You are on page 1of 36

IV.

GAMBARAN UMUM LOKASI (OBYEK) PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

I. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Sulselbar

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13

Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai

dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian

berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun

1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara

diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan

modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti

nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar

menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank

BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan

status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan

Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650

milyar.
Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004

tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia

No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan Keputusan RUPS LB

tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut

telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan

Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum

Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011.

Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank

Sulselbar.

Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang Persetujuan

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama ini juga telah

memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank

Indonesia Nomor: 13/32/KEP. GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas

nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi

Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

Disingkat PT. Bank Sulselbar.


II. Visi dan Misi Perusahaan

VISI
Menjadi Bank Kebanggan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan TimurIndonesia.

MISI
 Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan terpercaya

 Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil

 Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder

III. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan mengisi serta membina

sesuai dengan peraturan organisasi atau struktur organisasi dalam rangka mendukung

tercapainya tujuan organisasi , umumnya setiap organisasi mengalami hambatan dalam

menempatkan kerja sama sesuai dengan kemampuan , maka paling tidak semua organisasi

disertai deskripsi yang dilengkapi dengan spesifikasi serta penyertaan jabatan pekerjaan

.Struktur organisasi perusahaan dibuat agar karyawan dapat melaksanakan tugas dan

wewenang dengan baik dan bertanggung jawab . Adapun struktur organisasi PT Bank

Sulselbar sebagai berikut:


Gambar 3 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar
Sumber : PT.Bank Sulselbar

IV. Nama Grup Perusahaan

 Grup Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah

pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen Sumber Daya Manusia atau

dalam bahasa inggis disebut HRD atau human resource department.Fungsi dan tugas SDM

tentunya sangat penting bagi sebuah perusahaan.Semua tygas dan tanggung jawabnya berkenaan
dengan dokumentasi presentasi tenaga kerja, keamanan dan juga kesehatan masing-masing

karyawan dalam perusahaan.Manajement Sumber Daya Manusia merupakan bagian integral dari

setiap organisasi besar yang bisa anda temukan sehari-hari.

Jadi intinya, manajer SDM adalah untuk memastikan bahwa bagian SDM yang berda

dibawah kepemimpinannya bekerja maksimal dan penuh tanggung jawab dalam memberikan

yang terbaik untuk perusahaan.Dan inti dari tugas manajer SDM adalah melakukan semua hal

yang harus dilakukan dalam rangkamemaksimalkan bagian SDM dari mulai langkah

perencanaan hingga penerapan dan yang terakhir adalah eveluasi.

Menurut A. F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang

berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-

orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi

memerlukannya.

Departemen Sumber Daya Manusia Memiiki peran, Fungsi, Tugas dang tanggung Jawab

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja/prepation and selection

a) Persiapan.

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia

dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya,

waktu, dan lain sebagainya. Ada dua factor yang perlu diperhatikan dalam melakukan

persiapan, yaitu factor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur

organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain.Faktor eksternal seperti hukum

ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.


b) Rekrutmen tenaga kerja/recruitment

Adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,

manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi atau

perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat

dekripsi

pekerjaan/job description dan juga spesifik pekerjaan/job specification.

c) Seleksi tenaga kerja/selection

Adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat

atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelan menerima berkas

lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv /curriculum vittae milik pelamar.

Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil

dengan yang gagal memenuhi standar suatu

pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian

test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.

 Grup Pengendalian Keuangan

1. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.

2. Menyampaikan laporan bulanan ke Bank Indonesia/

3. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Pengendalian Keuangan dilengkapi dengan :

- Dept. Akuntansi

- Seksi Pelaporan Pajak

- Dept. MIS DAN Pelaporan

 Grup Treasury
Divisi Treasury mempunyai tugas pokok mengelola dan mengendalikan dana yang

bersumber dari modal sendiri, dana masyarakat, kas daerah, likuiditas Bank Indonesia

maupun dana-dana lain untuk didayagunakan secara optimal dalam kegiatan pembiayaan dan

pengembangan Bank serta peningkatan usaha-usaha pelayanan jasa perbankan lainnya.

 Grup Perencanaan & Pengembangan

Grup perencanaan dan pengembangan mempunyai tugas menyusun perencanaan,

merevisi, mengembangkan, mengusulkan dan merekomendasikan kepada Direktur Utama

mengenai pemikiran-pemikiran strategis pengembangan bank secara umum, dan melakukan

riset dan promosi dalam rangka pengembangan bank.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Grup Peencanaan dan Pengembangan

mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana kerja bank, baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

2. Melakukan penelitian mengenai perkembangan bank dan perkembangan struktur

ekonomi dan keuangan.

3. Melakukan penelitian terhadap rencana pembangunan daerah dalam rangka mengikut

sertakan peranan bank didalamnya.

4. Mengumpulkan, menyusun dan mengikuti pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi

pemerintah terutama dibidang moneter dan perbankan.

5. Menyelenggarakan survey dan mengadakan analisa pasar secara umum untuk membantu

penilaian cara promosi survey.

6. Mengupayakan langkah kerjasama dengan pihak lain dalam bidang riset dan promosi.
7. Melaksanakan study banding dalam bidang perencanaan dan pengembangan bank.

8. Mengusulkan perbaikan sistem dan prosedur serta tata kerja bank dari unit-unit

organisasi dengan memperhatikan kondisi dan peraturan perundangan yang berlaku.

9. Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan kegiatan biro sesuai

kebutuhan.

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Perencanaan dan Pengembangan dilengkapi

dengan :

 Dept. Perencanaan dan Anggaran

 Dept. Pengelolaan Organisasi

 Dept. Pengembangan Bisnis dan Jaringan

 Dept. Service Quality

 Grup Corporate Secretary

Fungsi secretary perusahaan dibentuk mengacu pada peraturan bapepam –LK-

NO.IXI.I.4 dengan tugas antara lain adalah:

1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan – peraturan yang berlaku di

bidang pasar modal.

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan yang

berkaitan dengan kondisi Bank Sulselbar.

