You are on page 1of 1

Komplikasi

Kolesistitis akut merupakan komplikasi penyakit batu empedu yang paling umum dan sering
meyebabkan kedaruratan abdomen, khususnya diantara wanita usia pertengahan dan manula. Peradangan
akut dari kandung empedu, berkaitan dengan obstruksi duktus sistikus atau dalam infundibulum. Massa
yang dapat dipalpasi hanya ditemukan pada 20% kasus. Kebanyakan pasien akhirnya akan memerlukan
terapi berupa kolesistektomi terbuka atau laparoskopik (Heuman, 2013 dan Hunter, 2007).

Komplikasi Kolesistektomi
Komplikasi dini setelah kolesistektomi adalah atelektasis dan gangguan paru lainnya,
pembentukan abses (sering subfrenik), perdarahan eksterna dan interna, fistula biliaris-enterik dan
kebocoran empedu. Ikterus mungkin mengisyaratkan absorpsi empedu dari suatu sumber intraabdomen
akibat kebocoran empedu atau sumbatan mekanis duktus koledokus oleh batu, bekuan darah intraduktus
atau tekanan ekstrinsik. Untuk mengurangi insidensi komplikasi dini tersebut secara rutin dilakukan
kolangiografi intraoperatif sewaktu kolesistektomi.15
Secara keseluruhan, kolesistektomi merupakan operasi yang sangat berhasil yang menghasilkan
kesembuhan lengkap atau hampir lengkap atas gejala pada 75 sampai 90 persen pasien. Penyebab paling
sering pada gejala pascakolesistektomi yang menetap adalah adanya gangguan ekstrabiliaris yang tidak
diketahui (misalnya esofagitis refluks, ulkus peptikum, sindrom pascagastrektomi, pankreatitis atau
sindroma usus iritabel). Namun, pada sebagian kecil pasien terdapat gangguan duktus kandung empedu
ekstrahepatik yang menyebabkan gejala persisten (Poupon, et al., 2013).

Prognosis
Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi dan beratnya
penyakit (PPK, 2014).

Heuman DM, Katz J. Cholelithiasis. Diunduh tanggal : 25 Juli 2013. Dari [online]
http://emedicine.medscape.com/article/175667-overview
Hunter JG. 2007. Gallstones Diseases. In : Schwart’s Principles of Surgery 8th edition. US : McGraw-
Hill Companies.826-42.
Poupon R, Rosmorduc O, Boëlle PY, Chrétien Y, Corpechot C, Chazouillères O, et al. 2013. Genotype-
Phenotype Relationships In The Low-Phospholipid Associated Cholelithiasis Syndrome. A study
of 156 consecutive patients. Hepatology.
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2014. Ikatan Dokter
Indonesia

You might also like