You are on page 1of 18

1.

3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum metallography adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara membedakan struktur mikro logam ?
b. Bagaimana bentuk fase struktur dan bentuk serta tipenya ?
c. Bagaimana cara menentukan kualitas masing-masing fase penyusun struktur
mikro ?

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari percobaan ini adalah :
1. Penggosokan menggunakan kain beludru dengan serbuk alumina
2. Spesimen dietsa menggunakan nital selama 3-5 detik
3. Pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 400x

1.5 .Sistematika Laporan


Sistematika dari praktikum ini terdiri dari Abstrak, Bab I, Bab II, Bab III, Bab
IV, dan Bab V.
Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Percobaan, Rumusan
Masalah, Batasan Masalah, dan Sistematika Laporan.
Bab II Dasar Teori terdiri dari pengertian metallography, diagram Fe-Fe3C,
klasifikasi baja, dan klasifikasi besi tuang.
Bab III Metodologi Percobaan terdiri dari peralatan, langkah-langkah
percobaan, dan flowchart percobaan.
Bab IV Pembahasan terdiri dari data hasil percobaan, analisa data,
perhitungan, tabel perhitungan, dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan terdiri dari kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(terlampir)

4.2 Analisa Data

1. Baja Poros (etching)

Gambar 4.1 Struktur mikro baja poros (etsa) dengan perbesaran 400x
Perbesaran : 400 kali
Penyusun struktur mikro
- Grafit : Jumlah 0 %
- Ferrit : Jumlah 60 %
- Pearlite : Jumlah 40 %
- Matriks : Ferritik
2. Besi Cor Kelabu (non etching)

Gambar 4.2 Struktur mikro besi cor kelabu (non etsa) dengan perbesaran 400x

Perbesaran : 400 kali


Penyusun struktur mikro
- Grafit : Jumlah 0 %
- Ferrit : Jumlah 0 %
- Pearlite : Jumlah 0 %
Matriks :-

3. Besi Cor Kelabu (etching)


Gambar 4.3 Struktur mikro besi cor kelabu (etsa) dengan perbesaran 400x

Perbesaran : 400 kali


Penyusun struktur mikro
- Grafit : Jumlah 10 %
- Ferrit : Jumlah 10 %
- Pearlite : Jumlah 80 %
- Matriks : perlitik

4. Besi Cor Nodular (etching)

Gambar 4.4 Struktur mikro besi tuang nodular etsa dengan perbesaran
mikroskop 400x
Perbesaran : 400 kali
Penyusun struktur mikro
- Grafit : Jumlah 10 %
- Ferrit : Jumlah 70 %
- Pearlite : Jumlah 20 %
Matriks : feritik

4.3 Perhitungan
- Baja Poros (etching)
Diketahui :
Data massa jenis penyusun struktur mikro
-
ρ pearlit = 7.84 gr/cm3
-
ρ ferrite = 7.78 gr/cm3
-
ρ grafit = 2.267 gr/cm3
Presentase maksimal C penyusun struktur mikro
- %C pearlit = 0.8 %
- %C ferrite = 0.008 %
- %C grafit = 100%
Asumsi : V = 1 cm3
Jumlah kotak total : 256
Jumlah kotak non spesimen : 27
Jumlah kotak spesimen : 229
Jumlah kotak pearlite : 99
Julmah kotak ferrite : 130
Julmah kotak grafit :0
Menghitung % struktur mikro berdasarkan grid

99
% pearlite = 229 × 100% = 43.23 %

130
% ferrite = × 100% = 56.77 %
229

0
% grafit = 229 × 100% = 0 %

Menghitung massa struktur mikro

Massa pearlite = 𝜌 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑃


𝑔𝑟
= 7.84 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.4323 = 3.39 gram
𝑐𝑚3

Massa ferrite = 𝜌 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑓


𝑔𝑟
= 7.78 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.5676 = 4.42 gram
𝑐𝑚3

Massa grafit = 𝜌 grafit 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑔


𝑔𝑟
= 2.267 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0 = 0 gram
𝑐𝑚3

Massa Total = 7.81 gram

Menghitung massa karbon (C) pada struktur mikro

Massa C pada pearlite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 3.39 gram x 0.8 % = 0.027 gram

