You are on page 1of 36

Spinal Cord Injury

Ns. Riki Ristanto, M.Kep


Overview
Definisi
Etiologi
Sign n symptom
First aid pre and in hospital
Definition
Spinal cord injury adalah cedera pada
tulang belakang (mulai dari servikal,

thorakal, lumbal, sakral, dan coxiges)


dapat mengenai elemen tulang, jaringan
lunak (ligamen dan diskus), dan
sumsum/ struktur saraf) yang dapat
menyebabkan kerusakan fungsi
neurologis dan umumnya menyebabkan
gangguan permanen pada fungsi
tubuh.
SCIWORA
Spinal Cord Injury Without
Radiographic Abnormality adalah
kondisi cedera spinal pada anak-anak <
8 tahun yang tidak didapatkan
keabnormalan pada X-ray. Hal itu
diakibatkan karena kelenturan tulang
belakang pada anak-anak. Pada
pemeriksaan MRI kondisi SCIWORA akan
terlihat dengan jelas.
About SCI................
 Semua trauma tulang belakang harus
dianggap suatu trauma yang hebat
 Pertolongan pertama dan transportasi klien
harus hati-hati

 Injury muncul akibat hiperekstensi,


hiperfleksi, rotasi dan axial
loading, yang kesemuanya terjadi akibat
gerakan diluar batas toleransi
kemampuan tulang belakang
 Kasus klien cedera dengan kondisi
intoksikasi, penurunan kesadaran,
distracting injury (open fracture),
maka perlu dicurigai adanya SCI.
Etiologi
 Trauma (98%)
kecelakaan sepeda motor (44 %),
tindak kekerasan (24 %)
jatuh (22 %)
kecelakaan olahraga misal menyelam (8 %),
 Non Trauma (2%)
Tumor
Meningochele
Sign n Symptom
 Tidak dapat bergerak.
 Tidak dapat merasakan
 Tidak dapat mengontrol BAB / BAK.
• Nyeri yang amat sangat pada area • Lemah, bagian tubuh tidak dapat
trauma berkoordinasi.
• Kesulitan bernafas. • Sulit berjalan dan hilang keseimbangan.
 Refleks berlebih atau kejang. • Posisi leher atau punggung, berubah.
• Perubahan fungsi seksual dan kesuburan.

• Kelemahan dibawah area yang mengalami injury


• Kehilangan reflek dibawah area yang
mengalami injury
• Kehilangan sensasi dibawah area yang
mengalami injury
• Kehilangan fungsi sfingter dan berkeringan
dibawah area yang mengalami injury
ASIA (American Spinal Injury Association)
Area Affected
Area Vertebrae Cervicalis
 Area yang terkena meliputi
Affected
Cervical (C) ekstremitas atas, bawah,
C1 - C7 dan badan
 Tetraplegia/quadriplegi
 Bisa terjadi henti nafas

Thorak (T)
T1 – T12

Vertebrae Thorakalis
Lumbal (L)  Hemiplegi/paraplegi
L1 – L5
 Internal organ

Sakrum (S)
S1 – S5
Vertebrae Lumbalis
Coxiggeius  Hemiplegi/paraplegi
1–3
 Organ reproduksi
Shock in SCI
 Syok pada pasien SCI : syok hemoragik (karena kehilangan darah),
syok neurogenik (kehilangan reflek simpatis), dan syok spinal
(kehilangan reflek)

 Hipoperfusi akibat syok hemaragik merupakan penyebab cedera


secunder dari SCI

 Neurogenik syok terjadi bila ada cedera pada T6 atau lebih tinggi.

 Spinal syok ditandai dengan hilangnya kemampuan motorik dan


sensorik, dan fungsi reflek pada area yang ada dibawah posisi
cedera.
Alat

Cervical/Neck Collar
Patient Transfer Equipment

KED

Kendrich
Extrication
Device
Patient Transfer Equipment

Long back Board Scoop Strechtcer


1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
Primary Survey 4. Disability
5. Exposure and
Environmental control

Penatalaksanaan Pada
Trauma Tulang Belakang
1. Full set of vital sign, Five
interventions, Facilitation of
family presence
2. Give comfort measures
Secondary Survey 3. History and head to toe
examination
4. Inspect the Posterior
surface
Komponen Intervensi
Aiway