3. Memberikan masukan kepada Direksi guna mematuhi peraturan Undang – Undang Pasar

Modal dan peraturan pelaksanaannya.

4. Sebagai penghubung/ contact person antara Bank Sulselbar dengan Bapepam-LK dan

masyarakat.
5. Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR)

6. Pengelolaan Corporate image melalui kegiatan public relation dan kehumasan

7. Mengelola kegiatan edukasi kepada masyarakat di bidang perbankan dan komunikasi

produk

 Sekretariat Umum

Divisi Sekretariat dan Umum mempunyai tugas dalam bidang kesekretariatan, surat

menyurat bidang hukum dan hubungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut

Divisi Sekretariat dan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Rapat Direksi.

2. Menyelenggarakan administrasi surat-surat keluar masuk.

3. Melakukan pembinaan kearsipan baik di Kantor Pusat maupun di cabang-cabang.

4. Melakukan tugas-tugas protokoler dan upacara-upacara resmi.

5. mengurus tamu-tamu bank termasuk keperluan-keperluan yang berhubungan dengan

itu.

6. menyiapkan, mengatur, dan menyelenggarakan dokumentasi berkenaan dengan tugas-

tugas protokoler.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi .

 Grup Teknologi Informasi

Komitmen Bank Sulselbar dalam menciptakan industry perbankan yang kuat dan

berdaya saing tinggi diwujudkan dengan diterapkanya strategi dan kebijakan pengembangan

Teknologi Informasi yang selaras dengan tujuan bisnis bank . Langkah-langkah strategis di

bidang pengembangan Teknologi Informasi telah diterapkan Bank Sulselbar untuk

mempertahankan market share dan memperluas pangsa pasar . Hal ini tergambar dengan
diaplikasikannya sistem Informasi Teknologi yang dirancang secara real time on line untuk

meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan . Ketersediaan Layanan Prima yang

menjadi salah satu pilar regional champion hanya dapat dicapai melalui dukungan

Infrastruktur teknologi dan Operasional yag sesuai dengan ekspektasi nasabah .

Teknologi Informasi yang handal juga mendukung upaya Bank untuk melakukan

efisiensi di berbagai bidang, akselerasi penerapan manajemen risiko dan implementasi tata

kelola perusahaan yang efektif . Peran Teknologi Informasi yang sangat penting bagi

kelangsungan bisnis Bank, maka sejak tahun 2009 Bank Sulselbar telah menyusun Blue

Print IT Strategic Plan . Program penerapan dan aktivitas pengembangan Teknologi

Informasi Bank Sulselbar selama tahun 2013 sebagai berikut :

1. Pengembangan Electronik data capture (EDC) dan managemen EDC

2. Pengembangan modul pembayaran PLN secara online

3. Pengembangan aplikasi money loundring (AML)

4. Pengembangan Utilities

5. Pengembangan Active Device

6. Penyusunan Informasi Teknologi Strategic Plan

7. Implementasi DRC Tahap 2

Untuk kedepan direncanakan akan dilakukan beberapa pengembangan dan upgrade

teknologi diantaranya :

1. Pengembangan Extensi Business Reporting Languange (XBRL)

2. Pengembangan mobile banking dan internet banking

3. Pengembangan Interface dan middleware


4. Penambahan jumlah dan jenis ATM serta Delivery Channel

5. Pemenuhan Lisensi – lisensi

6. Implementasi BPD Online

 Grup Manajemen Risiko

Manajemen risiko pada Bank Sulselbar diarahkan sejalan dengan rekomendasi

yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements melalui Basel Committee on

Banking Supervision sebagaimana diwajibkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank

Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko. Rekomendasi tersebut merupakan standar

bagi dunia perbankan untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati dan implementasinya

disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta

kemampuan Bank dalam hal keuangan, infrastruktur pendukung maupun sumber daya

manusia.

Esensi penerapan sistem manajemen risiko tersebut adalah kecukupan prosedur dan

metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Bank tetap dapat terkendali

(manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank. Mengacu

kepada hal dimaksud, Bank Sulselbar menyusun Risiko Management Framework

yang mencakup Kebijakan, Organisasi, Proses dan Infrastruktur.

 Grup Kepatuhan

1. Grup Kepatuhan mempunyai tugas mendistribusikan peraturan-peraturan yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia dan otoritas lainnya sekaligus melakukan sosialisasi kepada grup

terkait. Melaksanakan kajian terhadap kebijakan atau peraturan-peraturan internal.


2. Mengumpulkan dan menyediakan peraturan-peraturan internal Bank Indonesia.

3. Melakukan kajian terhadap setiap perjanjian-perjanjian yang dilakukan Bank sulselbar

dengan pihak ketiga.

4. Membuat laporan atau hasil uji kepatuhan dan melakukan analisi atau pengimplementasian

kepatuhan.

5. Pengenalan nasabah dalam rangka mengamankan kegiatan operasional khususnya terkait

program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

6. Membuat laporan setiap bulannya kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan

Komisaris terkait pelaksanaan tugas-tugas grup kepatuhan.

 Grup Audit Intern

1. Memonitoring terhadap tindakan perbaikan yang telah disetujui bersama antara tim audit

dengan audite.

2. Melakukan audit follow untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan perbaikan tersebut

telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dan target waktu yang

ditetapkan.

3. Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Audit Intern dilengkapi dengan :

- Dept. Audit Intern I

- Dept. Audit Intern II

- Dept. Audit Syariah

 Grup Pemasaran

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target-target operasional

lainnya yang telah ditetapkan.

2. Menerima berkas permohonan pembiayaan.


3. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.

4. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

5. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan.

6. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank Indonesia.

7. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding. Bertanggungjawab dalam

proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan

pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar

 Grup Unit Usaha Syariah

Grup Unit Usaha Syariah mempunyai tugas melakukan evaluasi untuk memastikan

Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undang

lain yang berlaku dalam rangka pemasaran prinsip kehatian-hatian.

