Professional Documents
Culture Documents
KLP Sosiologi
KLP Sosiologi
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
ROCH IKATULJANNAH
RAHMANI
SARAH RIANI
ANDI TARISSA RESKY AMANDA
SAMSUL ALAM
GIAN PURNAMA PUTRA
KELAS :XI.IIS 4
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya untuk
kemajuan Teknologi Informasi di Indonesia.
Penulis kelompok 1
1. PENGERTIAN KONFLIK
• perbedaan antarindividu,
• perbedaan kebudayaan ,
• perubahan sosial.
Perbedaan antarindividu
Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan Kepentingan
Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat
mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya
konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu
dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny,
sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka
akan timbulah konflik diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif
dan dari segi negatif.
PENGERTIAN KEKERASAN
Ada beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya kekerasan, yaltu sebagai
berikut :
Menurut teori ini, kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif yang terjadi
dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang
terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat tidak mampu ditanggap dengan
seimbang oleh sistem sosial & masyarakatnya.
Johann Galtung, seorang kriminolog dari Norwegia dan seorang polemolog, adalah
teori yang bertalian dengan kekerasan yang paling menarik. Dalam pengulasan dan
penganalisaan lebih lanjut, sampailah pada kesimpulan bahwa teori kekerasan
struktural pada hakekatnya adalah teori kekerasan "sobural". Dengan "sobural" di
maksudkan suatu akronim dari (nilai-nilai) sosial, (aspek) budaya, dan (faktor)
struktural (masyarakat).
1. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin violentia, yang berarti keganasan,
kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan (sebagaimana dikutip
Arif Rohman : 2005). Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat
merugikan orang lain. Misalnya, pembunuhan, penjarahan, pemukulan, dan lain-
lain. Walaupun tindakan tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada
dasarnya kekerasan diartikan sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak
sengaja (verbal maupun nonverbal) yang ditujukan untuk mencederai atau merusak
orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi yang
melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilainilai dan norma-norma
masyarakat sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban.
1. Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh
tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau
kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan lain-lain.
2. Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani
atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
normal jiwa. Contoh kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.
3. Kekerasan struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan menggunakan sistem, hukum,ekonomi, atau tata
kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk
dikenali. Kekerasan struktural yang terjadi menimbulkan ketimpangan-
ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian,
keadilan, serta wewenang untuk mengambil keputusan. Situasi ini dapat
memengaruhi fisik dan jiwa seseorang.
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Kekerasan adalah tingkah laku agresif yang dipelajari secara langsung, yang sadar
atau tidak sadar telah hadir dalam pola relasi sosial seperti keluarga sebagai unit
paling kecil hingga kelomok-kelompok sosial yang lebih kompleks. Kekerasan
terjadi dalam berbagai bidang kehidupan sosial, politik ekonomi dan budaya.
Beberapa factor pemicu timbulnya kekerasan ada 3 yaitu :
Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal
yaitu sebagai berikut : Situasi sosial, Tekanan sosial, perasaan kebencian yang
meluas terhadap suatu sasaran tertentu, Mobilisasi untuk beraksi, dan Kontrol
sosial. Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa
hal yaitu sebagai berikut : adanya situasi sosial, tekanan social, perasaan kebencian
yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu, mobilisasi untuk beraksi, dan kontrol
sosial.
Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan.
Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya untuk
kemajuan Teknologi Informasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA