You are on page 1of 12

REFERAT

UNGUIS INCARNATUS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Penyakit Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
Ari Astuti
2006 031 0020

Diajukan Kepada :
dr. Endang T.S., Sp. KK

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD TIDAR MAGELANG

2011
HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT

UNGUIS INCARNATUS

Disusun Untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Tidar Magelang

Disusun oleh :
Ari Astuti
2006.031.0020

Telah dipresentasikan pada Maret 2011


Dan telah disetujui oleh

Dokter Pembimbing

(dr. Endang T.S., Sp. KK)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….... 1
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..... 4
B. Tujuan …………………………………………………………….... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
UNGUIS INCARNATUS ………………………………………………….. 5
A. Definisi……………………………………………………………… 5
B. Epidemiologi………………………………………………………... 5
C. Etiologi……………………………………………………………… 5
D. Patofisiologi………………………………………………………… 6
E. Manifestasi klinis…………………………………………………… 7
F. Diagnosis……………………………………………………………. 7
G. Terapi……………………………………………………………….. 8
H. Prognosis……………………………………………………………. 10
I. Pencegahan………………………………………………………… 10
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kuku kaki tumbuh ke dalam yang disebut sebagai unguis incarnatus adalah keadaan
yang umum terjadi dan sering dialami oleh dewasa dan remaja, dengan prevalensi lebih tinggi
pada pria. Hal ini disebabkan karena berbagai macam etiologi seperti sepatu yang tidak pas atau
terlalu lancip, pemotongan kuku yang tidak baik, trauma kronis, dan tekanan eksternal yang
berlebihan. Kuku yang tumbuh masuk ke dalam tersebut menginduksi respon inflamasi, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan lokal jaringan granulasi, dan kadangkala infeksi. Pasien sering
mengeluh adanya nyeri pada lipatan kulit sisi lateral atau medial dan nyeri saat berjalan (Nazari,
2006).

B. TUJUAN
Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme terjadinya unguis incarnatus
agar diagnosis dapat ditegakkan lebih dini sehingga pasien mendapat penanganan yang lebih
adekuat, tepat, dan cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

UNGUIS INCARNATUS

A. DEFINISI
Unguis incarnatus atau onychocryptosis adalah keadaan dimana kuku tumbuh secara
berbelok dan masuk ke dalam kulit. Unguis incarnatus biasanya terjadi pada tepi kuku.
Pertumbuhan yang tidak baik ini mengiritasi kulit sehingga menyebabkan reaksi inflamasi
(ACFAS, 2005).

B. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian unguis incarnatus tidak diketahui dengan pasti, karena banyak instansi
tidak memberikan perhatian lebih terhadap kepentingan medis untuk keadaan ini. Jari yang
paling sering mengalami unguis incarnatus adalah ibu jari kaki, dengan prevalensi terbanyak
pada daerah lateral daripada daerah medial (Benzoni, 2010). Unguis incarnatus jarang ditemui
pada anak-anak namun banyak terjadi pada remaja, dan kejadiannya meningkat seiring
bertambahnya usia (Benzoni, 2010). Prevalensi unguis incarnatus lebih tinggi pada pria
dibanding wanita (Nazari, 2006).

C. ETIOLOGI
Unguis incarnatus disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Pemotongan kuku yang tidak tepat : penyebab terbanyak unguis incarnatus adalah memotong
kuku terlalu pendek, sehingga posisi kulit bagian tepi kuku terdorong ke dalam dan
membentuk lipatan antara kuku dan kulit. Ketika kuku tumbuh, kuku akan mendesak dan
tumbuh ke dalam lipatan tersebut (ACFAS, 2005).
b. Tekanan eksternal : sepatu yang begitu sempit menekan kutikula sehingga kuku tumbuh
berbelok dan mendesak kulit (Benzoni, 2010).
c. Trauma : unguis incarnatus juga bisa terjadi akibat trauma, seperti tersandung, benda jatuh
mengenai jari kaki, atau melakukan aktivitas yang menyebabkan tekanan berulang pada jari
kaki seperti menendang atau berlari (ACFAS, 2005).
d. Kondisi kuku : unguis incarnatus juga bisa disebabkan karena hilangnya kuku akibat trauma
sebelumnya, sehingga kuku tumbuh melalui alur yang tidak sama dengan kuku sebelumnya
(ACFAS, 2005).