Untuk melaksanakan tugasnya, Grup Unit Usaha Syariah dilengkapi dengan :

a. Dept. Akuntansi dan Pelaporan

b. Dept. Treasury dan Pemasaran


BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responsibility PT.


Bank Sulselbar

Di awali kegiatan HUT Bank Sulselbar (BSSB) setiap tanggal 13 Januari, pada tahun

2003 dimulailah kegiatan CSR berupa kegiatan donor darah bagi seluruh keluarga besar

BSSB sebagai cikal bakal kegiatan kepedualian sosial dan lingkungan sekitar. Hal ini

merupakan upaya serius dari sejak awal kegiatan CSR dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar

untuk menjadi perusahaan yang turut berperan serta dalam meningkatkan sumber daya

manusia dan mempertahankan kepedulian terhadap lingkungan sosialnya.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dari PT. Bank Sulselbar berupa

program dan kegiatan yang mengusung misi dan fokus yang berbeda-beda. Adapun program

dan kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Bank Sulselbar tersebut antara lain :

1. PT. Bank Sulselbar peduli pendidikan

PT. Bank Sulselbar mengadakan pengadaan motor perpustakaan mini yang nantinya

perpustakaan mini ini dapat menjangkau daerah-daerah terpencil sehingga daerah yang susah

dijangkau ini dapat merasakan hadirnya perpustakaan yang selama ini susah mereka temui.
Meskipun pengadaan ini belum merata setidaknya perusahaan bisa memberikan peluang

kepada masyarakat untuk memperoleh ilmu.

2. PT. Bank Sulselbar peduli kesehatan

Program bantuan diberikan oleh PT. Bank Sulselbar pada tahun 2017 yaitu

memberikan bantuan untuk pembuatan MCK bagi masyarakat desa cendako maros yang

notabenenya tidak mampu. Pembuatan MCK yang dibangun oleh PT. Bank sulselbar yaitu

sebanyak 10 unit dengan lokasi yang berbeda-beda.

3. PT. Bank Sulselbar peduli Keagamaan Dan Kerohanian

PT. Bank Sulselbar dalam hal ini membantu berupa bantuan amaliah ramadhan pada

tahun 2017 di Masjid Al Muawanah Sosial, Makassar. Dengan adanya bantuan tersebut

masyarakat pun yang berada disekitar area tersebut ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini

mengumpulkan dana dan tidak semua dibantu oleh PT. Bank Sulselbar. Dan adapun program

CSR jangka panjang yaitu membantu pembangunan masjid yang terletak di desa Manurung

Malili pada tahun 2017.

4. PT. Bank Sulselbar peduli pelestarian dan lingkungan

PT. Bank Sulselbar mangadakan kegiatan bantuan perbaikan taman jalan yang

berada di depan kampus UMI Makassar. PT. Bank Sulselbar juga memberi bantuan 50 buah

pot bunga untuk area publik di watansoppeng. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh anggota

CSR PT. Bank Sulselbar dan juga partisipasi masyarakat.

2. Deskripsi Data dan Analisis Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan

dari observasi penelitian. Dalam penelitian ini mengangkat tema mengenai Analisis
Penerapan Corporate Social Responsibility PT. Bank Sulselbar Makassar, peneliti

menggunakan Teori Kotler dan lee (2006. Teori tersebut dinilai dan dianggap lebih rasional

dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada pada penerapan Corporate

Social Responsibility ini. Adapun indikator menggunakan Penerapan dan Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility menurut Kotler dan Lee (2006) sebagai berikut :

1. Cause Promotions (promosi kegiatan sosial)

2. Cause Related Marketing (pemasaran terkait kegiatan sosial)

3. Corporate Societal Marketing (pemasaran kemasyarakatan korporat)

4. Corporate Philantropy (kegiatan filantropi perusahaan)

5. Community Volunteering (pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela)

6. Socially Responsible Business Practice (praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab

sosial)

Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan

kalimat dari hasil wawancara dengan para informan penelitian, hasil observasi lapangan,

catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi lainnya yang relevan dengan fokus

penelitian. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan Miles dan Huberman

yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktifitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data Collection), reduksi

data (Data Reduction), penyajian data (Data Display). Dan penarikan kesimpulan

(Conclusion Drawing).
Berdasarkan teknik analisis data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama

penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Disini peneliti melakukan kegiatan penelitian guna mengetahui bagaimanakah

penerapan Corporate Social Responsibility di PT. Bank Sulselbar dan mengaitkannya

dengan fakta lapangan. Hal ini dilakukan agar kita mengetahui apakah hasil temuan-temuan

dilapangan sesuai dengan kondisi sebenarnya dan memiliki keterkaitan dengan sudah

berjalannya penerapan Corporate Social Responsibility di PT. Bank Sulselbar.

Dengan banyaknya informasi yang didapat dilapangan, maka peneliti mengambil

garis besar permasalahan yang relevan dengan kajian teori Kotler dan Lee (2006). Adapun

hasil wawancara yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions)

Promosi kegiatan sosial disini perusahaan menyediakan dana atau sumber daya

lainnya yang dimiliki perusahaan untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari

masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Memberikan

peluang kepada karyawan perusahaan untuk terlibat dalam suatu kegiatan sosial.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh bapak Hartani Djurnie selaku ketua tim

CSR, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Branding Bank Sulselbar melalui pengadaan taman terbuka hijau, kendaraan kebersihan,
ambulance dan bantuan lain yang sifatnya mobile ikut mempromosikan brand bank sekaligus
kesadaran warga”.(wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal tersebut seperti dilakukan oleh Bapak Fadli selaku Anggota CSR, beliau

mengungkapkan sebagai berikut :


“Kalau saat ini sudah berjalan dengan baik, iya semua dana-dana csr yang disalurkan itu
betul-betul ke orang yang tepat atau kegiatan yang tempat terkait tentunya dengan csr itu
sendiri suatu tanggung jawab sosial”. (wawancara, 05 April 2018, 15.28 WITA)

Dari pernyataan diatas disimpulkan bahwa, memang sudah tertera dalam undang-

undang penerapan dan pelaksanaan CSR menjelaskan bahwa perusahaan wajib

melaksanakan corporate social responsibility

Karena sudah tugasnya perusahaan untuk tidak hanya mementingkan tujuan utama yaitu

maksimalisasi laba tapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan.