Massa C pada ferrite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 4.42 gram x 0.008 % = 0.00035 gram

Massa C padagrafit = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑡 𝑥 %𝐶

= 0 gram x 100 % = 0 gram

Massa C total = 0.02735 gram

Menghitung %C padabaja poros

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
%C = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0.02735
= 𝑥 100%
7.81

= 0.3501 %
- Besi Cor Kelabu (etching)
Diketahui :
Data massa jenis penyusun struktur mikro
-
ρ pearlit = 7.84 gr/cm3
-
ρ ferrite = 7.78 gr/cm3
-
ρ grafit = 2.267 gr/cm3
Presentase maksimal C penyusun struktur mikro
- %C pearlit = 0.8 %
- %C ferrite = 0.008 %
- %C grafit = 100%
Asumsi : V = 1 cm3
Jumlah kotak total : 256
Jumlah kotak non spesimen : 27
Jumlah kotak spesimen : 229
Jumlah kotak pearlite : 137
Julmah kotak ferrite : 55
Julmah kotak grafit : 37
Menghitung % struktur mikro berdasarkan grid

137
% pearlite = 229 × 100% = 59.82 %

55
% ferrite = × 100% = 24.02 %
229

37
% grafit = 229 × 100% = 16.16 %

Menghitung massa struktur mikro

Massa pearlite = 𝜌 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑃


𝑔𝑟
= 7.84 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.5982 = 4.69 gram
𝑐𝑚3

Massa ferrite = 𝜌 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑓


𝑔𝑟
= 7.78 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.2402 = 1.87 gram
𝑐𝑚3

Massa grafit = 𝜌 grafit 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑔


𝑔𝑟
= 2.267 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.1616 = 0.366 gram
𝑐𝑚3

Massa Total = 6.926 gram

Menghitung massa karbon (C) pada struktur mikro

Massa C pada pearlite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 4.69 gram x 0.8 % = 0.037 gram

Massa C pada ferrite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 1.87 gram x 0.008 % = 0.000149 gram

Massa C padagrafit = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑡 𝑥 %𝐶

= 0.366 gram x 100 % = 0.366 gram

Massa C total = 0.403 gram

Menghitung %C padabaja poros

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
%C = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0.403
= 6.926 𝑥 100%

= 5.82 %
- Besi Cor Nodular (etching)
Diketahui :
Data massa jenis penyusun struktur mikro
-
ρ pearlit = 7.84 gr/cm3
-
ρ ferrite = 7.78 gr/cm3
-
ρ grafit = 2.267 gr/cm3
Presentase maksimal C penyusun struktur mikro
- %C pearlit = 0.8 %
- %C ferrite = 0.008 %
- %C grafit = 100%
Asumsi : V = 1 cm3
Jumlah kotak total : 256
Jumlah kotak non spesimen : 30
Jumlah kotak spesimen : 226
Jumlah kotak pearlite : 62
Julmah kotak ferrite : 140
Julmah kotak grafit : 24
Menghitung % struktur mikro berdasarkan grid

62
% pearlite = 226 × 100% = 27.43 %

140
% ferrite = × 100% = 61.95 %
226

24
% grafit = 226 × 100% = 10.62 %

Menghitung massa struktur mikro

Massa pearlite = 𝜌 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑃


𝑔𝑟
= 7.84 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.2743 = 2.150 gram
𝑐𝑚3

Massa ferrite = 𝜌 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑓


𝑔𝑟
= 7.78 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.6195 = 4.819 gram
𝑐𝑚3

Massa grafit = 𝜌 grafit 𝑥 𝑉 𝑥 %𝑔


𝑔𝑟
= 2.267 𝑥 1 𝑐𝑚3 𝑥 0.1062 = 0.241 gram
𝑐𝑚3

Massa Total = 7.21 gram

Menghitung massa karbon (C) pada struktur mikro

Massa C pada pearlite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 2.150 gram x 0.8 % = 0.0172 gram

Massa C pada ferrite = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑒𝑟𝑟𝑖𝑡𝑒 𝑥 %𝐶

