You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah komponen kimia utama pada organisme hidup. Sifat fisiknya yang
unik yang mencakup kemampuan untuk melarutkan berbagai molekul organic dan
anorganik, berasal dari struktur dipolar air dan kemampuannya yang luar biasa untuk
membentuk ikatan hydrogen. Cara air berinteraksi dengan suatu biomolekul terlarut
memengaruhi struktur masing-masing. Air, suatu nukleofil yang sangat baik adalah
suatu reaktan atau produk dalam banyak reaksi metabolik. Air memiliki sedikit
kecenderungan untuk terdisosiasi (terurai) menjadi ion hidroksida dan proton.
Keasaman suatu larutan air umumnya disebutkan dengan menggunakan skala pH
logaritmik. Dalam keadaan normal, bikarbonat dan penyangga lain mempertahankan pH
cairan ekstrasel antara 7,35 sampai 7,45. Kecurigaan akan adanya ketidakseimbangan
asam-basa dipastikan dengan mengukur pH darah arteri dan kandungan CO2 darah vena.
Penyebab asidosis (pH darah < 7,35) antara lain adalah ketosis diabetic dan asidosis
laktat. Alkalosis (pH> 7,45) dapat terjadi, misalnya setelah muntah-muntah yang
mengeluarkan isi lambung yang asam. Pengendalian keseimbangan air bergantung pada
mekanisme-mekanisme hipotalamus yang mengontrol rasa haus, pada hormone
antidiuretik (ADH), pada retensi atau ekskresi air oleh ginjal, dan pada pengeluaran
melalui penguapan. Diabetes insipidus nefrogenik, yaitu ketidakmampuan memekatkan
urin atau menyesuaikan tubuh dengan perubahan-perubahan ringan dalam osmolaritas
cairan ekstrasel, terjadi karena osmoreseptor tubulus ginjal tidak berespons terhadap
ADH.

Air adalah campuran gas yang merupakan atmosfer bumi, berupa gas tanpa
bau, tanpa warna, volumenya terdiri dari 1 bagian oksigen dan 4 bagian nitrogen,
proporsinya dapat sedikit bervariasi tergantung kondisi. Juga mengandung sejumlah
kecil karbondioksida, ammonia, argon, nitrit, dan bahan organik. (Dorland, 2002)
Air (H2O) merupakan komponen utama kedua yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari
1
air. Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam
tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan
orang dewasa. Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga
seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika
dibandingkan tubuh non atlet.
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara
lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau
jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk
memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air
untuk setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan
estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang
dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar
melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air
melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces
(tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas =
240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan
per- harinya.
Mineral adalah bahan padat nonorganik yang homogen, biasanya merupakan
pembentuk kerak bumi. (Dorland, 2002). Mineral mempunyai peran yang vital
untuk proses di dalam tubuh walaupun dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil.
Mineral didapatkan dari makanan dan minuman kita sehari-hari

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan


menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan
dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro
(Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg
/hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang
termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na). Sedangkan
mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) ,
besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).

1.1. Rumusan Masalah


2
1.1.1. Bagaimanakah proses, struktur, fungsi dan komponen air ?
1.1.2. Bagaimanakah proses, struktur, fungsi dan komponen mineral ?

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
 Mengetahui Metabolisme air dan mineral dalam tubuh.
1.2.2. Tujuan Khusus
 Mengetahui proses metabolisme, struktur, fungsi dan komponen air.
 Mengetahui proses metabolisme, struktur, fungsi dan komponen
mineral.

1.3. Manfaat Penulisan


1. Sebagai bahan edukasi bagi Mahasiswa Kedokteran
2. Dapat menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca
3. Memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biokimia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar - Dasar Teori

2.1.1. AIR
3
Air adalah campuran gas yang merupakan atmosfer bumi, berupa gas tanpa
bau, tanpa warna, volumenya terdiri dari 1 bagian oksigen dan 4 bagian nitrogen,
proporsinya dapat sedikit bervariasi tergantung kondisi. Juga mengandung sejumlah
kecil karbondioksida, ammonia, argon, nitrit, dan bahan organic. (Dorland, 2002)
Air (H2O) merupakan komponen utama 2 yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari
air. Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam
tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan
orang dewasa. Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga
seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika
dibandingkan tubuh non atlet.
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara
lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau
jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk
memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air
untuk setiap 1 kkal konsumsi energy tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan
estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.
Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per
harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya
keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan)
dan 100 ml keluar bersama dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini,
konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas = 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman
dalam pemenuhan kebutuhan cairan per- harinya.
Komponen tunggal terbesar dari tubuh adalah air. Air tubuh total (TBW
total body water) yaitu presentase dari berat air dibanding dengan berat badan total.
TBW ini bervariasi menurut jenis kelamin,berat badan,umur dan kandungan lemak
tubuh. Air membentuk sekitar 60% dari berat badan pria dewasa.Semakin tinggi
kandungan lemak tubuh semakit sedikit kandungan air tubuh,karena lemak bebas
air . Pada wanita dewasa kandungan lemak tinggi,air yang membetuknya sekitar
50% dari berat badan. Pada bayi baru lahir, air membentuknya sekitar 75% dari
berat badannya.
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk
nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh

