel Hejo
Natuna dan Rumah Makan Cibiuk. Dari tabel tersebut terlihat bahwa harga di
Waroeng SS relatif lebih murah dibandingkan kompetitornya. Hanya saja pada
lauk ayam goreng di Waroeng SS lebih mahal dibandingkan di Sambel Hejo
Natuna, akan tetapi masih lebih murah dibandingkan Rumah Makan Cibiuk.
Dalam menjalankan bisnisnya Waroeng SS konsisten dengan harga jual karena
pada saat harga bahan baku untuk menu pada Waroeng SS mengalami lonjakan
kenaikan, Waroeng SS tetap mempertahankan harga jual yang sama. Hal ini
merupakan strategi dari Waroeng SS dalam harga karena dalam kondisi apapun
pelanggan dapat datang ke Waroeng SS. Penetapan harga disetiap cabang
berbeda-beda, hal tersebut disesuaikan dengan area dan wilayah masing-masing
cabang.
Dengan melihat target konsumen Waroeng SS, maka Waroeng SS membuka
beberapa cabang yang lokasinya dekat dengan universitas. Seperti pada cabang
Malang dekat dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), cabang

9
Depok dengat dengan Kampus BSI dan Universitas Indonesia (UI), cabang
Magelang dekat dengan kampus AKMIL, cabang Bintaro denkat dengan Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN), cabang Kediri dekat denga kampus Universitas
Brawijaya, cabang solo dekat dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta
(UMS), dan cabang Cirebon dekat dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon
(UMC). Lokasi dari Waroeng SS cabang Jatinangor ini cukup strategis, karena
Waroeng SS ini dilewati oleh beberapa angkutan umum, selain itu lokasinya dekat
dengan kampus Unpad Jatinangor, IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri)
dan sekolah Al Ma’soem. Sehingga pembeli atau pelanggan dari Waroeng SS ini
relatif mahasiswa, pelajar, dan keluarga.
Dalam promosinya, Waroeng SS menerapkan promosi dari mulut ke mulut
(word of mouth) para pengunjung dan tidak melakukan promosi melalui radio,
majalah, dan spanduk. Namun demikian, Waroeng SS menyediakan social
networking seperti Facebook, fanpage, Twitter dan website
(www.waroengss.com). Saat ini Waroeng SS melakukan promosi kepada
konsumennya berupa Kartu Penikmat Pedas (KPP) dan Telkomsel Poin, hasil
kerjasama dengan Telkomsel.
Waroeng SS cabang Jatinangor ini memilki karyawan kurang lebih 50 orang
yang dibagi menjadi lima bagian, yaitu bagian dapur, keuangan, pengaduan,
operasional dan gudang. Setiap bagian tersebut memiliki kepala bagian dan
membawahi sekitar sepuluh karyawan. Karyawan tersebut di bagi menjadi dua
jam kerja, yaitu untuk jam kerja pertama dimulai pada jam 07:00 hingga 16:00,
dan jam kerja kedua dimulai pada jam 16:00 hingga 23:00.
Desain bangunan dari Waroeng SS sama halnya dengan rumah makan
lainnya, dimana terdapat pajangan yang berisikan menu sambal di mana sedang
diminati. Setiap bulannya Waroeng SS meng-update daftar sambal apa saja yang
sedang diminati. Selain itu Waroeng SS juga memajang berbagai berita mengenai
Waroeng SS. Akan tetapi Waroeng SS cabang Jatinangor tidak menyediakan
tempat atau kursi untuk konsumen menunggu apabila terjadi waiting list. Hal
tersebut dapat membuat konsumen tidak merasa nyaman.

10
Dalam menjalankan bisnis, memungkinkan akan terjadinya kenaikan atau
penurunan pada penjualan. Hal tersebut telihat pada data penjualan dari Waroeng
SS cabang Jatinangor. Berikut adalah data penjualan Waroeng SS cabang
Jatinangor pada bulan Maret 2014 hingga Juli 2014:
Tabel 1.6
Data Penjualan Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor
Bulan Maret 2014 – Juli 2014
Bulan Data Penjualan (Rp) Growth
Maret 127.119.500
105.540.500
April 232.660.000 0,83%
62.996.600
Mei 295.656.600 0,27%
˗ 3.106.100
Juni 292.550.500 -0,01%
˗ 146.052.500
Juli 146.498.000 -0,49%
Sumber: Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor (2014)

