You are on page 1of 7

I.

TempatdanWaktu

Praktikum Nutrisi Tanaman dilakukan di belakang Laboratorium Tanah


Fakultas Pertanian Universitas pada hariSelasa tanggal 25 April 2017 pukul
15.00 WIB sampai dengan selesai.

II. AlatdanBahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah penggaris, pena,
kertas, talirafia dan ember.Bahan yang di gunakan adalah bibit jagung, air dan
pupuk NPK Majemuk.

III. PelaksanaanPraktikum

3.1 Pengamatan

Pengamatan tanaman dilakukan dengan parameter tinggi tanaman, jumlah


daun dan diameter batang.Dari 3 tanaman pilih 2 tanaman yang di jadikan
sampel dan di amati parameternya.

3.2 Pemeliharaan

Penyisipan tanaman dilakukan setelah tanaman disiram.Tanaman yang


tidak tumbuh disisip, untuk di jadikan sampel sebanyak 2 tanaman /polybag.
Setelah penyisipan tanaman digemburkan untuk menutupi akar yang keluar
dari tanah, saat penggemburan tanah ajir tidak boleh terguncang atau
berpindah.

3.3 Analisis Kadar Air Tanah

Sampel tanah dikering-anginkan selama seminggu dan di gerindingkan


(dihaluskan) menggunakan lumping alu. Setelah itu diayak menggunakan
ayakan mes. Diambil cawan alumunium yang di beri label berdasarkan
perlakuan. Setelah itu cawan ditimbang dan dimasukkan sampel tanah ke
dalam cawan ± 5 gram dan catat beratnya. Setelah di timbang, dimasukkan ke
dalam oven selama 2 x 24 jam dengan suhu tertentu.
IV. Pembahasan

4.1 Medium Tanam Ultisol

Tanah ultisol, umumnya berkembang dari bahan induk tua. Di


Indonesia banyaak ditemukan di daerah, dengan bahan induk batuan liat.
Tanah ultisol merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang
belum dipergunakan untuk pertanian, tersebar di daerah sumatra, Kaliamntan,
Sulawesi dan Irian jaya. Daerah-daerah ini direncanakan sebagai daerah
perluasan arel pertanian dan pembinaan transmigrasi. Sebagian besar
merupakan hutan tropika dan padang alang-alang. Problema tanah ini adalah
reaksi masam, kadar Al tingggi sehingga menjadi racun tanaman dan
menyebabkan fiksasi P, unsur hara rendah, diperlukan tindakan pengapuran
dan pemupukan (Hardjowigeno, 2003).

Ultisol adalah tanah mineral yang beradapada daerah temperet sampai


tropika, mempunyai horisonargilik atau kandikfragifan dengan lapisan
liattebal. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering
(upland) yang tersebar luas di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian jaya serta
sebagian kecil (sekitar 1,7jutaatau 5%) dipulau Jawa terutama di wilayah Jawa
Barat. Umunya merupakan hutantropika basah dan alang-alang. (Dr.Ir. Moch.
Munir, M.S.1996)Inceptisol merupakan ordo tanah yang belum berkembang
lanjut dengan ciri-ciri bersolum tebalantara 1-2 meter di atas bahan induk,
bereaksi masam dengan pH 4.5-6.5. Bila mengami perkembangan lebih lanjut
pH naik menjadi kurang dari 5.0, dan kejenuhan basa dari rendah sampai
sedang. Tekstur seluruh solumini umumnya adalah liat, sedang strukturnya
remah dan konsistensi adalah gembur. Secara umum, kesuburan dan sifat
kimia Inceptisol relative rendah, akan tetapi masih dapat diupayakan untuk
ditingkatkan dengan penanganan dan teknologi yang tepat (Sudirja, 2007).

Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di
Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan
Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki
kandungan bahan organik yang sangat rendah sehingga memperlihatkan
warnatanahnya berwarna merah kekuningan, reaksi tanah yang masam,
kejenuhan basa yang rendah, kadar Al yang tinggi, dan tingkat produktivitas
yang rendah. Tekstur tanah ini adalah liat hingga liat berpasir, bulk density
yang tinggi antara 1.3-1.5 g/cm3 (Hardjowigeno, 1993).Tanah yang cocok
untuk pertumbuhan tanaman jagung yaitu tanahyang bertekstur lempung,
lempung berdebu, atau lempung berpasir dengan struktur tanah remah, aerasi
dan drainase baik, serta endap air. Keadaan tanah ini dapat memacu
pertumbuhan dan produksi jagung bila tanahnya subur, gembur dan kaya
bahan organik. Tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan
produksi jagung (Lando, 1995).