4
dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan
seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.

 Cairan Tubuh
Dalam tubuh, air memiliki bentuk sebagai cairan yang bermacam-macam.
Cairan-cairan itu dalam bentuk : Darah dan plasma darah; Sitosol; Cairan
serebrospinal; Korpus vitreum maupun humor vitreous; Serumen; Humor
aqueous; Cairanl Limfa; Cairan pleura; Cairan amnion; D istribusi Cairan
Tubuh; Cairan Intracellular (dalam sel) = 40 %; Cairan Extracellular (luar
sel) = 20 %; Cairan Interstitial (diantara & sekeliling sel ) = 15 %; Plasma
Darah = 5 %;
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
 albumin
 bahan pembeku darah
 immunoglobin (antibodi)
 hormon
 berbagai jenis protein
 berbagai jenis garam

 Peran, Manfaat, Kegunaan, Fungsi Cairan Tubuh Manusia


Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir
semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme
tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi air sebagai cairan tubuh antara lain :
 Pelarut,
Air adalah pelarut utama semua makanan, vitamin, dan mineral; dipergunakan
untuk memecah bahan-bahan tersebut dan metabolismenya serta asimilasinya.
 Penghantar,
Air dipergunakan sebagai penghantar semua zat dalam tubuh.
Mengatur suhu tubuh.
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
 Melancarkan peredaran darah,

5
jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam
tubuh.Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
 Membuang racun dan sisa makanan,
tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air
seni, dan pernafasan.
 Mengatur struktur dan fungsi kulit.
Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban,
kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar
tubuh.
 Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.
 Pernafasan,
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
 Pelindung dan Pelumas,
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,
perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir
resiko kejang otot dan kelelahan.
 Pemulihan penyakit,
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

 Kompartemen Cairan

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :


cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan
berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar
6
42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas ( Guyton & Hall, 1997).

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total

Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70
kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total

Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan
usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari
volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70
kg).

3. Cairan Transelular (CTS)

Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular
setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.

 Pertukaran Antara Cairan Ekstraseluler dan Intraseluler


Pertukaran antar cairan ektraseluler dan cairan intraseluler terutama ditentukan
oleh efek osmotik dari zat terlarut ( natrium,klorida,dan elektrolit lainnya).

Osmosis adalah besar difusi cairan dari tempat yang konsentrasi tinggi ketempat
konsentrasi rendah. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut dalam larut,semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan itu.Membran sel relatif inpermeabel terhadap zat terlarut
tapi sangat permeabel terhadap air,maka air berdifusi melintasi membran sel menuju
daerah dengan kensentrasi zat terlarut tinggi.jika satu zat terlarut seperti natrium atau
7
klorida di tambahkan kadalam cairan ekstraseluler,maka air akan berdifusi dari dalam
sel ke ruang ekstraseluler. Besar tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah osmosis
disebut dengan tekanan osmotik. Tekanan osmotik bukan merupakan tekanan yang
menimbulkan difusi akhir air melalui membran. Sebaliknya tekan osmotik sama dengan
besar tekanan yang harus diberikan untuk mencegah difusi akhir melalui membran.
Semakin tinggi tekanan osmotik suatu larutan konsentrasi zat terlarut semakin tinggi
dan konsentrasi air semakin rendah. Jadi tekanan osmotik berbanding langsung terhadap
konsentrasi partikel yang aktif secara osmotik dalam cairan dan berbanding terbalik
terhadap konsentrasi air.

Osmolalitas adalah menyatakan jumlah partikel zat terlarut per kilogram air dan
osmolaritas menyatakan jumlah partikel zat terlarut per liter larutan.Pada larutan encer
seperti cairan tubuh, kedua istilah ini dapat di gunakan hampir secara sinonim karena
perbedaannya kecil.Pada kebanyakan kasus, lebih mudah menyatakan cairan tubuh
dalam liter dari pada dalam kilogram air.Karenanya, kebanyakan perhitungan yang
dipakai secara klinis lebih didasarkan pada osmolaritas dari pada osmolalitas.

