You are on page 1of 7

KAJIAN RANCANGAN PRODUK HUKUM DAERAH TENTANG

KRITERIA KERUSAKAN LINGKUNGAN. STUDI KASUS


PENAMBANGAN BATUAN DI KOTA TIDORE KEPULAUAN
PROPINSI MALUKU UTARA
M. Zaerin1, Andreas Sinuhadji2 Hidayat Purnama Seo3
1
Mahasiswa Program Magister Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
2
MahasiswaProgram Magister Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
3
MahasiswaProgram Magister Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
1
zaerin09@gmail.com

ABSTRAK
Kota Tidore Kepulauan merupakan salah satu daerah pemekaran dari Propinsi Maluku Utara. Sebagai sebuah daerah otonom,
pengelolaan potensi sumberdaya alam melalui kegiatan penambangan sebagai aset daerah menjadi pilihan yang realistis
dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah. Akan tetapi, pengelolaan sumberdaya alam selalu berpotensi
terhadap lingkungan hidup. Pengelolaan sumberdaya tambang yang tidak berpedoman pada kaidah-kaidah pertambangan dan
ekologi, akan berakibat terhadap terjadinya degradasi lingkungan.semakin intens kita melakukan ekploitasi terhadap sumber
daya alam, maka akan semakin besar resiko yang bakal timbul, resiko itu adalah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
(Emil Salim 1991). Dengan kondisi permasalahan yang ada, diperlukan perangkat hukum yang menetapkan kriteria baku
kerusakan lingkungan yang diperbolehkan pada lingkungan penambangan. Kriteria baku kerusakan lingkungan dari kegiatan
penambangan batuan ini , menjadi parameter dalam menentukan tingkat kerusakan yang terjadi sehingga dapat dilakukan
upaya pengendalian terhadap kegiatan penambangan dan juga langkah pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan dalam
menjaga kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi pemerintah Kota Tidore Kepulauan untuk
merumuskan pokok- pokok pikiran yang akan menjadi bahan dan dasar bagi penyusunan Rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang kriteria baku kerusakan lingkungan dari kegiatan penambangan batuan.Metode penelitian yang digunakan
dengan melakukan studi kepustakaan dan penelitian empirik. Data mengenai kondisi empirik mengenai penambangan di
peroleh melalui penelitian langsung dilapangan. Studi kepustakaan yang dilakukan meliputi literatur, laporan penelitian, dan
laporan tahunan instansi terkait serta pihak lain yang berkepentingan. Sedangkan, analisis karakteristik hukum yang berkaitan
dengan kriteria baku kerusakan lingkungan, didasarkan pada studi dokumen atas peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang berlaku.
Kata Kunci : daerah, regulasi, sumberdaya, tambang.

1. Pendahuluan Resiko yang dapat timbul atas pengelolaan suatu


sumberdaya alam sesungguhnya bukan semata resiko
Pada dasarnya alam mempunyai sifat yang beraneka lingkungan, tetapi juga memiliki dampak sosial.
ragam, namun serasi dan seimbang, olehnya itu, Sebagai sebuah daerah otonom, Kota Tidore Kepulauan
perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam harus dituntut untuk dapat mendorong peningkatan
terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan perekonomian daerah. Salah satu cara yang dapat
keseimbangan itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik dilakukan adalah dengan mengoptimalkan potensi
maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk sumberdaya alam yang tersedia melalui kegiatan
kesejahteraan manusia merupakan sumberdaya alam, dan penambangan.
pemanfaatan sumberdaya alam harus diikuti oleh Potensi sumber daya tambang Kota Tidore Kepulauan
pemeliharaan dan pelestarian karena sumberdaya alam yang cukup besar adalah batuan. Dari data Dinas
bersifat terbatas. Pertambangan dan Energi Kota Tidore Kepulauan tahun
Keberadaan sumberdaya alam khususnya sumberdaya 2014, terdapat 11 izin usaha penambangan batuan (data
tambang selalu berinteraksi dan berkaitan erat dengan perizinan pertambangan Kota Tidore Kepulauan
lingkungan habitatnya, seperti tanah, air dan tumbuh- terlampir pada tabel.1.) Selain penambangan batuan yang
tumbuhan. Pengelolaan sumberdaya tambang yang tidak berizin, ada pula kegiatan penambangan batuan yang
berpedoman pada kaidah-kaidah pertambangan dan tidak memiliki izin. Maraknya kegiatan penambangan
ekologi, akan berakibat terhadap terjadinya degradasi ini, belum dapat diimbangi dengan peraturan daerah
lingkungan. yang mampu mengatur dan mengendalikan dampak
Terdapat prinsip dalam pengelolaan lingkungan, bahwa lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
setiap pemanfaatan sumber daya alam (lingkungan) tersebut.
