You are on page 1of 7

193

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TUNAS BAMBU APUS


TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
SECARA IN VITRO

ANTIBACTERIAL ACTIVITY THE BAMBU APUS SHOOT OF Escherichia


coli DAN Staphylococcus aureus IN VITRO

Evi Kurniawati

Info Artikel Abstrak


Latar belakang: Penyakit infeksi bisa disembuhkan dengan pengobatan
Sejarah Artikel : tradisional, salah satu contoh tanaman yang memiliki daya antibakteri yaitu
Diterima 4 November tunas bambu apus. Tujuan:Menguji daya antibakteri dari ekstrak etanol tunas
2015 bambu apus terhadap bakteri Escherichia coli mewakili bakteri Gram
Disetujui 20 November negatif (-) dan Staphylococcus aureus mewakili bakteri Gram positif (+).
2015 Metode:Ekstrak etanol tunas bambu apus didapatkan dari hasil maserasi
Dipublikasikan 16 dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya ekstrak etanol yang
Desember 2015 diperoleh dibuat pengenceran konsentrasi 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml,
100 mg/ml dan 150 mg/ml. Metode yang digunakan adalah metode difusi
Kata Kunci: kertas cakram NA(Natrium agar). Aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh adanya
kadar hambat minimum (KHM) yang terbentuk dan dilakukan uji kualitatif
Tunas bambu apus,
untuk membuktikan senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri. Hasil:Hasil
energi antibakteri,
uji kualitatif yang diduga sebagai antibakteri adalah saponin dan flavonoid.
Escherichia coli,
Data hasil uji antibakteri dianalisa statistika dengan menggunakan Anova satu
Stapylococcus aureus
arah (One away) dilanjutkan dengan uji kruskal walis. Kesimpulan:Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol tunas bambu apus mempunyai
Keywords : daya antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan
Bamboo Apus Shoot, konsetrasi 150 mg/ml
Antibacterial Energy,
Escherichia coli and Abstract
Stapylococcus aureus
Background: The infection disease be able to cure by traditional medication
that is plants, and one of the plants that has antibacterial activity is Bamboo
Apus Shoot. Objective: To test antibacterial power from ethanolic bamboo
apus shoot extract to Esherichia coli bacterial which represented gram
negative (-) and Sthapylococcus aureus which represented gram positive
bacteri. Method: To gel ethanolic extract of bamboo shoot is being done
maseration by using ethanol solvent 70%. Then ethanolic extract which gotten
is made dilution by 12,5mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml, and 150 mg/ml
concentration, Ampicyllin as positive control and aquadest sterilic as negative
control. Method which used is paper disc diffusion method by scratching
bacteri into the plate which has given NA(Natrium Agar). Bacteri activity
showed by there a minimum inhibit level which created and did qualitative test
to approve compounds are effecius as antibacterial.Result: qualitative test
which supposed as antibacterial are saponins and flavonoid. Result data of
bacterial test is statistic analyzed by using one away continued with kruskal
walis test.Conclusion:this research has showed that ethanolic bamboo shoot
extract have antibacterial activity to Escherichia coli and Staphylococcus
aureus with 150 mg/ml concentrasion.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
Mahasiswa Pascasarjana Analisa Farmasi Universitas Airlangga Surabaya . E-mail: evi8890@yahoo.co.id
194