D. PATOFISIOLOGI
Kuku kaki yang tumbuh ke dalam sering terjadi pada bagian hallux, timbul karena
tekanan lokal, kebersihan lipatan kuku dan kulit yang buruk, serta iritasi akibat etiologi yang
mendasarinya. Unguis incarnatus menyebabkan nekrosis jaringan lunak pada bagian yang
tertekan, disertai ulserasi, inflamasi, bahkan infeksi. Posisi kulit bagian tepi kuku terdorong ke
dalam, dan membentuk lipatan antara kulit dan kuku. Ketika kuku tumbuh, kuku mendesak dan
tumbuh ke dalam lipatan tersebut. Adanya jaringan granulasi akibat proses inflamasi dan kuku
yang tumbuh ke dalam kulit menyebabkan kulit terdorong ke atas dan terlihat lebih menonjol
(Gerritsma-Bleeker et al., 2002).

Unguis incarnatus juga bisa terjadi pada bagian anterior kuku disebabkan karena pemotongan
kuku yang terlalu pendek, sehingga pertumbuhan kuku ke depan mendorong kulit dan menembus
permukaan kulit (Bossers, et al., 1992)
Variasi anatomi dikenal berperan dalam kekambuhan unguis incarnatus. Variasi anatomi
ini antara lain ; pertama, pertumbuhan kuku yang terlalu lebar atau miring sehingga tekanan
antara sepatu, kulit jari, dan kuku menjadi lebih besar. Kedua, tepi kuku yang terlalu melingkar
ke dalam. Ketiga, kulit jari yang terlalu lembek sehingga mudah tertusuk oleh tepi kuku.
Keempat, hipovaskularitas jaringan karena penyakit seperti diabetes mellitus. Kelima, adanya
daerah cekung antara kuku dan kulit, karena lipatan kuku yang dalam mengakibatkan timbunan
mikroorganisme (Johnstone, 1962).

Tekanan ekstrenal pada dinding kuku deformitas kuku

Kuku tumbuh ke dalam lipatan

Reaksi inflamasi ulserasi pada lipatan

Infeksi pada jaringan dan lipatan antara kulit dan kuku (paronikia)

Keringat dan kotoran

Patogenesis unguis incarnatus (Bossers, et al., 1992)

E. MANIFESTASI KLINIS
Unguis incarnatus menyebabkan nyeri dan rasa tidak enak pada kaki, mengganggu
aktivitas harian, hobi dan olahraga, bahkan menyebabkan pasien tidak bisa bekerja (Gerritsma-
Bleeker et al., 2002). Pasien sering mengeluh adanya nyeri pada lipatan kulit sisi lateral atau
medial, disertai reaksi peradangan lokal berupa edema, kemerahan, dan teraba hangat, serta
adanya gangguan saat berjalan (Nazari, 2006).

F. DIAGNOSIS
Diagnosis unguis incarnatus ditegakkan bila terdapat kuku jari yang tumbuh masuk ke
dalam kulit di sekitar kuku disertai adanya reaksi inflamasi (Benzoni, 2010).
G. TERAPI
Terapi unguis incarnatus yang diberikan adalah untuk menghilangkan rasa sakit (terapi
simptomatis), berupa pemberian analgesik parasetamol dan untuk mencegah terjadinya infeksi,
yaitu dengan pemberian antibiotik oral. Sedangkan terapi kausatif unguis incarnatus dapat
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain :

1. Terapi Mekanik
a. Teknik pemasangan lempeng perak berbentuk kail ikan
Potongan lempeng perak setebal 1/100 inci dengan lebar 1/8 inci dan panjang 1 inci yang
dibentuk sedemikian rupa menyerupai kail ikan, dipasangkan pada tepi kuku yang mengalami
unguis incarnatus setelah area kuku dan kulit yang terluka dibersihkan dengan antiseptik dan
kuku yang menembus kulit sebelumnya dipotong. Potongan perak tersebut dipasang selama 1-2
minggu. Proses penyembuhan berlangsung selama 3-4 minggu setelah pemasangan (Taylor,
1896).