senantiasa memiliki resiko lingkungan (environmental Dalam upaya mendorong terwujudnya pembangunan
risk). Artinya, semakin intens kita melakukan ekploitasi daerah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
terhadap sumber daya alam, maka akan semakin besar Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah menerbitkan
resiko yang bakal timbul, resiko itu adalah pencemaran Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2013 tentang
dan/atau perusakan lingkungan (Emil Salim : 1991).
309
Tabel 1. DAFTAR IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT BATUAN KOTA TIDORE KEPULAUAN

NO NAMA PEMILIK IZIN PERTAMBANGAN JENIS IZIN KOMODITAS LOKASI/KECAMATAN LUAS

1 PT. HIJRAH NUSATAMA IUP OP BATUAN BATUAN OBA UTARA,KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
IUP OP BATUAN BATUAN DESA KOLI, OBA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
2 PT. SEDERHANA JAYA ABADI IUP OP BATUAN BATUAN KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
3 ROESMINI BADAR IPR BATUAN BATUAN DESA PASIGAU KEC. OBA TENGAH, KOTA TIDORE KEPULAUAN 1 Ha
4 PT. SARI TEKNIK CANGGIH PERKASAIUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 4 Ha
5 PT. INTIMKARA IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 4 Ha
6 PT. BIRINDA PERKASA JAYA IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
7 Hi. ACHMAD KAMALUDDIN IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
8 PT. ALFA FORTUNA MULIA IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
9 SYAFI DJUMATI IPR BATUAN BATUAN DESA NORAMAAKE, KOTA TIDORE KEPULAUAN 1 Ha
10 PT. HIJRAH NUSATAMA IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA, KOTA TIDORE KEPULAUAN 5 Ha
11 UD. BENTO ASRI NUGROHO IUP OP BATUAN BATUAN KALI OBA, KEL. SOFIFI, OBA UTARA,KOTA TIDORE KEPULAUAN 2.5 Ha
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. penentu kerusakan lingkungan yaitu tinggi dan
Peraturan Daerah ini diharapkan menjadi payung hukum kemiringan tebing galian, pengelolaan tanah penutup dan
dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kota upaya revegetasi tanaman pada lahan bekas
Tidore Kepulauan. Namun demikian, banyak fakta penambangan.
menunjukan bahwa saat ini laju degradasi lingkungan
masih sering terjadi. Terjadinya degradasi lingkungan 3. Kajian dan Pembahasan
menunjukan bahwa implementasi dari peraturan daerah Pengaturan regulasi daerah di atur dalam Peraturan
ini belum berjalan sesuai yang diharapkan. Salah satu Menteri Dalam Negeri Nomor 53 tahun 2011 tentang
faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah faktor Pembentukan Produk Hukum Daerah. Di dalam
substansial dimana, peraturan daerah yang mengatur peraturan ini, produk hukum daerah bersifat mengatur
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan menetapkan. Produk hukum daerah bersifat
masih bersifat umum. mengatur berbentuk Peraturan Daerah, Peraturan Kepala
Untuk itu, perlu adanya penelitian tentang rancangan Daerah dan Peraturan Bersama Kepala Daerah.
produk hukum daerah tentang kriteria baku Sementara Produk hukum daerah bersifat menetapkan
kerusakanlingkungan sebagai penjabaran dari peraturan berbentuk Keputusan Kepala Daerah.
daerah nomor 18 Tahun 2013. Ada beberapa aspek pertimbangan penting dalam
pembentukan suatu produk hukum yaitu aspek fakta
1.1. Tujuan Penelitian
empiris, fakta yuridis dan landasan hukum penetapan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi sebuah produk daerah.