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

PENDAHULUAN ulangan. Parameter yang diukur adalah


Masyarakat Indonesia sejak zaman aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli
dahulu sudah mengenal dan memakai dan Staphylococcus aureus secara
tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, salah mikrobiologi dengan metode difusi agar,
satu upaya penanggulangan masalah kemudian daya hambat (zona jernih) diukur
kesehatan yang dihadapi. Tunas bambu dengan jangka sorong.
merupakan salah satu jenis sayuran yang Pembuatan ekstrak dilakukan dengan
sudah lama dikenal dikonsumsi manusia dan menggunakan prosedur sebagai berikut.
tumbuhan yang oleh sebagian masyarakat Penyarian dilakukan dengan pelarut etanol
dipercaya berkhasiat sebagai obat. 70%. Ditimbang 200 gram serbuk tunas
Tunas bambu memiliki tekstur bambu apus direndam 1500 ml etanol 70%
1
renyah . Kandungan yang terdapat dalam dan dilakukan pengadukan secara kontinyu,
tunas mengandung saponin, daunnya pada hari ke-2 disaring. Hasil saringan
mengandung flavonoid dan polifenol2. Tunas ditampung dan disimpan (Filtrat A). Ampas
bambu apus berkhasiat untuk menyembuhkan direndam kembali dengan 500 ml etanol
demam dan peluruh air seni2. 70%, setelah hari ke-5 disaring dan hasil.
Escherichia coli adalah kuman yang Saringan ditampung di (filtrat B), sedangkan
banyak ditemukan di dalam usus besar ampas dibuang. Filtrat A dan B ditampung
manusia sebagai flora normal, sifatnya unik dalam satu wadah kemudian diuapkan di
dapat menyebabkan infeksi pada usus rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak
misalnya diare pada anak dan encer.
travelersdiarrhea, infeksi saluran kemih, Pemeriksaan bebas etanol dalam
meningitis pada bayi baru lahir seperti juga ekstrak tunas bambu apus dilakukan dengan
kemampuannya menimbulkan infeksi pada menggunakan prosedur sebagai berikut.
jaringan tubuh lain di luar usus3. Ekstrak ditambah dengan H2SO4 (p) lalu
Staphylococcus aureus merupakan ditambah lagi dengan CH3COOH, lalu
bentuk koagulase positif, hal ini membedakan panaskan. Hasil uji negatif bila tidak tercium
dari spesies lain Staphylococcus aureus bau khas ester5.
merupakan patogen utama bagi manusia dan Pembuatan larutan uji dalam
setiap orang akan mengalami beberapa tipe penelitian ini menggunakan prosedur sebagai
infeksi Staphylococcus aureus sepanjang berikut. Larutan uji dibuat 12,5 mg/ml; 25
hidupnya, bervariasi beratnya mulai dari mg/ml; 50 mg/ml; 100 mg/ml; dan 150
keracunan makanan atau infeksi kulit4. mg/ml dengan cara ditimbang 125 mg, 250
mg, 500 mg, 1000 mg, dan 1500 mg,
METODE PENELITIAN kemudian masing-masing ekstrak dilarutkan
Penelitian ini meliputi uji aktivitas dalam 10 ml aquades.
antibakteri dari ekstrak etanol tunas bambu Pembuatan media dilakukan dengan
apus serta skrining fitokimianya. Metode menggunakan prosedur sebagai berikut.
penelitian yang digunakan adalah metode Nutrien Agar (NA) sebanyak 4,2 gram
eksperimental parametrik, sedangkan dilarutkan dalam 15 ml aquades pada
rancangan penelitian yang digunakan adalah erlenmeyer dipanaskan hingga mendidih dan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 didapatkan warna kuning kecoklatan agak
perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas 5