Hal yang diungkap oleh Ibu Yani selaku Penerima CSR dari PKPU Human Initiative,

beliau mengungkapkan :

“Jika menurut saya, penyebab promosi program CSR saya kurang paham, coba saja tanyakan
langsung ke perusahaan PT. Bank Sulselbar langsung”.(Wawancara 06 April 2018, 14,38
WITA)

Hal ini di ungkap juga oleh Ibu Ayu selaku Penerima CSR dari BKKBN, beliau

mengungkapkan :

“Menurut saya, memang perusahaan wajib bertanggung jawab kepada masyarakatnya.


Karena disatu sisi perusahaan harus mempunyai program untuk masyarakatnya. Maka dari
itu masyarakat harus berpartisipasi setiap kegiatan yang dimiliki perusahaan utamanya pada
Bank Sulselbar”.(wawancara, 09 April 2018, 14.25)

Dari semua pernyataan diatas dalam indikator promosi kegiatan sosial dapat

disimpulkan bahwa, PT. Bank Sulselbar bertanggung jawab dalam hal kepedulian sosialnya.

Dalam mendukung pengumpulan dana untuk kegiatan masalah sosial contohnya yang sudah

terlaksana berupa mengadakan pengadaan motor perpustakaan mini yang nantinya

perpustakaan mini ini dapat menjangkau daerah-daerah terpencil sehingga daerah yang

susah dijangkau ini dapat merasakan hadirnya perpustakaan yang selama ini susah mereka
temui. Begitupun dengan pembangunan mesjid di desa manurung malili sehingga

masyarakat pun merasakan manfaatnya yang di bangun oleh PT. Bank Sulselbar.

2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing)

Perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan presentase tertentu dari

penghasilan untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk, untuk

jangka waktu tertentu, serta aktivasi derma tertentu.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hartani Djurnie selaku ketua tim

CSR, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Sudah, rata-rata alokasi untuk bantuan sosial mencapai 15% dari total realisasi CSR”.
(wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Fadli selaku anggota tim CSR,

beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Sudah, tiap tahun itukan sumber dananya sekian persen dari laba tahun lalu disalurkan di
tahun depan semua itu juga sampai dengan akhir tahun 2018 itu penyalurannya dilakukan
sejak triwulan pada bulan maret kemarinkan sudah,nah yang ini kemudian selanjutnya itu
kita melihat kegiatan-kegiatan apa yang dalam waktu dekat ini sama , mungkin kegiatan-
kegiatan pemda dan yang paling penting itu kami lakukan adalah donor darah dan itu
penyalurannya menurut saya itu sudah sangat tepat sekali sesuai dengan makna dan prinsip
csr itu sendiri”. (wawancara, 05 April 2018, 15.28 WITA)

Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Yani selaku Penerima CSR dari PKPU Human

Initiative, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

‘kalau untuk kegiatan sosial sih pasti sudah dan memang rata-rata kegiatan csr yang
dilakukan bank sulselbar itu fokusnya di kegiatan sosial”. (Wawancara 06 April 2018, 14,38
WITA)
Hal ini juga diungkap oleh Ibu Ayu selaku yang menerima bantuan dari PT. Bank

Sulselbar, beliau mengungkapkan :

“Menurut saya, memang Bank Sulselbar sampai saat ini berpartisipasi dalam memberikan
bantuan kepada masyarakat dan masyarakat pun sangat berpartisipasi dalam kegiatan CSR
yang dilakukan Bank Sulselbar” .(wawancara, 09 April 2018, 14.25)

Dari semua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pihak PT. Bank Sulselbar

sangatlah berpartisipasi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Berdasarkan

besarnya penjualan produk . PT. Bank Sulselbar sudah menyumbangkan dari presentase

penghasilannya. Akan tetapi masalah komitmen yang dijalankan oleh kedua pihak

masyarakat memang tidak tahu secara mendalam karena mereka hanya melihat dan

merasakan langsung bantuan tersebut. Dan setelah kami wawancara kepada pihak penerima

memang tidak ada komitmen. Dan wawancara kepada pihak PT. Bank Sulselbar memang

sudah ada aturannya tetapi pihak perusahaan tidak memakai komitmen.

3. Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporate Societal Marketing)

Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk merubah perilaku

masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga

kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye

Corporate Social Marketing (Pemasaran Kemasyarakatan Korporat) lebih banyak terfokus

untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni isu-isu

kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta keterlibatan

masyarakat.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hartani Djurnie selaku Ketua

Tim CSR, beliau mengungkapkan :


“Terkait dengan cause promotion sekaligus program kegiatan CSR yang sifatnya produktif
dan sustain”. (wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal ini juga dikemukakan oleh Bapak Fadli selaku Anggota Tim CSR, beliau

mengungkapkan :

“Semua kegiatan yang kita support dengan bantuan csr itu, itu semuanya programnya
kaitannya dengan lingkungan hidup, kesehatan apalagi kesejahteraan masyarakat itu semua
terkait karena memang itu kualifikasinya, persyaratannya jadi ada beberapa kegiatan masuk
di kami macam kayak proposal atau apa itu memang disortir ada rapatnya csr yaitu disortir
sedemikian rupa sama timnya itu kegiatan-kegiatan yang di support itu kaitannya ini-ini
semua jadi diluar dari pada ini tidak kita bantu karena yaa prinsip dari csr itu sendirikan
mengenai tanggung jawab sosial toh entah itu lingkungan hidup, kesehatan, kesejahteraan
masyarakat dan lain-lain”. (wawancara, 05 April 2018, 15.28 WITA)

Hal ini juga diungkap oleh ibu Yani selaku Penerima CSR dari PKPU Human

Initiative, beliau mengungkapkan :