Dari tabel 1.6 terlihat bahwa jumlah penjualan Waroeng SS cabang


Jatinangor bulan Maret hingga Mei mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Akan tetapi pada bulan Mei hingga Juli mengalami penurunan. Pada bulan Mei
hingga Juni penurunan tidak terlalu besar, namun pada bulan Juli terjadi
penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan pada bulan tersebut
pertepatan dengan musim liburan dan bulan puasa. Penurunan penjualan tersebut
tidak dapat dibiarkan saja, sehingga pihak manajemen Waroeng SS harus mampu
meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang dengan melihat faktor-
faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Dalam beberapa penelitian terdahulu telah dianalisis pengaruh bauran
pemasaran (marketing mix) terhadap keputusan pembelian. Secara simultan
pengaruh bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, namun tidak semua bauran pemasaran secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Margaretta et al. (2010),
melakukan penelitian dengan judul “pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap
keputusan pembelian konsumen pancious pancake house mal kelapa gading”.

11
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah
variabel product, price, place, people, dan physical evidence berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan variabel promotion dan
process tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Citrawati et al. (2014) juga melakukan penelitian mengenai “pengaruh bauran
pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian” yang dilakukan pada PT. Fazary
Wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis regresi dan korelasi.
Hasil dari penelitian adalah variabel product, place, promotion, process dan
physical evidence berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian,
sedangkan variabel price dan people tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dan uraian permasalahan di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang
Jatinangor. Adapun judul penelitian ini adalah:
“PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN (STUDI PADA WAROENG SPESIAL SAMBAL CABANG
JATINANGOR)”

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bauran pemasaran di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor?
2. Bagaimana keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang
Jatinangor?
3. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara parsial terhadap keputusan
pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor?
4. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara simultan terhadap
keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor?

12
1.4 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, penulis
mengemukakan tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bauran pemasaran di Waroeng Spesial Sambal cabang
Jatinangor.
2. Untuk mengetahui keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang
Jatinangor.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara parsial
terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran secara simultan
terhadap keputusan pembelian di Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung
maupun tidak langsung kepada pihak yang berkepentingan yang dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu:
1.5.1 Aspek Teoritis
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam penerapan
teori yang telah dipelajari selama ini, dapat menambah ilmu dan wawasan
serta dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis pda masa
yang akan datang.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media
referensi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menjadi bahan acuan untuk
peneltian lebih lanjut.

1.5.2 Aspek Praktis


1. Bagi perusahaan Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh bauran
pemasaran sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keputusan
pembelian konsumen Waroeng Spesial Sambal cabang Jatinangor.

13
2. Bagi perusahaan lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan dalam pengambilan keputusan terutama dalam
meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

1.6 Sistematika Penelitian


Dalam penelitian ini, sitematika penulisan disusun dalam lima bab yang akan
diuraikan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang objek studi penelitian, latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN


Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian
kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel untuk dijadikan dasar bagi
penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Kajian pustaka
mencangkup teori-teori yang sudah ada dalam buku teks maupun temuan-temuan
terbaru yang ditulis dalam jurnal, skripsi, dan disertasi yang dapat dipercaya.
Hasil kajian tersebut kemudian digunakan untuk menguraikan kerangka
pemikiran.

BAB III: METODE PENELITIAN


Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan
penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil dari penelitian dan pembahasan harus diuraikan secara rinci dan sistematis
sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Sistematika
pembahasan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap cakupan,
batasan, dan isi topik apabila disajikan dalam sub-sub judul. Setiap aspek
pembahasan dimulai dari analisis data, interprestasi data, dan penarikan
kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan sebaiknya dilakukan dengan

14
membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teori yang
relevan.

BAB V : KESIMPULAN
Pada bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan. Terdapat dua
alternatif cara penulisan kesimpulan, yaitu dengan cara butir demi butir dan
dengan cara uraian padat.
Saran merupakan implikasi kesimpulan yang berhubungan dengan masalah.
Selain menyentuh aspek praktis, perumusan rekomendasi juga harus ditunjukan
kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan dapat pula
ditujukan kepada para peneliti berikutnya yang berminat untuk melanjutkan
penelitian sebelumnya.

15

You might also like