Professional Documents
Culture Documents
Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Keynes itu benar-benar menjadi kenyataan. Munculnya Gerakan Nazi Fasis di
bawah Hitler menjadi dominan di Jerman sejak tahun 1933, dan pada akhir
tahun 1939 meletuslah Perang Dunia II yang jauh lebih dahsyat dari
peperangan-peperangan sebelumnya. Pada bulan Desember tahun 1919 itu
pulalah Keynes menerbitkan bukunya yang berjudul The Economic
Consequences of the Peace (Konsekuensi ekonomi dan perdamaian ) yang
membuat Keynes terkenal. Tahun 1921 sampai 1938 ia menjabat sebagai
presiden komisaris dan National Mutual Life Assurance Society dan memimpin
suatu perusahaan investasi.Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan lagi hasil
pemikirannya yang terpenting dan terkenal hingga sekarang yakni The General
Theory of Employment, Interest, and Money (Teori Umum mengenai
Lowongan/Peluang Kerja, Bunga dan Uang tahun 1941 Keynes diangkat
menjadi direktur Bank of England (Bank Sentral Inggris) dan pada tahun 1942
Ia menjadi The First Baron Keynes of Tilton, yakni suatu gelar kerajaan yang
sangat terhormat berkat sumbangan pikirannya yang sangat besar itu.
Pada juli 1944 Keynes juga pernah memimpin delegasi Inggris ke
Konferensi Moneter dan Keuangan PBB di Bretton Woods, Anierika Dan
konferensi itu lahirlah apa yang dikenal dengan Dana Moneter International
(International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (ZBRD yakni
International Bank for Reconstruction and Development). Tahun 19445 Keynes
juga pernah menjadi perunding utama dari Anglo-American Loan (Kredit
Inggris Amerika).
3
selintas saja hal ini dikarenakan sudah begitu melekatnya kepercayaan orang
pada pendapat Klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu
menuju pada suatu keseimbangan. Serta, pendekatan pemikiran-pemikiran
terdahulu terhadap teori pertumbuhan misalnya Klasik dan Neo-klasik kurang
memperhatikan soal pertumbuhan, sebab mereka lebih terfokus pada hal-hal
yang bersifat mikro.
a. Teori Fluktuasi Ekonomi
Pada masa sebelumnya masalah fluktuasi atau siklus ekonomi telah
dibicarakan oleh Ricardo dan Struat Mill. Namun, pembahasannya hanya
dilakukan secara selintas. Bagi kaum Keynesian fluktuasi ekonomi terjadi
karena dua penyebab yaitu; Pertama, terjadinya perubahan-perubahan
dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Sebagai contoh,
depresi besar-besaran pada tahun 1930-an terjadi karena naik turunnya
jumlah investasi dan pengeluaran konsumsi.
Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi investasi dan
pendapatan. Misalnya, terjadi kenaikan money supply dan kurangnya
money demand maka tingkat bunga akan menurun, investasi dan
pendapatan akan meningkat. Meningkatnya pendapatan akan
mempengaruhi meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat. Namun,
apabila terjadi kenaikan money demand melebihi money supply, maka
tingkat bunga akan meningkat, yang akan berdampak pada tingkat
investasi dan pendapatan.
Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi
yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kesempatan
kerja penuh, yang disebabkan oleh kakunya harga-harga terutama tingkat
upah dalam mekanisme penyesuaian. Ketidakseimbangan perekonomian
yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum
Keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah
koreksi. Jadi, di sini ketika perekonomian mengalami keadaan yang tidak
stabil, aliran Keynesian memberi solusi untuk menekan atau meredakan
4
fluktuasi ekonomi dengan menghadirkan campur tangan dari pemerintah
melalui kebijkan-kebijakan yang dilakukan.
Berbedea dengan aliran di sisi Penawaran, menurutnya lebih baik
meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya
penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi.
Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yang ditempuh oleh
aliran sisi penawaran melalui program penurunan pajak kepada pengusaha.
Alasannya turunnya pajak akan menambah gairah pengusaha dan
investasi, yang akan mendorong peningkatan dalam produksi.
Dengan meningkanya produksi, kebutuhan akan tenaga kerja meningkat
dan masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat
diredakan.
