You are on page 1of 6

BAB 4

PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep dan


teori yang sudah ada, bukanlah suatu upaya yang mudah, sering ditemukan
kesenjangan antara keduanya. Dalam BAB ini penulis akan menjelaskan
kesenjangan antara teori dan praktek serta faktor penghambat dan pendukung
terhadap proses asuhan keperawatan yang telah diberikan pada Ny.K dengan
diagnosa medis Emesis Gravidarum di UPT Puskesmas Panarung Palangka Raya
yang dimulai dari tanggal 24 November 2017 yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun pembahasan yang
penulis lakukan adalah sebagai berikut :

4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu/klien (Nursalam,2009:29).
Pada pengkajian tanda dan gejala emesis gravidarum ditemukan adanya
kesamaan antara teori dan kasus. Pada teori, tanda dan gejala yang terjadi pada
klien dengan emesis gravidarum berupa rasa mual, bahkan dapat sampai muntah.
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi
dapat pula terjadi setiap saat, nafsu makan berkurang, mudah lelah dan emosi
yang cenderung tidak stabil.
Sedangkan pada kasus, pengkajian tanggal 24 November 2017 ditemukan
kesamaan antara teori dan kasus yaitu mual dan muntah karena klien mengalami
emesis gravidarum. Selain itu, klien juga mengalami anemia. Di pengkajian
ditemukan klien mengatakan merasakan sering pusing atau sakit kepala/pening,
dan susah tidur. Keadaan umum yang didapatkan bahwa klien tampak mual, turgor
kulit agak kering, bibir agak kering, TTV: TD=100/80 mmhg, N=88x/m,
S=36,5C, RR=20 x/m, BB sebelum hamil 50 kg, BB saat hamil 49,5 kg, tinggi
badan 149 cm, Kesadaran: composmetis dengan GCS: E 4 V 5 M 6. Jadi, penulis
mengambil pengkajian ke arah emesis karena sesuai dengan teori tentang emesis
gravidarum.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan pengkajian adalah data dari catatan
medis yang menunjang dalam pengkajian, sudah tersedianya format pengkajian
dari institusi pendidikan, sikap terbuka dari klien dan keluarga dalam memberikan
data-data yang dibutuhkan pada saat pengkajian.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan pengkajian adalah kurangnya
data-data yang ada, kurangnya ketelitian penulis dalam melakukan pengkajian,
mengumpulkan data.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah suatu persyaratan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawatan secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam,2009: 59)
Terdapat 4 diagnosis keperawatan yang lazim ditemukan pada klien emesis
gravidarum yaitu :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, mual-muntah.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan dan elektrolit secara aktif.
3. Cemas berhubungan dengan koping tidak efektif, perubahan psikologi
kehamilan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. K ada 2 (dua)
diagnosa:
1. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan faktor
resiko klien tampak mual, klien tampak lemas, kesadaran CM, turgor kulit
agak kering, bibir agak kering dan lidah terasa asam, BB sekarang 50 kg,
BB sebelum hamil 49,5 kg, IMT 22,5 (normal)
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi
tentang gizi pada ibu hamil dibuktikan dengan klien tampak bingung, klien
bertanya dengan petugas kesehatan, pendidikan klien terakhir SMA,
pendidikan terakhir suami SMA.
Jadi, teori dan kasus yang didapat memiliki perbedaan diagnosa. Pada teori
ditemukan kesamaan diagnosa yang di dapatkan pada klien Ny. K di UPT
Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu kurang pengetahuan.