Perubahan konsentrasi yang relatif kecil pada zat terlarut dalam cairan
ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotik yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan
yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi membran sel bila cairan
ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan osmotik.

 Cairan Isotonik, Hipotonik dan Hipertonik


Istilah isotonik,hipotonik dan hipertonik menunjukan efek perbedaan
konsentrasi zat terlarut impermeabel dalam cairan ekstraseluler terhadap volume sel.
Isotonik menunjukan zat terlarut dalam larutan yang memiliki osmolaritas sama dengan
cairan tubuh. Hipotonik zat terlarut dalam larutan yang memiliki osmolaritas lebih
rendah dari osmolaritas cairan tubuh. Hipertonik zat terlarut dalam larutan yang
memiliki osmolaritas lebih tinggi dari osmolaritas cairan tubuh. Penambahan cairan-
cairan ini kedalam kedalam cairan tubuh akan menyebabkan perubahan volume cairan
ekstraseluler maupun cairan intraseluler dan tekanan osmotik. Istilah

8
isoosmotik,hipoosmotik dan hiperosmotik merujuk pada larutan yang mempunyai
osmolaritas (kekental ) yang sama,lebih rendah dan tinggi dengan sel.

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit


diantaranya adalah :

1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan
dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan
usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.

2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak mengandung lemak tubuh.

3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh

4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine

5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan

6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari

9
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses
ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.

 Pengendali Cairan Tubuh


a. GH (Growth Hormone)
Growth hormone merupakan Single Polipeptida. Rangsangan sekresi GH
dapat ditingkatkan oleh adanya hormone estrogen sedangkan progesterone
akan menghambatnya. Pengendalian sekresi GH sebagian besar dilakukan
hypothalamus. Pengendalian yang positif dilakukan oleh GHRF, sedang
modulator negative dilakukan oleh GH-RIH (Somatostatin). Pemberian
somatostatin juga menghambat pengeluaran insulin, glukagon, thyrotropin
dan FSH.
GH meningkatkan penyerapan Ca di usus, sehingga eksresi Ca
meningkat dan mengakibatkan retensi Na, K, Mg, PO 4 , dan C.
b. Aldosteron
Hormone ini diekresikan oleh kelenjar Adrenal. Berfungsi untuk membantu
mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta
membuang kalium.
c. Hormon Antidiuretik (Vasopressin)
Hormone ini dieksresikan oleh Kelenjar Hipofisa Posterior. Hormon ini
menyebabka ginjal menahan air. Bersama dengan aldosteron, membantu
mengendalikan tekanan darah. ADH yang meningkat menyebabkan urin menjadi
pekat, sedangkan bila ADH menurun urin menjadi encer.

 Mekanisme Pengaturan Cairan Tubuh


1. Masukan air
-
Ada rangsang haus (pusat di hipothalamus)
-
Haus timbul bila:
i. Cairan tubuh ↓
ii. Osmolalitas plasma ↑ (1 – 2%)
2. Absorbsi air
-
terjadi di GIT secara difusi pasif
10
-
transport Na dr lumen usus ke sel (tjd scr aktif)
absorbsi Na diikuti absorbsi air

3. Kehilangan cairan normal


4. Mekanisme regulasi ginjal
Mengatur:

-
keseimbangan cairan
-
osmolalitas cairan dengan mengatur ekskresi air
-
mengatur distribusi air melalui retensi Na+ dan ekskresi Na+
 Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saat
dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ
tubuh lainnya.
Macam-macam Dehidrasi :

1. Dehidrasi ringan, (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan) dengan
ciri – ciri :

 Muka memerah, Rasa sangat haus, Kulit kering dan pecah-pecah

 Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

 Pusing dan lemah

 Kram otot terutama pada kaki dan tangan

 Kelenjar air mata berkurang kelembabannya

 Sering mengantuk

 Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

2. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10% dari berat badan),
dengan ciri-ciri :
11
 Tekanan darah menurun

 Pingsan

 Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung

 Kejang, Perut kembung

 Gagal jantung

 Ubun-ubun cekung

 Denyut nadi cepat dan lemah

3. Dehidrasi Berat ( jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10% dari berat badan)

 Kesadaran berkurang

 Tidak buang air kecil

 Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab

 Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba

 Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur

 Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan

 Edema
Keadaan dimana terjadi kebocoran protein plasma keruang intersisial tekanan
osmotik jaringan akan meningkat cukup tinngi, sistem limfatik secara normal akan
mengembalikan kelebihan cairan dan protein ke sirkulasi umum.