= 4.819 gram x 0.008 % = 0.000385 gram

Massa C padagrafit = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑡 𝑥 %𝐶

= 0.241 gram x 100 % = 0.241 gram

Massa C total = 0.258 gram

Menghitung %C padabaja poros

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
%C = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0.258
= 𝑥 100%
7.21

= 3.57 %
4.4 Tabel Hasil Perhitungan
Berikut merupakan tabel perhitungan seluruh uji spesimen :

massa (gr) %C
nama spesimen
spesimen
Pearlite Ferrite Grafit
baja poros
(etching) 3.39 4.42 0 0.3501
besi cor kelabu
(non etching) 0 0 0 0
besi cor kelabu
(etching) 4.69 1.87 0.366 5.82
besi cor nodular
(etching) 2.150 4.89 0.241 3.57

4.5 Pembahasan

4.5.1 Baja Poros (etching)

Dari hasil pengamatan pada percobaan metallography pada baja poros


terlihat struktur mikro berupa pearlit dan ferrite, seperti yang ditunjukkan
pada gambar diatas. Secara pengamatan melalui perkiraan, diperoleh jumlah
pearlit 40% dan ferrite 60%, spesimen ini tidak memiliki kandungan grafit.
Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa baja poros memiliki matriks
feritik. Sedangkan melalui perhitungan diperoleh jumlah pearlit sebanyak
43,23% pearlit dan 56,77% ferrite. Spesimen ini setelah dilakukan
perhitungan, tiap massa dari struktur mikro dapat diketahui besarnya yaitu
massa ferrite 4.42 gram, massa pearlit sebesar 3.39 gr dan massa grafit
penyusunnya sebesar 0 gr karena spesimen ini tidak memiliki kandungan
grafit, yang kemudian dapat dilakukan perhitungan massa total dari ketiganya
sebesar 7.81 gr, sehingga dapat ditentukan persentase karbon pada spesimen
uji pertama ini yaitu 0,3501% C.

Baja hypoeutectoid adalah baja dengan kadar C antara 0,02-0,76 %.


Jika baja dengan kadar Co = 0,4 %C didinginkan dan suhu 900 °C (titik a)
pada gambar 4.4 maka akan terjadi perubahan struktur mikro Pada suhu 900
°C, baja dalam bentuk austenit. Jika suhunya turun sampai titik b, ferit mulai
tumbuh pada butir austenit. Ferit ini dinamakan proeutectoid ferrite.
Pendinginan selanjutnya pada suhu c menyebabkan bertambahnya jumlah
proeutectoid ferrite sampai semua batas butir austenit dipenuhi proeutectoid
ferrite. Pada suhu di bawah 723 °C (titik d), sisa austenit berubah menjadi
perlit. Jadi struktur akhir berupa ferit pada batas butir (proeutectoid ferrite)
dan perlit

Gambar 4.4 Baja Hypoeutectoid.


Karena persentase karbon diketahui sebesar 0,3501%, maka spesimen
pertama ini dapat digolongkan kepada golongan besi jenis hypo-eutectoid
steel. Hal ini didasarkan pada diagram fase Fe-Fe3C, dimana baja hipo-
eutektoid memiliki persentase karbon antara 0,008% sampai 0,8%. Sehingga
baja poros memiliki sifat lunak dengan kekerasan yang rendah dan keuletan
tinggi. Karena baja poros memiliki sifat lunak, kekerasan yang rendah dan
ulet, baja poros mudah dibentuk sehingga cocok digunakan untuk
pengaplikasian pada poros, crankshaft, wire, cranehooks dan lain lain.

