You are on page 1of 15

TUGAS ENDAPAN MINERAL

EVAPORASI PADA ENDAPAN MINERAL

Disusun Oleh:
Renno Geovanni
072.25.094

TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan karunia-Nya sehinggha Tugas Endapan Mineral yang bertema “Evaporation”
yang merupakan sub bab dari sumber buku “Economic Mineral Deposits” dapat terselesaikan.

Tugas ini di buat untuk memenuhi syarat kuliah Endapan Mineral yang di selenggarakan
di semester 6. Tujuan pembuatan Tugas ini juga untuk membahas Proses evaporasi dari endapan
mineral.

Kiranya bahwa tugas ini belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca untuk lebih menyempurnakan lagi tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat .

Penulis
DEFINISI EVAPORASI
Penguapan / evaporasi ialah proses perubahan molekul dalam kondisi cair (seperti air)
dengan spontan menjadi gas (uap air). Proses ini ialah kebalikan dari kondensasi. Umumnya
penguapan bisa dilihat dari lenyapnya cairan secara terus menerus saat terpapar pada gas dengan
volume signifikan.
Rata-rata molekul tak mempunyai energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak
cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Saat molekul-molekul saling bertumbuhkan
mereka saling bertukar energi di berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Kadang transfer energi ini sangat berat sebelah sehingga salah satu molekul memperoleh energi
yang cukup buat menembus titik didih cairan. Jika ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul
itu bisa terbang ke dalam gas dan menguap.
Ada cairan yang nampak tak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contoh:
minyak makan di suhu kamar). Cairan ini mempunyai molekul-molekul yang cenderung tak
menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat member satu molekul “kecepatan
lepas” energi panas yang dibutuhkan untuk berubah menjadi uap. Tapi cairan ini sebenarnya
menguap, hanya saja prosesnya lebih lambat dan karenanya lebih tak terlihat.

EVAPORASI MINERAL

Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air).
Merupakan proses yang penting karena banyak menghasilkan endapan mineral bukan
logam. Proses ini efektif di daerah iklim kering dan panas. Secara umum berlaku ketentuan garam-
garaman yang daya larutnya terkecil akan diendapkan terlebih dahulu dan yang terakhir
diendapkan adalah jenis garam yang mudah larut.
Deposit evaporasi terdiri dari mineral yang awalnya diendapkan dari saline (air garam)
yang terkumpul oleh penguapan surya.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVAPORASI

Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi maupun
evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi: radiasi
matahari, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan bidang permukaan.

1. Radiasi Matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek ( shortwave radiation ) matahari akan diubah menjadi
energi panas di didalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara
di sekitarnya. Panas yang dipakai untuk menghangatkan partikel – partikel berbagai material di
udara tanpa mengubah bentuk partikel dinamakan panas – tampak ( sensible heat ). Sebagian
energi matahari diubah menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan
perputaran udara dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan udara di atas permukaan
tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada permukaan bidang
evaporasi.

2. Ketersediaan Air
Melibatkan jumlah air yang ada dan juga persedian air yang siap untuk terjadinya
evaporasi. Permukaan bidang evaporasi yang kasar akan memberikan laju evaporasi lebih tinggi
daripada bidang permukaan rata karena pada bidang permukaan kasar besarnya turbulent
meningkat.

3. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap
evaporasi.Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap
air.Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul
air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air.Oleh karena itu
di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah
beriklim dingin).Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.

4. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air
lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air.Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan
terjadinya penguapan.Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas
permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.Apabila jumlah uap air
yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi.Akibatnya perbedaan
tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan.Apabila udara di atas
permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada
saat itu penguapan terhenti.Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas,
mempunyai kelembaban udara tinggi.Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya
tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban
udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalama.

5. Kapasitas Kadar Air dalam Udara


Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu
di tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu tempat tersebut. Proses evaporasi
tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,( saturated vapour pressure deficit ) di udara
atau jumlah uap air yang dapat diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh. Sehingga,
evaporasi lebih banyak di daerah pedalaman karena kondisi udara cenderung lebih kering daripada
di daerah pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.