4.3 Perencanaan
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumentasi tulisan tangan
dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi rencana keperawatan pada
pasien.
Pada teori diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual muntah, intervensinya yaitu: batasi intake
oral hingga muntah berhenti, berikan obat anti emetik yang di programkan dengan
dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v, pertahankan terapi cairan yang
diprogramkan, catat intake dan output, anjurkan makan dalam porsi kecil tapi
sering, anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak, anjurkan untuk
makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas) hangat sebelum
bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur dan catat intake terapi parenteral,
jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Sedangkan, pada kasus yang menjadi prioritas utama yaitu resiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dengan faktor resiko yang ditandai dengan klien
tampak mual, klien tampak lemas, kesadaran CM, turgor kulit agak kering, bibir
agak kering dan lidah terasa asam, BB sekarang 50 kg, BB sebelum hamil 49,5
kg, IMT 22,5 (normal) maka perencanaan yang telah disiapkan adalah observasi
tanda-tanda vital, timbang berat badan klien, anjurkan klien untuk makan sedikit
tapi sering, anjurkan klien menghindari makanan yang berlemak, anjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang dan kolaborasi dengan bidan dalam pemberian
obat dan vitamin.
Terdapat sedikit perbedaan antara intervensi diagnosa teori dan kasus yang
ada karena menyesuaikan dengan keadaan klien saat itu.
Pada kasus diagnosa yang kedua Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang paparan informasi tentang gizi pada ibu hamil dibuktikan dengan klien
tampak bingung, klien bertanya dengan petugas kesehatan, pendidikan klien
terakhir SMA, pendidikan terakhir suami SMA maka perencanaan yang telah
disediakan adalah observasi tingkat pengetahuan klien, berikan pendidikan
kesehatan tentang gizi pada ibu hamil, berikan kesempatan klien untuk bertanya,
minta klien untuk mengulang kembali tentang materi yang sudah diberikan dan
beri pujian pada klien atas jawaban yang benar.
Faktor penghambat dalam menentukan intervensi keperawatan pada Ny.K
adalah terbatasnya pengetahuan perawat dalam merencanakan asuhan
keperawatan.
Faktor pendukung perencanaan adalah kebijaksanaan ruangan yang
memberikan keleluasaan pada penulis untuk melakukan aktivitas perawatan klien
dengan menggunakan proses keperawatan.

4.4 Pelaksanaan
Pada kasus Ny.K pelaksanaan asuhan keperawatan di kelola sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah di susun. Pada diagnosa pertama, mengobservasi
tanda-tanda vital, menimbang berat badan klien, menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering, menganjurkan klien menghindari makanan yang berlemak,
anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan berkolaborasi dengan bidan
dalam pemberian obat dan vitamin.
Pada diagnosa kedua yaitu mengbservasi tingkat pengetahuan klien,
memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil, memberikan
kesempatan klien untuk bertanya, meminta klien untuk mengulang kembali
tentang materi yang sudah diberikan dan memberi pujian pada klien atas jawaban
yang benar.
Dalam pelaksanaan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
disusun bersama klien dan dilakukan dengan berkolaborasi bersama tim medis
dan mengikutsertakan keluarga klien.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan keperawatan adalah kerja sama
pasien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya. Tidak ada faktor penghambat dalam
pelaksanaan.

4.5 Evaluasi
Menurut Nursalam, evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Pada diagnosa pertama hari pertama : klien mengatakan setiap pagi saya
mengalami mual muntah dan muntahnya apa pun yang saya makan pasti keluar
dan sering air liur juga yang keluar ±2 kali/hari”, TTV: TD: 100/80 mmhg, N:88
x/menit, S:36,5 OC, RR: 20 x/menit, BB 50 kg, mual muntah (+), turgor kulit
kering (+), Klien tampak lemas (+), klien menerima dengan baik anjuran dari
petugas kesehatan, klien mendapatkan terapi pengobatan : Vitamin B6 3x1 tablet
(oral), Vitamin B12 3x1 tablet (oral) dan Antasid 3x1 tablet (oral)
Pada diagnosa kedua hari pertama : Klien mengatakan saya kurang begitu
tau tentang gizi yang diperlukan ibu hamil selama masa kehamilan, klien tampak
bingung ketika ditanya tentang gizi yang diperlukan ibu hamil sebelum diberikan
pendidikan kesehatan, saat diberikan pendidikan kesehatan klien dapat berperan
aktif, klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan petugas kesehatan setelah
diberikan pendidikan kesehatan.
Pada diagnosa pertama hari kedua : klien mengatakan rasa mual saya sudah
mulai berkurang dan sudah tidak ada muntah lagi, TTV: TD: 110/80 mmhg, N:82
x/menit, S:36,5OC, RR: 21x/menit, mual kadang-kadang, muntah (-), nafsu makan
mulai membaik dan obat masih diminum secara rutin.
Pada diagnosa kedua hari kedua : Klien mengatakan saya sudah mengetahui
apa saja gizi baik bagi saya yang sedang hamil, Saat ditanyakan kembali klien
dapat menjawab dengan baik dan tepat dan Klien tidak tampak ragu-ragu dalam
menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
Hari pertama dan kedua terlihat perbedaan, karena klien mengatakan rasa
mual sudah mulai berkurang dan sudah tidak ada muntah lagi serta klien sudah
mengetahui apa saja gizi baik bagi saya yang sedang hamil. Jadi, dari evaluasi
yang didapat yaitu klien menjadi lebih baik dari kedua.

You might also like