“Menurut saya, sebagian kecil sudah dirasakan oleh masyarakat dan mereka pun yang
merasakan manfaatnya ikut berpartisipasi dalam program Corporate Social Responsibility
yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar”. (Wawancara 06 April 2018, 14,38 WITA)

Hal ini dikemukakan oleh Ibu Ayu selaku penerima CSR dari BKKBN, beliau

mengungkapkan :

“Pihak Bank Sulselbar sampai saat ini sudah pernah melaksanakan program dalam bidang
sosial dan ekonomi saya kira itu”.( wawancara, 09 April 2018, 14.25)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa, PT. Bank Sulselbar memang terfokus

untuk mangajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan maupun meningkatkan

kesejahteraan masyarakat itu perlu, dan dengan adanya tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar ini dapat membantu masyarakat agar dapat mengolah

lingkungannya itu dengan benar sehingga terciptalah peluang untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, tentu dalam hal ini mesti ada sinergi antara perusahaan dan

lingkungan sosialnya. Tapi dalam hal yang sifatnya jangka panjang PT. Bank Sulselbar

belum ada.

Maka dapat saya simpulkan bahwa belum terlalu optimalnya program pemasaran

sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar.

4. Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philantropy)

Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan

masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai,

paket bantuan, atau pelayanan sacara Cuma-Cuma. filantropi perusahaan biasanya berkaitan

dengan berbagai kegiatan sosial yang menjadi prioritas perhatian perusahaan.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hartani Djurnie selaku Ketua

Tim CSR, beliau mengungkapkan :

“Sering khususnya kepada korban bencana, rumah ibadah, panti asuhan dan kepada
masyarakat miskin” (wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal serupa diungkap oleh Bapak Fadli selaku Anggota Tim CSR, beliau

mengungkapkan :

“Selalu, yaa inikan tunai dalam arti kata kayak kemarin pt bank sulselbar itu mengumpulkan
sekitar 4 atau 5 panti asuhan, panti asuhan yang sementara sekolah diberikan bantuan untuk
belanja di agung yang kemarin itu agung jadi 1 voucher itu diksih ke anak sekitar 300 ribu /
anak nilainya itu mereka bisa melakukan belanja alat-alat kebutuhan sekolah yang kalau kita
ada kaitannya pemberian uang secara tunai bantuan dan pelayanan secara Cuma-Cuma yaa
ini sedangkan secara Cuma-Cuma itu juga kami juga biasa melakukan seperti kayak donor
darah pemeriksaan kesehatan gratis bahkan tahun lalu kalau tidak salah sempat juga
pemeriksaan papsmir ke perempuan untuk bisa mendeteksi sejak dini yang namanya kanker
serviks dan yang lain-lain iya itu sempat kita kerja sama dengan apalagi ini klinik ada klinik
saya lupa namanya yang biasa kita kerja sama untuk bagi masyarakat yang mau daftar
pemeriksaan papsmir” (wawancara, 05 April 2018, 15.28 WITA)
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Yani selaku Penerima CSR dari PKPU Human

Initiative, beliau mengungkapkan :

“Pernah, tapi itu awal waktu pertama kali kita kerjasama dengan bank sulselbar, selanjutnya
dalam bentuk voucher saya kira itusih (Wawancara 06 April 2018, 14,38 WITA)

Hal ini juga di ungkapkan oleh Ibu Ayu selaku Penerima CSR, beliau

mengungkapkan :

“Pernah, Bank Sulselbar memberikan bantuan uang, paket bantuan ataupun pelayanan secara
Cuma-Cuma seperti bantuan hewan qurban”.(wawancara, 09 April 2018, 14.25)

Dari semua pernyataan informan diatas dapat di simpulkan bahwa, dalam Indikator

Corporate Philantropy (kegiatan filantropi perusahaan) sudah berjalan secara optimal

karena dalam indikator ini sudah jelas perusahaan seharusnya memberikan bantuan

berbentuk uang secara tunai. Adapun pemberian secara Cuma-Cuma yaitu seperti pemberian

uang tunai senilai Rp.300.000 kepada anak panti asuhan untuk digunakan membeli

keperluan sekolah, hal ini dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar pada tahun 2017. Walaupun

bantuan yang diberikan perusahaan belum bersifat jangka panjang tapi hal ini bisa dijadikan

langkah awal untuk lebih memperhatikan dari lingkup pendidikan itu sendiri.

5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela (Community Volunteering)

Perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise

atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna

membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran

program.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hartani Djurnie selaku Ketua

Tim CSR, beliau mengungkapkan :


“Kalo jumlah karyawan yang turun dalam setiap program ya mungkin sekitar 12-16 orang”
(wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal yang diungkapkan oleh Bapak Fadli selaku Anggota Tim CSR, beliau

mengungkapkan :

“Pada dasarnya csr inikan ada timnya, tapi tim csr ini kini dibentuk untuk
mengelola,mensortir melihat kegiatan-kegiatan apa yang dilaksanakan semua pegawai
terlibat tapi tim csr sendiri secara administratif ji saja karena bagaimanapun inikan juga
harus kita buat secara pengeluaran dananya harus kuat sacara administrratif pengeluaran
dananya dan perlu ada pertanggung jawabannya dan lain-lain timnya itu saat pelaksanaan
semua pegawai terlibat disaat ada donor darah semua pegawai dilibatkan pada saat ada
pelayanan kesehatan gratis semua pegawai dilibatkan dan dalam tim itu ada sekitar 10
orang”. (wawancara, 05 April 2018, 15.28 WITA)

Hal yang diungkapkan oleh Ibu Yani selaku Penerima CSR dari Human Initiative,

beliau mengungkapkan :

“Menurut saya, kalau masalah jumlah karyawan sih rata-rata turun semua tapi jika masalah
berapa jumlah karyawannya saya tidak menghitung lebih rinci”. (Wawancara 06 April 2018,
14,38 WITA)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ayu selaku Penerima CSR dari BKKBN, beliau

mengatakan :

“Kalau jumlah karyawan itu hari yang saya perhatikan kalau nda salah 3- 4 karyawan saja
yang saya liat dan itu hanya yang berkepentingan saja”.(wawancara, 09 April 2018,
14.25)

Dari pernyataan para informan diatas dapat disimpulkan bahwa, indikator

Community Volunteering (pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela) dikatakan belum

terlalu optimal karena karyawan dari PT. Bank Sulselbar masih kurang yang turut serta

dalam kegiatan sosial. Jumlah karyawan yang di terjunkan di setiap kegiatannya berjumlah
10-16 karyawan sehingga dapat saya menyimpulkan bahwa belum optimalnya jam sukarela

di PT. Bank Sulselbar.