6. Kecepatan Angin
Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan secara bertahap
menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mampu menampung uap
air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas permukaan bidang tersebut akan berpindah ke tempat
lain akibat beda tekanan dan kerapatan udara, dan demikian, proses penguapan air dari bidang
penguapan tersebut akan berlangsung secara terus – menerus. Hal ini terjadi karena adanya
pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa udara dari tempat
dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih rendah ( proses adveksi )
dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan bidang penguapan sangat penting. Penguapan air
di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan banyak naungan karena di daerah lapang
perpindahan udara menjadi lebih bebas.

7. Bidang Permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evoporasi
melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar atau tidak beraturan,
kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan. Tapi, pada tingkat tertentu,
permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat gerakan angin berputar ( turbulent ) yang
dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat
menimbulkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya evopotranspirasi.

PENTINGNYA EKONOMIS EVAPORITE


Evaporites penting secara ekonomi karena mineralogi mereka, sifat fisik mereka in-situ,
dan perilaku mereka di bawah permukaan. Mineral evaporit, terutama mineral nitrat, adalah
penting secara ekonomi di Peru dan Chile. Nitrat mineral sering ditambang untuk digunakan dalam
produksi pada pupuk dan bahan peledak. Tebal halit deposit diharapkan menjadi alokasi penting
untuk pembuangan limbah nuklir karena stabilitas geologi mereka, rekayasa dan perilaku fisik
yang dapat diprediksi, dan imperviousness terhadap air tanah. Kubah Garam: Formasi garam
terkenal dengan kandungannya. Kemampuan untuk membentuk diapirs, yang menghasilkan lokasi
ideal untuk menjebak endapan minyak bumi.
PROSES PEMBENTUKAN MINERAL OLEH EVAPORASI
Persyaratan:
1) Lingkungan gersang, temp tinggi
2) Kelembaban rendah
3) Sedikit pengisian dari laut, atau sungai
Tingkat Deposisi Evaporite
1. Tingkat deposisi evaporit adalah cepat (dibandingkan dengan sedimen lainnya)
2. Kecepatannya bisa mencapai 10cm / tahun
Evaporasi berlangsung paling cepat di iklim yang hangat dan kering. Dalam penguapan tubuh
air garam, konsentrasi yang larut garam terjadi, dan bila super saturasi garam tercapai, garam
diendapkan.
Deposisi mineral oleh penguapan bergantung pada faktor-faktor:
1) Isi kelarutan,
2) Suhu,
3) Tekanan,
4) Lingkungan deposisi, dan
5) Perubahan musiman dan iklim.
Penguapan berlangsung paling cepat di iklim yang hangat dan kering. Dalam penguapan air garam,
konsentrasi garam terlarut terjadi, dan bila super saturasi dari apapun garam tercapai, garam itu
akan terendapkan.

LINGKUNGAN PADA PRESIPITASI PENGENDAPAN


Lingkungan:
1. Laut Dangkal:
a. Pantai
b. Dataran Lumpur
c. Salt pans
d. Barred Basins

2. Kontinen
a. Danau garam
b. Mata air
Secara volumetrik, masing-masing bisa signifikan:
1) Evaporites pantai
 Bentuk di lingkungan Sabkha: Lumpur lumpur pantai dan supratidal
 Evaporites tidak langsung mengendap dari air laut
 Evaporites menggantikan bahan lain (mineral) di bawah permukaan dangkal
 Proses laut mendominasi
 Salah satu bidang yang paling menarik bagi penderita sedimentology
 Membentuk banyak perangkap minyak
 Juga menyediakan satu model untuk pembentukan dolomit

2) Eolian / interdune
 Di antara bukit pasir dan pegunungan

3) Benua: Sabkha / playa


 Danau garam dangkal
Pengendapan evaporite yang paling signifikan diketahui terjadi selama krisis salinitas Messinian
di lembah Mediterania.

