You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Setiap perusahaan mulai dari yang kecil sampai yang besar, pasti
memerlukan pemasaran dalam segala aspek. Dan di dalam pemasaran inilah
perusahaan akan mengetahui seberapa jauh produknya akan diterima dan
dijadikan unggulan oleh pelanggannya serta bagaimana produk tersebut mampu
bersaing secara kompetitif dengan para pesaing.
Di dalam pemasaran ada suatu siklus atau tahapan yang dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui dan menganalisa secara jelas sejauh mana produk
yang dihasilkan dapat bertahan secara kompetitif. Proses ini dikenal dengan
nama Product Life Cycle atau siklus hidup produk. Product Life Cycle pertama
kali diperkenalkan oleh Levitt yang hingga saat ini masih digunakan oleh pebisnis
untuk menganalisa siklus produk mereka.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
a. Apa yang dimaksud Siklus Hidup Produk?
b. Apa saja tahapan-tahapan dalam Siklus Hidup Produk?
c. Bagaimana karakteristik tahapan-tahapan dalam siklus hidup produk?
d. Bagaimana strategi Siklus Hidup Produk?
I.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Agar mahasiswa mampu memahami pengertian dari Siklus Hidup Produk.
b. Agar mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan dalam Siklus Hidup
Produk.
c. Agar mahasiswa mampu memahami karakteristik tahapan-tahapan dalam
siklus hidup produk.
d. Agar mahasiswa mampu memahami strategi Siklus Hidup Produk.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Siklus Hidup Produk


Siklus hidup produk (product life cycle = PLC) adalah perjalanan
penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. Siklus hidup produk
merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman
tentang dinamika suatu produk yang kompetitif. Pada saat yang sama, konsep itu
terbukti dapat menyesatkan bila tidak digunakan dengan hati-hati.
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan
manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk
sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika
bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Siklus kehidupan produk (product life cycle) adalah suatu konsepsi yang
menjelaskan tentang berbagai tahapan pengembangan produk baru mulai dan awal
hingga akhir Siklus kehidupan produk dapat dibagi ke dalam empat tahap utama:
(1) pengenalan pasar, (2) pertumbuhan pasar, (3) kedewasaan pasar, dan (4) tahap
penurunan penjualan. Kombinasi bauran pemasaran biasanya juga akan berubah
sejalan dengan pergeseran tahapan dalam siklus kehidupan produknya. Beberapa
alasan yang mendasari tentang hal ini antara lain adalah bahwa sikap dan
kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan selama siklus berjalan.
Kebijakan produk mungkin saja diarahkan para target pasar yang beibeda karena
perbedaan tahap yang dilalui juga berbeda; ini berakibat bentuk persaingan juga
akan mulai bergeser dari yang bersifat monopoli menunju pada situasi pasar yang
mengarah pada oligopoli.
II.2. Tahapan-tahapan Siklus Hidup Produk
Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan
maupun penurunan dapat terjadi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Terdapat yang
menggolongkannya menjadi :
 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline
 Termination
Sementara itu ada juga yang menggemukakan bahwa keseluruhan tahap –
tahapan dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) itu terdiri atas
 Introduction (pioneering)
 Rapid growth (market acceptance)
 Slow growth (turbulance)
 Maturity (saturation)
 Decline (obsolescence).
Walaupun demikian pada dasarnya yang digunakan ialah penggolongan ke
dalam empat tahapan, yakni :
 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline
1. Tahap Pengenalan (Introduction)
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume
pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang
masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan
modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang
timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman
yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta
distribusi yang masih terbatas.
Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang
besar meskipun volume penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya
barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan,
dan biasanya ongkos yang dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan
(Promosi). Promosi yang dilakukan tersebut memang harus agresif serta juga
mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga
masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat
cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat
sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif tahap sebelumnya. Di
dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga terdapat
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara
menurunkan harga jualnya.
Tahap ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh
pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak
sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu
berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan
menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan.
b. Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan
yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena
produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini
akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha
modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement)
guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit
diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan
cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang
keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya
tarik industri.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan
perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup
produk. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk
yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada
dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk
produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk
memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan
dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
 Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang
yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran
distribusi baru yang bisa ditambah.
 Tiingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan
oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk
baru yang ditawarkan perusahaan.
 Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan
konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan
merupakan gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan
ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, pasar merasa
jenuh terhadap produk yang ada. produk substitusi diterima konsumen (baik dan
dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah
alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu
diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk
elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau personal
komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.
II.3. Karakteristik Tahapan-tahapan Siklus Hidup Produk
Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda
dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali
tahap di mana suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak
manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat. Selain
karakteristik di atas, siklus hidup produk juga memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut :
1. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada
yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang
gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan
dengan teknologi dan mode (fad).
2. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product
category memiliki PLC yang paling lama, product form cenderung
mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki PLC
yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk
memiliki PLC yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan
buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang
panjang, sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.
3. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh
perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya
sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat.
Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang
PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus,
serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang
memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi, Pepspdent
Sensitive, dll.
II.4. Strategi Siklus Hidup Produk
1. Tahap Perkenalan
Dalam tahapan ini, terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh
perusahaan, diantaranya yaitu:
a. Strategi Menyaring Cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan
promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau
harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan
pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui
keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan
perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada
mereknya.
b. Strategi Menyaring Lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar
biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar
terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen
mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c. Strategi Penetrasi Cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi
yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar
yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil
jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial
yang besar.
d. Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk
memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar
biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus
didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan
produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
2. Tahap Pertumbuhan
Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:
 Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk
baru dan gaya yang lebih baik.
 Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk
penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya
yang melindungi produk utama).
 Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
 Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
 Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih
produk (product preference advertising).
 Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga dilapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi pemasaran, yaitu:
a. Modifikasi pasar
Dalam modifikasi ini perusahaan harus memperluas pasar bagi merknya
dengan menangani dua faktor penentu volume penjualan yaitu:
 Jumlah pemakai produk dengan merk perusahaan
 Tingkat penggunaan per pemakai
Perusahaan dapat memperluas jumlah pemakai produk dengan merk
perusahaan melalui tiga cara berikut :
 Ubahlah bukan pemakai
Perusahaan mencoba mengubah bukan pemakai menjadi pemakai
kelompok produk. Sebagai contoh, kunci pokok berkembangnya jasa angkutan
udara adalah penelitian yang terus-menerus terhadap konsumen baru, kepada
siapa dapat ditujukan bahwa menggunakan jasa angkutan udara adalah lebih baik
dari angkatan darat.
 Masuki segmen pasar baru
Perusahaan mencoba memasuki segmen pasar baru (dari segi geografis,
demografis) yang memakai produk tetapi bukan dengan merk yang dimiliki
perusahaan.
 Rebutlah konsumen dari pesaing
Perusahaan dengan berbagai cara mencoba merebut konsumen dari
pesaing untuk mencoba dan menggunakan merk yang dimiliki perusahaan.
Disamping strategi dengan memperluas jumlah konsumen, terdapat tiga strategi
lain untuk dapat menaikkan jumlah penjualan dengan jalan meningkatkan
frekuensi pemakaian oleh konsumen pemakai merk perusahaan, yaitu:
 Penggunaan yang lebih sering
Perusahaan mencoba mendorong konsumen untuk lebih sering
menggunakan produk. Misalnya suatu produk yang biasanya dikonsumsi sehari
sekali dianjurkan untuk dipakai lebih dari sekali.
 Penggunaan yang lebih banyak dalam setiap kesempatan
Pada strategi ini perusahaan mengajak konsumen untuk memakai dengan
jumlah yang lebih banyak pada setiap kali mereka menggunakan. Misalnya suatu
produk yang bisa dipakai satu takaran perusahaan menganjurkan agar konsumen
memakai dua takaran supaya hasilnya efektif.
 Kegunaan baru dan lebih beragam
Dalam hal ini perusahaan harus menemukan kegunaan baru dari produk
yang sama kemudian meyakinkan konsumen akan hal itu. Contoh: produsen
makanan sering menyusun beberapa resep pada bungkusnya agar konsumen lebih
berminat pada semua kegunaan yang ada.
b. Modifikasi produk
Supaya dapat menjaring konsumen baru atau mempengaruhi konsumen
lama untuk menggunakan produk perusahaan dalam jumlah yang lebih banyak,
perusahaan dapat mencoba meningkatkan penjualan dengan jalan modifikasi
karakteristik produk.
Beberapa bentuk modifikasi produk antara lain :
 Perbaikan mutu
Tujuan perbaikan mutu adalah untuk meningkatkan kemampuan produk, misalnya
daya tahan, kecepatan, rasa, kinerja produk, dan lain-lain. Strategi ini efektif jika
mutu produk memang masih bisa ditingkatkan, konsumen peka terhadap mutu
produk, dan konsumen percaya bahwa mutu yang lebih tinggi akan memberikan
manfaat yang lebih tinggi.
 Perbaikan ciri khas
Tujuannya adalah menambah ciri-ciri baru dalam hal ukuran, berat, bahan pokok,
tambahan, hiasan yang akan meningkatkan kemampuan, keamanan atau
kenyamanan produk. Sebagai contoh dengan ditambahkan suatu zat tertentu maka
suatu produk cat akan bertahan lebih lama di tembok dan warnanya tetap
cemerlang.
Strategi ini memiliki beberapa keuntungan seperti apa yang dikemukakan
oleh Stewart, yaitu:
 Ciri-ciri khas baru akan menciptakan citra perusahaan dalam hal
keprogresifan dan kepemimpinan.