Penimbunan cairan yang berlebihan pada ruang intersisial disebut edema,ada


empat faktor yang menyebabkan edema :

12
1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler (gagal jantung)
2. Penurunan tekanan osmotik plasma ( serosis dan sindroma nifrotik)
3. Peningkatan permeabilitas membran ( inflamasi)
4. Obstruksi limfe (operasi)

 Kekurangan (Na)
 Bila terjadi penurunan Na+ pada ekstrasel, maka akan terjadi ekstrasel yang
hipotonis dari pada intrasel.
 Air ekstra sel akan masuk intrasel, mk akan terjadi edema intrasel dan di ikuti cairan
ekstra sel yang menurun.
 Akibatnya volume darah menurun dan tekanan darah juga menurun, maka fungsi
ginjal terganggu.
 Keadaan ini sangat serius, penderita lemah ttp tidak merasa haus dan jumlah urine
tidak berubah dengan nyata.
 Pada pemeriksaan laboratorium terlihat, HCT meningkat, total protein plasma
meningkat, Na + dan Cl- plasma turun.

 Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang


Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak
minum minimal 8 gelas (± 2 liter) air setiap hari yang bisa didapat dari :
 Air putih yang higienis/air mineral,
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen,
magnesium, sulfur, dan klorida.
 Air ber-ion,
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi
sebagai sumberenergi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air
berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan
dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran
otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
 Jus buah,
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan
mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung
vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali
lebih tinggi dibandingkan papaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding

13
pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga
karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.

2.1.2. MINERAL
Mineral adalah bahan padat nonorganic yang homogen, biasanya merupakan
pembentuk kerak bumi. (Dorland, 2002)
Elemen mineral anorganik yang memiliki fungsi dalam tubuh harus tersedia
dalam makanan. Jika asupannya tidak mencukupi, akan terjadi defisiensi, dan jika
berlebihan dapat menjadi racun.
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok utama yaitu Mineral Makro dan Mineral Mikro. Mineral
Makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia
dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan Mineral Mikro
(Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg
/hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang
termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na). Sedangkan
mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) ,
besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium &
klorida merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya.
Sehingga dengan semakin besar laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan
natrium , kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin besar. Diantara
ketiganya, natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi
yang terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat (sweat glands). Oleh karena itu
maka pembahasan mengenai mineral dalam penulisan ini hanya akan berfokus pada
3 mineral utama yaitu natrium, kalium dan klorida.

 Fosfat (P)

14
Lebih dari 80% timbunan fosfat terdapat dalam tulang, sisanya terutama terdapat
dalam jaringan. Otot mengandung 15% cadangan fosfor baik karena massa otot yang
besar maupun kandungan fosfokreatin yang tinggi.

Fosfor diabsorbsi dengan bantuan simporter natrium/fosfat yang terdapat pada


sel usus dan ginjal. Dua ion Na+ diangkut bersama satu ion HPO , sehingga muatan
netral dapat dipertahankan. Absorbsi fosfat dalam usus dirangsang oleh 1,25-dihidroksi-
kolekalsiferol, dan reabsorbsi fosfat dalam ginjal dihambat oleh parathormon.
Reabsorbsi dalam ginjal juga dihambat oleh ion hydrogen. Karena itu asidosis
mempercepat kehilangan fosfat baik dengan meningkatkan mobilitas fosfat dari tulang
maupun dengan menurunkan pH.

Kebutuhan minimum fosfat pada manusia tidak diketahui. Defisiensi fosfat


terdapat pada bayi dengan kelainan genetic absorbsi fosfat dalam tubulus ginjal.
Kelainan ini menimbulkan Rakitis yang resisten terhadap vitamin D. Koreksi
ketoasidosis diabetic dapat memberikan dua pukulan; asidosis sendiri telah
menyebabkan pengeluaran fosfat, dan insulin mengakibatkan pengambilan fosfat untuk
fosforilasi glukosa.

Penderita diabetes atau seorang alkoholik yang dirawat dirumah sakit, bahkan
beberapa penderita yang baru sembuh dari operasi mungkin memberikan gejala
defisiensi fosfat karena alasan ini. Perlu dihindari pemberian makanan parenteral berupa
larutan bebas-fosfat untuk waktu lama, seperti misalnya campuran glukosa-garam yang
sering digunakan. Pemakaian antasida yang mengandung magnesium atau alumunium
yang berlangsung lama juga menyebabkan defisiensi fosfat karena antacid ini
membentuk kompleks dengan fosfat yang terdapat dalam makanan sehingga tak dapat
diabsorbsi.