pemerintah Kota Tidore Kepulauan untuk merumuskan
pokok- pokok pikiran yang akan menjadi bahan dan dasar 3.1 Fakta Empiris
bagi penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Keberadaan sumberdaya tambang selalu berinteraksi dan
tentang kriteria baku kerusakan lingkungan dari kegiatan berkaitan erat dengan lingkungan habitatnya, seperti
penambangan batuan. tanah, air dan tumbuh-tumbuhan. Pengelolaan
1.2. Manfaat Penelitian sumberdaya tambang yang tidak berpedoman pada
kaidah-kaidahpertambangan dan ekologi, akan berakibat
Bahan masukan bagi Pemerintah Kota Tidore Kepulauan terhadap terjadinya degradasi lingkungan.
dalam merumuskan kebijakan yang terkait dengan Salah satu kegiatan penambangan yang menjadi daya
pengelolaan lingkungan hidup dalam bentuk Peraturan tarik tersendiri dan memiliki prospek yang menjanjikan
Kepala Daerah tentang kriteria baku kerusakan adalah penambangan pasir dan batu karena diera
lingkungan kegiatan penambangan batuan. otonomisasi daerah, pembangunan infrastruktur dan
sarana penunjang lainnya membutuhkan bahan galian
2. Metode Penelitian
batuan yang cukup signifikan. Namun disadari bahwa
Metode penelitian yang digunakan dengan melakukan bahan galian batuan merupakan sumberdaya alam yang
studi kepustakaan dan penelitian empirik. Studi tidak dapat diperbaharui, sehingga eksploitasi yang
kepustakaan yang dilakukan meliputi studi literatur, berlebihan dapat berdampak buruk terhadap masyarakat
laporan penelitian, dan laporan tahunan instansi terkait dan lingkungan.
serta pihak lain yang berkepentingan. Sedangkan, analisis Kota Tidore Kepulauan merupakan salah satu
karakteristik hukum yang berkaitan dengan kriteria baku kabupaten/kota pemekaran dari Kabupaten Halmahera
kerusakan lingkungan, didasarkan pada studi dokumen Tengah di wilayah Provinsi Maluku Utara. secara
atas peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang astronomis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada
berlaku. diantara 000’ LU sampai 0045’ LU dan 1270 15’ BT
Data mengenai kondisi empirik di peroleh melalui sampai 1270 45’ BT. Secara administratif Kota Tidore
penelitian langsung dilapangan. Penelitian di lapangan Kepulauan terdiri dari delapan kecamatan, empat
dilakukan dengan pengamatan terhadap kondisi Kecamatan terdapat di pulau Tidore dan empat
penambangan,sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan Kecamatan berada di pulau Halmahera.
sekitarnya.Untuk mengetahui tingkat kerusakan Ibukota Tidore Kepulauan berada di kecamatan Tidore
lingkungan dilakukan dengan mengukur variabel-variabel yang terletak di Pulau Tidore. Salah satu sumberdaya
310
alam yang memiliki potensi untuk dikelola adalah beberapa variabel yang menentukan kriteria kerusakan
sumberdaya tambang. Di wilayah Kota Tidore Kepulauan, lingkungan dari kegiatan penambangan batuan, yaitu
yaitu di Pulau Tidore sebaran potensi bahan galian Topografi yang terdiri dari tinggi dan kemiringan tebing
batuanmemiliki prospek untuk dikembangkan. galian, pengelolaan tanah penutup yang dipakai pada
Pada era otonomisasi daerah, pembangunan sarana kegiatan revegetasi dan luasan areal lahan bekas
prasarana seperti fasilitas perkantoran dan fasilitas umum penambangan yang telah direvegetasi.
lainnya, diperlukan untuk mendukung percepatan Dari penelitian yang dilakukan terhadap lokasi
pembangunan Kota Tidore Kepulauan. Pembangunan penambangan batuan di Kota Tidore Kepulauan, baik
fasilitas-fasilitas ini, membutuhkan bahan galian batuan yang memiliki izin usaha penambangan maupun yang
sebagai bahan baku bangunan dalam jumlah yang tidak belum berizin, hampir sebagian besar tidak memenuhi
sedikit. Sebagai daerah kepulauan yang terpisah dari persyaratan kriteria baku kerusakan lingkungan yang
daerah lain, pemanfaatan potensi batuan yang ada di diatur oleh pemerintah melalui KepmenLH No 43.