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


195

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

kental jernih. Media disterilkan di autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit, bila
mulai dingin (belum menjadi agar) dituang ditujukkan oleh terbentuknya endapan apabila
pada beberapa plate. filtrat sampel ditambah garam gelatin.
Inokulasi bakteri dilakukan dengan Apabila filtrat sampel ditambah pereaksi
menggunakan prosedur sebagai berikut. FeCl3 dan menunjukkan warna hijau
Bakteri uji diambil dengan jarum ose steril, kecoklatan maka menunjukkan adanya tannin
lalu ditanamkan pada media agar miring terkondensasi dan terbentuk warna selain
dengan cara menggore, selanjutnya diinkubasi wana ini menunjukkan adanya senyawa
dalam inkubator pada suhu 37˚C selama 24 polifenol6.
jam. Perlakuan yang sama dilakukan pada
setiap jenis bakteri uji. Bakteri uji yang telah HASIL PENELITIAN
diinokulasi diambil dengan kawat ose steril Hasil ekstraksi yang diperoleh dalam
lalu disuspensikan kedalam tabung yang penelitian ini awalnya diuji adanya etanol. Uji
berisi 2 ml larutan NaCl 0,9%. Uji aktivitas bebas etanol dilakukan untuk membebaskan
antibakteri dengan metode Kirby bauer. ekstrak dari etanol sehingga didapatkan
Pengujian golongan senyawa aktif ekstrak yang murni tanpa ada kontaminasi,
berupa uji flavonoid, uji saponin, dan uji selain itu etanol sendiri bersifat sebagai
polifenol. Adanya senyawa flavonoid sampel antibakteri dan antifungi sehingga tidak akan
ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah menimbulkan positif palsu pada perlakuan
kuat atau violet setelah sampel dilarutkan sampel. Hasil uji bebas etanol ekstrak tunas
dalam etanol dan ditambah HCl pekat. bambu apus menunjukkan bahwa ekstrak
Senyawa saponin ditunjukkan dengan tersebut bebas etanol sehingga dapat
terbentuknya buih yang tidak menghilang disimpulkan bahwa diperoleh ekstrak yang
selama 30 menit setelah sampel dikocok. dapat digunakan untuk tahap selanjutnya
Adanya senyawa polifenol, yaitu tannin, (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil uji bebas etanol


Identifikasi Prosedur Hasil
Uji bebas etanol Ekstrak +H2SO4 (p) + CH3COOH  Tidak tercium bau ester
dipanaskan

Ekstrak yang diperoleh selanjutnya flavonoid. Selain itu, ekstrak juga diketahui
diidentifikasi kandungan senyawanya. Hasil mengandung polivenol tepatnya senyawa
yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak tannin (Tabel 2).
positif mengandung saponin, tetapi negative
Tabel 2. Hasil kandungan senyawa

Identifikasi Prosedur Hasil


Saponin Ekstrak + aquadest dikocok sampai menimbulkan busa +
Flavonoid Ekstrak + etanol absolut + 2 tetes HCl (p)  dipanaskan +
diatas penangas selama 15 menit
Polivenol Ekstrak + 5 tetes NaCl 10% dan disaring. tannin
Filtrate dibagi 3 bagian: A digunakan sebagai blanko,B terhidrolisa