 Natrium (Na)
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam
bentuk garam seperti + natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada
dalam bentuk ion sebagai Na . Diperkirakan + hampir 100 gram dari ion natrium (Na )
atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum
15
kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0
gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan
melalui urin & keringat. Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan +
tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na ) merupakan
kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara
135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun
dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot
dan juga akan berperan dalam proses absorpsi + - glukosa. Pada keadaan normal,
natrium (Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan memberikan
kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.

 Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam
cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total
kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium
tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan
ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di
dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa
otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit dan + + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium
(Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim
dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang
dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam
tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat

 Klorida (Cl)
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah
elektrolit bermuatan negative - - yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang
terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/ Kg berat badan dengan

16
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada
cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga
pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan
dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai
fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut
berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. + Bersama dengan ion
natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar
melalui keringat.

 Kalsium (Ca)

Kalsium diabsorpsi dari membrane basolateral sel mukosa usus dan sel tubulus
proximalis ginjal oleh antiporter natriun/ kalsium. Antiport ini elektrogenik karena
untuk tiap Ca2+ dipindahkan tiga Na+. Di samping itu ada pula Ca-ATPase yang
memompa ion tersebut dengan cara menghidrolisis ATP. Kalsium masuk dengan cara
difusi berbantuan (facilitated diffusion).

Pada bayi hanya mengandung sekitar 0,7 mol kalsium waktu lahir, dan harus
mendapatkan kenaikan harian rata-rata 5 milimol selama jangka waktu 18 tahun untuk
mencapai kandungan sebesar 34 mol sewaktu dewasa. Bayi mendapatkannya dari si
ibu : air susu ibu mengandung 8 mM kalsium.

Hipokalsemia dapat terjadi dalam dua minggu pertama sesudah kelahiran yang
merupakan penyebab konvulsi paling umum. Faktor yang turut berperan pada
penurunan kalsium adalah penggunaan air susu sapi dalam susu buatan. Air susu sapi
dan sejumlah susu buatan yang berdasar padanya mengandung fosfat relatif tinggi
dibanding dengan kalsium. Rasio molar kalsium : fosfat dalam air susu sapi adalah 1,7
dan dalam air susu ibu 2,7. Kenaikan fosfat menurunkan kelarutan kalsium dalam usus
besar maupun dalam darah. Kadar fosfat dan kadar kalsium cenderung bervariasi
terbalik karena kenaikan baik pada kadar kalsium maupun pada kadar fosfat dapat
melebihi hasil kelarutan kalsium fosfat, yang selanjutnya menyebabkan kenaikan
pembentukan kompleks kalsium fosfat yang tak larut, dan akan dikeluarkan melalui
tinja bila hal itu terjadi pada usus.

17
Gejala defisiensi kalsium jarang terjadi pada orang dewasa muda dengan kadar
kolesterol total dan fungsi paratiroid yang normal, karena pengendalian
keseimbangannya sangat baik. Terjadi penyesuaian terhadap masukan kalsium dalam
makanan, bila jumlah kalsium sedikit hanya sedikit yang dikeluarkan lewat tinja dan
bila jumlahnya banyak hanya sebagian kecil akan diserap. Proses adaptasi ini
menyulitkan usaha untuk menentukan kebutuhan kalsium melalui penelitian
keseimbangan kalsium. Fitat (inositol polifosfat) dan senyawa pengikat (ligand) lain
yang sulit dicerna dapat meningkatkan pengeluaran kalsium (dan logam-logam lain)
lewat tinja karena logam-logam itu mudah membentuk khelat. Senyawa-senyawa
tersebut banyak didapatkan dalam berbagai tanaman.