6. Praktik Bisnis Yang Memiliki Tanggung Jawab Secara Sosial (Socially

Responsible Business Practice)

Dalam program ini, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas

yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup.

Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta

organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.

Sedangkan yang dimaksud kesejahteraan mencakup di dalamnya aspek-aspek kesehatan,

keselamatan, serta kebutuhan pemenuhan kebutuhan psikologis dan emosional.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hartani Djurnie selaku Ketua

Tim CSR, beliau mengungkapkan :

“Pemberian kredit program ataupun bantuan hibah modal usaha bagi pelaku usaha mikro dan
kecil se Sulselbar” (wawancara,05 April 2018, 11.38 WITA)

Hal ini juga dikemukakan oleh Bapak Fadli selaku Anggota Tim CSR, beliau

mengemukakan :

”praktek bisnis yang dilakukan berarti terkait bisnisnya bank ini kalau bisnisnya bankkan ada
2 pada dasarnya kegiatan bank ada 2 yang pertama menghimpun dana dan menyalurkan dana
tersebut menjadi kredit kalau dikatakan melaksanakan seperti kaitannya dengan penyaluran
kredit kalau bank sulselbar itukan kita bank daerah yang kaitannya dengan pegawai-pegawai
negeri yang ada produk-produk kredit itu yang kita kemas memang itu dia memang khusus
untuk peningkatan kesejahreraan masyarakat dalam hal ini untuk usaha, usaha kecil
menengah dan lain-lain jadi pegawai-pegawai atau masyarakat umum bisa juga mengambil
untuk bantuan kur untuk meningkatkan bisnisnya atau usahanya mungkin kaitannya itu kalau
untuk memelihara lingkungan hidup secara praktek bisnis yang mengena mungkin tidak ada
yang langsung tapi pada dasarnya salah satu visi misinya kamikan di bankkan yaitu menjadi
mitra strategis pemda jadi kalau pemda memang ada kegiatan kaitannya pemeliharaan
lingkungan hidup yaa bank sulselbar turut support”. (wawancara, 05 April 2018, 15.28
WITA)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Yani Selaku Penerima CSR dari PKPU Human

Initiative, beliau mangatakan :

“Menurut saya, saya pernah dengar adanya kegiatan tersebut, jika tidak salah kegiatan paktek
bisnis yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar memang ada tetapi masalah untuk lebih
detailnya saya tidak tahu”. (Wawancara 06 April 2018, 14,38 WITA)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ayu selaku Penerima CSR, beliau mengatakan :

“Kalau selama saya disini yang saya tahu kalau praktek bisnis ini kayaknya belum pernah
ada,semua perusahaan kan bisa masuknya kemana saja. Yang selama saya disini belum
pernah ada”.(wawancara, 09 April 2018, 14.25)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dari indikator Socially Responsible

Business Practice (praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial) sudah bisa

dikatakan optimal karena PT. Bank Sulselbar sudah melaksanakan praktek bisnis ini dengan

baik dan terorganisir. Jika masyarakat sudah merasakan manfaatnya disini juga perusahaan

harus bisa memprogramkan hal ini dalam Corporate Social Responsibility yang jangka

panjang dan sangat membantu di masyarakat.

Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan teori Kotler dan Lee (2006) yang

memiliki (6) enam indikator diantaranya :

1) Cause Promotion (promosi kegiatan sosial),

2) Cause Realted Marketing (pemasaran terkait kegiatan sosial),

3) Corporate Societal Marketing (pemasaran kemasyarakatan korporat),

4) Corporate Philantropy (kegiatan filantropi perusahaan),

5) Community Volunteering (pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela),


6) Socially Responsible Business Practice (praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab

sosial).

1. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions)

Berkenaan dengan perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang

dimiliki oleh perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah sosial

atau mendukung pengumpulan dana, partisipasi masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela

untuk suatu kegiatan tertentu. Disini PT. Bank Sulselbar mengadakan kegiatan penyebab

promosi kepada masyarakat yaitu mengadakan bantuan Puskesmas di Makassar dan tentunya

dengan adanya pendirian Puskesmas ini masyarakat dapat lebih terbantu dalam hal

penanganan kesehatan. Dari kegiatan tersebut dengan tujuan menciptakan kepedulian

terhadap masyarakat serta perhatian suatu masalah sosial merupakan aktivitas Corporate

Social Responsibility. Salah satu tujuan komunikasi persuasif yang ingin dicapai oleh PT.

Bank Sulselbar melalui Cause Promotion adalah menciptakan kesadaran masyarakat bahwa

pentingnya penanganan kesehatan. Kegiatan promosi untuk mengunggah kesadaran

masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu juga dilakukan oleh Galxo, Smith dan

Klein yang memproduksi obat turun panas.

2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing)

Ketika sebuah perusahaan menyatakan bahwa sebagian dari keuntungan atau

penjualan produknya akan disumbangkan untuk kegiatan sosial tertentu, maka perusahaan

tersebut sedang melakukan apa yang disebut sebagai Cause Related Marketing (CRM). Pada

aktivitas Corporate Social Responsibility ini perusahaan memiliki komitmen untuk

menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilan untuk suatu kegiatan sosial

berdasarkan besarnya penjualan produk.


