You are on page 1of 15

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Globalisasi ekonomi, bisnis dan investasi mempersubur tumbuh dan berkembangnya


perusahaan multinasional. Untuk memperkukuh pijakan usaha globalnya perusahaan tersebut,
dibeberapa negara luar tempat kedudukannya, mengoperasikan cabang atau anak perusahaan
atau instrumen bisnis lain dalam berbagai bentuk. Selanjutnya untuk mengendalikan dan
mengordinasikan bisnis regionalnya, perusahaan membentuk holding company dan atau kantor
perwakilan tersebut semakin memperkuat aliansi strategis mereka untuk mempertahankan dan
menumbuhkankembangkan pangsa pasar ekspor dan impor berbagai negara

Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba,
transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga
transfer, karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap
transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing - masing pihak
yang terkait.

Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-


perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian
pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani
oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan
kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan harga dari
manajemen dibawahnya.

Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun
menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa.
Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi
bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.

b. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari Harga transfer ?


2. Sebutkan tujuan dari harga transfer ?
3. Metode-metode apa saja yang dipakai dalam menentukan harga transfer.?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Harga Transfer

Harga transfer adalah jumlah harga atas penyerahan barang atau imbalan atas penyerahan
jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam transaksi bisnis finansial maupun
transaksi lainnya

Secara bisnis komersial, penentuan harga transfer dalam jumlah yang tidak sama dengan
harga pasar dapat didorong secara murni oleh kebijakan usaha, misalnya motivasi untuk:

1. Pengurangan objek pajak (terutama pajak penghasilan)


2. Pelonggaran pengaruh pembatasan kepemilikan luar negri
3. Penurunan pengaruh depresiasi rupiah
4. Menguatkan tuntutan kenaikan harga atau proteksi terhadap saingan impor
5. Memeprtahankan sikap low profile atau konservatisme tanpa memperdulikan tingkat
keuntungan usaha
6. Pengamanan perusahaan dari tuntutan atas imbalan prestasi pimpinan atau kesejahteraan
karyawan dan kepedulian lingkungan (ekologi dan masyarakat)
7. Memperkecil akibat pembatasan dan ketidakpastian atas resiko kegiatan usaha
perusahaan luar negeri

Praktek transfer pricing dengan harga yang tidak sama dengan harga pasar dapat didorong
oleh alasan pajak (tax motive) dan bukan pajak (non tax motive). Motivasi pajak atas praktik
transfer pricing dilaksanakan dengan sedapat mungkin memindahkan penghasilan dari negara
dengan beban pajak mahal ke negara dengan beban pajak terendah atau minimal atau kalau
mungkin nihil

Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan
bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer
pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit
divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai
yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah
satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.

Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat
pertanggungjawaban.

Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat
laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba.
Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian
kemampuan laba divisi. Di dalam suatu perusahaan terdapat:

1. Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.


2. Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Oleh karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan, yaitu :
1. Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal
(pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi dilakukan dengan pihak luar yang
independen sehingga dengan demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi
persyaratan tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata
rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal. Misalnya, perusahaan pulp, perusahan kertas, dan
perusahaan kotak karton. Dalam perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli
bahan mentahnya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan mentah tersebut tersedia di pasar,
maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai harga transfer, sehingga transaksi interen
tersebut masih bersifat objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk dalam suatu industri
merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan
bahan mentah sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dalam hal
demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang objektif.
2.2. Tujuan Harga Transfer
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun
juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga
mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan
harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
2.3. Kategori Transfer Antar Perusahaan

Transfer barang berwujud dan barang tidak berwujud (intangibles),penyerahan jasa,


keuangan, persewaan dan leasing (sewa guna usaha), berbagai kontrak (manufaktur/makloon),
penelitian dan pengembangan,pemeliharaan, pemasaran dan bagi biaya (cost-sharing)

Dalam perpajakan, dihendaki agar harga yang dihitung pada tiap transaksi
antarperusahaan dimaksud berdasar prinsip harga wajar (arm’s length principle).