Evaporite Laut
 Evaporites laut cenderung lebih tebal membentuk endapan
 Mereka juga memiliki sistem penguapan.
 Mineral yang paling umum pada evaporates laut adalah kalsit, gipsum dan anhidrit, halit,
sylvite, carnallite, langbeinite, polyhalite, kanite, dan Kieserite (MgSO4).
 Namun, ada sekitar 80 berbagai mineral yang telah dilaporkan ditemukan di deposit
evaporate (Stewart, 1963; Warren, 1999), meski saja sekitar selusin cukup umum untuk
menjadi dianggap pembentuk rock penting.

ii) Evaporites Lautan Non-Kelautan (atau Kontinental, Inland)


 Evaporites non-laut biasanya terdiri dari mineral yang tidak umum di laut lingkungan,
karena pada umumnya air dari mana endapan evaporit non-laut miliki proporsi unsur kimia
berbeda dari yang ditemukan di lingkungan laut.
 Mineral umum yang ditemukan dalam deposit ini meliputi blödite, boraks, epsomite,
gaylussite, glauberite, mirabilite, thenardite dan trona.
 Endapan non-laut mungkin juga mengandung halit, gipsum, dan anhidrit, dan mungkin
dalam beberapa kasus bahkan didominasi oleh mineral ini, meski tidak berasal dari
endapan laut.
 Beberapa simpanan tertentu menunjukkan perubahan tektonik dan iklim yang penting.
 Endapan ini juga mengandung mineral penting yang membantu ekonomi saat ini.
 Endapan non-laut tebal yang menumpuk cenderung terbentuk dimana tingkat penguapan
akan melebihi tingkat inflow, dan di mana ada persediaan larut yang cukup.
 Arus masuk juga harus terjadi di cekungan tertutup, atau yang dibatasi dengan arus keluar,
sehingga sedimen memiliki waktu untuk berenang dan terbentuk di danau atau badan air
lainnya.
 Contoh utama dari ini disebut "Saline lake deposit". Danau Saline mencakup hal-hal seperti
danau abadi, yaitu danau yang ada sepanjang tahun, danau playa, yang merupakan danau
yang hanya muncul pada musim-musim tertentu, atau istilah lain yang ada digunakan untuk
menentukan tempat-tempat yang menyimpan genangan air dalam sebentar atau sepanjang
tahun.
 Contoh lingkungan pengendapan non-laut modern termasuk Great Salt Lake di Utah dan
Laut Mati, yang terletak di antara Yordania dan Israel.

DIAGENESA DARI EVAPORASI


1. ENDAPAN DARI PERAIRAN KONTINENTAL DAN DANAU PEDALAMAN.
1) Deposisi dari Danau Garam (Salt Lakes)
 Deposit yang terbentuk dari penguapan danau garam mirip dengan yang didapat dari air
laut.
 Ukuran danau yang relatif kecil, bagaimanapun, membuat mereka lebih banyak responsif
terhadap perubahan iklim, dengan hasil yang mereka tunjukkan fluktuasi yang lebih besar
dari deposisi.
 Evaporit yang terbentuk selama periode pengeringan dapat dilarutkan kembali selama
periode berikutnya dari ekspansi.
 Selain itu, danau terus-menerus menerima persediaan air tawar, garam, dan juga sedimen.
 Depositin garam yang dihasilkan, oleh karena itu, umumnya seputih sedikit pergantian
garam dan tanah liat yang tidak murni.
 Selain itu, pada permainan garam, angin gurun mendistribusikan pasir dan lumpur yang
kemudian garam dapat disimpan selama periode danau berikutnya.
 Ini juga memberi alternatif asinan dengan pasir, tanah liat dan kecil kalsium karbonat.

Deposisi danau Garam


(https://www.researchgate.net/EVAPORITE-SALT-DEPOSITS.pdf)
2) Deposisi dari Danau Alkali (atau Soda)

Deposisi Danau Alkali


(sumber: https://tabloidbekam.wordpress.com/tag/air-alkali/)

