Professional Documents
Culture Documents
Biomol
Biomol
JUDUL
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi tubuh terhadap benda asing
dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus, parasit, dan radiasi matahari.
Sistem ini merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi.
Sistem kekebalan tubuh memberikan perlindungan dari penyakit infeksi oleh
mengidentifikasi sebagian besar mikroba ini sebagai asing. Imunitas umumnya sangat spesifik untuk
organisme tunggal atau kelompok organisme terkait erat. Karena mikroorganisme datang dalam
berbagai bentuk, berbagai respon imun yang diperlukan untuk menangani setiap jenis infeksi.
Faktor yang memodifikasi sistem imun, sehingga dapat menjawab mengapa terjadi
perbedaan respon imun di antara individu adalah faktor genetic, anatomin, umur, fisiologi,mikroba,
lingkungan, dan nutrisi.
Sel-sel utama yang berperan pada respon imun diantaranya: makrofag, antigen,
antibody, sitokin, kemokin, komplemen, MHC, TReg, C Reactive Protein dan vaksin sebagai
langkah awalnya sebelum manusia terkena infeksi.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia memiliki sistem pertahanan tubuh untuk menjaga kesehatannya.
Setiap hari tentunya kita selalu beraktivitas, yang pastinya akan selalu berhadapan langsung dengan
lingkungan luar yang mengandung mikroba pathogen yang tentunya tidak akan bisa dihindari. Tubuh
manusia akan selalu berhadapan dengan virus, bakteri, parasit, radiasi matahari dan polusi. Hal-hal
tersebut tentunya akan mudah membuat kita terkena infeksi penyakit. Baik itu penyakit biasa seperti
influenza (inflamasi) atau penyakit fatal seperti kanker dan tumor.
Mikroba pathogen yang menyerang tubuh manusia ada bersifat poligenik dan komplek. Oleh
karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda.
Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan
untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstrakseluler dan
intraseluler mempunyai karakteristik yang berbeda.
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian
mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain
mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi
sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,
penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in
vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan
karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta
makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri gram negative dapat mangativasi
komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjadi
ini adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.
Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein
2. TUJUAN
1
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Makrofag
1.1. Pengertian
Makrofag adalah sel pada jaringan yang berasal dari sel darah putih yang disebut
monosit. Monosit dan makrofag merupakan fagosit, berfungsi terutama pada pertahanan tidak
spesifik. Peran makrofag adalah untuk memfagositosis seluler dan pathogen serta untuk
menstimulasikan limfosit dan sel imun lainnya untuk merespon pathogen
1.2. Karakteristik
Adapun karakteristik dari makrofag sebagai berikut:
1. Akrofag terdapat dalam organ atau jaringan dan bernama sesuai lokasi spesifiknya.
2. Makrofag merupakan sel fagosit mononuclear yang utama
3. Makrofag diproduksi di sumsum tulang belakang dan sel induk
2. Antibodi / Imunoglobulin
2.1. Pengertian
Imunologi/antibody adalah ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekbalan akibat
adanya rangsangan molekul asing dar luar maupun dari dalam tubuh hewan atau manusia, baik yang
bersifat infeksius maupun non infeksius
5. CD4CD25Treg
6. Komplemen
6.1. Pengertian Komplemen
Sistem komplemen merupakan salah satu sistem yang berfungsi sebagai mekanisme efektor
utama pada imunitas humoral, sistem ini juga berperan untuk mempertahankan imunohomeostasis.