1. Penjualan harta berwujud


Persediaan (bahan mentah, barang setengah jadi dan barang jadi, serta barang dagangan
lainnya). Mesin dan peralatan, inventaris, tanah dan bangunan, barang modal dan barang
keperluan usaha lainny

2. Pengalihan (Transfer) harta tidak berwujud


Mode pengalihan harta tidak berwujud :
1. Penjualan dengan imbalan sekaligus
2. Pelepasan sekaligus imbalan (dengan hibah)
3. Lisensi dengan imbalan royalti (sekaligus atau berkala berdasar persentase dari penualan,
perunit atau dasar lainnya)
4. Lisensi bebas royalti
5. Hak paten, pengetahuan teknis yang tidak dipatenkan, formula, merk dagang dan brand names
6. Nama dagang
7. Lisensi
8. Hak cipta
9. Data teknis
10. Kemampuan pemberian jasa purna jual
11. Daftar pelanggan
12. Personil dengan kaliber tinggi

3. Penyerahan Jasa
Pengelompokan Jasa :

1. Jasa rutin seperti akuntansi dan legal


2. Bantuan teknis sehubungan dengan transfer intangibles
3. Jasa teknis (sehubungan dengan pabrikasi, pengendalian kualitas atau teknis pemasaran)
4. Pengiriman karyawan untuk mengelola fasilitas baru atau pabrik baru (kebanyhakan admisntrasi
pajak berpendapat ada transfer intangibles
5. Kombinasi jasa 1-4 tersebut
4. Pengurangan persyaratan manajemen
Dalam penyediaan jasa antar perusahaan terdapat sentralisasi pelayanan dan jasa manajemen,
berkaitan dengan pengurangan administrasi pajak (share holder cost) :

1. Bentuk dan jasa yang diberikan

2. Pihak penyedia jasa

3. Pihak pemanfaat jasa

4. Jumlah biaya penyediaan jasa

Melalui pemilahan antara :


1. Biaya perusahaan induk dalam kapasitasnya sebagai pemegang saham perusahaan anak dan
afiliasi

2. Jasa kepada salah satu atau beberapa perusahaan untuk tujuan kegiatan perniagaan mereka

3. Jasa untuk sekelompok perusahaan perusahaan induk dimaksud

4. Transaksi Finansial

a. Jangka pendek :
1. Utang piutang
2. Antarkorporat
3. Porsekot atau uang muka modal
4. Pinjaman yang diberikan garansi oleh pihak terkait
5. Pembayaran penetrasi pasar
b. Jangka panjang :
1. Pinjaman hipotik
2. Sewa guna usaha
3. Modal saham
4. Pinjaman jangka panjang
5. Penerbitan saham atau obligasi dan penempatannya ke pasar modal

2.4. Unsur dalam peminjaman transaksi finansial antar perusahaan


• Sehubungan dengan pinjaman antar perusahaan :

1. Tingkat bunga pinjaman


2. Nilai pinjaman
3. Satuan masa uang
4. Credit worthiness dari pinjaman (mungkin ada garansi, sekuiritas dan sebagainya)

5. Berbagai bentuk Kontrak Usaha dan tujuannya


1. Kontrak penelitian dan pengembangan
2. Kontrak pemeliharaan
3. Kontrak pemasaran
• Tujuan umum lembaga pengontrak :
Untuk tujuan komersial dalam rangka meminimalisasi beban pajak atau penempatan
kepemilikan intangibles hasil dari penelitian dan pengembangan atau pemasaran dalam tempat
terpusat

2.5. Chost sharing atau chost contribution arrangements


• Suatu pemikiran kelompok perusahaan yang bersama-sama membagi pengeluaran penelitian dan
pengembangan sistem yang baru sehingga memperoleh hak atas hasil penelitian dan
pengembangan

2.6. Penentuan Harga Transfer


Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan
menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu
pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar
tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang
menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode
berikut:
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices).
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling
independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang
berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi
pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata
tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di
pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas,
jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak
menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi. Namun, jika harga pasar tersedia atau
dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak
ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga
transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer price).
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan
oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan biaya
sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual
tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi
daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika
biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari
setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak
ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau
biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus
markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan
yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini
melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi
cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer
dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan. Harga transfer negosiasian mencerminkan
prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap
divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga
transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan
karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua
belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu
metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.