Masukan 5 milimol per hari selama jangka waktu lama cukup memadai untuk
rata-rata orang dewasa. Masukan sebesar 10 sampai12 milimol (0,4 sampai 0,5 gram)
tampaknya memberikan batas yang memadai untuk menghadapi pengeluaran dan
absorpsi yang tak lengkap. Pada ibu hamil dan menyusui akan memerlukan masukan
yang lebih dari itu. Kira-kira 6 milimol per hari akan diikat oleh janin selama trimester
akhir kehamilan dan disekresi dalam air susu ibu selama laktasi. Kehilangan kalsium
pada seorang ibu karena kehamilan dan laktasi yang mengikutinya adalah kurang lebih
1,5 mol atau sekitar 5 % persediaan kalsium dalam kerangka. Ini tidak merupakan
pengeluaran yang berlebihan walau seandainya tak ada sumber kalsium tambahan
apapun, tetapi kehamilan yang berulang dengan disertai diit rendah kalsium dapat
mengakibatkan kehilangan mineral tulang yang diamati (osteomalacia). Kehilangan
mineral tulang yang terjadi pada orang tua, terutama pada wanita pascamenopouse
(osteoporosis) mempunyai sifat dasar yang berbeda. Penyebabnya tidak jelas. Sebagian
besar penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan meningkatkan kalsium saja;
pengobatan pencegahan yang tepat adalah pada mereka yang tulang-tulangnya belum
begitu rapuh ialah dengan merangsang pembentukan tulang lewat latihan, disertai
suplementasi kalsium.

Penanganan bagi penderita defisiensi kalsium yaitu dengan memberikan


tambahan suplemen. Yang biasa dipakai penderita adalah Dolomite gerusan, padahal
suplemen tersebut mengandung logam-logam runutan (trace metals) yang tidak
dikehendaki yaitu Kadar timah hitam, air raksa, yang menyebabkan gangguan
neurologi.

18
Sumber kalsium yang mudah didapat dan tidak mahal meliputi beberapa tablet
antacid yang dijual bebas. “ Tums” suatu jenis antacid yang banyak digunakan di
Amerika Serikat mengandung 200 mg kalsium per tablet. Masukan kalsium yang
berlebihan terutama merupakan masalah bagi mereka yang mudah terkena sakit kencing
batu.

Susu adalah sumber kalsium utama bagi remaja, tetapi kandungan kalorinya
yang tinggi dan adanya laktosa membuatnya kurang disukai bagi orang dewasa yang
hidup kurang gerak dalam masyarakat yang makmur. Keju banyak mengandung kalsium
dan kalorinya tinggi walaupun kadar laktosnaya rendah. Sayur-sayuran hijau, walaupun
tidak semuanya, merupakan sumber kalsium bagi kaum vegetaris.

 Magnesium (Mg)

Selama kelaparan pengeluaran magnesium dalam urin kurang dari 0,5 milimol.
Keadaan defisiensi disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihan atau kegagalan dalam
absorpsi. Hal ini dapat terjadi pada kwashiorkor, defisiensi fosfat, penggunaan
cisplatinu dalam kemoterapi keganasan, alkoholisme, payah jantung kongestif,
penggunaan diuretic, intoksikasi digitalis, asidosis diabetic, sindroma malabsorpsi dan
aldosteronisme. Pengaruh yang paling berat adalah pada system saraf, yang tampak
sebagai kelemahan, nausea, tremor, stupor, coma dan aritmatika jantung. Gejala
defisiensi magnesium pada manusia yang pernah dilaporkan meliputi; sifat mudah
tersinggung, mudah bingung, keadaan semikoma, dan aritmatika jantung. Gejala
keracunan magnesium pernah dilaporkan terjadi pada penggunaan antacid berlebihan
tetapi penyebab yang lebih sering adalah penggunaan magnesium parenteral pada
pengobatan keracunan kehamilan. Gejala tersebut berupa: rasa mual yang dini, kulit
yang memerah, kehilangan fungsi-fungsi neuromuscular dan akhirnya hambatan jantung
(heart-block).

 Zat Besi (Fe)

Jumlah yang diperlukan untuk membentuk jaringan baru mulai dari saat
pembuahan sampai mencapai masa dewasa ditambah dengan jumlah yang diperlukan
19
untuk mengganti zat besi yang hilang, sebagian karena pendarahan. Bila absorpsi zat
besi tidak sesuai dengan yang dikeluarkan pada mereka yang timbunan zat besinya tidak
banyak, atau bila pada anak yang masih tumbuh absorpsi zat besi tak mencukupi untuk
pertumbuhan, maka penggatian hemoprotein total dan protein besi sulfide akan
ketinggalan dari destruksinya. Kebanyakan wanita dewasa, tanpa cadangan maupun
masukkan zat besi akan kehilangan 10% kandungan besi dalam waktu 200 hari.
Kebanyakan pria dewasa, tanpa cadangan maupun masukkan zat besi akan kehilangan
10% kandungan besinya, ynag memang lebih besar dalam waktu 400 hari.