Penilaian kepatenan jalan nafas (look, listen 1. Pertahankan patensi jalan nafas dengan
feel), pasien mampu bicara berarti airway pasang cervical collar dan letakkan pasien
paten. Management airway sangat rumit, pada long spine board.
karena pada saat melakukan harus tetap 2. Hilangkan sumbatan benda asing pada
dalam keadaan sejajar. Gunakan tehnik logroll jalan nafas bila ada
saat memindahkannya ke long spine board. 3. Buka jalan nafas dengan tehnik chin lift atau
modified jaw thrust
4. Pasang alat untuk menjaga kepatenan
jalan nafas (ETT)
Breathing

1. Cek apakah ada respirasi spontan atau 1. Berikan oksigen menggunakan NRBM (10-12
batuk. L/menit atau lakukan bagging bila frekuensi
2. Catat kecepatannya, ritme, dan nafas berkurang atau saturasi semakin turun.
kedalamannya. 2. Pasang SpO2
3. Apakah menggunakan otot bantu nafas.
Adanya tanda peningkatan usaha bernafas/
penggunaan otot perut menunjukkan
perburukan kondisi pasien.
Komponen Intervensi
Circulation

1. Cek adanya perdarahan 1. Kontrol perdarahan dengan bebat tekan


2. Cek CRT apikal dari cedera 2. Pasang infus (bila ada tanda syok
3. Cek kehangatan akral hemoragik atau neurogenik, infus dipasang
4. Cek dan Bandingkan nadi ekstremitas di 2 tempat, dg jarum besar). Berikan 1-2 L
kanan dan kiri NaCl 0.9% atau RL, anak-anak 20 cc/KgBB. 1
5. Cek tensi. cc darah = 3 cc cairan.
Adanya hypotensi pertanda dari syok 3. Pertahankan sistolik pada 100-110 mmHg
neurogenik atau hemoragik.
Pastikan apakah ada perdarahan/ tidak
(dada, abdomen, peritonial)

Disability

1. Cek status kesadaran (AVPU) Cek GCS, Fungsi motorik


2. Cek pupil
Primary Survey

SCI merupakan trauma yang


mengancam nyawa, maka
pasien segera dipindahkan ke
ambulan dan secondary survey
dilakukan di dalam ambulan

Semua pasien SCI memenuhi kriteria


LOAD and GO
Komponen Intervensi
Full Set of Vital Sign

Cek TTV 1. Hitung Nadi, bandingkan kanan-kiri,


terutama pada apikal dari cedera
2. Ukur tensi
3. Ukur suhu dan saturasi oksigen.
4. Cek gula darah

Five Intervention 1. Pasang monitor jantung


2. Pasang NGT bila ada indikasi
3. Pasang folley cateter bila ada indikasi
4. Lakukan pengambilan darah untuk
pemerksaan laboratorium
5. Pasang oksimetri

Facilitation of Family Presence Mengikutkan keluarga (memberi kesempatan


keluarga mendampingi pasien)
Komponen Intervensi
Give Comfort Measures

Menurunkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan Berikan terapi farmakologis dan non
farmakologis sesuai indikasi
History and Head to Toe Examination

1. Kaji riwayat kejadian 1. Kaji dengan MIVT (Mechanism, Injury


2. Lakukan pemeriksaan head to toe Suspected, Vital Sign On Scene, Treatment
Received)
2. Pemeriksaan fisik dari kepala hingga ujung
kaki, inspeksi dengan DCAP-BLS (Deformitas,
Contosio, Abrasi, Penetrasi, Burn, Laseration,
Sweling)
3. Pemeriksaan fisik palpasi dengan TIC
(Terderness, Instability, Crepitation) dan PMS
(Pulse, Motorik, Sensorik)
Inspect The Posterior Surfaces
Pemeriksaan fisik tulang belakang dan bagian
tubuh bagian posterior dengan DCAP-BLS, TIC
dan PMS.
Log Roll ke Long Back Board
In Hospital Treatment
 Oksigenasi
 IV line
 Stabilisasi  in line Immobilisation
 Anti inflamasi
 Pembedahan??
TERIMA
KASIH

You might also like