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


196

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

ditambah 3 tetes pereaksi FeCl3 C ditambah garam gelatin

Ekstrak yang diperoleh tersebut


selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya Gambar 2. Hasil Daya Hambat Antibakteri
terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus dengan menggunakan PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
metode Kirby bauer. Gambar 1 menunjukkan
menguji daya antibakteri tunas bambu apus
hasil daya hambat ekstrak tunas bambu
terhadap bakteri Eschericia coli dan
terhadap bakteri Eschericia coli . Hasil yang
Staphylococcus aureus secara in vitro. Tunas
diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas
bambu apus dalam pengobatan tradisional
antibakteri ekstrak tunas bambu baik pada
berkhasiat sebagai obat demam dan peluruh
bakteri Eschericia coli mulai terlihat pada
air seni2. Bahan yang sudah di dapat
konsentrasi 50 mg/mL dan meningkat pada
dikumpulkan, lalu dicuci dan benar-benar
konsentrasi yang lebih tinggi.
bersih kemudian dilanjutkan dengan
pengeringan. Pengeringan tunas bamboo apus
sudah terlebih dahulu diiris tipis-tipis
kemudian di oven ± 400C selama 2 x 24 jam.
Proses pengeringan ini dimaksudkan untuk
mengurangi kadar air, pengurangan kadai air
ini bertujuan umtuk menghindari tumbuhnya
jamur atau bakteri yang akan merusak
simplisia, sehingga simplisia yang diperoleh
tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam
Gambar 1. Hasil Daya Hambat Antibakteri
waktu yang cukup lama dan setelah kering,
Eschericia coli
tunas bamboo apus di blender sampai
Hasil yang sama juga ditunjukkan
didapatkan serbuk yang halus.
terhadap Staphylococcus aureus. Hasil yang
Ekstraksi tunas bambu apus
diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas
menggunakan metode maserasi. Maserasi
antibakteri ekstrak tunas bambu baik pada
dilakukan dengan cara merendam serbuk
bakteri Staphylococcus aureus mulai terlihat
simplisia dalam cairan penyari yang akan
pada konsentrasi 50 mg/mL dan meningkat
menembus dinding sel dan masuk ke dalam
pada konsentrasi yang lebih tinggi. Gambar 2
rongga sel yang mengandung zat aktif.
menunjukkan hasil daya hambat ekstrak tunas
Perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
bambu terhadap bakteri Staphylococcus
di dalam sel dengan yang di luar sel
aureus
membuat larutan yang terpekat didesak
keluar. Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan diluar sel dan di dalam sel8. Pelarut
yang digunakan dalam maserasi ini adalah
etanol 70% sebagai pelarut penyari. Tunas
bambu apus mempunyai kandungan saponin,
flavonoid, dan polifenol yang merupakan
senyawa polar atau mudah larut air dan dapat

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


197

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

diekstraksi dengan etanol 70%9. Pelarut Staphylococcus aureus. Kelebihan kertas


etanol 70% sangat efektif dalam cakram adalah mudah dilakukan, tidak
menghasilkan jumlah bahan aktif yang memerlukan peralatan khusus dan relatif
optimal, dimana bahan penganggu hanya murah4.
skala kecil yang turut ke dalam cairan Diameter zona hambat terhadap
pengekstraksi, etanol merupakan pelarut yang bakteri tersebut sangat dipengaruhi oleh
bersifat universal sehingga dapat menyari konsentrasi ekstrak. Pengukuran zona hambat
lebih banyak dibandingkan dengan pelarut antibakteri dapat dilihat dengan terbentuknya
lain. Pengadukan dalam proses ekstraksi zona bening. Uji antibakteri ini menggunakan
bertujuan untuk mencapai keseimbangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7
konsentrasi bahan ekstraktif yang lebih cepat perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas 5
ke dalam cairan dan menghilangkan bahan ulangan. Aquades steril digunakan sebagai
pengekstrak maka dilakukan pemekatan pelarut dan sekaligus sebagai kontrol negatif
dengan rotary evaporator10. yang digunakan untuk memastikan bahwa
Hasil ekstrak tunas bambu apus aquades steril sebagai kontrol negatif tidak
diperoleh randemen 13,21% dari 200 gram memiliki aktivitas antibakteri terhadap
simplisia tunas bambu apus dengan pelarut Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
etanol 70%, kemudian dilakukan pengujian Kontrol positif dalam penelitian ini
ekstrak yaitu uji kualitatif kandungan saponin, menggunakan ampisilin. Ampisilin
flavonoid, dan polifenol lalu uji bebas etanol. merupakan antibiotik spektrum luas golongan
Uji kualitatif merupakan uji pendahuluan penisilin yang paling umum digunakan12.
yang berfungsi untuk memastikan adanya Ampisilin adalah turunan penisilin yang
kandungan fitokimia yang ada didalam tunas tahan asam tetapi tidak tahan terhadap
bambu apus. Uji Saponin pada penelitian enzim penisilinase. Mekanisme kerja
menunjukkan hasil positif yang ditunjukkan ampisilin adalah Menghambat sintesis
melalui timbulnya busa. Busa yang terbentuk dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau
menunjukkan adanya glikosida yang mampu lebih pada ikatan penisilin-protein, sehingga
membentuk buih dalam air. Senyawa menyebabkan penghambatan pada tahapan
glikosida terhidrolisis menjadi glukosa dan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan
aglikon6. Uji Flavonoid pada penelitian dalam dinding sel bakteri, akibatnya
menunjukkan hasil positif dengan biosintesis dinding sel terhambat dan sel
penambahan HCl untuk mendeteksi senyawa bakteri menjadi pecah (lisis)13.
yang mengandung inti benzopiranon. Warna Konsentrasi dibuat 5 macam ekstrak
merah yang terbentuk pada flavonoid yaitu 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 100
disebabkan karena terbentuknya garam mg/ml, 150 mg/ml yang diujikan ke media
6
flavilium . Uji aktivitas antibakteri ekstrak yang telah ditanami bakteri dengan bantuan
tunas bambu apus yang diujikan pada bakteri kertas cakram dan setelah diinkubasi selama
Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus 24 jam, diukur zona hambatan yang
aureus dilakukan dengan metode difusi agar terbentuk. Pengukuran diameter zona hambat
untuk mengukur daya hambat. Ekstrak menggunakan jangka sorong dan diperoleh
yang akan diuji diambil dengan cara diameter rata-rata daya hambat pada
mencelupkan kertas cakram kedalam Escherichia coli konsentrasi 12,5mg/ml
konsentrasi ekstrak sehingga didapat zona adalah 0,00; pada konsentrasi 25mg/ml
hambat terhadap bakteri Escherichia coli dan adalah 8,54; pada konsentrasi 50mg/ml adalah

