You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri dada merupakan gejala yang sangat sering dijumpai pada praktek klinik
sehari-hari. Berbagai masalah atau gangguan pada sistem cardiovaskular, gastro
intestinal, respiratory, musculoskeletal, dapat menyebabkan nyeri dada. Intensitas rasa
nyeri pada dada bersifat subjektif dan bisa disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
Perlu pemeriksaan dengan tepat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang agar dapat menyingkirkan berbagai macam penyebab nyeri
dada.

Nyeri dada dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, contohnya


cardiovaskular, gastro Intestinal, respiratory, musculoskeletal, dan psikiatri. Penyebab
nyeri dada yang dapat mengancam jiwa harus di disingkirkan paling utama dan
psikiatri merupakan diferent diagnose yang di tempatkan paling akhir. Keluhan ini
merupakan masalah yang serius dan bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan
cepat, yang termasuk dalam kegawat daruratan medis bila nyeri dada yang disebabkan
oleh jantung, paru dan perdarahan yang masif.

Oleh karena itu diperlukan strategi untuk melakukan diagnosis serta


memberikan tatalaksana dengan tepat dan mencegah penggunaan medikamentosa yang
tidak perlu.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Nyeri adalah pengalam sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusaan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri dada adalah nyeri yang
dirasakan pada bagian dada bisa disebabkan oleh cardiovaskular, gastro intestinal,
respiratory, musculoskeletal, dan psikiatri. Nyeri bisa bersifat akut yang awitannya
tiba-tiba dan biasanya berkaitan dengan cedera yang spesifik. Sedangkan nyeri yang
bersifat kronik terjadi secara konstan atau intermiten yang menetap sepanjang periode
tertentu.

2.2 Etiologi

Penyebab dari nyeri dada merupakan hal yang luas, karena berbagai sistem
organ merupakan penyebabnya.

1. Cardovaskular
a. Stable Angina
Nyeri pada dada yang mereda ketika istirahat dan dicetuskan dengan
aktifitas.
b. Unstable Angina
Nyeri yang tidak hilang ketika beristirahat dan bisa timbul kapan saja.
c. Acute Miokard infark
Nyeri seperti diremas dan menjalar hingga ke lengan dan leher, muncul
serangan dan bertahan hingga 30 menit atau lebih. Dan nyeri reda setelah
pemberian nitrogliserin tablet.
d. Myocarditis
Nyeri pada myocarditis biasanya ditandai dengan adanya demam
e. Perikarditis

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 2
Nyeri yang di timbulkan pericarditis bisa bersifat tumpul dan tajam, nyeri
akan bertambah bila terlentang, saat batuk, inspirasi dan akan membaik bila
duduk condong ke depan.
f. Acute aortic dissection
Robeknya aorta disebabkan karena berbagai hal seperti trauma, hipertensi.
Nyeri yang dirasakan pada dada bisa menjalar ke punggung.
2. Repiratory
a. Pulmonary Embolism
Emboli paru bisa menyebabkan nyeri pada bagian dada, pada pemeriksaan
fisik biasanya terdapat edem pada tungkai, dipsnue dan bisa terdapat nyeri
pada saat bernafas.
b. Pleuritis
Adanya nyeri saat bernafas dan terdapat demam
c. Pneumothorax
Riwayat trauma, pada pemeriksaan fisik ditemukan suara nafas
hilang/melemah pada satu sisi, deviasi trakea
d. Pneumonia
pada pasien pneumonia yang berat, bisa terdapat nyeri pada bagian dada.
Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan ronki dan demam.
3. Gastro Intestinal
a. Gastro Esophageal Reflux Disease
Nyeri sering muncul setelah makan dan akan bertambah nyeri saat
berbaring. Pemberian antacid berespon baik. Rasa yang di rasakan seperti
terbakar, perih, adanya mual dan muntah serta rasa pahit di mulut.
b. Peptic Ulcer Disease
Nyeri pada penekanan epigastrium, serta perlu digali riwauat penggunaan
NSAID dan jamu jamuan. Nyeri bisa terjadi setelah makan atau bahkan
membaik bila setelah makan tergantung lokasi ulkusnya.
c. Cholycistitis
Terdapat nyeri tekan pada quadaran kanan atas abdomen.
d. Esophageal Spasm

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 3
Gejala yang diberikan mirip angina dan tidak spesifik.
4. Musculoskeletal
a. Costhocondritis
Adanya peradangan pada tulang coste menyebabkan nyeri dada. Dan nyeri
akan bertambah dengan penekanan.
b. Muscle spasm
Aktifitas berat seperti angkat beban, bekerja menggunakan otot dada
berlebihan bisa menyebabkan nyeri pada dada.
c. Fraktur Iga
Nyeri akan bertambah bila pasien di suruh mengangkat tangan keatas
menandakan adanya kelaina pada muskuloskeletal
5. Kejiwaan
a. Bila pada pemeriksaan fisik dan penunjang tidak terdapat kelainan, masalah
kejiwaan merupakan diagnose yang paling terakhir.