 Danau Alkali (atau Soda) adalah danau yang kaya akan senyawa natrium.
 Dalam alkali atau soda, natrium karbonat mendominasi, potassium Karbonat mungkin
berlimpah, dan garam biasa selalu ada.
 Bahan sumber: Sebagian besar natrium karbonat telah diturunkan secara langsung dengan
dekomposisi batuan vulkanik, namun beberapa juga terbentuk dengan lambat dan reaksi
kimia kompleks dengan garam natrium dan kalsium lainnya; itu mungkin dibentuk juga
oleh aksi alga pada sodium sulfat.
 Kalium karbonat dianggap sebagai produk tidak langsung dari kerja organisme.
 Contoh: Owens dan Danau Mono di California, Danau Soda di Nevada, dan Danau Natron
di Mesir.
 Danau Natron di Mesir secara bergantian basah dan kering, dan penguapan daun lapisan
natron dan garam, berbatasan dengan natrium karbonat.

3) Deposisi dari Bitter (atau Sulfate) Lakes


Bittern dihasilkan saat air menguap dan sebagian besar garam dikristalisasi dan
diendapkan. Cairan yang tersisa disebut bittern dan mengandung bromide dan garam
magnesium. Di danau yang pahit, sodium sulfate mendominasi, tapi karbonat dan klorida
hadir. Bahan sumber: Sulfat dapat diturunkan dari dekomposisi batuan yang mengandung
sulfat, atau dari pencucian bedrock sulfat terkubur. Danau seperti itu biasa terjadi di Arid
Region of America dan Asia.
Contohnya adalah Verde Valley Lake di Arizona; Soda dan Danau Searles di California; dan
banyak danau di New Meksiko; Danau Altai dan Domoshakovo di Rusia.

4) Deposisi dari Danau Potash Kalium

Mineral Kalium Chloride Tambang buatan Kalium


(sumber: (https://www.researchgate.net/EVAPORITE-SALT-DEPOSITS.pdf)

 Tingkat kalium yang tinggi mematikan bagi banyak hewan air sumber potassium
 Potash ini diyakini berasal dari negara sekitarnya yang dulunya dikubur oleh orang-orang
Indian, melepaskan abu tanaman.
 Potong potasium karbonat (K2CO3)
 Dipikirkan untuk menjadi abu api kuno
 Beberapa danau alkali mengandung kalium dalam jumlah yang memungkinkan komersial
ekstraksi.
 Danau kumis di Nebraska, yang hanya ada di bukit pasir, ada di sana bunga.
 Garam yang diuapkan mengandung potassium sulfat dan karbonat yang tinggi soda, garam,
dan natrium sulfat; satu kerak berisi 21% K2O.
 The Great Salt Lake, Utah, adalah sumber danau potash yang paling penting di sungai ini
Amerika Serikat.

5). Endapan Danau Borate


 Magnesium borat dianggap khas kondisi laut dan borat kalsium lakebod endapan.
 Sebagian besar borate perdagangan diperoleh dari danau, endapan bedrock danau, atau
danau kering.
 Borate danau relatif jarang terjadi, namun beberapa dikenal di California, Nevada, Oregon,
Tibet, Argentina, Cile, dan Bolivia.
 Pertama, sebagian besar boraks di Amerika Serikat diperoleh dari perairan danau di
California dan Amerika Serikat Nevada atau dari playas.
 Sebelumnya, boraks dibuat kurang mahal dari kolaan dan uleksit, dan kemudian dari
kernite Saat ini, satu-satunya danau yang menghasilkan borax komersial adalah Searles
and Owens, di California, dimana diekstraksi bersamaan dengan garam lainnya.
 Bahan sumber: boraks dari danau dianggap telah dicuci dari, batuan beku atau sekitarnya
telah disumbangkan oleh mata air panas magmatic
 Mineralogi: Kepala boron mineral dari playas dan air asin adalah:
1. Boraks (Na2B4O7.10H2O)
2. Colemanite (Ca2B6O11.5H2O)
3. Ulexite (Na2.2CaO.5B2O3.16H2O)
4. Searlesite (3Na2O.B2O3.4SiO2.2H2O)
 Penggunaan: Borax memiliki beragam kegunaan. Ini adalah komponen dari banyak
deterjen, kosmetik, dan glazes enamel. Hal ini juga digunakan untuk membuat Larutan
buffer dalam biokimia, sebagai penghambat api, sebagai antijamur senyawa untuk
fiberglass, sebagai insektisida, sebagai fluks metalurgi, dan sebagai prekursor untuk
senyawa boron lainnya.