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


198

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

8,58; pada konsentrasi 100mg/ml adalah 9,74 ion logam seperti Cu dan Fe. Saponin sebagai
dan pada konsentrasi 150mg/ml adalah 10,9. antibakteri mengandung zat yang mampu
Diameter daya hambat Staphylococcus aureus menghemolisis sel darah16. Membran sel
yang ditunjukkan pada konsentrasi 12,5 darah menyerupai membran sel pada bakteri
mg/ml adalah 3,06; pada konsentrasi 25mg/ml sehingga proses yang terjadi pada sel bakteri
adalah 3,3; pada konsentrasi 50mg/ml adalah sama seperti yang terjadi oleh sel darah.
6,74; pada konsentrasi 100mg/ml adalah 7,94
dan pada konsentrasi 150mg/ml adalah 9,50. SIMPULAN
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak 1. Ekstrak Tunas bambu apus mempunyai
tunas bambu apus mampu menghambat aktivitas antibakteri terhadap bakteri
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Escherichia coli dan Staphylococcus
Staphylococcus aureus. aureus.
Uji statistik dengan menggunakan 2. Ekstrak Tunas bambu apus yang paling
one way Anova didapat F hitung pada efektif sebagai antibakteri bakteri
Escherichia coli sebesar 50.339 dan Escherichia coli dan Staphylococcus
Staphylococcus aureus sebesar152.180, harga aureus adalah konsentrasi 150 mg/ml.
signifikan sebesar 0.00 kurang dari
signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Hasil SARAN
tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak Perlu dilakukan penelitian tentang
tunas bambu apus mempunyai aktivitas uji aktivitas ekstrak tunas bambu apus
antibakteri, selanjutnya dilakukan uji terhadap bakteri lainnya, dengan metode
ANOVA dan uji Kruskal walis untuk lain dan mencari senyawa aktif lainnya
mengetahui bahwa adanya perbedaan dari dalam tanaman tunas bambu apus.
data tersebut.
Hasil di atas dapat dilihat bahwa REFERENSI
aktivitas antibakteri tunas bambu apus 1. Andoko, A. 2007. Budidaya Bambu
terhadap bakteri Escherichia coli dan Rebung. Penerbit Kasinus.Yogyakarta.
Stapylococcus aureus mempunyai daya 2. Singhal, P., Bal, L. M., Satya, S.,
hambat dengan konsentrasi maksimal 150 Sudhakar, P., dan Naik, S. N. 2013.
mg/ml, dengan demikian dapat dikatakan Bamboo Shoots: A Novel Source of
bahwa daya antibiotika dipengaruhi oleh Nutrition and Medicine. Critical Reviews
konsentrasi. Konsentrasi semakin besar akan in Food Science and Nutrition 53(5).
menyebabkan daya hambat terhadap bakteri 3. Croxen M., Law R.J., Scholz R., Keeney
uji juga besar14. K.M., Wlodarska M, dan Finlay B.B.
Mekanisme kerja flavonoid sebagai 2013. Recent Advances in Understanding
antibakteri dapat membentuk kompleks Enteric Pathogenic Escherichia coli.
dengan protein ekstraseluler dan dinding sel Clinical Microbiology Review 26 (4).
bakteri, selain itu flavonoid bersifat lipofilik 4. Otto, M. 2013. Staphylococcal Infections:
yang dapat merusak membran mikroba15. Mechanisms of Biofilm Maturation and
Tannin juga memiliki mekanisme kerja Detachment as Critical Determinants of
sebagai antibakteri, tannin bersifat astrigen Pathogenicity*. Annual Review of
(zat yang dapat menciutkan). Tannin mampu Medicine Annu. Rev. Med. 64(1).
merusak membran sel dengan mengikat ion-