2.3 Diagnosis

Untuk mendiagnosa dari nyeri dada pertama tama yang perlu dilakukan adalah
anamnesis yang sesuai. Setelah anamnesis dilakukan maka dilakuan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diharapkan sudah dapat menyingkirkan berbagai
different diagones. Hal yang penting di tanyakan dalam anamnesis adalah

1. Anamnesis
a. Lokasi nyeri dan penjalaran.
Lokasi (substernal, epigastric, dada kiri, seluruh dada). menjalar (rahang
bawah, lengan , punggung).
b. Gambaran rasa nyeri.
Kualitas nyeri (seperti terbakar, diremas, ditekan, ditusuk)
c. Intensitas nyeri.
Dari skala 1-10 seberapa nyeri yang di berikan. (nyeri yang tajam biasanya
di karenanakan oleh pnemotorax)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 4
d. Hal yang dapat meningkatan dan meringankan nyeri.
 Apakah dengan beristirahat nyeri pada dada dapat mereda (stable
angina), apakah dengan mengakat lengan dapat mencetuskan nyeri
(musculoskeletal)
 Pada saat menarik nafas/ batuk mencentuskan nyeri (pleuritis,
pericarditis, pnemotorak).
e. Apakah mengalami trauma sebelumnya.
 Bisa disebabkan karena pnemotorax, fraktur pada iga.
f. Faktor resiko untuk penyebab cardiovaskular, Gastro Intestinal, respiratory,
musculoskeletal, dan psikiatri.
 Usia pasien apakah >45 tahun, memiliki riwayat penyakit seperti darah
tinggi, kencing manis. obesitas, kebiasaan pola hidup seperti merokok,
minum kopi, kebiasaan konsumsi jamu, olah raga juga perlu di
tanyakan.
2. Tanda tanda vital
a. tekanan darah
i. hypotensi: menandakan adanya Miocard infark yang besar,
cardiac temponade, acute pulmonary embolism, rupture of a
dissecting aneurysm, gastritis / peptic ulcer disease dengan
perdarahan.
ii. Hypertention: riwayat hypertention sebelumnya, miokard
infark, rasa nyeri yang berlebihan merangsang saraf simpatis
sehingga tekanan darah meningkat.
b. Heart rate
i. Bradikardia : inferior wall infark, atrioventrikular heart block
c. Suhu
i. peningkatan suhu menandakan adanya infeksi
d. Pernafasan

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 5
i. peningkatan frekuensi pernafasan mengindikasikan terdapat
gangguan pada jantung ataupun paru.
3. Pemeriksaan fisik
a. Leher
i. Distensi vena jugularis  acute tension pnemotorax, cardiac
tamponade.
ii. Nyeri saat hyperektensi leher  masalah di cervical
nerve/tulang cervical sehingga bisa menimbulkan nyeri yang
menjalar ke bahu dan bahkan nyeri hingga ke dada.
iii. Pnemothorax  deviasi trakea
b. Torak dan Paru-paru
i. Nyeri lokal pada dinding dada  contusio, costochondritis,
fraktur iga. Pasien akan mengluhkan nyeri pada dada bila
dilakukan penekanan pada titik tertentu di dinding dada.
ii. Pergerakan Asimetris  pneumothorax.
iii. Absent breath sounds dan hipersonor  pnemotroax.
iv. Pnemonia  cracles dan kelainan di stem fremitus.
v. Pleuritis  friction rub.
vi. Bibasilar cracles, wheezing  bisa muncul dari kompensasi
CHF.
c. Jantung
i. Pada MI/ Angina pectoris  sering tidak terdapat kelainan pada
periksaan fisik
ii. Left ventricular dysfunction  S3 gallop
iii. Aortic stenosis  murmur
iv. Pericarditis  friction rub
d. Abdomen
i. Terdapat nyeri pada epigastrium : suspek lambung

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 6
ii. Abdominal pain / discomfort bisa disebabkan mesenteric
ischemia karena kelainan jantung.
e. Ekstremitas
i. Pada pasien dengan suspek PE, heart disease bisa terdapat udem
pada tungkai
ii. Pada pasien suspek dissection aorta, pulsasi nadi pada
ekstremitas bawah lebih lemah pada pengukuran ABI.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 7
BAB III

KESIMPULAN

Nyeri dada merupakan suatu gejala dengan different diagnosis yang luas.
Anamnesa yang terarah dan pemeriksaan fisik yang tepat dapat menyingkirkan
berbagai macam different diagnose nyeri dada. Melakukan diagnosa kerja untuk nyeri
dada dengan cepat dan tepat sangatlah penting karena nyeri dada dapat bersifat
mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dapat menimbulkan kematian.

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan secara Head to Toe untuk


menyingkirkan berbagai penyebab nyeri dada sendiri. Dari anamnesis harus di gali
berbagai faktor resiko untuk menyingkirkan dari berbagai penyebab dan rencana
pemeriksaan penunjang yang sesuai.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 8
DAFTAR PUSTAKA

1. Steven A. John B. Internal Medicine On Call. 4th Edition. Kentucky : Lange


Medical Book. 2005
2. Sudoyo, AW, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publisihing: 2009
3. Harison T.R. Petersdorf R.G. Harrison of Principles of Internal Medicine,
18thedition. United State: The MacGrawHill Company. 2012
4.Smeltzer, Suzanne C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart.
Edisi 8, Vol 2. Jakarta buku kedokteran

Kepaniteraan Ilmu Penyakit dalam RSUD Ciawi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
Periode 30 Oktober 2017 – 6 Januari 2018 9

You might also like