Terkait dengan indikator yang kedua yaitu mengenai apakah PT. Bank Sulselbar

sudah menyumbangkan penghasilannya untuk kegiatan sosial. Bahwa dari pihak perusahaan

dalam hal ini sudah memberikan bantuan atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bahkan

dari pihak perusahaan sudah memberikan rata-rata alokasi bantuan sosial mencapai 15% dari

total realisasi CSR seperti contohnya dalam rana pendidikan yaitu memberikan bantuan

berupa beasiswa dhuafa dan berprestasi. Dengan kata lain bahwa dari hasil bantuan sosial

tersebut dapat memberikan manfaat kepada yang mendapatkan dan kepada yang

memberikan.

3. Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporate Societal Marketing)

Pada aktivitas Corporate Social Responsibility ini perusahaan mengembangkan dan

melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan

kesehatan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejateraan

masyarakat. Corporate Societal marketing (pemasaran kemasyarakatan korporat) ini

dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat adalah suatu issue

tertentu.

Terkait dengan indikator diatas bahwa, hampir semuanya sudah dirasakan oleh

masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemasaran sosial perusahaan dalam

program Corporate Social Responsibility dan saya kira sudah cukup maksimal tanggung

jawab sosial yang diberikan oleh PT. Bank Sulselbar seperti Branding Bank Sulselbar melalui

taman terbuka hijau, kendaraan kebersihan, ambulance dan bantuan lain yang sifatnya mobile

yang ikut mempromosikan brand bank sekaligus kesadaran warga. Oleh karena itu dengan hal

ini program Corporate Social Responsibility yang sifatnya jangka panjang sangat diperlukan

oleh masyarakat.
Gambar 4 Penyerahan mobil ambulance
Sumber : PT. Bank Sulselbar

4. Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philantropy)

Corporate Philantrophy (kegiatan filantropi perusahaan) mungkin merupakan bentuk

Corporate Social Responsibility yang paling tua. Pada aktivitas Corporate Social

Responsibility ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma/Cuma-

Cuma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk

pemberian uang secara tunai, bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara Cuma-Cuma.

Dari indikator diatas bahwa, selama ini PT. Bank Sulselbar sudah pernah

menyumbangkan bantuan uang tunai secara Cuma-Cuma kepada masyarakat. Adapun

bantuan secara Cuma-Cuma yang diberikan pada tahun 2017 yaitu memberikan voucher

senilai Rp 300.000 kepada anak-anak panti asuhan untuk digunakan membeli perlengkapan

sekolah di Toko Agung Ratulangi. Dan sampai saat ini bentuan pemberian uang secara

Cuma-Cuma masih tetap jalan. Dengan adanya bantuan seperti diatas dapat membantu anak-

anak yang memang membutuhkan dalam hal ini juga harus mempunyai fokus terhadap

bantuan yang arahnya ke pendidikan.


Gambar 5 Penyerahan Bantuan Perlengkapan Sekolah
Sumber : PT. Bank Sulselbar

5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela (Community Volunteering)

Pada aktivitas Corporate Social Responsibility ini perusahaan mendukung dan

mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran atau pemegang franchise agar

menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi

masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program. Bentuk dukungan

perusahaan kepada karyawannya untuk melaksanakan Program Community Volunteering

(pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela) antara lain memasyarakatkan etika

perusahaan melalui komunikasi korporat yang akan mendorong karyawan untuk menjadi

sukarelawan bagi komunitas, menyarankan kegiatan atau aktivitas amal tertentu yang bisa

diikuti oleh para karyawan. Perusahaan wajib mengorganisir tim sukarelawan untuk suatu

kegiatan sosial dan membantu karyawan menemukan kegiatan sosial yang akan

dilaksanakan melalui survey ke wilayah yang diperkirakan membutuhkan bantuan

sukarelawan, mencari informasi melalui website atau dalam beberapa kasus dengan

menggunakan software khusus yang akan melacak aktivitas sosial yang cocok dengan minat

karyawan yang akan menjadi tenaga sukarelawan.


Indonesia adalah Negara berdaulat yang bebas membuat regulasi, termasuk yang

terkait tanggung jawab sosial dilaksanakan secara sukarela (voluntary) namun di Indonesia

terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang memasukkan isu tanggung jawab

sosial dilaksanakan perusahaan sehingga sifatnya tidak sekedar sukarela tapi menjadi

kewajiban hukum.

Keadaan lingkungan yang memperhatikan, merupakan salah satu alasan perlunya

pemerintah menetapkan regulasi yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Perusahaan

menjadi bagian dari masyarakat (sosial).

Dari indikator diatas disebutkan bahwa, PT. Bank Sulselbar jumlah karyawan yang

mengikuti kegiatan setiap Program Community Volunteering (sukarela masyarakat) yang

dilaksanakan oleh PT. Bank Suselbar berjumlah 10-16 orang. Sehingga dapat saya

simpulkan bahwa masih kurangnya karyawan yang mengikuti kegiatan setiap program CSR

ini dalam hal Community Volunteering (pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela)

6. Praktik Bisnis Tanggung Jawab Sosial

Pada aktivitas Corporate Social Responsibility ini perusahaan melaksanakan aktivitas

bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi

yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan

memelihara lingkungan hidup. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup di dalamnya aspek-

aspek kesehatan, keselamatan, kebutuhan pemenuhan kebutuhan psikologis dan emosional.

Praktik bisnis yang bertanggung jawab sosial adalah dimana korporasi beradaptasi

dan melakukan praktek kebijakan bisnis dan investasi sosial yang mendukung untuk

meningkatkan kesejahteraan komunitas dan melindungi lingkungan. Perbedaan utama


berfokus pada kebijakan kegiatan, bukan mereka yang diamanatkan oleh undang-undang

atau peraturan atau hanya diharapkan, karena memenuhi standar moral atau etis.

Komunitas diinterpretasikan secara luas untuk mencakup karyawan perusahaan,

pemasok, distributor, mitra dari sector nirlaba dan masyarakat, serta anggota masyarakat

umum dan kesejahteraan masyarakat bisa merujuk kepada kesehatan dan keselamatan, serta

kebutuhan psikologis dan emosional.