2.7. Metode Penentuan Harga Transfer


Metode penentuan Harga Transfer terdiri atas :
1. Metode Market Price
Harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan harga transfer pada situasi yang ideal.
Penentuan harga transfer dengan harga pasar harus memenuhi beberapa kondisi, yaitu:
a) Manajer dibantu oleh staf-staf yang kompeten.
b) Manajer harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
c) Harga pasar yang ditetapkan sebagai harga transfer seharusnya masih bisa dihemat karena
adanya piutang tak tertagih dan biaya iklan.
d) Manajer harus mengetahui semua informasi yang relevan tentang pendapatan dan biaya serta
masing-masing alternatifnya.
e) Manajer memiliki kebebasan untuk menentukan akan menjual atau membeli dari atau ke dalam
dan keluar perusahaan.
Akan tetapi kondisi ini menghadapi beberapa hambatan, seperti:
Untuk Sumber daya yang akan diperoleh atau dijual berada pada pasar terbatas karena kebutuhan
dalam perusahaan yang besar, adanya produsen tunggal atau pertimbangan investasi yang telah
dikeluarkan untuk membentuk suatu unit usaha. Pada Pasar terbatas harga transfer yg tepat
adalah harga kompetitif (yaitu harga yang ditentukan dengan mempertimbangkan kontribusi
setiap pusat laba thdp laba perusahaan). Harga kompetitif dapat ditentukan berdasarkan harga
pasar yang telah ditentukan, penawaran (bid), maupun harga yang berlaku di pasar bebas.
Untuk Pusat laba memiliki kelebihan atau kekurangan kapasitas industri. Apabila terdapat
kelebihan kapasitas, pusat laba diarahkan untuk membeli atau menjual barang dari atau ke dalam
perusahaan saja, dan sebaliknya. Adalah penetapan berdasarkan harga transfer harga pasar, dan
metode ini paling disukai. Jika menggunakan metode harga pasar, harga transfer dihitung dengan
menggunakan metode harga pasar minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan
potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan
harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya
kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut
merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.
Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar
produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan harga pasar, hal
ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini:
1) Orang-orang yang kompeten Para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari
pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya.
2) Atmosfer yang baik Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian
kinerja, sehingga harga transfer yang dikehendaki adil.
3) Harga pasar yang normal dan mapan Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar
yang normal dan mapan dari produk yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar
mencerminkan kondisi yang sama (kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk
yang dikenakan harga transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam
perusahaan.
4) Kebebasan memperoleh sumber daya Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada
dan para manajer sebaiknya diizinkan memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
5) Informasi penuh Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
6) Negosiasi Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.

2. Metode Harga Pokok


Harga transfer berdasarkan biaya (harga pokok) ditentukan berdasarkan biaya ditambah
dengan laba. Dasar biaya yang digunakan adalah biaya standar (biaya aktual produksi ditambah
dengan insentif tertentu untuk menentukan biaya yang akan dijadikan standar).
Penambahan laba (mark-up laba) dihitung dengan 2 keputusan, yaitu:

1) Dasar penambahan laba, yaitu berdasarkan persentase dari biaya atau dari investasi.
2) Besarnya laba yang diperbolehkan, yaitu dengan memperhitungkan biaya penggantian
(replacement cost).
3) Keterbatasan lain akan timbul berkaitan dengan biaya tetap, yang harus ditanggung pusat laba
penjual dan pusat laba pembeli. Pada kondisi ini sebaiknya:
a. Kedua pusat laba menetapkan persentase biaya tetap yang harus ditanggung secara berkala.
b. Masing-masing pusat laba melakukan perhitungan harga transfer (Dua Langkah Penentuan
Harga Transfer).
c. Menggunakan sistem pembagian laba (profit sharing), dimana produk yang ditransfer ke unit
pemasaran ditentukan berdasarkan biaya variabel standar dan setelah terjual unit-unit usaha
membagi kontribusi yang dihasilkan (harga jual dikurangi biaya variabel produksi dan
pemasaran).
d. Menggunakan Metode Dua Kelompok Harga, yaitu unit produksi akan dibebankan berdasarkan
harga jual dan unit pembeli dibebankan berdasarkan total biaya standar. Selisihnya dibebankan
ke akun kantor pusat dan akan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasikan.
Metode harga pokok Adalah metode yang digunakan apabila harga kompetitif tidak
tersedia. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang
bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan
kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn semua
biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana
perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok
yaitu Full Costing dan Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah
terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan
terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan
harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
3. Metode Negotiated Price

Adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat


pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup
signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak,
sehingga tidak perlu arbitrasenya.

Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;
maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang paling
penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan
manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Keterbatasannya
adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Harga yang digunakan pada metode negosiasi dapat berupa:

a. Ada harga pasar yang diterbitkan.


b. Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha
tersebut.
c. Pusat laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas meniru harga kompetitif
yang berada di luar.
d. Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.

2.8. Hubungan istimewa


1. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
2. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri.
3. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dengan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri.
4. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dengan Wajib Pajak Badan Luar Negeri.
5. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
dengan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
6. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
dengan Wajib Pajak Badan Luar Negeri.
7. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Badan dengan Wajib
Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
8. Hubungan Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) antara Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri.
2.9. Hubungan Istimewa (Transfer Pricing) dapat terjadi karena
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan
penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau
hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir.
Wajib Pajak yang memiliki hubungan kepemilikan yang berupa penyertaan modal sebesar
25% (dua puluh lima persen) atau lebih secara langsung ataupun tidak langsung dengan Wajib
Pajak lain dianggap memiliki Hubungan Istimewa.

2.10. Pedoman transfer pricing OECD


• Ketentuan utama dalam pedoman :

1. Karakteristik khusus barang dan jasa

2. Fungsi yang dilakukan perusahaan termasuk aset yang dimanfaatkan dan resiko usaha

3. Persyaratan kontrak

4. Kondisi ekonomi dari perbedaan pasar (contoh : lokasi negara, pedagang besar/kecil)

5. Strategi bisnis seperti skeim penetrasi pasar dengan penurunan sementara harga

2.11. Penghitungan kembali penghasilan dan pengurangan serta utang sebagai modal menurut
ketentuan domestik
Sesuai pasal 18 (3) UU PPh memberikan otorisasi kepada administrasi pajak Indonesia
untuk menghitung kembali penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal
Berdasarkan 3 (tiga) pendekatan :
1. Pendekatan Transaksi atau perhitungan harga (transactional, pricing approach)
Menggunakan metode :
1) Harga pasar sebanding, merupakan metode yang menilai kewajaran harga transfer dengan
membandingkan harga pasar yang berlaku antar pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa
2) Harga pokok plus merupakan metode yang menilai harga transfer dengan memperhatikan
hubungan istimewa dan kewajaran laba kotor
3) Harga jual kembali atau minus, harga pokok plus memulai dengan harga pokok, metode harga
jual minus mengambil harga jual sebagai titik awal penilaian dan perhitungan kembali harga
transfer

2. Pendekatan Laba (profitability, overall)


1) Pendekatan yang menilai kewajaran harga transfer berdasarkan kewajaran total laba kotor yang
diperoleh perusahaan dimaksud
2) Dilakukan dengan memakai tingkat laba perusahaan sebanding atau tingkat imbal hasil investasi
dari usaha yang sama

3. Pendekatan Fungsi ( junctional approach)


Pendekatan yang menilai berdasarkan fungsi masing-masing dari tiap anggota perusahaan
yang saling bekerja sama mendukung ke suatu titik yang sudah direncanakan

2.12. Penghitung utang sebagai modal


Aplikasi ketentuan secara logis hanya dapat diaplikasikan kalau pemberi pinjaman adalah
sekaligus sebagai pemberi modal (persero) peminjam atau ada pengendalian antar keduanya
Rekaraterisasi utang sebagai modal hanya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan umum
2.13. Aspek perjanjian penghindaran pajak berganda
Yaitu perjanjian pengenaan pajak lebih dari satu kali atas penghasilan (economic income)
yang sama.
Pajak berganda ini timbul karena dua yurisdiksi perpajakan mengenakan pajak kepada
penghasilan yang sama yang dimiliki oleh subjek pajak yang sama
2.14. Aspek perjanjian penghindaran pajak berganda
Yaitu perjanjian pengenaan pajak lebih dari satu kali atas penghasilan (economic income)
yang sama.
Pajak berganda ini timbul karena dua yurisdiksi perpajakan mengenakan pajak kepada
penghasilan yang sama yang dimiliki oleh subjek pajak yang sama. Sehubungan dengan koreksi
transfer pricing berdasarkan Melakukan penyesuaian (corresponding adjustment) atau melakukan
prosedur kesepakatan bersama terhadap kasus transfer pricing dengan negara mitra.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu
transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat
pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat
laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba.
Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)

B . Saran
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan
dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Robert N. Anthony, Management Control System. Sistem pengendalian manajemen (BUKU 1);
Jakarta, Salemba Empa

You might also like