 Ciri-ciri khas baru dapat ditambah dengan cepat atau dibatalkan dengan
cepat pula atas permintaan konsumen dengan biaya yang rendah.
 Ciri khas baru dapat merebut kesetiaan dari segmen pasar tertentu.
 Ciri khas baru sering memberikan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan.
 Ciri khas baru sering memberikan antusiasme pada penjual dan distributor.
 Perbaikan gaya
Tujuannya adalah menambah daya tarik estetika suatu produk. Dalam jenis
produk tertentu bahkan seringkali perbaikan gayalah yang paling sering terjadi
daripada perbaikan mutu atau kegunaan. Dalam produk yang lain perbaikan gaya
bisa berarti perbaikan kemasan. Perbaikan gaya dapat memberikan hasil positif
karena pada umumnya orang menyukai perubahan mode. Sisi negatif perbaikan
gaya juga tidak dapat dihindarkan sebab ada saja konsumen yang merasa tidak
cocok dengan yang paling baru dan lebih suka dengan gaya produk yang
terdahulu.
c. Modifikasi bauran pemasaran
Satu hal yang tidak dapat dianggap remeh adalah perbaikan
dalam marketing mix, dimana satu atau beberapa elemen perlu dimodifikasi.
Untuk mendorong produk dalam tahap kedewasaan, manajer pemasaran
mempunyai tugas menjawab pertanyaan berikut.
 Harga
1. Apakah price discount akan menjadi daya tarik bagi golongan yang sedang
mencoba atau bagi mereka yang sudah menggunakan?
2. Bila demikian apakah semua yang ada di daftar harga harus diturunkan?
3. Ataukah penurunan harga dilakukan melalui harga khusus?
 Distribusi
1. Bisakah perusahaan memperoleh lebih banyak dukungan atau ruang pamer
di saluran distribusi?
2. Apakah mungkin penerobosan di toko yang lebih banyak?
3. Mampukah perusahaan menembus saluran distribusi yang selama ini
belum pernah dicoba untuk dimasuki?
 Periklanan
1. Apakah biaya periklanan perlu dinaikan?
2. Pesan apa dalam iklan yang perlu diubah?
3. Perlukah saluran media dirombak jenis atau kombinasinya?
4. Ataukah waktu, frekuensi dan ukuran iklan perlu diubah?
 Promosi Penjualan
1. Perlukah promosi penjualan ditingkatkan?
2. Dalam bentuk potongan harga, jaminan atau hadiah?
 Penjualan Perorangan
1. Apakah mutu dan keterampilan tenaga penjualan perlu diperbaiki?
2. Apakah pembagian daerah penjualan perlu ditata kembali?
3. Perlukah diberikian insentif bagi tenaga penjualan?
 Pelayanan
1. Mampukah perusahaan mempercepat waktu pengiriman?
2. Bisakah bantuan teknis bagi konsumen ditingkatkan?
3. Mungkinkah kemudahan kredit diperluas?
Jawaban manajer pemasaran atas pertanyaan diatas dapat dijadikan
sebagai bahan mentah untuk perbaikan dan menjaga produk agar bisa bertahan
lama dalam fase kedewasaan.
d. Menggunakan take-off strategy
Take-off strategy adalah strategi yang digunakan untuk mencapai fase
penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada
saat produk masuk dalam kematangan.
3. Tahap Penurunan
Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun
perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.
Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
industri dapat diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah
investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan
menguntungkan.
6. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan
cepat.
7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap penurunan juga terdapat beberapa
strategi, yaitu:
1. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
3. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
5. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Di dalam pemasaran ada suatu siklus atau tahapan yang dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui dan menganalisa secara jelas sejauh mana produk
yang dihasilkan dapat bertahan secara kompetitif. Proses ini dikenal dengan nama
Product Life Cycle atau siklus hidup produk. Siklus hidup produk adalah suatu
konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu
produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau
daur hidup.Siklus kehidupan produk (product life cycle) adalah suatu konsepsi
yang menjelaskan tentang berbagai tahapan pengembangan produk baru mulai dan
awal hingga akhir Siklus kehidupan produk dapat dibagi ke dalam empat tahap
utama: (1) pengenalan pasar, (2) pertumbuhan pasar, (3) kedewasaan pasar, dan
(4) tahap penurunan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
http://fansbuku.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-pemasaran-siklus-
kehidupan.html
http://irma93.blogspot.co.id/2012/02/makalah-siklus-hidup-produk.html
http://mohanfelani.wordpress.com/2010/07/18/siklus-hidup-produk-dan-
mengenali-strategi-pemasaran-philip-kotler/
https://anggih91.wordpress.com/2015/03/10/product-life-cycle-plc/
https://kuliahmarket.wordpress.com/2015/08/28/siklus-hidup-produk-product-life-
cycle/comment-page-1/
Kotler, Philip. Dan Kevin LaneKeller. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga
Belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis, Edisi 4 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

You might also like