Sedangkan Keynesian melihat perekonomian dari sisi permintaan,
menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama
penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang
lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk
meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi
pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya,
uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat
akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya
(sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan
meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi
perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
b. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan
Perhatian terhadap pertumbuhan dan pembangunan terutama di
Negara-negara berkembang semakin marak berkat pengaruh ajaran
Keynes yang menginginkan campur tangan pemerintah dalam proses
pembangunan. Bermodalkan teori-teori dan konsep-konsep yang digagas
Keynes, banyak negara berkembang ikut aktif terlibat dalam proses
pembangunan.
5
Sebagaimana diketahui negara berkembang ingin cepat-cepat
mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju. Salah satu jalan
pintas yang dapat ditempuh adalah memacu pertumbuhan ekonomi dengan
melaksanakan industrialisasi. Karena industrialisasi diperlukan dana yang
tidak sedikit, banyak negara berkembang meminjam modal dari negara-
negara maju, beserta asistensi teknis untuk menyelenggarakan
pembangunan. Dengan bantuan dana dan tenaga teknis negara-negara
berkembang mulai memperbaiki keadaan ekonominya.
c. Kebijakan fiskal vs kebijakan moneter
Keynesian menganggap kebijakan moneter kurang efektif dalam
usaha menstabilkan perekonomian. Karena kebijakan moneter diarahkan
hanya untuk pengendalian inflasi dan tidak bisa dipergunakan untuk
mempengaruhi kegiatan ekonomi riil. Sebaliknya, mereka percaya
kebijakan fiskal lebih ampuh dalam menstabilkan perekonomian. Bagi
Keynes, campur tangan pemerintah merupakan keharusan. Misalnya,
kalau terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar
pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Dengan demikian
sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Sementara itu, menurut kaum
moneteris terjadinya inflasi dipersepsikan karena pengeluaran agregat
terlalu besar. Maka, untuk membrantas inflasi tersebut pemerintah perlu
mengurangi jumlah uang beredar dan inflasi akan turun dengan sendirinya.
6
menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi
sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.
Dari berbagai kebijaksanaan yang diambil, Keynes lebih mengandalkan
kebijakan fiskal karena pemerintah dapat mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah
untuk proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam kondisi
dimana sumber-sumber daya belum diserap secara penuh, kebijaksanaan ini
sangat ampuh untuk meninggkatkan output dan memberantas pengangguran.
Keynes menganggap campur tangan pemerintah merupakan keharusan
terutama disaat perekonomian berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan.
Dengan kata lain pemerintah bertanggung jawab sebagai pengendali jalannya
perekonomian sehingga dapat berjalan sesuai dengan keinginan. Apakah
Keynes tidak percaya pada mekanisme pasar bebas sesuai doktrin laissez
faire-laissez passer klasik? Keynes sebetulnya percaya tentang semua hal yang
dikemukakan oleh kaum klasik tersebut. Akan tetapi, Keynes menilai bahwa
jalan menuju keseimbangan dan full-employment tersebut sangat panjang.
Kalau ditunggu mekanisme pasar (lewat tangan tak kentara) yang akan
membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan, dibutuhkan
waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis: “dalam jangka panjang kita
akan mati!” (In the long run we’re all dead!). jadi, satu-satunya cara untuk
membawa perekonomian kearah yang diinginkan kalau perekonomian berjalan
tidak sesuai dengan yang diharapkan, melalui lewat intervensi atau campur
tangan pemerintah.
7
pedoman dalam perekonomian. Idenya berawal pada peristiwa atau fenomena
ekonomi yang terjadi di akhir perang Dunia I, yang diawali dengan
ketidaksetujuannya terhadap hukuman yang dijatuhkan oleh Liga Bangsa-
Bangsa terhadap Jerman atas segala kerugian perang yang berujung pada
pelunasan seluruh kerugian dan hutang negara Jerman terhadap negara- negara
pemenang Perang Dunia I termasuk Inggris.
Keynes beranggapan bahwa hukuman tersebut akan sulit ditepati dan
dipenuhi oleh Jerman dan justru hal tersebut membuat perekonomian negara-
negara lain runtuh dan Jerman sendiri juga akan sengsara dalam membayar
hukuman tersebut. Keynes beranggapan keras bahwa “akan mustahil
terlaksananya pembayaran hutang dengan segala persyaratan tersebut”. Keynes
beranggapan bahwa produksi yang terus menerus dilakukan Jerman sebagai
upaya untuk membayar hutang perang semakin menyengsarakan
perekonomian mereka di bidang industri, serta tekanan tentang pelunasan
hutang negara yang kalah perang akan menyebabkan Keynes beranggapan
bahwa produksi yang terus menerus dilakukan Jerman sebagai upaya untuk
membayar hutang perang semakin menyengsarakan perekonomian mereka di
bidang industri.keadaan negara tersebut tidak damai, karena akan tertanam
perasaan balas dendam (revanche). Apa yang diramalkan Keynes 20 tahun
kemudian menjadi kenyataan, Jerman yang kalah dalam PD I, dibawah
pimpinan Hitler melakukan balas dendam dengan memulai prakarsa PD II.