Keseimbangan zat besi yang negative berkaitan dengan penurunan fungsi


hemoglobin menurun: pernapasan menjadi lebih berat (dispnea), terutama pada
olahraga, denyut jantung bertambah (takikardi), mungkin terjadi palpitasi, dan timbul
rasa lelah yang menyeluruh. Pengaruh dengan kehilangan protein menimbulkan gejala:
permukaan lidah yang menjadi halus dan berwarna merah menyala sebagai akibat
keradangan lidah (glossitis) dan kehilangan papilla lidah, sudut mulut yang pecah-pecah
dan perubahan pertumbuhan kuku.

Asidosis laktat timbul pada tingkat asidosis yang lebih rendah pada defisiensi zat
besi. Ini dianggap disebabkan oleh penurunan selektif aktivitas enzim-enzim oksidatif
mitokondria, terutama gliserol fosfat dehidrogenase. Enzim-enzim ini diperlukan untuk
mengeluarkan electron dari sitosol serat-serat putih otot kerangka. Satu dari gejala
defisiensi zat besi yang lebih menonjol adalah Pica (nafsu makan yang aneh, yaitu
misalnya makan kapur atau tanah liat), dan sering pula ditemukan “keranjingan” makan
es.

 Seng

Kebutuhan harian minimum untuk seng lebih besar daripada untuk zat besi.
Ditaksir kebutuhan tersebut sekitar 0,1 milimol untuk praremaja dan 0,2 milimol untuk
dewasa. Pemberian Zn sebesar 30 milimol diketahui menyebabkan rasa mual dan
muntah. Seng adalah komponen dari sejumlah enzim, termasuk disini enzim-enzim
RNA dan DNA polymerase, porfobilinogen sintase, karbonat anhidrase, dan
karboksipeptidase. Setiap kelebihan seng akan ditimbun dalam tulang. Defisiensi seng
dengan gejala-gejala yang nyata jarang didapatkan. Pada beberapa pria cebol di Iran dan
20
Mesir didaptkan perkembangan seks mereka seperti pada prepubertas. Mereka
menderita anemia, pembesaran hati dan limpa , serta kelesuan mental. Dapat diatasi
dengan suplementasi zat besi dengan penambahan seng. Namun penambahan zat besi
pada diet bayi dapat menimbulkan kolik, karena bakteri yang membutuhkan zat besi
menggatikan flora laktofilik normal.

 Tembaga (Cu)

Kebutuhan minimum harian untuk tembaga belum diketahui pasti; yang jelas
pada orang dewasa nilai tersebut terletak antara 15 dan 30 milimol. Sel, termasuk pula
sel mukosa usus, mengandung protein yang mengikat tembaga. Protein yang pertama
ditemukan disebut metalotionein karena kaya dengan gugus salfhidril, namun tidak
berarti bahwa semua protein pengikat Cu adalah seperti itu. Dalam tubuh tembaga
diangkut sebagai Cu(II), terutama dalam bentuk ikatan dengan albumin serum, yang
mempunyai satu tempat pengikatan yang kuat per molekul. Tembaga ini digunakan
untuk membentuk beberapa enzim oksidatif, termasuk disini sitokrom a+a, lisil
oksidase, ferroksidase, dan dopamine hidroksilase.

Defisiensi tembaga karena kekurangan dalam diet sangat jarang terjadi kecuali
pada bayi dan penderita yang diberi diet parenteral dengan formula yang defisiensi.
Anemia merupakan pertanda dini yang penting. Kebutuhan akan tembaga meningkat
dengan adanya protein yang diduga membantu absorpsi melalui pembentukan khelat
asam amino.

Dikenal dua gangguan genetik pada metabolism tembaga. Pertama, penyakit


Wilson atau degenerasi hepatolentikular yang bersifat autosom resesif dengan frekuensi
gen yang dapat sampai setinggi 0,02 (setara dengan frekuensi karier 0,04 dan frekuensi
penyakit 0,0004). Penyakit ini menyebabkan sejumlah gangguan pengangkutan tembaga
didalam hati, yang sifat-sifatnya belum diketahui pasti. Gangguan ini menyebabkan
penurunan eksresi Cu melalui empedu dan penurunan pembentukan feroksidase
(seruloplasmin) yang justru merupakan cara pengeluaran utama Cu dari hati.