Hal ini sesuai dengan Karakteristik tanah ultisol yang memiliki solum
tanah agak tebal yaitu 1- 2 meter, warnanya hitam atau kelabu sampai dengan
cokelat tua, teksturnya pasir, debu, dan lempung, struktur tanahnya remah
berkon sistensi gembur, memiliki pH 5,0sampai 7,0, memiliki bahan organic
cukup tinggi, yaitu antara 10% sampai 31%, memiliki kandungan unsur hara
yang sedang sampai tinggi, produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi
(Djojoprawiro, 1984).Tanah berpasir dapat ditanami jagung asalkan cukup air
dan hara tanaman untuk pertumbuhannya ,sebab tanah sema camini memiliki
porositas yang tinggi atau mudah meloloskan air secara perkolasi peresapan
kebawah (Subandi, 1998).

Tanamanjagungtumbuhbaikpadaberbagaijenistanah,
terutamapadatanah yang berteksturliatkarenamampumenahanlengas yang
tinggi atau mampu menyimpan air lebih lama dari pada tekstur tanah yang lain
(Mulyani, 2009). Tanah berdebu yang kaya hara dan humus amat cocok untuk
tanaman jagung. Di sampan gitu, tanaman jagung toleran terhadap berbagai
jenis tanah, misalnya tanah andisol dan latosol, asalkan memiliki kemasaman
tanah (pH) yang memadai untuk tanaman tersebut. Tanah-tanah berpasir dapat
ditanami jagung dengan pengelolaan air yang baik dan pemanbahan
pupukorganik (pupuk kandang atau kompos).Demikian juga dengan tanah
berat, misalnya tanah grumosol dapat ditanami dengan normal bila aerasi dan
drainase diatur dengan baik (Rukmana, 1997).
DAFTAR PUSTAKA

Djojoprawiro, P. 1984. Fisika Tanah Dasar. JurusanTanah FakultasPertanian.


InstitutPertanianBogor : Bogor

Darmawijaya. 1990. Fisika Tanah Dasar. JurusanTanah FakultasPertanian.


InstitutPertanianBogor : Bogor

Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. AkademikaPresindo : Jakarta

Lando, T.M., dan Y. Sinuseng. 1995. Penelitian proto tipe alat simpan benih dan
biji-bijian tanaman pangan. Hasil Penelitian Pascapanen dan Mekanisasi
Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros 14: 28-32.

Mulyani.2009. Budidaya Tanaman Jagung. Kanisius. Yogyakarta

Murni, A.M. Efisiensi penggunaan pupuk nitrogen, fosfor dan kalium pada
tanaman jagung (zea mays). 2007.Prosiding seminar Inovasi dan Alih
Teknologi Pertanian untuk Pengembangan Agribisnis Industrial Pedesaan
di Wilayah Marginal. BBP2TP. BPTP Jawa Tengah.

Rukmana. 1997. Dasar – dasarIlmu Tanah.Rajagrafindo Persada : Jakarta

Subandi dan Kartasapoetra, A. G. 1998.Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara :


Jakarta

SudirjadanHermanto.2007. Jagung. Teknologi produksi dan pasca panen.


Puslittan.p. 57.
DOKUMENTASI

Gambar a. Gambar b. MenghitungJumlahDaun


MengukurTinggitanaman

Gambar c. Mengukur Diameter Gambar d. Mengukur Diameter


Batang Batangmenggunakantali
Gambar e. Proses Pembumbunan Gambar f. DuaBibitTanamanSampel
\
LAMPIRAN

P5U1 P5U2 P5U3


Parameter
T1 T2 T1 T2 T1 T2

Tinggi Tanaman
6,5 7,5 9 8,5 8,2 4,4
( cm )

Jumlah Daun
3 3 3 3 3 3
( Helai )

Diameter Batang
1,5 1,5 1,3 1,5 1 1
( cm )

You might also like