wilayah pulau Tidore menjadi pilihan masyarakat, Dari penelitian di lapangan, dengan melakukan
mengingat jika material batuan diperoleh dari daerah lain, pengamatan dan pengukuran terhadap variabel-variabel
akan membutuhkan biaya yang cukup besar. penentu kerusakan lingkungan, tinggi dan kemiringan
Data dari Dinas Pendapatan Kota Tidore Kepulauan, dari tebing galian di lokasi lahan penambangan mencapai 6
sektor pajak bahan galian batuan pada Tahun 2013 meter sampai 11 meter dengan kemiringan lereng antara
sebesar 1,3 Milyar Rupiah dan dari sektor retribusi 50%- 76%. Sementara tinggi dan kemiringan tebing
perizinan batuan sebesar 40 Juta Rupiah. Data ini galian yang disyaratkan sebesar 3 meter dengan
menunjukan kontribusi yang cukup signifikan dari bidang kemiringan 50 %. Begitu juga dengan penggunaan tanah
penambangan batuan terhadap pendapatan asli daerah penutup pada kegiatan reklamasi dan luasan areal yang
dibandingkan dengan sektor-sektor andalan lainnya telah di lakukan revegetasi, dimana dari pengamatan di
seperti pariwisata, perikanan dan pertanian. lapangan, hampir semua lokasi penambangan tidak
Keberadaan potensi sumberdaya tambang yang ada, dilakukan kegiatan pengelolaan tanah penutup dan
menarik perhatian masyarakat untuk melakukan kegiatan revegetasi tanaman.
penambangan sebagai upaya meningkatkan taraf hidup Pemerintah Kota Tidore Kepulauan menyadari bahwa
kehidupan sehari-hari. Masyarakat di pulau Tidore kegiatan penambangan pasir dan batu mampu
sebagian besar bermata pencaharian petani dan nelayan. memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah yang
Komoditas tanaman di lahan pertanian masyarakat adalah juga berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
pala dan cengkeh yang merupakan jenis tanaman tahunan. Namun jika penambangan tanpa izin ini dilakukan dan
Bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai dibiarkan akan berdampak terhadap kerusakan lingkungan
nelayan, kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi yang lama kelamaan semakin meningkat besaran dan
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Keadaan ini sangat intensitasnya apabila tidak dilakukan upaya pengendalian
bergantung pada kondisi cuaca dan iklim pada saat itu. dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Ketika cuaca memburuk, masyarakat lebih memilih untuk Karena kegiatan penambangan pasir dan batu tidak bisa
tidak melakukan aktivitas melaut. Begitu juga dengan lepas dari faktor ekonomis maupun ekologis, maka
petani, jenis komoditas tanaman tahunan seperti pala dan pola-pola pengelolaan yang dilakukan membutuhkan
cengkeh, masa panennya tidaklah dalam waktu singkat. strategi dan model pengelolaan yang tepat sekaligus
Dengan tuntutan ekonomi yang ada, keinginan untuk mengantisipasi dampak yang timbul. Dengan kondisi
mencari alternatif mata pencaharian yang lain guna permasalahan yang ada, diperlukan perangkat hukum
memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi pilihan yang yang menetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan
realistis, salah satunya adalah kegiatan penambangan yang diperbolehkan pada lingkungan penambangan.
pasir dan batu.
Kegiatan penambangan tersebut sebagian besar belum 3.2 Fakta Yuridis
memiliki izin usaha pertambangan. Kegiatan a. Kebijakan Penataan Ruang Kota Tidore
penambangan yang dilakukan berskala kecil baik oleh Kepulauan
perorangan maupun kelompok yang terkoordinir dengan Pemanfaatan ruang harus memperhatikan aspek
menggunakan alat –alat berat dan atau manual. Pihak lingkungan, organisasi, kelembagaan, pengelolaan dan
penambang sebenarnya telah bermohon kepada pembiayaan sehingga dapat berdaya guna dan berhasil
pemerintah Kota Tidore Kepulauan untuk mendapatkan guna serta dapat memelihara kemampuan lingkungan.
Izin Usaha Pertambangan, akan tetapi tidak mendapatkan Pemanfaatan ruang harus dikembangkan pola pengelolaan
rekomendasi teknis dan lingkungan dari instansi terkait tataguna tanah, air, udara dan sumberdaya alam
seperti Dinas Pertambangan dan Energi, Badan lainnya sesuai dengan asas penataan ruang dan perangkat
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan insentif dan disintensif dengan menghormati hak
Lingkungan Hidup Kota Tidore Kepulauan. penduduk sebagai warganegara.