b. Teknik pembidaian dengan plastik silinder


Kuku dibersihkan dengan antiseptik dan diberi anestesi lokal lidokain 1-2.5%. Plastik
silinder yang biasa digunakan sebagai tutup jarum suntik berukuran 29G dipotong kedua
ujungnya, kemudian di pasang pada tepi kuku yang mengalami unguis incarnatus (Nazari, 2006).
2. Terapi Bedah
a. Teknik ekstraksi kuku sebagian dengan eksisi matriks parsial
Pangkal jari diikat dengan tourniquet, kemudian kuku dibersihkan dengan antiseptik dan
diberi anestesi lokal lidokain 1-2.5%. Kulit kuku bagian proksimal (eponikium) dipotong, lalu
kuku secara longitudinal dipotong sebagian, mulai dari bagian distal sampai proksimal hingga
matriks kuku (Bossers, et al., 1992).
b. Teknik ekstraksi kuku sebagian dengan fenolisasi matriks
Pangkal jari diikat dengan tourniquet, kemudian kuku dibersihkan dengan antiseptik dan
diberi anestesi lokal lidokain 1-2.5%. Eponikium tidak dipotong, namun kuku dipotong sebagian
dari ujung hingga pangkal kuku yang tampak. Kemudian eponikium dan matriks ditempel cotton
bud yang telah direndam dalam alkohol 80%. Cotton bud tersebut ditempel pada eponikium dan
matriks kuku selama satu menit, kemudian diganti dengan alkohol 70% (Gerritsma-Bleeker et
al., 2002).

H. PROGNOSIS
Prognosis pasien unguis incarnatus adalah baik, dengan kejadian rekurensi (terjadi unguis
incarnatus ulangan) sekitar 10-30% kasus (Benzoni, 2010).

I. PENCEGAHAN
Unguis incarnatus dapat dihindari dengan cara mengurangi tekanan eksternal berlebihan
yang mengganggu kuku seperti menggunakan sepatu dengan ujung yang lebih longgar,
memotong kuku tidak terlalu pendek, dan membersihkan tepi kuku secara rutin (ACFAS, 2005).
KESIMPULAN

Unguis incarnatus yang disebut juga dengan onychocryptosis adalah keadaan dimana
kuku tumbuh ke dalam menembus kulit sekitarnya sehingga menyebabkan reaksi inflamasi. Hal
ini sering disebabkan karena pemotongan kuku yang tidak tepat dan kompresi eksternal yang
berlebihan. Terapi yang digunakan untuk mengatasi unguis incarnatus dapat berupa terapi
mekanik dan terapi bedah. Prognosis unguis incarnatus adalah baik.
DAFTAR PUSTAKA

American College of Foot and Ankle Surgeons (ACFAS). 2005. Ingrown Toenail. Podiatry
Association of Houston.

Benzoni, Thomas E. 2010. Ingrown Toenails. Emergency Medicine : Trauma and Ortophedics
www.emedicine.com

Bossers, A.M., Jansen, I.M.C., Eggink, W.F. 1992. Rational Therapy for Ingrown Toenails : A
Prospective Study. Acta Orthopaedica Belgica : vol 58-3; 325-329.

Gerritsma-Bleeker, et al. 2002. Partial Matrix Excision or Segmental Phenolization for


Ingrowing Toenails. American Medical Association : ARCH SURG/Vol 137, Mar
2002.

Johnstone, Marshal W. 1962. Ingrown Nails and Other Toenail Problems Surgical Treatment.
California Medicine : Oct vol 97, no 4; 222-226.

Nazari, S. 2006. A simple and practical method in treatment of ingrown nails : splinting by
flexible tube. Journal of European Academy of Dermatology and Venereology
(JEADV) : 1-5.

Taylor, Henry Ling. 1896. Ingrown Toenail Mechanically Treated. The Journal of Bone and
Joint Surgery; s1-9:106-109

You might also like