4.5.2 Besi Cor Kelabu (non etching)

Pada pengamatan spesimen seperti gambar diatas, visual yang tampak


pada mikroskop optis hanya menampakkan area gelap terang yang merata dan
terlihat kasar sehingga sulit untuk membedakan mikro struktur satu dengan
yang lainnya. Hal ini dikarenakan spesimen ini tidak melalui tahapan
pengetsaan terlebih dahulu sebelum diamati dibawah mikroskop.
Proses etsa memungkinkan struktur mikro tampak pada pengamatan
dengan mikroskop optis dengan perbesaran yang disesuaikan, sehingga
apabila spesimen tidak di etsa terlebih dahulu maka struktur mikro tidak akan
dapat diamati di bawah mikroskop optis. Pengetsaan pada percobaan ini
dilakukan untuk mengikis daerah batas butir agar ketika diamati dengan
mikroskop optis dapat terlihat perbedaan struktur mikro satu dengan yang
lainnya. Lamanya pengetsaan hanya sekitar 3 sampai 5 detik saja. Hal ini
ditujukan agar daerah batas butir saja yang mengalami proses pengikisan,
karena apabila terlalu lama pengikisan yang terjadi bisa merambah ke selain
daerah batas butir dan mengakibatkan susah membedakan struktur mikro saat
diamati dengan mikroskop optik. Perlu diketahui bahwa energi di batas butir
lebih besar daripada energi struktur mikro lain, sehingga dalam waktu yang
sangat singkat zat etsa lebih cepat mengalami reaksi kimia. Beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetsaan antara lain batas butir, kedalaman butir dan
kompisisi kimia pada spesimen uji. Zat etsa yang umum digunakan untuk baja
adalah natal dan picral. Nital merupakan campuran asam nitrit dengan alkohol
95%, dan picral merupakan campuran asam picric dengan alkohol.
Oleh karena itu, tidak diperoleh prosentase dari ferrite, pearlite, atau
grafit. Sehingga tidak dapat melakukan perhitungan untuk mengetahui %C
serta sifat mekanik dari spesimen 3 tidak bisa diketahui.

4.5.3 Besi Cor Kelabu (etching)

Dari hasil pengamatan pada percobaan metallography pada Grey Cast


Iron terlihat struktur mikro berupa pearlit, ferrite,dan grafit. Pada gambar
ditunjukkan mikro struktur grafit yang berupa flake. Secara pengamatan
melalui perkiraan, diperoleh jumlah pearlit 80% , ferrit 10% dan grafit 10% ,
sedangkan melalui perhitungan diperoleh jumlah pearlit sebanyak 59,82%
pearlit, 24,02% ferrite dan 16,16% grafit. Spesimen ini setelah dilakukan
perhitungan, tiap massa dari struktur mikro dapat diketahui besarnya yaitu
massa ferrite 1,87 gram, massa pearlit sebesar 4,69 gr dan massa grafit
penyusunnya sebesar 0.366g r yang kemudian dapat dilakukan perhitungan
massa total dari ketiganya sebesar 6,926 gr, sehingga dapat ditentukan
persentase karbon pada spesimen uji ini yaitu 5,82% C. Dari perhitungan
dapat disimpulkan bahwa baja poros memiliki matriks perlitik.

Besi cor kelabu dibuat dengan penambahan kadar silikon yang tinggi
(kurang lebih 5,5 sampai 50%) dan kadar mangan yang rendah oleh karena itu
pembentukan karbon bebas meningkat. Peran penting penambahan unsur
silikon pada besi tuang kelabu adalah sebagai graphitizing elements. Grafit
yang terbentuk diakibatkan karena proses pendinginan didukung dengan
penambahan unsur-unsur tersebut. Grafit yang terdapat dalam besi tuang
tuang kelabu berupa pelat-pelat tipis atau serpih (flakes). Besi tuang kelabu
memperoleh namanya dari bidang patahan yang berwarna kelabu, yang
disebabkan oleh grafit hitam.

Karena persentase karbon diketahui sebesar 5,82%, maka spesimen ini


digolongkan sebagai besi tuang kelabu dimana berdasarkan diagram fase Fe-
Fe3C bahwa range persentase karbon besi tuang adalah antara 2% sampai
6.67%. Spesimen uji ini dapat diklasifikasikan sebagai besi tuang kelabu (grey
cast iron) bermatriks perlitik karena komposisi kimia pearlit pada spesimen
ini memiliki persentase paling besar, sehingga sifat mekanik spesimen ini
yaitu kuat dan tidak lemah. Sehingga besi cor kelabu perlitik dapat
diaplikasikan di kehidupan sehari-hari karena harga yang relatif murah,
sehingga banyak digunakan dalam proses produksi atau manufaktur rangka
motor, kotak alat listrik, kotak roda gigi, rumah turbin, dan lain-lain.
.
4.5.4 Besi Cor Nodular (etching)