KriteriaKerusakanLingkunganPenambanganadalahbatas Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan
kondisi lingkungan penambangan yang menunjukkan tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013.
indikator-indikator terjadinyakerusakanlingkungan. Pengembangan Tata Ruang Kota Tidore Kepulauan
mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup didasarkan pada Visi “Terwujudnya KotaTidore
Nomor Kep 43/Menlh/10/1996 tentang kriteria kerusakan Kepulauan yang Maju, Mandiri dan Berkeadaban” yang
lingkungan bagi usaha atau kegiatan penambangan bertujuan demi “Terwujudnya Kota Tidore Kepulauan
penambangan bahan galian C jenis lepas di daratan, ada sebagai kota bahari dengan didukung oleh kegiatan
311
pertanian ‐ perkebunan dan pariwisata yang maju dan yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
mandiri serta mampu mempertahankan nilai–nilai buatan. Sementara kawasan budiday amerupakan
kebudayaan yang ada”. Tujuan ini diharapkan mampu kawasan yang kondisi fisik dan potensi sumberalamnya
menjadi grandscenario bagi pengembangan tata ruang dianggap dapat dan perlu dimanfaatkan bagi kepentingan
wilayah secara spasial maupun sektoral. produksi (kegiatan usah) maupun pemenuhan kebutuhan
Rencana tata ruang wilayah adalah suatu proses untuk permukiman. Oleh karena itu, penetapan kawasan ini
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi dititik beratkan untuk memberikan arahan
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. pengembangan berbagai kegiatan budidaya.
Perencanaan tata ruang merupakan strategi dan arahan Salah satu kawasan budidaya yang kerap bersinggungan
Gambar 1. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan Tahun
2013-2033

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tidore Kepulauan, 2015


kebijaksanaanpemanfaatan ruang wilayah yang berisi dengan lingkungan adalah kawasan pertambangan.
norma, kriteriayang menjadi pedoman pengendalian Kawasan pertambangan merupakan alokasi ruang/lahan
pemanfaatan ruang dan menjadi pedomanperumusan yang diperuntukkan untuk kegiatan penambangan dalam
kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang baik di wilayah upaya optimalisasi potensi sumberdaya tambang yang
nasional, provinsi, kabupaten/kota atau desa.Ttata ruang ada.
Kota Tidore Kepulauan yang tertuang dalam Peraturan Dengan peruntukan kawasan pertambangan ini,
Daerah Nomor 25 Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar mengarahkan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam
1. proses pemberian izin usaha pertambangan hanya didalam
Secara umum, Kebijakandan strategi pengembangan pola kawasan tersebut. Juga memudahkan fungsi pengawasan
ruang wilayah KotaTidore Kepulauan terbagi menjadi dan kontrol terhadap kegiatan penambangan yang berada
kebijakan dan strategi untuk kawasan lindung serta di luar dari kawasan pertambangan.
kebijakan dan strategi untuk kawasan budidaya. Persoalan yang kemudian terjadi adalah masih banyak
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan pemilik izin pertambangan yang melakukan kegiatan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup penambangan di dalam kawasan pertambangan lebih
mengutamakan profit sehingga aspek lingkungan di
Tabel.2. Lokasi Penambangan yang belum memiliki izin pertambangan kesampingkan sehingga lahan bekas penambangan
No Daerah jumlah lokasi dibiarkan tanpa ada upaya pengelolaan lingkungan. selain
1 Kelurahan Tambula 6 itu juga, masih marak kegiatan penambangan batuan yang
2 Kelurahan Goto 3 dilakukan di luar dari kawasan pertambangan.
3 Kelurahan Indonesiana 3
Dari data Dinas Pertambangan dan Energi, terdapat
beberapa lokasi penambangan batuan yang dilakukan oleh
4 Kelurahan Bobo 1
masyarakat yang berada di luar kawasan pertambangan
5 Kelurahan Mareku 1
dalam tata ruang Kota Tidore Kepulauan, tanpa memiliki
6 Kelurahan Rum 2
izin pertambangan, seperti data pada tabel 2.
7 Kelurahan Akesahu 2
8 Kelurahan Tuguiha 6
b. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Tidore Kepulauan

312
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua sebagai penataan ruang yang menggunakan kriteria mutu
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk lingkungan hidup. Menilai pentingnya sebuah nilai
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu ambang batas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan oleh kegiatan penambangan batuan, untuk mengetahui
manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup kondisi tingkat kerusakan yang terjadi maka, perlu
merupakan sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, penetapan sebuah instrumen hukum yang mengatur
alam nonhayati, buatan dan sosial. tentang kriteria baku kerusakan lingkungan dari kegiatan
Asas pengelolaan lingkungan hidup antara lain tanggung penambangan di Kota Tidore Kepulauan.
jawab negara, kelestarian dan keberlanjutan, keserasian
dan keseimbangan, keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, 3.3. Landasan Hukum penyusunan rancangan
keadilan, ekoregion, keanekaragaman hayati, pencemar Peraturan Kepala Daerah
membayar, partisipatif, kearifan local, tata kelola
pemerintahan yang baik dan otonomi daerah. a. UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
upaya sistimatis dan terpadu yang dilakukan untuk penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah Perencanaan tata ruang mencakup perencanaan struktur
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dan pola pemanfaatan ruang, meliputi tata guna tanah,
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, air, udara dan sumberdaya alam lainnya. Dengan
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan demikian tata guna tanah, air, udara dan sumberdaya alam
hukum. lainnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Sebagai pelaksana dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang agar
2009, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah dapat terus berlangsung.
menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2013 UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. menyebutkan bahwa setiap Pemerintah Daerah
Salah satu ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten/Kota memiliki wewenang untuk menyusun
dalam Peraturan Daerah ini adalah upaya pencegahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang
pencemaran ataupun perusakan lingkungan. upaya berfungsi untuk pengaturan, pembinaan dan pengawasan
pencegahan pencemaran atau perusakan lingkungan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah ataupun kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota.
penanggung jawab kegiatan sesuai dengan kewenangan, Penataan ruang ditujukan untuk mewujudkan
peran dan tanggung jawab masing-masing. keharmonisan antara lingkungan alam dengan lingkungan
Upaya pelaksanaan perencanaan penataan ruang yang buatan, keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan
bijaksana adalah kunci dalam pelaksanaan tata ruang agar sumber daya buatan. Menata ruang juga dimaksudkan
tidak merusak lingkungan hidup, dalam konteks melindungi fungsi ruang untuk pelestarian lingkungan.
penguasaan negara atas dasar sumber daya alam, menurut Permasalahan yang sering terjadi
Juniarso Ridwan (2008), melekat di dalam kewajiban dalampenataanruangadalahrencanatata ruangbelum
negara untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan dijadikan acuan dalam pembangunan lintas sektor dan
lingkungan hidup secara utuh. Artinya, aktivitas wilayah, serta banyaknya penyimpangan dalam
pembangunan yang dihasilkan dari perencanaan tata pemanfaatan ruang. Keterbatasan ruang wilayah,
ruang pada umumnya bernuansa pemanfaatan perubahan struktur danpolaruangsertapertumbuhan
sumberdaya alam tanpa merusak lingkungan. danmobilitas penduduk yangcenderung meningkat dari
Penataan ruang ruang ditujukan untuk mewujudkan tahunketahunmelahirkan kebutuhan akanperencanaan
keharmonisan antara lingkungan alam dengan lingkungan tataruangyangkomprehensif dan
buatan, keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan mengintegrasikanpendekatanberbasiswilayahkepulauan.
sumber daya buatan. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang berazaskan bagi semua kepentingan secara
penataan ruang, mengamanatkan bahwa, penyusunan tata terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, selaras, serasi
ruang nasional, provinsi, kabupaten dan kota harus dan seimbang. UU no 26 tahun 2007 mengamanatkan
mendasarkan pada daya dukung lingkungan dan daya bahwa penyusunan tata ruang harus mendasar pada daya
tampung lingkungan. daya dukung lingkungan adalah dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. daya
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk
manusia dan mahluk hidup lain dan keseimbangan antara mendukung peri kehidupan manusia dan mahluk hidup
keduanya. Sedangkan daya tampung lingkungan adalah dan keseimbangan antara keduanya. Sedangkan daya
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup
dan komponen lain yang masuk atau dimasukan untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang
kedalamnya. masuk atau dimasukan kedalamnya.