Aktivasi sistem komplemen akan menghasilkan banyak molekul dengan aktivitas biologis yang
ampuh yang dirancang untuk membantu respon imun pada berbagai tahapan, diantaranya: opsonisasi
dan fagositosis yang diperantarai oleh komplemen, stimulasi respon inflamasi, cytolysis yang
diperantarai oleh formasi membrane attack complex (MAC) serta produksi anaphylatoxin.1,2
7. Sitokin
8. C Reactive Protein
8.1. Pengertian C-Reactive Protein
C-Reactive Protein (CRP) adalah salah satu protein fase akut yang terdapat dalam serum
normal walaupun dalam konsentrasi yang amat kecil. Dalam keadaan tertentu dengan reaksi
inflamasi atau kerusakan jaringan baik yang disebabkan oleh penyakit infeksi maupun yang bukan
infeksi, konsentrasi CRP dapat meningkat sampai 100 kali. Sehingga diperlukan suatu pemeriksaan
yang dapat mengukur kadar CRP.1
9. Kemokin
10. Vaksin
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem pertahanan sebagai perlindungan
terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan patogen,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem imun juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel
yang bertransformasi menjadi tumor. Masing-masing dari sistem imun mempunyai komponen seluler
dan komponen humoral, walaupun demikian, kedua sistem imun tersebut saling bekerjasama dalam
menjalankan fungsinya untuk mempertahankan tubuh.
Adapun respon imunologik diantaranya yaitu makrofag,antibody/immunoglobulin, MHC I &
MHC II, Ligand Antigen atau allergen , TLR/PAMPS Reseptor , Komplemen , Kemokin , C
Reactive Protein, Sitokin , dan Vaksin
Sedangkan vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Jadi, vaksin adalah pencegahan yang
digunakan manusia supaya manusia tersebut terkena infeksi dan penyakit vatal
Sistem imun tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain :
1. Alergi, respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yangmasuk ke dalam tubuh.
2. Autoimunitas, antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuhsendiri karena tidak mampu
membedakan antara sel tubuh sendiridengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh
DAFTAR PUSTAKA
1. Foo Y. Liew, Damo Xu, Elizabeth K. Brint, Luke A. A.J. O’Neill, 2005. Negative regulation of
Toll-Like receptor-mediated immune response. Nature Review Immunology: vol.5:446-458.
2. Gay J. Nicholas, Monique Gangloff & Alexander N.R Weber, 2006. Toll-Like receptors as
moleculer switches. Nature Reviews Immunology, September ; 6:693-698.
3. Fleer Andre, Tannette G. Krediet, 2007. Innate Immunity: Toll-Like Receptors and Some More.
Neonatology; vol.92:145-157 4. Lauren E Yauch, Michael K. Mansour, Shmuel Shoham,
James B. Rottman, and Stuart M. Levitz, September 2004. Involvement of CD14, Toll-Like
Receptors 2 and 4, and MyD88 in the Host Response to the Fungal Patogen Cryptococcus
neoformans In vivo. Infection and Immunity, vol. 72: N0. 9:5373-5382.
4. Abbas Ak, Lichtman AH, Pillai S. 2007. Cellular and molecular immunology. 6th edition.
Philadelphia, USA. Saunders Elsevier. pp 329-345
5. Széplaki G. Varga L, Füst G. 2009. Role of complement in the pathomechanism of atherosclerotic
vascular diseases. Mol. Immunol. 46, 2784-2793
6. Handoyo I (2003), Pengantar imunoasai dasar, memegang peran yang cukup potensial sebagai
cetakan pertama, Airlangga University Press
7 Abbas AK, Licgtman AH, Pober JS (1994), Cytokines in Cellular and Molecular
Immunology, Iternational edition, WB Sounders Co, Philladelphia, London, Toronto,
Monreal, Sydney, Tokyo, p.240-260
8.Theze J (1999), The Cytokine Network and lain. Peran TGF-Immune Functions, Oxford University
Press, New York
9. Gallagher G, Eskdale J, Bidwell JL. Genetic Diversity at Human Cytokine Loci in Health and
Disease. In: Measuring Immunity: Basic biology and clinical assessment. Lotze MT,
Thomson AW, editors. Elsevier academic press, London 2005; p 23-29.
10. Zhang RX, Yu SQ, Jiang JZ, Liu GJ. Complementary DNA Microarray Analysis of Chemokines
and Their Receptors in Allergic Rhinitis. J Investig Allergol Clin Immunol 2007; Vol.17. (5):
329-36.