Sistem yang disyarafi adalah fungsi motoris dari muskulus Trapezius dan Sternocleidomastoid. Yang memiliki fungsi sebagai berikut: - Rotasi dari kepala menjauhi otot sternocleidomastoid yang berkontraksi. - Fleksi dari leher dengan kedua otot sternocleidomastoid - Memiringkan kepala kearah otot ternocleidomastoid yang berkontraksi - Elevasi pundak oleh trapezius - Menarik bagian belakang kepala sehingga wajah melihat keatas oleh otots trapezius Syarat Pemeriksaan - Pasien mampu memahami instruksi pemeriksa - Pasien dalam keadaan siap diperiksa Tehnik Pemeriksaan - Meminta izin dan memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan. - Observasi kontur dan volume otot sternocleidomastoid ketika pasien melihat ke depan. - Tes otot sternocleidomastoid kanan dengan cara berhadapan dengan pasien dan letakkan telapak tangan kanan pemeriksa di pipi kiri pasien. Lalu minta pasien menoleh ke kiri dan tangan pemeriksa memberi tahanan kearah berlawanan. Pada waktu yang sama inspeksi dan palpasi otot sternocleidomastoid kanan dengan tangan kiri. Ulangi langkah pemeriksaan untuk otot sternocleidomastoid kiri. - Pemeriksaan otot sternocleidomastoid selanjutnya adalah dengan meletakkan tangan pemeriksa di kening pasien. Lalu pasien diminta untuk menekan kepala ke depan dan tangan pemeriksa memberi tahanan. Inspeksi dan palpasi otot sternocleidomastoid kanan dan kiri. - Lalu untuk otot trapezius dilakukan palpasi daerah bahu dan belakang leher untuk memeriksa adanya kelainan pada skapula (winging scapula). Lalu diperiksa kekuatan otot trapezius dengan cara meletakkan kedua tangan penderita pada masing-masing sisi bahu pasien. Pasien diminta mempertahankan posisi bahu keatas dan pemeriksa menekan ke bawah. - Ucapkan terima kasih pada pasien Interpretasi hasil pemeriksaan - Kelemahan trapezius pada satu sisi dan diikuti kelemahan sternocleidomastoid pada sisi yang berlwanan menandakan adanya lesi pada neuron motoris atas ipsilateral dari sternocleidomastoid yang melemah dan nukleus diatas nervus okulomotor. - Kelemahan trapezius saja merupakan tanda lesi akar nervus XI bagian bawah. - Kelemahan sternocleidomastoid saja mengindikasikan adanya lesi pada akar nervus XI leher atas - Kelemahan kedua otot pada satu sisi yang sama menandakan adanya lesi brainstem kontralateral, lesi pada korda servikalis atas atau lesi perifer nXI sebelum bifurkasi pada kedua otot. Sumber: Gillig PM. 2010. Cranial Nerves IX, X, XI, and XII. Psychiatry (Edgmont). 2010 May; 7(5): 37–41. Walker HK, Hall WD, Hurst JW. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths Nervus Kranialis XII Nama : Hypoglossal Nerve (Nervus Hipoglosus) Sistem yang disyarafi : sistem saraf motorik pada otot-otot lidah yg meliputi: - Intrinsic Muscles - Longitudinal: memendekkan lidah - Superior: gerakan ke atas dan samping - Inferior: gerakan ke bawah dan samping - Transversus: memanjangkan dan menyempitkan lidah - Verticalis: memendekkan dan melebarkan lidah - Extrinsic Muscles - Genioglossus: menjorokkan lidah keluar - Hyoglossus dan chondroglossus: menarik dan depresi sisi lidah - Styloglossus: menarik dan mengangkat lidah - Suprahyoid and Infrahyoid Muscles Syarat Pemeriksaan - Pasien mampu memahami instruksi pemeriksa - Pasien dalam keadaan siap diperiksa Tehnik Pemeriksaan dan Interpretasi - Meminta izin dan memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan. - Pasien diminta untuk membuka mulutnya - Inspeksi lidah dimulai saat lidah dalam keadaan “istirahat” didalam mulut. Pemeriksa mengevaluasi penampakan, postur dan ketebalan lidah. Interpretasinya: Kelumpuhan unilateral UMN tampak seperti lidah orang normal. Kelumpuhan unilateral LMN tampak atrofi dan fasikulasi pada lidah yang lumpuh. - Pasien diminta mengeluarkan lidahnya. Interpretasinya: - Pada kelumpuhan LMN, perhatikan apakah ada tremor/mioklonus yaitu gerakan ritmis bolak-balik yang tidak disengaja. - Pada kelumpuhan UMN pada satu sisi (unilateral) lidah akan menyimpang ke sisi yang lumpuh karena terdorong oleh otot yang sehat. Sedangkan kelumpuhan yang bilateral lidah tidak bisa digerakkan. - Lalu dilakukan tes kekuatan lidah dengan cara ujung jari pemeriksa ditempatkan pada salah satu pipi pasien, kemudian pasien diminta mendorong ujung jari tersebut dengan ujung lidahnya dari dalam pipi, kemudian pemeriksa melakukan palpasi dari luar, dan dibandingkan kekuatan dorongan kanan dan kiri. - Pemriksaan artikulasi, pasien diminta bicara lalu dievaluasi. - Pada lesi UMN pada satu sisi lidah biasanya disebabkan adanya lesi pada nukleus kontralateral. Pada lesi LMN biasanya bilateral karena adanya pendekatan dari 2 nukleus di medulla. - Ucapkan terima kasih setelah pemeriksaan. Sumber: Gillig PM. 2010. Cranial Nerves IX, X, XI, and XII. Psychiatry (Edgmont). 2010 May; 7(5): 37–41.. Lin HC, Barkhaus PE. 2009. Cranial Nerve XII: The Hypoglossal Nerve. Semin Neurol 2009;29:45–52. ThiemeMedical Publishers, Inc. Walker HK, Hall WD, Hurst JW. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths