You are on page 1of 8

PERCOBAAN VII

PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan jumlah muatan pada larutan sampel.
II. DASAR TEORI
Konduktivitas adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Konduktivitas berperan penting dalam proses permesinan
elektrokimia. Karena ada relevansi antara konsentrasi dan konduktivitas suatu
larutan, maka untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan
cara mengukur konduktivitas larutan tersebut (Budiman dan Suhardjono, 2012).
Meningkatnya aktivitas kation mampu meningkatkan nilai pH tanah akibat
berkurangnya pengaruh asam-asam organik. Dengan menurunnya kation-kation
Cu, Zn, Mn, Fe, Co, Al, Ni, Pb, Cd dan Hg. Pemberian bahan mineral tidak
meningkatkan DHL tanah gambut. Hal ini disebabkan pada dasarnya nilai DHL
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam-garam di larutan, begitu pula
sebaliknya. Pengukuran parameter ini didasrkan pada konsep bahwa arus listrik
dihantarkan oleh larutan garam dibawah kondisi standar akan meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi garam di larutan (Firlana dkk., 2013).
Konduktivitas listrik dari larutan air adalah sebuah ukuran berapa banyak
material yang terlarut dalam air. Onduktivitas listrik selalu diukur dengan
penyelidikan yang menerapkan voltase antara dua elektroda dan rekaman
menurunnya voltase. Penurunan ini menunjukkan resistansi air, yang kemudian
diubah sebagai konduktivitas. Konduktivitas elektrik tidak dapat diukur secara
langsung namun dihitung dari pengukuran resistansi dari sebuah elektrolit dimana
konduktivitas dan resistansi berbanding terbalik (Aldosky dan Shamdeen, 2011).
Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion yang terkandung di
dalamnya. Ion memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantarkan arus listrik.
Maka dari itu nilai konduktivitas listrik hanya menunjukkan konsentrasi ion total
dalam larutan. Banyaknya ion di dalam larutan juga dipengaruhi oleh padatan
terlarut di dalamnya. Semakin besar jumlah padatan terlarut di dalam larutan maka
kemungkinan jumlah ion dalam larutan juga akan semakin besar, sehingga nilai
konduktivitas listrik juga akan semakin besar. Jadi, disini dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan antara jumlah zat padat terlarut yang dinyatakan dengan TDS
dengan nilai konduktivitas listrik (Irwan dan Afdal, 2016).
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar
dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tak
terhingga, daya hantar ekivalen elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya.
Masing- masing ion mempunyai daya hantar ekivalen yang tergantung pada
(Szafran dkk., 1991) :
1. Jumlah ion yang ada, tergantung pada jenis elektrolit (kuat/lemah) dan
konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit kuat/lemah
memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran
tak berhingga.
2. Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada.
Penggunaan konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya
dua golongan elektrolit, yaitu (Atkins, 1987) :
1. Elektrolit kuat
Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang
dengan bertambahnya konsentrasi.
2. Elektrolit lemah
Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi
mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi
bertambah.
Konduktivitas elektrik adalah salah satu sifat tanah, dimana
berhubungan dengan komposisi tanah secara alami (ukuran partikel,
distribusi, mineralogi), struktur (porositas, ukuran pori distribusi,
konektivitas), kandungan air dan temperatur. Elektrisitas dalam tanah pada
intinya tergantung pada banyaknya air yang ada didalam pori-pori. Hasil
observasi di dalam laboratorium menunjukkan bahwa resistivitas tanah
turun dengan naiknya air dalam pori (Bai dkk., 2013).

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Gelas Beker 25 ml 4 buah
2. Gelas Beker 50 ml 5 buah
3. Gelas Beker 100 ml 7 buah
4. Gelas Beker 150 ml 2 buah
5. Labu ukur 25 ml 2 buah
6. Neraca analitik 1 buah
7. Gelas ukur 25 ml 1 buah
8. Pengaduk kaca 1 buah
9. Konduktivimeter 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Pipet tetes 1 buah

B. BAHAN
1. NaCl
2. NiSO4.6H2O
3. KCl
4. KNO3
5. CuSO4.5H2O
6. MgCl2
7. CuCl2.2H2O
8. AlCl3.6H2O
9. Akuades
10. Methanol

C. GAMBAR ALAT

Gelas beker Neraca analitik


Pipet tetes

Labu ukur Gelas ukur

Kaca Pengaduk
Konduktivimeter

IV. CARA KERJA


Larutan KCl dibuat dalam aquades 10-2 M dan alat conductivity meter di
set pada posisi 1413 µs. Larutan standar KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O,
NiSO4.6H2O, MgCl2, CuCl2.2H2O, dan AlCl3.6H2O dibuat masing-masing
sebesar 5.10-3 M dalam aquades pada volume 100 ml. Diulangi langkah tersebut
dengan digunakan pelarut methanol pada volume 50 ml. Nilai konduktansi
spesifik dicatat pada masing-masing larutan standar. Setiap hasil pengukuran
dikoreksi terhadap nilai konduktansi spesifik pelarut (Kpel) sehingga : K = Klarutan –
Kpelarut. Hantaran molar larutan standar dihitung. Dua langkah sebelumnya
diulangi untuk didapatkannya hantaran molar larutan sampel. Jumlah muatan
larutan sampel ditentukan berdasarkan jumlah matan larutan standar yang
bersesuaian nilai hantar molarnya.
V. DATA PERCOBAAN
Larutan ( 5.10-3 M ) Konduktivitas (aquades) Konduktivitas
(µs) (metanol)
(µs)
KCl 1044 375
NaCl 1124 1208
KNO3 880 793
ALCl3.6H2O 2557 1085
NiCl2.6H2O 1688 540
MgCl2.6H2O 1716 699
CuCl2.2H2O 1894 395
CuSO4.5H2O 1186 81
FeSO4.7H2O 1351 86

