You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb,

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkat Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nyalah Sehingga
saya dapat membuat laporan tentang “Sistem Rangkaian Peledakan dan
Misfire”
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Instruktur
Laboratorium Tambang Unisba karena berkat saran dan bimbingan merekalah
laporan ini dapat terselesaikan.
Saya berharap Laporan Awal ini dapat dipahami, diterima dan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan tentang dasar peledakan dalam industri
pertambangan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan laporan selanjutnya.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandung, 30 November 2017


Penyusun,

Hafizh Nurul Fauzi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................. 1
1.2.1 Maksud ......................................................................... 1
1.2.2 Tujuan........................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 2


2.1 Jenis Rangkaian Listrik ............................................................ 2
2.1.1 Hubungan Seri .............................................................. 2
2.1.2 Hubungan Paralel ......................................................... 3
2.1.3 Hubungan Paralel-Seri .................................................. 4
2.2 Misfire yang Menggunakan Sumbu Api ................................... 4
2.3 Misfire dengan Menggunakan Detonator Listrik ....................... 5

BAB III KESIMPULAN ................................................................................. 7


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan merupakan kegiatan yang pada dasarnya mencari bahan
galian yang berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi. Kegiatan penambangan
terdiri dari beberapa tahap yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
Salah satu kegiatan penambangan adalah membongkar batuan untuk
mendapatkan bahan galian berharganya. Cara pembongkaran batuan dapat
dilakukan secara langsung oleh alat mekanis untuk batuan yang lunak dan
dilakukan secara pengeboran dan peledakan untuk jenis batuan yang kompak.
Salah satu metode untuk mendapatkan hasil yang efektif untuk membongkar
batuan yaitu dengan cara peledakan.
Peledakan yaitu kegiatan pemberaian/pembongkaran batuan yang
bersifat kompak. Kegiatan peledakan dikatakan berhasil jika dalam peledakan
tersebut aman, sesuai dengan target, penggunaan bahan peledak yang efisien
dan dampak yang minimum terhadap lingkungan. Keberhasilan peledakan salah
satunya adalah dengan merancang ata mendesain sistem rangkaian peledakan
dan penanganan dalam misfire. Hal ini harus selalu diperhatikan karena misfire
dapat merugikan bagi perusahaan tambang. Sehingga penanganan dalam
misfire harus lebih dipahami dan dipelajari agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Untuk memahami tentang sistem rangkaian peledakan yang benar dan
cara penanganan terhadap misfire.
1.2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyambungan sistem rangkaian yang benar
2. Untuk memahami tentang cara penanganan jika terjadinya misfire
3. Untuk menangan faktor yang mempengaruhi terjadinya misfire.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jenis Rangkaian Listrik


Adapun beberapa jenis rangkaian listrik dengan penyambungan dari
detonator listrik yaitu seri, paralel, seri-paralel, paralel-seri. Perancangan sistem
rangkaian sesuai dengan jumlah detonatornya. Sambungan seri untuk jumlah
lubang ledak yang kurang dari 50 detonator. Paralel biasanya untuk peledakan
pada tambang bawah tanah. Sedangkan untuk seri-paralel atau paralel-seri
untuk detonator listrik yang jumlahnya besar.
2.1.1 Hubungan Seri
Arus peledakan yang paling rendah pada rangkaian seri yaitu 1,5 A pada
setiap detonator dapat berfungsi secaraoptimal. Agar detonator dapat meledak
yaitu dengan cara menghubungkan Legwire dari lubang satu ke lubang lainnya.
Kelemahan dari hubungan seri yaitu jika detonator atau kabel satu putus maka
seluruhnya akan ikut terputus. Untuk mengetahui voltase yang terdapat pada
rangkaian seri terdapat rumus yaitu :

R = R1 + R2 + R3 ...+ Rn
=nR
itotal = i1 = i2 = in
volt = i (nr)

Keterangan :
R = Hambatan
n.R = Jumlah Hambatan
i = Arus

2
3

Sumber : kafkapa.blogspot.co.id
Gambar 2.1
Hambatan Seri

2.1.2 Hubungan Paralel


Hubungan paralel merupakan rangkaian yang memiliki alur yang tidak
searah, jadi dijka detonator atau kabel tersebut putus maka detonator atau kabel
yang lain masih dapat berfungsi. Arus peledakan yang paling rendah pada
rangkaian paralel yaitu sebesar yaitu 0,5 A. Adapun untuk mengetahui voltase
yang terdapat pada rangkaian paralel terdapat prinsip dasar yaitu :

1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3...+ 1/Rn = n/Rn


i total = i1 + i2 + ...+ in
volt = i (nR)

Sumber : kafkapa.blogspot.co.id
Gambar 2.2
Hambatan Paralel
4

2.1.3 Hubungan Paralel-Seri


Hubungan rangkaian paralel-seri merupakan suatu rangkaian seri yang
dihubungkan dengan rangkaian paralel. Rangkaian ini dibutuhkan ketika
membutuhkan 40 detonator atau lebih dengan legwire dan terdapat
pertimbangan bahwa jika seluruh lubang ledak menggunakan rangkaian seri
maka perlu energi yang sangat besar.

