1. Metode ROSIER Bedasarkan data Desain yang dianjurkan Aplikasi yang lain Metode ROSIER dan SAMURAI untuk riset kesehatan di IGD dalam berkaitan dengan proses SAMURAI lenih penanganan stroke akut dasar (Riskesdas) menangani pasien penanganan stroke akut menitik beratkan pada din instalasi gawat tahun 2007 jumlah stroke akut adalah adalah mengacu pada penanganan di IGD, darurat total penderita menggunakan tool Guidelines for the Early assessment cepat, stroke diindonesia, Recognition of stroke in Management of Patiens diagnose tepat, sekitar 2,5% atau emergency room With Iskemic Stroke A penunjang CT-Scan 250 ribu orang (ROSIER), yang Scientific Statement dan laboratorium meninggal dunia merupakan bagian dari Frome the Stroke beberapa fungsi organ dan sisanya cacat metode SAMURAI Council of the untuk mendukung ringan ataupun dengan menilai awal American Stroke proses penanganan. berat. Data dengan 7 item yakni Association (ASA). menyebutkan dari riwayat penurunan yang memiliki target 2.065 pasien stroke kesadaran dan kejang, waktu yang akan dirawat di tanda gangguan diperhitungkan untuk Rumah sakit neurologis wajah, mencegah kecacatan Indonesia, usia ekstermitas tangan dan kegagalan pada rata-rata adalah maupun kaki, gangguan penderita stroke akut. 56,8 (standar bicara, visual yang Assessment dan Deviasi 13,3 tahun) menurun. Selain klinis diagnosa awal dengan (kisaran 18-95 penilaian dengan tepat, pemeriksaan tahun), 12,9% mengumpulkan data penunjang terutama kurang dari 45 demografi, riwayat CT-Scan secara tahun, dan 35,8% stroke sebelumnya, berjenjang tergantung lebih dari 65 tahun. onset serangan, factor kondisi pasien, resiko, NIHSSS skor, pemeriksaan tekanan darah, kadar laboratorium darah atau glukosa darah, hasil serum untuk CT-Scan. Rosier mengetahui beberapa merupakan skala yang pemberat atau efektif dalam komplikasinyang ada mendiagnosa awal pada pasien seperti DM pasien stroke akut atau (Diabetes Meilitus), TIA yang dating ke CHF (Cronic Health IGD. Failure), fungsi ginjal dan liver, pemantauan gula darah secara berkala, kemudian keputusan penggunaan terapi trombolisis dengan tepat, proses monitoring menjadi bagian terpenting dalam tata laksana baru kemudian dilakukan proses rujukan ke unit Stroke akut atau ICU (intensif Care Unit) dalam waktu kurang dari 3 jam. 2. Perilaku perawat dalam Jumlah responden Studi pendahuluan ini Tidak terdapat Hasil penelitian yang mencegah aspirasi pada di unit stroke dan merupakan penelitian pembanding dalam dilakukan pada 78 pasien stroke: studi unit pearawatan deskriptif dengan jurnal tersebut responden RS di pendahuluan umum RS tipe A di responden 78 perawat Jakarta menunjukkan sebanyak 78 ruang rawat inap yang karakteristik perawat didominasi pernah merawat pasien responden yang golongan usia stroke, dan dipilih sebagian besar adalah dewasa awal, dengan teknik perempuan usia dengan jenis consecutive sampling. dewasa awal, lulusan kelamin Pengukuran variable D3 keperawatan dan perempuan, dengan tingkat pengetahuan, masa kerja lebih dari latar belakang sikap dan tindakan lima tahun. Sebagian pendidikan D3 menggunakan besar responden Keperawatan, dan instrument berupa belum pernah masa kerja lebih kuisioner yang disusun mengikuti pelatihan dari 5 tahun. dan dikembangkan perawatan pasien Sebagian besar peneliti dari teori yang stroke. Hasil belum pernah ada, serta telah valid penelitian mengikuti dan reliable. Setelah menunjukkan hamper pelatihan mendapatkan penjelasan setengah responden perawatan stroke. tentang manfaat dan memiliki cukup Pasien stroke resiko penelitian, pengetahuan, dan merupakan kuisoner diisi dan mayoritas sikap kelompok resiko dijawab langsung olehb positif, serta tertinggi terhadap responden dan melakukan tindakan kejadian aspirasi, dikumpulkan dalam yang baik dalam baik akibat amplop tertutup untuk mencegah penurunan menjaga privasi dan aspirasipada pasien kesadaran maupun kerahasiaan informasi stroke gangguan menelan. yang diberikan. Data Perawat berperan dipero;leh dianalisis penting dalam dengan menggunakan mencegah analisis univariat untuk terjadinya aspirasi mengetahui proporsi pada pasien stroke. dan karakteristik masing-masing variable. 3. Batasan karakteristik Subjek dari Penelitian ini adalah Menurut National Hasil penelitian ini dan factor yang penelitian ini penelitian deskriptif Institute of menunjukkan bahwa berhubungan (etologi) dipilih dari laporan dengan pendekatan Neurological Disorders tidak semua batasan diagnose keperawatan: akhir asuhan retrospektif. Instrument and Stroke (NINDS) karakteristik dan hambatan mobilitas keperawatan pada penelitian ini efek yang mungkin factor yang fisik pada pasien program profesi adalah lembar ceklist terjadi akibat stroke berhubungan stsroke ners stase KMB batasan karakteristik dapat berupa paralisis, (etiologi) dari tahun 2012-2014 dan factor yang deficit fungsi kognitif, diagnosa keperawatan PSIK FK UNLAM. berhubungan. Analisis deficit bahasa, deficit hambatan mobilitas Terdapat 26 data dilakuakan secara emosional dan rasa fisik muncul pada catatan univariat, yaitu analisa sakit. pasien stroke iskemik dokumentasi psien yang dilakukan dengan atau hemoragik stroke yang melihat karakteristik sehingga sangatlah digunakan pada masing-masing variable penting bagi perawat penelitian ini. yang diteliti, analisis ini memiliki kemampuan hanya menghasilkan berfikir kritis saat distribusi dan memberikan asuhan persentase pada variable keperawatan pada batasan karakteristik pasien stroke. dan factor yang Penelitian dengan berhubungan studi dokumentasi ini memiliki keterbatsan akibat pengukuran tidak dilakukan secara langsung oleh peneliti. Data yang digunakan pada penelitian ini terbatas pada data-data yang telah didokumentasikan pada laporan akhir asuhan keperawatan stase KMB program profesi ners PSIK FK UNLAM 4. 5.