Professional Documents
Culture Documents
Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis, yang
masing-masing berbeda dalam warna dan bentuk. Cortex renalis berwarna
pucat, mempunyai permukaan yang kasar. Medulla renalis terdiri dari
pyramidales renale (= pyramis renalis malpighii) berjumlah antara 12-20
buah, berwarna agak gelap. Basis dari bangunan pyramid ini, disebut basis
pyramidis berada pada cortex, dan apexnya yang dinamakan papilla
renalis, terletak menghadap ke arah medial, bermuara pada calyx minor.
Pada basis dari setiap pyramid terdapat deretan jaringan medulla yang
meluas kearah cortex, disebut medullary rays. Pada setiap papilla renalis
bermuara 10-40 ductus yang mengalirkan urine ke calyx minor.
Gbr.3: Ginjal kanan dipotong beberapa lapisan, menampakkan parenkim dan pelvis renalis
1.1.2. Vaskularisasi Ren
Arteri Renalis dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah
caudal dari pangkal arteriao mesenterica superior, berada setinggi discus
invertebralis antara vertebra lumbalis I dan II, arteri renalis dextra berjalan
di sebelah dorsal vena cava inferior, memberikan percabangan yang
berjalan menuju ke glandula suprarenalis dan ureter. Di dalam sinus renale
arteria renalis mempercabangkan ramus primer yang disebut ramus
anterior yang besar dan ramus posterior yang kecil. Masing-masing arteri
tersebut berjalan masuk kedalam belahan anterior dan belahan posterior
ren. Ramus primer mempercabangkan arteri interlobaris , berada didalam
pyramid atau berjalan pada basis pyramid membentuk arcus yang disebut
arteria arcuata. Dari arteria arcuata dipercabangkan anteri interlobularis.
Arteri interlobularis berakhir sebagai arteriola glomerularis afferens
membentuk glomerulus. Pembuluh darah yang meninggalkan glomerulus
disebut arteriola glomerulus efferens, selanjutnya membentuk plexus
arteriosus dan dari plexus tersebut dipercabangkan arteriola recta yang
berjalan menuju pelvis renalis.
Arteriola rectae membentuk plexus dan dari plexus ini darah mengalir
kedalam venulae rectae lalu menuju ke venae interlobulares, dari sini
menuju ke venae arcuatae dan selanjutnya bermuara ke dalam venae
interlobaris . vena interlobaris bermuara kedalam vena cava inferior.
Gbr.5: Arteri Renalis dan Vena, dan Innervasi In Situ
Sumber : Iqbal Basri, Sitti Rafiah, Harfiah Djayalangkara, John Irwan, Nikmawati
Latief dkk. Buku Ajar Anatomi Biomedik 2. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. 2015
1.2.Histologi Sistem Uropoetika
Gbr.6: Ginjal; korteks, medula, piramid, dan papila renalis pandangan menyeluruh
Unit fungsional ginjal disebut tubulus uniferus jumlahnya lebih dari satu juta
pada tiap ginjal. Tiap tubulus uniferus terdiri dari :
Nefron
Duktus koligentes
1.2.1. Nefron
Tiap nefron mulai dengan ujung buntu yang lebar yang melekuk
kedalam diisi oleh kumparan kapiler seperti jambul untuk membentuk
bangunan bulat kecil di sebut “korpuskel ginjal”.
Korpuskel ginjal ini berhubungan dengan tubulus ginjal yang terbagi
lagi menjadi sejumlah segmen dengan fungsi dan struktur berbeda.
Segmen – segmennya yaitu:
Segmen pertama di sebut tubulus proksimalis, tubulus yang berjalan
berkelok-kelok disebut juga tubulus kontortus proksimalis, terdapat
pada korteks ginjal.
Segmen tengah di sebut “ansa henle” merupakan bagian yang berjalan
lurus ke arah medula lalu melengkung (seperti jepitan rambut) dan
kembali berjalan lurus ke korteks sehingga di sebut lekungan Henle
segmen ini sangat tipis.
Segmen terakhir di sebut tubulus dstalis yang juga berjalan berkelok –
kelok tetapi kelokan disini hanya sedikit saja ia juga di sebut tubulus
kontortus distalis yang terletak di korteks ginjal, bagian ini dimulai
dari makula densa.
Korpuskel Ginjal
Merupakan bangunan permulaan dari nefron yang di temukan
di korteks ginjal. Inilah menyebabkan korteks tampak granular,
bentuknya bulat paa manusia diameternya 200 mm. Tiap korpuskel
terdiri dari jumbaian kapiler yaitu “ glomerulus” yang di bungkus
kapsula di sebut “kapsula bowman” terdiri dari dua lapisan, yaitu :
Lapisan luar kapsula bowman disebut “lapisan parietalis” yang
terdiri dari epitel selapis gepeng yang duduk di atas membran
basalis.