Kedua, adalah penyakit Menke, yang disebut juga sindroma rambut keriting atau
sindroma rambut baja. Penyakit ini menimbulkan gangguan pada penggunaan Cu yang

21
mengakibatkan penurunan aktivitas enzim lisil oksidase. Penurunan aktivitas enzim ini
selanjutnya menimbulkan gangguan pada pembentukan jaringan ikat. Penurunan
aktivitas enzim-enzim lain menunjukkan pengaruh yang jauh lebih luas, dan kematian
diramalkan akan terjadi dalam tiga tahun pertama. Penyakit yang bersifat resesif terkait
X ini mungkin mempunyai insidens setinggi 1 dalam 35.000 kelahiran. Diagnosis
biasanya ditegakkan terlalu lambat sehingga belum dapat diketahui apakah pemberisn
Cu secara intravena merupakan cara pengobatan yang efektif.

 Mineral Lain

Akhir-akhir ini dikenal kemungkinan defisiensi selenium sebagai factor


penyebab Keshan, suatu kardiomiopati pada anak-anak yang kadang-kadang fatal dan
terdapat pada suatu propinsi di Cina. Meskipun orang-orang di daerah tersebut diduga
terkena keracunan karena kadang-kadang ditemukan kerontokan rambut, kerapuhan
kuku, dan napas bau bawang putih yang khas untuk keracunan selenium, namun belum
ada penegasan yang jelas.

Fungsi selenium satu-satunya diketahui adalah sebgai unsure pembentukan


enzim glutation perokside. Enzim ini didapatkan pada sebagian besar jaringan sebagai
sarana penyelap hidrofgen peroksida dan perosida organic:

2GSH + RCOOH → G-S-S-G + H2O + ROH

22
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1. Kesimpulan
2.1.1. Air
1) Air adalah campuran gas yang merupakan atmosfer bumi, berupa gas tanpa
bau, tanpa warna, volumenya terdiri dari 1 bagian oksigen dan 4 bagian
nitrogen, proporsinya dapat sedikit bervariasi tergantung kondisi. Juga
mengandung sejumlah kecil karbondioksida, ammonia, argon, nitrit, dan bahan
organik.
2) Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara
lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru
atau jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah
adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal
untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi
1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi.

23
3) Air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa
oksigen ( O2 ) ke dalam sel-sel tubuh.
4) Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO 2) dan juga senyawa
nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam
tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut & hidung, pelumas
dalam cairan sendi.
5) Gangguan pada metabolism air antara lain:
a. Dehidrasi
b. Edema
c. Kekurangan Na

2.1.2. Mineral
1. Mineral adalah bahan padat nonorganic yang homogen, biasanya
merupakan pembentuk kerak bumi. (Dorland, 2002)
2. Mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu:
4. Mineral makro: kalsium(Ca), fosfor(P), magnesium(Mg), sulfur(S),
kalium(K), klorida(Cl), dan natrium(Na).
5. Mineral mikro(Trace ): kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium
(I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
3. Penyakit yang terjadi akibat kekurangan mineral:
a. Defisiensi fosfat: Rakitis, yang resisten terhadap vitamin D
b. Defisiensi zat besi: Pica (nafsu makan yang aneh, yaitu misalnya makan
kapur atau tanah liat)
c. Defisiensi tembaga, yang menyebabkan gangguan genetik pada
metabolism tembaga: penyakit Wilson atau degenerasi hepatolentikular,
dan penyakit Menke.
d. Defisiensi kalsium: Hipokalsemia.

2.2. Saran
1. Hendaknya kita selalu menjaga keseimbangan cairan tubuh, agar tidak terjadi
gangguan homeostasis yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
2. Dengan mengkonsumsi air secukupnya setiap hari dapat menggantikan cairan tubuh
yang hilang selama beraktivitas.
3. Air yang didalamnya terkandung berbagai bahan mineral hendaknya juga kita
masukan dalam menu makanan kita sehari-hari agar tubuh tidak mengalami
defisiensi suatu mineral yang mana mineral itu sangat dibutuhkan oleh tubuh
meskipun kebutuhannya tidak besar namun harus ada.

24
DAFTAR PUSTAKA

 KAMUS BESAR DORLAND EDISI 29. 2002. Jakarta : EGC


 Koolman, J., Rohan, K. 2001. ATLAS BERWARNA DAN TEKS BIOKIMIA.
Jakarta : Hipokrates
 McGilvery, R. W., Gerald, W. 1996. BIOKIMIA, SUATU PENDEKATAN
FUNGSIONAL. Surabaya : Airlangga University Press
 Murray, R., dkk. 2009. BIOKIMIA HARPER EDISI 27. Jakarta : EGC
 www.scribd.com
 http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-elektrolit/
 http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/fungsi-air-bagi-tubuh/
 http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/20/08123911/10.Alasan.Air.Penting.untu
k.Tubuh

25

You might also like