Sumber : kafkapa.blogspot.co.id
Gambar 2.3
Rangkaian Paralel-Seri

2.2 Misfire yang Menggunakan Sumbu Api


Terjadinya misfire pada sumbu api biasanya terjadi akibat dari
pengelupasan sumbu api atau sumbu tersebut mengandung air/lembab sehingga
akan berakibat tidak terbakarnya sumbu api dan dapat menghambat terbakarnya
detonator. Adapun pencegahan yang harus dilakukan dalam misfire sumbu api
yaitu :
1. Simpan sumbu api dan bahan peledak sesuai dengan aturan sehingga
tidak akan berakibat kerusakan pada keduanya.
2. Pemilihan bahan peledak yang cocok
3. Jika sumbu api basah potong bagian sumbu api yang terkena basahan
tersebut.
Terdapat juga cara untuk mengatasi dalam misfire yaitu :
1. Jika terjadi misfire juru ledak harus menunggu 30 menit atau lebih untuk
mengecek bagian yang misfire.
5

2. Jika terjadi kerusakan pada lubang bor dan stemming terlalu padat maka
langkah yang dilakukan adalah :
 Bongkar stemming, ambil sumbu dan ambil primer dengan alat
yang berbahan anti api atau bahan yang tidak dapat menghasilkan
api atau lubang tersebut disemprot dengan air sehingga bahan
peledak dalam lubang peledak tidak dapat berfungsi lagi.
 Setelah pembongkaran, lakukan pengisian primer baru pada
lubang ledak tersebut.
 Jika akan membuat lubang yang baru maka jarak dari lubang
misfire dengan lubang ledak yang baru harus berjarak minimal 30
cm.

2.3 Misfire dengan Menggunakan Detonator Listrik


Adapun penyebab dari adanya misfire pada detonator listrik yaitu sebagai
berikut :
1. Kabel, kabel merupakan bagian yang rentan terhadap kerusakan. Untuk
selalu memantau adanya kabel yang teriris atau putus karena hal tersebut
adalah faktor dari adanya hubungan arus pendek dan misfire. Cara
pencegahannya adalah menggunakan kawat yang baik (tidak terdapat
cacat dan kerusakan lainnya) selain itu, kawat yang terdapat banyak
sambungan akan mengakibatkan adanya kebocoran arus dan tegangan
yang turun.
2. Kebocoran arus, kebocoran arus dapat diakibatkan oleh adanya kondisi
yang basah dan lembab atau terjadinya hubungan arus yang dapat
melintang. Misfire juga dapat diakibatkan oleh kurangnya arus yang
melewati detonator. Untuk penanggulangan misfire tersebut kebelnya
ditambal dengan disolasi.
3. Kesalahan dalam penyambungan, misfire pada penyambungan dapat
terjadi akibat adanya arus pendek. Adapun penanganan dalam terjadinya
misfire yaitu :
 Jika ketika pengecekan penyambungannya baik maka kesalahan
dapat terjadi didalam lubang peledakan sehingga perlu dimasukan
primer dan sambungan baru.
6

 Kesalahan dalam peledakan dapat diatasi dengan pengecekan


terhadap sambungan
 Jika misfire terjadi maka kabel utama harus dicabut dari exploder
dan harus dicabut oleh juru ledak.
BAB III
KESIMPULAN

Sistem rangkaian peledakan merupakan suatu pola yang diatur untuk


menghasilkan ledakan yang dapat menguntungkan perusahaan. Rangkaian
peledakan dapat dibagi menjadi 4 yaitu seri, paralel, paralel seri dan seri paralel.
Rangkaian peledakan biasanya digunakan pada sistem listrik. Sumber energi
yang dihasilkan berasal dari detonator listrik. Detonator listrik yaitu detonator
yang cara menginisiasinya dengan menggunakan perbedaan arus listrik.
Pemilihan dalam sistem rangkaian tergantung dari banyaknya detonator yang
akan dipakai.
Hubungan/rangkaian seri merupakan rangkaian yang sederhana dengan
arus minimum yaitu 1,5 A. Pada rangkaian seri legwire akan dihubungkan melalui
lubang satu dengan lubang lainnya secara berurutan. Jika satu detonator atau
kawat terputus maka detonator yang lainpun tidak akan berfungsi. Rangkaian
paralel merupakan suatu rangkaian yang memiliki alur rangkaian yang alternatif
tidak sejalur. Jika satu detonator atau kabel terputus maka detonator atau kabel
lain tidak akan ikut terputus. Rangkaian paralel-seri merupakan rangkaian seri
yang dihubungkan dengan rangkaian paralel. Rangkaian ini dibutuhkan ketika
lebih dari 40 detonator yang diledakkan.
Misfire merupakan kegagalan dalam meledakan batuan. Misfire yang
menggunakan sumbu api biasanya terjadi akibat kerusakan pada sumbu atau
basah. Hal tersebut dapat cegah dengan penyimpanan bahan peledak yang
sesuai, menggunakan bahan peledak yang cocok dan potong sumbu yang sudah
terkena basah. Misfire menggunakan sumbu listrik biasanya terjadi akibat adanya
kebocoran arus, masalah pada kabel, dan kesalahan dalam penyambungan. Hal
tersebut dapat diatasi dengan selalu mengecek kualitas dari peralatan
peledakan, selalu mengecek arus sebelum dilakukan peledakan dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2017. “Rangkaian Peledakan”. slideus.org. Diakses pada


tanggal 29 November 2017 pukul 14.00 WIB

2. Ganny, Firman. 2011. “Cara Menghitung Rangkaian Peledakan”.


kafkapa.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 29 November 2017
pukul 16.15 WIB.

3. Ganny, Firman. 2011. “Gambar Rangkaian Seri”. kafkapa.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 29 November 2017 pukul 16.15 WIB.

4. Ganny, Firman. 2011. “Rangkaian Paralel”. kafkapa.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 29 November 2017 pukul 16.15 WIB

5. Ganny, Firman. 2011. “Rangkaian Paralel Seri”. kafkapa.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 29 November 2017 pukul 16.15 WIB

6. Rudi. 2016. “Misfire”. Scribd.com. Diakses pada tanggal 29 November


2017 pukul 15.22 WIB.

You might also like