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


199

Evi Kurniawati | Daya Antibakteri Ekstrak Etanol .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

5. Zhang, Y., Wu, X., Ren, Y., Fu, J., & 12. Lewis, K. 2013. Platforms for antibiotic
Zhang, Y. 2004. Safety Evaluation of a discovery. Nature Reviews Drug
Triterpenoid-Rich Extract from Bamboo Discovery Nat Rev Drug Discov 12(5).
Shavings. Food and Chemical 13. Peach, K. C., Bray, W. M., Winslow, D.,
Toxicology 42(11) Linington, P. F., & Linington, R. G.
6. Samsumaharto, R.A. 2009. Uji Aktivitas 2013. Mechanism of action-based
Antibakteri Ekstrak N-Heksan, Etil Classification of Antibiotics Using High-
Asetat Dan Etanol 70 % Daun Rosella Content Bacterial Image Analysis. Mol.
(Hibiscus Sabdariffa L) terhadap BioSyst. Molecular BioSystems 9(7).
Staphylococcus aureus ATCC 25923. 14. Bernier, S. P., & Surette, M. G. 2013.
Fakultas Farmasi Universitas Setia Concentration-dependent activity in
Budi. Surakarta. natural environments. Front. Microbio.
7. Mustarichie., 2011. Penelitian Kimia Frontiers in Microbiology 4
Tanaman Obat. Cetakan Pertama, 15. Romano, B., Pagano, E., Montanaro, V.,
Bandung. Fortunato, A. L., Milic, N., & Borrelli, F.
8. Zanbar, A. 2005. Ilmu Statistik. 2013. Novel Insights into the
Cetakan Pertama. Rekayasa Sains Pharmacology of Flavonoids. Phytother.
Bandung. Bandung, Res. Phytotherapy Research 27(11)
9. Depkes.R.I, 1979. Farmakope 16. Lorent, J. H., Quetin-Leclercq, J., &
Indonesia, edisi ketiga, Jakarta. Mingeot-Leclercq, M. 2014. The
10. Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Amphiphilic Nature of Saponins and
Penuntun Cara Modern Menganalisis Their Effects on Artificial and Biological
Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung. Membranes and Potential Consequences
11. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran for Red Blood and Cancer Cells. Org.
Teknologi Farmasi, edisi ke-5, Gajha Biomol. Chem. 12(44)
Mada University Press. Yogyakarta.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

You might also like