Arti penting penataan ruang bagi pengelolaan lingkungan b. UU no 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
hidup adalah bukan sekedar penataan ruang membuka
Mineral dan Batubara
dengan kemungkinan mengelola lingkungan hidup,
melainkan lebih kepada penegasan kriteria mutu Mineral dan batubara merupakan sumber daya alam tak
lingkungan hidup dapat disertakan pada penataan ruang. terbarukan yang mempunyai peranan penting dalam
Penataan ruang berwawasan lingkunganharus diartikan memenuhi hajat hidup orang banyak, serta memberi nilai

313
tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam ketentuan peraturan perundang undangan di bidang
usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. lingkungan hidup.
Kehadiran Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara memberikan d. UU no 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
kepastian hukum terkait dengan kegiatan usaha di bidang daerah
pertambangan mineral dan batubara. Ada beberapa pokok Dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
pikiran penting dari undang-undang ini, yaitu (1) Usaha daya lainnya, pemerintahan kota memiliki hubungan
pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial dengan pemerintah pusat, meliputi: kewenangan,
yang sebesar-besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan,
(2) Usaha pertambangan harus dapat mempercepat pengendalian dampak, budidaya, pelestarian; bagi hasil
pengembangan wilayah dan mendorong kegiatan ekonomi atas pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya
masyarakat/pengusaha kecil dan menengah serta lainnya, dan; penyerasian lingkungan dan tata ruang
mendorong tumbuhnya industri penunjang serta rehabilitasi lahan. Pemerintah kota juga memiliki
pertambangan.(3) Dalam rangka terciptanya kewajiban untuk meningkatkan kualitas kehidupan
pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha masyarakat, mewujudkan keadilan dan pemerataan,
pertambangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan mengembangkan sumberdaya produktif di daerah,
prinsip lingkungan hidup, transparansi, dan partisipasi melestarikan lingkungan hidup dan melestarikan nilai
masyarakat. sosial-budaya.
c. UU no 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
dan Pengelolaan Lingkungan 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Pembangunan memanfaatkan secara terus-menerus Lingkungan
sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan dan Dalam ketentuan ini setiap kegiatan yang berkaitan
mutu hidup rakyat. Sementara itu, ketersediaan sumber dan/atau usaha senantiasa dilakukan berdasarkan kajian
daya alam terbatas dan tidak merata, baik dalam jumlah termasuk analisis mengenai dampak lingkungan. Sampai
maupun dalam kualitas, sedangkan permintaan akan dengan saat ini beberapa kegiatan penambangan yang
sumberdaya alam tersebut makin meningkat sebagai dilaksanakan di pulau Tidore belum sepenuhnya
akibat meningkatnya kegiatan pembangunan untuk melakukan kajian terhadap dampak lingkungan sehingga
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat cenderung berdampak pada keberadaan kawasan danau
dan beragam. Dipihak lain, daya dukung lingkungan secara keseluruhan.
hidup dapat terganggu dan daya tampung lingkungan
hidup dapat menurun. Kesimpulan
Kegiatan pembangunan yang makin meningkat
Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi sumberdaya
mengandung risiko pencemaran dan perusakan
tambang khususnya pasir dan batu. Kegiatan
lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar
penambangan pasir dan batu mampu yang dilakukan di
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat
Pulau Tidore telah memberikan kontribusi bagi
rusak. Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup itu
pembangunan daerah yang juga berdampak sosial dan
akan merupakan beban sosial, yang pada akhirnya
ekonomi bagi masyarakat. Namun jika penambangan
masyarakat dan pemerintah harus menanggung biaya
dilakukan tanpa ada upaya untuk mengaturnya akan
pemulihannya. Terpeliharanya keberlanjutan fungsi
berdampak terhadap kerusakan lingkungan yang lama
lingkungan hidup merupakan kepentingan rakyat
kelamaan semakin meningkat besaran kerusakannya
sehingga menuntut tanggung jawab, keterbukaan, dan
sehingga melampaui daya dukung lingkungan. Daya
peran anggota masyarakat, yang dapat disalurkan
dukung lingkungan adalah indikator kemampuan
melalui orang perseorangan, organisasi lingkungan
lingkungan dalam mendukung perikehidupan manusia
hidup, seperti lembaga swadaya masyarakat, kelompok
dan mahluk hidup lainnya.
masyarakat adat, dan lain-lain, untuk memelihara dan
Fakta empirik di lapangan menunjukan bahwa sektor
meningkatkan daya dukung dan daya tampung
pertambangan berperan penting dalam mendukung
lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan
pembangunan ekonomi di Kota Tidore Kepulauan.
pembangunan.