2. ENDAPAN DARI AIR LAUT


1. Endapan Kalsium Sulfat
 Kalsium sulfat dapat disimpan baik dalam bentuk gypsum (< 42° C) atau anhidrit (> 42°
C), tergantung pada suhu, tekanan, dan salinitas solusi.
 Muncul sebagai bagian dari suksesi evaporite (urutan pembentukan evaporites: Calcite,
Dolomite, gypsum, halite, sylvite.
 Pertama garam untuk memisahkan oleh penguapan air laut yang karbonat.
 Ketika air telah menguap dengan sekitar 20% dari volume asli, kalsium sulfat mulai
terpisah. Pada suhu penguapan laut cekungan, gypsum banyak akan selalu disimpan
pertama jika suhu < 42° C, dan bahwa laut bedrock dari murni anhidrit menyiratkan bahwa
gipsum deposit awal dikonversi ke anhidrit atau bahwa endapan terjadi di atas suhu
konversi > 42° C.

2. Endapan Kalium
 Kalium adalah elemen ketujuh yang paling umum terjadi di kerak bumi, terhitung 2,4%
massanya.
 Kalium hadir di sebagian besar batuan dan tanah. Akibatnya, mereka tidak umum dan
penting endapan.
 Beberapa pasokan potasi dunia berasal dari penguapan laut.
 Dunia memiliki sekitar 250 miliar metrik ton sumber daya K2O
- Endapan Kalium, yaitu konsentrasi alami dari raw potash, terdiri dari
batuan garam kalium, terutama terdiri dari mineral kalium: Sylvite
(KCl)
- Carnallite (KMgCl3 * 6H2O)
- Kainite (4KCl.4MgSO4.11H2O)
- Langbeinite (K2Mg2(SO4) 3)
- Langbeinite (K2SO4.2MgSO4)
- Polyhalite (K2SO
- 2MgSO
- 2CaSO.H2O)
- Niter (KNO3)

 Larutan garam mengandung kalium baik di bawah tanah maupun di danau garam
 Flotasi adalah salah satu metode utama untuk meng-upgrade potash. Biasanya asam lemak
digunakan sebagai kolektor untuk flotasi Jenis kolektor ini tidak cocok untuk perawatan
yang kompleks bijih fosfat saat kalsit, dolomit hadir. Potash dapat dipisahkan dari halite
secara terbalik pengapungan
 Potash adalah sumber potasium yang paling penting dalam pupuk (kalium klorida,
potassium sulfat)

KESIMPULAN
Mineral evaporit mulai mengendap saat konsentrasi air mereka mencapai seperti tingkat yang
mereka tidak bisa lagi ada sebagai zat terlarut. Mineral mengendap dari larutan dalam urutan balik
kelarutannya, sehingga urutan presipitasi dari air laut tersebut
1. Kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg (CO3)
2. Gypsum (CaSO4-2H2O) dan anhidrit (CaSO4).
3. Halit (yaitu garam biasa, NaCl)
4. Garam kalium dan magnesium
Kelimpahan batuan yang terbentuk oleh presipitasi air laut berada dalam urutan yang sama
sebagai presipitasi yang diberikan di atas. Dengan demikian, batu kapur (kalsit) dan dolomit
tersebut lebih umum daripada gypsum, yang lebih umum daripada halite, yaitu lebih umum
daripada kalium dan garam magnesium. Evaporites juga dapat dengan mudah direkristalisasi di
laboratorium untuk diselidiki onditions dan karakteristik formasi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Mead L., Jensen., And Alan M Bateman, (1981); Economic Mineral Deposits.
https://www.researchgate.net/EVAPORITE-SALT-DEPOSITS.pdf
https://tabloidbekam.wordpress.com/tag/air-alkali
http://www.geol-amu.org/notes/b3-3-9.htm
http://www.potashinterpretivecentre.com/index2.htm
Mining and milling processes used at the PotashCorp mines.
LAMPIRAN FOTO

You might also like