K sampel (aquades) = 144 (µs)


K sampel (methanol) = 192(µs)
K aquades = 53 (µs)
K methanol = 2 (µs)

VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jumlah muatan pada larutan sampel..
Adapun prinsip dari percobaan adalah penentuan muatan pada suatu senyawa melalui
pengukuran besarnya konduktifitas senyawa dalam pelarut tertentu dengan menggunakan alat
konduktimeter (conductivity meter).
Larutan elektrolit lemah mempunyai harga daya hantar listrik. Larutan elektrolit kuat
mempunyai konduktifitas yang lebih besar karena ion-ion pada elektrolit kuat akan terdisosiasi
sempurna menjadi ion yang menghantarkan arus. Disosiasi merupakan proses reversibel yang
nilainya berbeda-beda pada setiap larutan.

Senyawa yang akan dihitung konduktivitasnya adalah KCl; NaCl; KNO3;


ALCl3.6H2O; NiCl2.6H2O; MgCl2.6H2O; CuCl2.2H2O; CuSO4.5H2O;
FeSO4.7H2O. Penggunaan larutan standar tersebut dikarenakan larutan-larutan tersebut
merupakan larutan elektrolit, yang dapat menghantarkan listrik. Adapun pelarut yang digunakan
dalam percobaan ini adalah aquades dan methanol yang akan digunakan sebagai perbandingan
besarnya konduktivitas pada pelarut yang berbeda. Data yang diperoleh dari
percobaan ini adalah konduktivitas larutan yang dikoreksi terhadap konduktivitas
pelarut menghasilkan nilai konduktivitas spesifik (K). Nilai K digunakan untuk
menghitung nilai daya hantar listrik (Δm) setelah dibagi dengan konsentrasi
larutan. Kemudian dilakukan penganalisaan hubungan antara jumlah muatan
senyawa terhadap daya hantar senyawa tersebut. Menurut literature, hubungan
yang terjadi jika jumlah muatan semakin besar maka nilai daya hantar molarnya
juga akan semakin besar.

Jumlah ion Δm (aquades) (scm2mol-1) Δm (methanol) (scm2mol-1)


1 - 65-90
2 118-131 130-170
3 235-273 200-240
4 408-435 >300
5 >560 -
Tabel 6.1 Hubungan jumlah ion dengan nilai daya hantar molar

Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :

Larutan sampel Jumlah Pelarut aquades Pelarut metanol


5 x 10 -3 M ion Δm (scm) Δm (scm) Δm (scm) Δm (scm)
treori teori
KCl 2 198,2 118-131 74,6 130-170
NaCl 2 204,2 118-131 241,2 130-170
KNO3 2 165,4 118-131 158,2 130-170
ALCl3.6H2O 4 500,8 408-435 216,6 >300

NiCl2.6H2O 2 325 118-131 107,6 130-170

MgCl2.6H2O 3 332,6 235-273 139,4 200-240

CuCl2.2H2O 3 368,2 235-273 78,6 200-240


CuSO4.5H2O 2 226,6 118-131 15,8 130-170

FeSO4.7H2O 2 259,6 118-131 16,8 130-170

sampel 2 18,2 - 38 -

Dari persamaan Δm = 1000K/C diketahui bahwa konsentrasi berbanding


terbalik dengan nilai daya hantar molar. Dari hasil percobaan diketahui bahwa
nilai daya hantar molar semakin meningkat bersama dengan peningkatan jumlah
ionnya. Besar DHL pada masing-masing senyawa juga berbeda-beda. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya pebedaan sifat pelarut yang digunakan, dimana
akuades lebih polar dari pada methanol yang semi polar. Faktor inilah yang
menyebabkan perbedaan DHL. Pelarut yang memiliki kepolaran tinggi dapat
menghantarkan listrik lebih kuat. Berarti lebih banyak ion yang ada dalam pelarut
tersebut.
Pada hasil percobaan yang didapat, jumlah ion sampel adalah 2. Hal ini
dikarenakan Δm sampel mendekati Δm dengan jumlah ion 2 pada teori pada
aquades maupun methanol.

VII. KESIMPULAN
Muatan larutan sampel yang didapatkan dari hasil percobaan adalah

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1987. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.

Aldosky, H.Y.J., Shamdeen, S.M.H. 2011. A New System for Measuring


Electrical Conductivity of Water As A Function Of Admittance. Journal of
Electrical Biompedance, 2 : 86-92.

Bai, W., Lingwei, K., Aiguo, G. 2013. Effect of Physical Properties on Electrical
Conductivity of Compacted Lateritic Soil. Journal of Rock Mechanics And
Geotechnical Engineering, 5 : 406-411.
Budiman, A., Suhardjono. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Larutan Terhadap Laju Pelepasan Material Pada Proses Electrochemical
Machining. Journal Teknik POMITS, 1(1).

Firlana, Sarifuddin, Lubis, K.S. 2013. Efek Air Laut, Zeolit, Dan Pasir Vulkan
Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut. Jurnal Online Agroteknologi, 1(2).

Irwan, F., Afdal. 2016. Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik Dengan Total
Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur Pada Beberapa Jenis Air. Jurnal
Fisika Unand, 1(5).

Szafran, Z., Ronald, M.P.S., Mono M.S. 1991. Micriscale Inorganic Chemistry : A
Comprehensive Laboratory Experience. New York : John Willew and
Sons.

IX. LAMPIRAN
1. Laporan kelompok
2. Perhitungan
3. Jurnal

Surakarta, 17 April 2018

Asisten Praktikum Praktikan

( Ajeng Aulia Martina ) ( Muhammad Sarifudin )

You might also like