Dari indikator diatas bahwa PT. Bank Sulselbar untuk berinvestasi dalam hal

mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan PT. Bank Sulselbar sendiri selama ini selalu menjaga dan melestarikan

lingkungan hidup. Dan untuk melaksanakan praktek bisnis yang mendukung kegiatan sosial

dan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disini PT. Bank

Sulselbar memberikan pelatihan pemanfaatan eceng gondok yang selama ini banyak

ditemukan di lingkungan sekitar warga dan dengan adanya pemanfaatan ini dapat berguna

dan bisa menjadikan peluang usaha untuk masyarakat sekitar untuk membuat anyaman yang

terbuat dari eceng gondok tersebut contohnya seperti rak yang terbuat dari eceng gondok

dan ini sangatlah bermanfaat bagi masyarakat

Tabel 3
Pembahasan dan Hasil Temuan Lapangan
Kriteria Penelitian Hasil Temuan Lapangan Kategori
Dalam indikator penyebab
promosi, bahwa PT. Bank
Sulselbar menyediakan dana
untuk kegiatan sosial. Yaitu
PT. Bank Sulselbar
1. Penyebab
melaksanakan kegiatan sosial Sudah berjalan optimal
Promosi
dan dibantu partisipasi
masyarakat contohnya
pembangunan mesjid dan
pengadaan perpustakaan
keliling
Dalam indikator penyebab
terkait pemasaran bahwa PT.
2. Penyebab Bank Sulselbar menyisihkan
Terkait penghasilan keuntungan Sudah berjalan optimal
Pemasaran untuk kegiatan sosial
contohnya seperti donor
darah
Dalam indikator terkait
Pemasaran sosial perusahaan
bahwa PT. Bank Sulselbar
sudah melaksanakan dengan
cukup maksimal tanggung
jawab sosial yang diberikan
oleh PT. Bank Sulselbar
3. Pemasaran
seperti Branding Bank
Sosial Sudah berjalan optimal
Sulselbar melalui taman
Perusahaan
terbuka hijau, kendaraan
kebersihan, ambulance dan
bantuan lain yang sifatnya
mobile yang ikut
mempromosikan brand bank
sekaligus kesadaran warga
Dalam philantrophy
perusahaan PT. Bank
Sulselbar sudah memenuhi
permintaan masyarakat
4. Philantrophy
berupa bantuan uang secara Sudah berjalan opimal
Perusahaan
Cuma-Cuma seperti
pemberian voucher senilai
Rp.300.000 kepada anak
panti asuhan.
Dalam indikator sukarela
masyarakat bahwa PT. Bank
Sulselbar masih kurang yang
mengikuti jam sukarela
5. Sukarela
terhadap kegiatan sosial atau Belum berjalan optimal
Masyarakat
Corporate Social
Responsibility dalam hal ini
belum optimal.
Dalam indikator praktik
bisnis yang bertanggung
jawab secara sosial PT. Bank
Sulselbar Disini memberikan
6. Praktik bisnis
pelatihan pemanfaatan eceng
yang
gondok yang selama ini
bertanggung Sudah berjalan optimal
banyak ditemukan di
jawab secara
lingkungan sekitar warga dan
social
dengan adanya pemanfaatan
ini dapat berguna dan bisa
menjadikan peluang usaha
untuk masyarakat sekitar

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam indikator pemasaran sosial perusahaan bahwa, sudah berjalan optimal

tanggung jawab sosial yang diberikan oleh PT. Bank Sulselbar seperti Branding Bank

Sulselbar melalui taman terbuka hijau, kendaraan kebersihan, ambulance dan bantuan

lain yang sifatnya mobile yang ikut mempromosikan brand bank sehingga ini bisa
meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya hal tersebut dan dengan adanya

Penerapan Corporate Social Responsibility dari PT. Bank Sulselbar dapat

menciptakan keharmonisasian antara perusahaan dan masyarakat.

2. Dalam indikator philanthropy perusahaan bahwa, selama ini PT. Bank Sulselbar

sudah pernah menyumbangkan bantuan uang tunai secara Cuma-Cuma kepada

masyarakat. Adapun bantuan secara Cuma-Cuma yang diberikan pada tahun 2017

yaitu memberikan voucher senilai Rp 300.000 kepada anak-anak panti asuhan untuk

digunakan membeli perlengkapan sekolah di Toko Agung Ratulangi. Dan sampai saat

ini bentuan pemberian uang secara Cuma-Cuma masih tetap jalan. Dengan adanya

bantuan seperti diatas dapat membantu anak-anak yang memang membutuhkan dalam

hal ini juga harus mempunyai fokus terhadap bantuan yang arahnya ke pendidikan.

Dan sudah berjalan optimal

3. Dalam indikator sukarela masyarakat belum berjalan optimal karena dalam hal ini

masih kurangnya karyawan yang ikut turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial yang

dilaksanakan oleh perusahaan.

4. Dalam indikator praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial sudah berjalan

optimal dan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena dengan optimalnya praktik

bisnis yang dilakukan Bank Sulselbar dapat membantu untuk terciptanya

kesejahteraan masyarakat.

B. Saran

beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :


1. Tingkatkan terus untuk menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilan jika

bisa masyarakat membuat komitmen dengan PT. Bank Sulselbar untuk berkelanjutan

yang lebih panjang.

2. Membuat peraturan yang terkait dengan jam sukarela agar kiranya seluruh karyawan

PT. Bank Sulselbar wajib turut andil dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan

perusahaan dalam hal ini Corporate Social Responsibility.

3. Memperbanyak melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) yang bersifat jangka panjang dan bantuan yang dilakukan agar lebih

merata diseluruh wilayah kerja PT. Bank Sulselbar.

4. Perusahaan PT. Bank Sulselbar harus membuat inovasi-inovasi baru sehingga dapat

menambah pendapatan untuk perusahaan itu sendiri yang akan berdampak lebih

dalam memenuhi bantuan yang dibutuhkan masyarakat.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendorong

pelaksanaan praktek bisnis yang diberikan oleh PT. Bank Sulselbar sehingga bisa

berjalan lebih optimal.

You might also like