Dari hasil pengamatan pada percobaan metallography pada Nodular


Cast Iron terlihat struktur mikro berupa pearlit, ferrite,dan grafit. Pada
gambar ditunjukkan mikro struktur grafit yang berupa nodular. Secara
pengamatan melalui perkiraan, diperoleh jumlah pearlit 20% , ferrite 70% dan
grafit 10% sedangkan melalui perhitungan diperoleh jumlah pearlit sebanyak
51,95% pearlit, 27,43% ferrite dan 10,62% grafit. Spesimen ini setelah
dilakukan perhitungan, tiap massa dari struktur mikro dapat diketahui
besarnya yaitu massa ferrite 4,819 gram, massa pearlit sebesar 2,15 gr dan
massa grafit penyusunnya sebesar 0,241 gram yang kemudian dapat dilakukan
perhitungan massa total dari ketiganya sebesar 7,21 gr, sehingga dapat
ditentukan persentase karbon pada spesimen uji ini yaitu 3,57% C. Dari
perhitungan dapat disimpulkan bahwa baja poros memiliki matriks perlitik.

Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsur


magnesium dan serium. Penambahan unsur ini akan menyebabkan bentuk
grafit besi tuang menjadi nodular atau berbentuk bulat. Perubahan bentuk
grafit ini diikuti dengan perubahan kekuatan besi tuang nodular, karena
bentuk bulat dari grafit tersebut menyebabkan apabila spesimen diberi beban
maka beban tersebut akan terdistribusi secara merata.
Karena persentase karbon diketahui sebesar 3,57%, maka spesimen ini
digolongkan sebagai besi tuang dimana berdasarkan diagram fase Fe-Fe3C
bahwa range persentase karbon besi tuang adalah antara 2,5% sampai 6,67%.
Sifat mekanik dari spesimen ini yaitu kekuatan dan ketangguhannya besar.
Besi cor nodular biasa digunakan di bidang alat pertanian, untuk traktor dan
perlengkapannya; diesel dan otomotif, untuk poros engkol, torak, kepala
silinder, peralatan listrik, kotak sakelar, rangka motor dan bagian sirkuit
breaker; pertambangan, bearings, pulley, flywheel serta banyak pengaplikasian
lainnya di dunia industri maupun di kehidupan sehari-hari.
BAB V
KESIMPULAN

1. Pada spesimen baja poros-etsa diperoleh persentase struktur mikro


sebanyak 43,23% pearlit dan 56,77% ferrite dengankandungan karbon pada
spesimen 1 sebesar 0.3501% C. Spesimen 1 digolongkan sebagai
hypoeutectoid steel pearlitic matrix dengan sifat mekanik yang keuletannya
tinggi, kekerasan rendah, dan kekuatannya yang tinggi.
2. Pada spesimen gray cast iron-etsa diperoleh persentase struktur mikro
sebanyak 59.82% pearlit, 24,02% ferrite dan 16,16% grafit berbentuk flake
dengan kandungan karbon pada spesimen ini sebesar 5,82% C. Spesimen
ini digolongkan sebagai gray cast iron pearlitic matrix dengan sifat
mekanik yang kuat dan keras namun getas karena bentuk grafit yang berupa
flakes.
3. Pada spesimen gray cast iron-non etsa tidak terlihat dengan jelas perbedaan
antara struktur mikro pearlit, ferrite dan grafit akibat dari tidak
dilakukannya pengetsaan.
4. Pada specimen nodular cast iron-etsa diperoleh persentase struktur mikro
sebanyak 27,43% pearlit, 61,95% ferrite dan 10,62% grafit yang berbentuk
nodular dengan kandungan karbon pada spesimen 4 sebesar 3.57% C.
Spesimen ini digolongkan sebagai nodullar cast iron pearlitic matrix
dengan sifat mekanik yang kuat dan ketangguhannya yang tinggi karena
pengaruh dari bentuk grafitnya.

You might also like