You are on page 1of 5

ANATOMI FISIOLOGI

LAPISAN KULIT

ANGGOTA KELOMPOK :
AKHMADI
INDA FEBRIANA DEWI
HARIYANTOE MALIANA
PENI EKI LORENCIA
YAYANG SAVITA

JURUSAN DIV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PALANGKARAYA
2015
Anatomi dan Histologi Kulit

STRUKTUR KULIT
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan
3. jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkutis)

1. Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan
terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah
berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan
korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
(Djuanda, 2003).

Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan
epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif.
Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma
basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang antar sel, dan sel
pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma
basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes) (Djuanda, 2003).
Epidermis terdiri atas 5 lapisan sel penghasil keratin (keratinosit) yaitu:
a. Stratum basal (stratum germinativum), terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang
terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis-dermis,

b. Stratum spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan inti ditengah dan
sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen,

c. Stratum granulosum, terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan
granul basofilik kasar, Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas
keratohialin. Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang
besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan
makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel
yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum
terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen (Djuanda,
2003).

d. Stratum lusidum, tampak lebih jelas pada kulit tebal, lapisan ini bersifat translusens dan terdiri
atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng,

e. Stratum korneum, lapisan ini terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi skleroprotein filamentosa birefringen, yakni keratin (Junqueira, 2007).

2. Dermis
Dermis terdiri atas 2 lapisan dengan batas yang tidak nyata, stratum papilare di sebelah luar dan
stratum retikular yang lebih dalam.
a. Stratum papilar, terdiri atas jaringan ikat longgar, fibroblas dan sel jaringan ikat lainnya
terdapat di stratum ini seperti sel mast dan
11
makrofag. Dari lapisan ini, serabut lapisan kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis dan
meluas ke dalam dermis. Serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis dan disebut
serabut penambat,

b. Stratum retikular, terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I), dan oleh
karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilar (Junqueira,
2007).

Dermis kaya dengan jaring-jaring pembuluh darah dan limfa. Di daerah kulit tertentu, darah dapat
langsung mengalir dari arteri ke dalam vena melaui anastomosis atau pirau arteriovenosa. Pirau
ini berperan sangat penting pada pengaturan suhu. Selain komponen tersebut, dermis
mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea (Junqueira, 2007).

Gambar 3.

3. Fascia superficialis
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara longgar pada organ-organ
di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di atasnya. Hipodermis sering mengandung sel-
sel lemak yang jumlahnya bervariasi sesuai daerah tubuh dan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan status gizi yang bersangkutan. Lapisan ini juga disebut sebagai jaringan subkutan dan jika
cukup tebal disebut panikulus adiposus (Junqueira, 2007).

You might also like