Dengan kegiatan penambangan batuan, mampu
Pembangunanyang memadukan lingkungan hidup,
mendorong pendapatan asli daerah melalui pajak batuan
termasuk sumber daya alam, menjadi sarana untuk
dan retribusi perizinan pertambangan. kesejahteraan
mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi
masyarakat di sekitar wilayah pertambangan turut
jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa
terdongkrak melalui kegiatan penambangan.
kini dan generasi masa depan.
Intensitas penambangan yang semakin meningkat,
Makin meningkatnya upaya pembangunan
berdampak terhadap tingkat kerusakan lingkungan. dari
menyebabkan akan makin meningkat dampaknya
penelitian di lapangan tingkat kerusakan lingkungan yang
terhadap lingkungan hidup. Keadaan ini mendorong
timbul dari kegiatan penambangan telah melampaui
makin diperlukannya upaya pengendalian dampak
kriteria baku kerusakan lingkungan yang telah di tetapkan
lingkungan hidup sehingga risiko terhadap lingkungan
oleh pemerintah melalui KepmenLH no 43 tahun 1996.
hidup dapat ditekan sekecil mungkin. Upaya
Untuk itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
pengendalian dampak lingkungan hidup tidak dapat
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengendalikan
dilepaskan dari tindakan pengawasan agar ditaatinya
kerusakan lingkungan dari aktivitas penambangan adalah
314
dengan menetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, 2013, Peraturan
dalam sebuah produk hukum daerah sebagai ukuran Daerah Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
batastolerensi kerusakan lingkungan yang di perbolehkan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan .
sehingga daya dukung lingkungan tetap terjaga.
Sudharto P. Hadi,2014, Bunga Rampai Manajemen
Sejauh ini, regulasi pemerintah yang mengatur tentang
Lingkungan. Semarang. Dua Satria Offset.
kriteria kerusakan lingkungan dari kegiatan penambangan
Suyartono, Dkk, 2003, Pengelolaan Pertambangan Yang
batuan masih mengacu pada Keputusan Menteri
Baik dan Benar (Good Mining Practice), Edisi
Lingkungan Hidup nomor 43 Tahun 1996 (Kep-
Ketiga. Jakarta : Petraya Offset.
43/menLH/10/1996) tentang kriteria baku Kriteria
Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan
Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di
Dataran. Regulasi ini bisa menjadi salah satu sumber
regulasi acuan dalam membuat rancangan produk hukum
daerah Kota Tidore Kepulauan yang berkaitan dengan
penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan ada
kegiatan penambangan.
Selain itu, dapat melakukan kaji banding dari regulasi-
regulasi daerah lain yang telah membuat regulasi yang
sama. Kaji banding ini diperlukan untuk melihat
implementasi penerapan regulasi tersebut di lapangan.
Salah satu regulasi daerah yang dapat direkomendasikan
adalah regulasi pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
melalui Keputusan gubernur propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 63 tahun 2003 Tentang Kriteria Baku
Kerusakan Lingkungan bagi usaha dan/atau Kegiatan
Penambangan Bahan Galian Golongan C Di wilayah
propinsi DIY.
Ucapan Terima Kasih
Ucapanterima kasih di sampaikan kepada :
1. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kota Tidore
Kepulauan yang telah memberikan kemudahan
dalam memperoleh data-data perizinan dan juga
masukannya dalam penelitian ini.
2. Kepala Badan Perencaan Daerah Kota Tidore
Kepulauan terkait data-data tata ruang Kota Tidore
Kepulauan.
3. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Tidore
Kepulauan.
4. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan
masukan dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
________, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009.
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
________, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
________, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007.
Tentang Penataan Ruang.
Kementerian Dalam Negeri, 2011, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentangPembentukan Produk Hukum Daerah.
Kementerian Lingkungan Hidup , 1996, Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-
43/menLH/10/1996 tentang Kriteria Kerusakan
Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan
Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Dataran.
Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, 2013, Peraturan
Daerah Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Tidore
Kepulauan .
315

You might also like