Lapisan dalam di sebut “lapisan viseralis: membungkus kapiler
glomerulus yang terdiri dari epitel selapis. Lapisan ini terdapat
ruangan antara kedua lapisan yang disebut “ruang kapsula” (ruang
urine)
Gbr.7: Korteks ginjal dan medula bagian atas
Tubulus Proksimal
Tubulus proksimal terdiri dari dua segmen yaitu segmen yang
jalan berkelok – kelok disebut juga bagian kontarta dan segemen yang
jalan lurus merupakan bagian akhir dari tubulus proksimalis dan juga
akan melanjutkan diri membentuk segmen awal dari lingkungan Henle.
Segmen kontorta ini semuanya terdapat pada korteks ginjal.
Mikroskopik tubulus proksimal yaitu :
Di bentuk oleh dua jenis sel yaitu sel epitel selapis kubis renah dan
epitel selapis kubis tinggi (selapis torak rendah)
Inti bulat di tengah
Bersifat asidofil
Permukaan sel menghadap lumen yang terdapat brush border
berupa mikrovili yang panjang dan tersusun sejajar dan rapat.
Sitoplasma :
Lisosom yang besar
Mitokondria pada basal sel
Vakuol banyak pada apikal sel
Kompleks golgi terletak di sekitar inti
R.E kasar dan halus
Ansa Henle
Ansa henle ini panjangnya tergantung dari letak badan malpighi
dimana:
Badan malpigi dekat dengan medulla (juksta medular) mempunyai
ansa henle yang panjang dan menembus jauh kedalam meulla
Baan malpighi dekat kapsula yang mempunya ansa henle pendek
dan tidak masuk jauh kedalam medula.
Ansa henle terdiri dari tiga bagian :
1.2.1.3.1. Bagian lurus, jalan ke arah medula merupakan lanjutan dari
tubulus proksimal
1.2.1.3.2. Bagian yang melengkung
1.2.1.3.3. Bagian lurus jalan kearah korteks untuk kemudian
melanjutkan diri sebagai bagian lurus tubulus kontotus
distalis
Ductus Koligentes
Ductus koligentes berjalan mulai dari korteks ke setiap ductus
koligentes ini menerima beberapa tubulus distalis, di alam medulla
ductus koligentes bergabung dengan ductus koligentes lainnya.
Mikroskopik ductus koligentes :
Sel kubis sampai kolumnair
Inti bulat di tengah
Sitoplasma pucat
Batas sel jelas
Brush borer tidak di temukan
Dianatara sel pucat terdapat sel yang gelap yang merupakan sel
sisipan yang jumlahnya makin sedikit di medula.
Gbr.8: Korteks ginjal: aparatus jukstaglomerular
Gbr.9: Korteks ginjal: korpuskulum ginjal, aparatus jusktaglomerular, dan tubulus kontortus.
o Transpor transepitel
Transpor transepitel terjadi pada sel sel tubulus yang disatukan
oleh taut erat. Taut erat umumnya menghambat zat mengalir antar sel
untuk masuk kedalam darah.
Bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati
membaran luminal sel tubulus
Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sel
lainnya
Bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus untuk
masuk ke interstitium.
Bahan harus berdifusi melalui cairan intertisium.
Bahan harus menembus dnding kapiler untuk masuk ke plasma
darah.
o Reabsorpsi pasif
Yaitu tidak ada pengeluaran energi pada perpindahan neto bahan
yanteradi dengan menurunya gradien elekrokimia atau osmotik.
o Reabsorpsi aktif
Perpindahan neto bahan dari lumen tubulus ke plasma terjadi
melawan gradien elektrkimia. Bahan bahan yang direabsorpsi
glukosa,asam amino, nutrien dan organik lainya. Pada proses
reabsorpsi bahan bahan yang dibutukan ditubulus bahan yang
direabsorpsi sacara aktif harus berikatan dengan karier di membran
plasma yang memindahkan mereka menembus membran. Setiap karier
bersifat spesifikuntuk jenis bahan yang dipindahkan. Contohnya SGLT
dapat memindahan glukosa tetapi tidak dapat memindahkan asam
amino. Pada keadaan semua karier tersebut tidak lgi dpaat menangani
pnumpan pada keaddan tersebut disebut maksimal tubulus atau T max.
Setiap bahan yang jumlahnya melebihi t max tidak aan direabsorpsi
kecuali natrium, jadi ginjal tidak memperlihatkan T max untuk natrium
karena aldosteron mendorong insersi karier natrium kalium.
o merangsang aldosteron
o sebagai konstriktor poten arteriol sistemik yang secara
langsung meningkatkan reistensi perifeer total.
o Merangsang rasa haus untuk meningkatkan asupan cairan
o Merangsang vasopresin yaitu meningkatkan retensi H2O oleh
ginjal untuk menambah volume plasma dan tekanan arteri.
Murray, Robert K. dkk. 2014. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC
Sari, Mutiara Indah. 2010. Fungsi Sistem Ginjal dalam Homeostasis pH.
Jakarta: EGC