Pemikitan J.M Keynes tersebut kemudian ditulisnya dalam “The Economic
Consequences of the Peace”, 1919. Menurut Keynes negara juga perlu
melakukan suatu upaya investasi sebagi bentuk dari upaya preventif agar
perekonominya tidak collapse. Karena pemikirannya tersebut Keynes
kemudian dikenal sebagi ekonom modern yang mengajukan isu investasi oleh
negara. Keynes mengatakan bahwa pemerintah dalam rangka untuk
menghindari dan menangani krisis yang dapat terjadi sewaktu-waktu, perlu
dilakukan suatu bentuk investasi dalam bentuk fasilitas publik. Namun hal
tersebut tidak selamanya berhasil, karena peningkatan investasi yang tidak
diiringi dengan peningkatan kemampuan konsumsi secepat proses produksi
8
akan menimbulkan krisis dalam perekonomian. Sehingga hal tersebut perlu
diimbangi dengan perekonomian yang kuat dalam suatu kurun waktu tertentu.
Hubungan antara investasi dan konsumsi ini digambarkan oleh Keynes dalam
suatu siklus model ekonomi yang dimana keduanya berakar dari pendapatan.
Di sisi lain, Keynes juga mencoba menjelaskan mengenai alur investasi
pemerintah yang kemudian bergerak menuju arah tabungan (saving). Saving
dapat disebut sebagai investasi ketika hal tersebut dikaitkan dengan bunga.
Sehingga jika jumlah tabungan mencukupi untuk melakukan investasi, maka
bunga akan cenderung turun dan dapat menghasilkan suatu bentuk investasi
baru yang menguntungkan. Namun jika tabungan tidak dapat memenuhi syarat
investasi, maka bunga akan naik dan cenderung menarik minat masyarakat
untuk menyimpan uangnya.
Keynes juga berpendapat mengenai pentingnya suatu negara untuk terlibat
dalam organisasi ekonomi dan perdagangan internasional, seperti International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Hal tersebut bagi Keynes dianggap
menguntungkan negara karena dengan keterlibatan suatu negara dalam
organisasi tersebut dapat membantu perekonomian negara yang bersangkutan
secara langsung jika suatu saat negara tersebut mengalami krisis. Oleh sebab
itu, tidak heran bahwa Keynes juga merupakan salah satu ekonom yang setuju
terhadap pembentukan sistem moneter global, yakni Bretton Woods System.
Sistem inilah yang kemudian membawa perubahan besar bagi kondisi dan
sistem perekonomian dunia.
Selain itu, Keynes juga menyarankan akan adanya kebijakan pendapatan
(income policies) yang mana hal tersebut kemudian dihubungkan dengan upaya
negara untuk mencapai kondisi fullemployment. Hal tersebut yang telah
disebutkan oleh Keynes dapat dilakukan melalui perubahan status perusahaan
swasta menjadi suatu perusahaan atas nama negara. Dapat terlihat bahwa
Keynes mendukung penuh otoritas negara dan pemerintah dalam mengatur
ekonomi di negaranya. Perubahan status kepemilikan perusahaan swasta
tersebut dimaksudkan agar negara dapat lebih leluasa dalam mengatur
kebijakan yang dikeluarkan perusahaan sehingga diharapkan nantinya dapat
9
menguntungkan rakyat secara keseluruhan, sehingga melalui hal inilah negara
nantinya dapat mendorong ke keadaan full employment. Karena Keynes
mengganggap perekonomian tidak akan mencapai keadaan full employment.
Sama seperti para ilmuwan lainnya, Keynes juga menuai kritik dari para
pemikir ekonomi lainnya. Hal tersebut terkait dengan pendapat Keynes yang
mengatakan bahwa inflasi sesungguhnya bukan merupakan masalah dalam
bagian ekonomi, namun inflasi lebih cenderung menjadi persoalan dalam
bidang politik. Oleh karena pandangan ini, Keynes tidak terlalu menyoroti
persoalan inflasi sebagai suatu hal yang perlu diatas melaui upaya ekonomi.
10
d. Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan bukunya yang paling terkenal: The
General Theory of Employment, Interest, and Money. Dalam bukunya itu
diungkapkan bahwa penghasilan dan peluang/lowongan kerja itu
ditentukan oleh jumlah pengeluaran swasta dan negara. Pendapat ini
dinilai para ahli ekonomi dunia sebagai suatu penyimpangan dan tradisi
Neo-Klasik dan akhirnya menciptakan mazhab baru, mazhab ekonomi
modern yang biasa dikenal dengan sebutan mazbab Keynes.
e. Selain buku-bukunya itu, Keynes juga menerbitklan buku hasil
pemikirannya berjudul: How to Pay for the War. Dalam bukunya itu
Keynes mengutarakan suatu cara untuk menghindari terjadinya inflasi
pada zaman perang yakni dengan jalan tabungan paksa atau tabungan
penangguhan.
11
permintaan. Sesuai dengan teori Say, “setiap perusahaan berlomba-lomba
menghasilkan barang- barang dan jasa sebanyak-banyaknya”.
Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri” dikritik oleh Keynes sebagai suatu kekeliruan. Dalam
kenyataannya, biasanya permintaan lebih kecil daripada penawaran, hal ini
dikarenakan tidak semua pendapatan masyarakat dilakukan untuk konsumsi,
sebagiannya akan ditabung. Dengan demikian , permintaan efektif biasanya
lebih kecil dari total produksi. Walaupun kekurangan ini bisa di eliminasi
dengan menurunkan harga-hrga, tetap saja permintaan lebih kecil dari
penawaran. Inilah yang terjadi pada tahu 30-an saat perusahaan berlomba-
lomba berproduksi tanpa kendali. Dipihak lain, daya beli masyarakat terbatas.
Akibatnjya banyak stock yang menumpuk. Sehingga sebagian perusahaan
mengurangi produksi bahkan sebgian melakukan rasionalisasi, yaitu
melakukan pengurangan produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Tindakan rasionalisasi ini menyebabkan sebagian pekerja menganggur,
sehingga orang yang menganggur tidak mendapatkan pendapatan. Akibatnya
pendapatan masyarakat menjadi turun, daya beli masyarakat juga turun ,
kegiatan produksi macet, dan terjadi kemerosotan ekonomi (depresi). Sejak itu,
masyarakat mulai curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-
klasik yang berlaku secara umum pada saat itu. Menurut keynes dalam
pandangan klasiknya, produksi akan selalu meciptakan permintaannya sendiri
hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keynesian merupakan aliran yang mendukung dan mengembangkan teori-teori
dari Keynes. Aliran Keynesian mengembangkan teori-teori dari Keynes seperti
teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas ekonomi dan
mengantisipasi fluktuasi ekonomi, serta teori yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional.
Dalam mengatasi persoalan ekonomi, Keynesian percaya pemerintah harus
campur tangan secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah
posisi Full Employment, sebab mekanisme ke arah posisi tersebut tidak bisa
diandalkan secara otomatis. Keynesian menganggap kebijakan fiskal lebih efektif
dalam usaha menstabilkan perekonomian. Berbeda dengan kaum moneteris, yang
menganggap kebijakan moneter lebih efektif dalam memecahkan persoalan
ekonomi dengan cara menekan atau menambah jumlah uang beredar.
Ketika aliran Keynesian mencoba untuk menekan fluktuasi ekonomi agar
perekonomin mendekati keadaan stabil, aliran Sisi Penawaran justru berpendapat
lebih baik meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya
penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dua tokoh
yang sangat memberi sumbangsih pada pemikiran atas kesempurnaan pemikiran
Keynes adalah Simon Kuznet dan Paul Samuelson. Kuznets banyak
menyumbangkan pemikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan
pendapatan nasional. Ia merintis perhitungan pendapatan nasional sejak periode
1929-1932 dan hasilnya 1934 diterbitkan pertama kali sebagai hasil penghitungan
Pendapatan Nasional Amerika. Sedangkan Samuelson, berjasa dalam
memperkenalkan lalulintas perdagangan dan pembayaran internasional. Atas
jasanya banyak negara yang terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap
perekonomian internasional, termasuk Indonesia. Dengan demikian pemikiran-
pemikiran Keynesian mengarah kepada ekonomi Makro.
13
DAFTAR PUSTAKA
14