You are on page 1of 7

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN

KACANG TANAH

Magfira
Pendidikan Teknologi Pertanian,Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Email : magfiraptp17@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk : (1) mengetahui jarak tanam terbaik untuk


budidaya kacang tanah, dan (2) mengetahui usahatani kacang tanah yang paling
efisien, dan layak. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, dengan
perlakuan jarak tanam yang diulang 4 kali. Jarak tanam yaitu 40 x 15 cm (J1), 30 x
15 cm (J2), 25 x 20 cm (J3), 20 x 20 cm (J4), dan 25 x 25 cm (J5). Pengamatan
dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong per tanaman.
Data. Untuk efisiensi usahatani dilakukan perhitungan R/C ratio. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) jarak tanam yang optimal kacang tanah di lahan kering
yaitu 30 x 15 cm dan 25 x 20 cm, ( 2) usahatani kacang tanah pada kelima jarak
tanam layak dan menguntungkan. Namun yang paling efisien adalah dengan jarak
tanam 30 x 15 cm dengan R/C ratio = 1,93.

Kata kunci: kacang tanah, produktivitas, pendapatan.

PENDAHULUAN
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogae L.) berasan dar amerika selatan,
diperkirakan dikawasan sekitar Bolivia, Brazil dan Peru. Tanaman kacang tanah telah
dibudidayakan sejak tahun 1500 sebelum masehi, terutama oleh orang Indian di
Amerika Selatan.

Menurut Rukmana (2007), taksonomi tanaman kacang adalah Kingdom:


plantae, Divisio: Spermatphyta, Subdivisio: Angiospermae, Classis: Dicotyledoneae,
Ordo: Rosales, Familia: Leguminoceae, Genus: arachis, Species: Arachis hypogeae
L.

Kacang tanah mempunyai dua tipe pertumbuhan yang berbeda yaitu tipe
tegak dan menjalar. Tipe tegak lebih disenangi oleh petani karena berumur genjah
yaitu 100-120 hari dan saat panenlebih mudah. Sedangkang tipe menjalar berumur
panjang yaitu 5-6 bulan dan ginofornya menyebar menurut arah penyebarnya cabang
tanaman (Somaatmaja,1990)

Kacang tanah adalah komoditas pangan yang bernilai ekonomi cukup tinggi
dan merupakan sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan
kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, dan
meningkatnya kapasitas industri makanan di Indonesia (Adisarwanto 2000).
Peningkatan produktivitas juga dapat diupayakan dengan memperbaiki kultur teknis,
seperti pengaturan jarak tanam, pemupukan yang tepat dan seimbang, pengaturan
air dan sistem drainase . Pengaturan jarak tanam cukup penting karena jarak tanam
berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh , penyediaan unsur hara, air dan
cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan dan
bila terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi antar tanaman yang
mengakibatkan produktivitas rendah. Populasi tanaman dapat ditingkatkan sampai
mencapai daya dukung lingkungan. Keterbatasan lingkungan akan menjadi pembatas
pertumbuhan tanaman. Menurut prinsip faktor pembatas Leibig, materi esensial yang
tersedia minimum cenderung menjadi faktor pembatas pertumbuhan (Odum 1959,
Boughey 1968). Pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk
menekan kompetisi antar tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai populasi yang
optimum untuk mendapatkan produksi maksimum.

Apabila tingkat kesuburan tanah dan air cukup tersedia, maka kepadatan
tanaman yang optimum ditentukan oleh kompetisi di atas tanah daripada di dalam
tanah atau sebaliknya.(Andrews dan Newman 1970). Menurut Murrinie (2011),
jarak tanam yang dianjurkan pada kacang tanah bervariasi yaitu 40 cm x 10 cm, 40
cm x 15 cm, 40 cm x 20 cm, 30 cm x 20 cm, 30 cm x 15 cm atau 20 cm x 20 cm.
Jumlah biji yang ditanam bervariasi satu atau dua biji per lubang. Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang d an Umbi 201 4 681 Tujuan penelitian ini
adalah 1) mengetahui jarak tanam terbaik kacang tanah di lahan kering, dan 2)
mengetahui usahatani kacang tanah yang layak dan menguntungkan.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima
perlakuan jarak tanam diulang sebanyak empat kali. Perlakuan jarak tanam
sebagai berikut : (1) J1 = 40 x 15 cm, (2) J2 = 30 x 15 cm, (3) J3 = 25 x 20 cm,
(4) J4 = 20 x 20 cm, dan (5) J5 = 25 x 25 cm.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah
varietas Kelinci dan pupuk Urea (50 kg/ha), dan NPK Pho nska (100 kg/ha).

Pelaksanaan Pengkajian meliputi:


 Tanah diolah dengan cara dicangkul, kemudian diratakan. Selanjutnya
dibuat empat blok, masing-masing blok terdiri atas lima petak dengan
ukuran 15 m x 17 m per petak. Jarak antarpetak 30 cm, jarak antarblok 80
cm.
 Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara ditugal masing-masing
dua benih per lubang sesuai perlakuan, tanpa penjarangan sehingga jumlah
tana man adalah dua tanaman/lubang.
 Tanaman kacang tanah dipupuk dengan 50 kg/ha Urea dan 100 kg/ha NPK
Phonska pada saat tanama n berumur 10 HST dengan cara disebar.
 Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang
tumbuh di antara pertanaman. Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada
umur 3 minggu dan 5 minggu.
 Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai d engan kondisi di
lapangan. Insekt isida dan fungisida yang digunakan untuk pengendalian
antara lain con fidor, curacron dan dithane.
 Panen dilakukan bila minimal 75% daun tanaman telah mulai kering, kulit
polong telah mengeras dan berwarna coklat, biji telah terisi penuh, kulit
biji tipis dan mudah dikupas. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman
beserta polongnya.

Variabel pengamatan terdiri atas data agronomi meliputi tinggi tanaman, jumlah
cabang, jumlah polong pertanaman, dan bobot polong basah ; dan data ekonomi atau
analisis usahatani meliputi biaya prod uksi, pendapatan, dan penerimaan .

Data agronomi dianalisis dengan analisis ragam (Anova) dan untuk menguji
perbedaan antarperlakuan digunakan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple
Range Test) pada taraf 5%. Data usahatani menggunakan analisis RC ratio.
Effisiensi usa hatani dapat diperoleh dengan menghitung Return Cos Ratio (analisis
R/C), yaitu perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya produksi
(Sulastri dkk.2011).

R/C ratio = TR / TC

di mana: TR = Total penerimaan (Rp), dan TC = Biaya total dalam rupiah.

Analisis ini menunjukkan tingkat efisiensi ekonomi dari usaha tani kacang tanah,
yang akan dicapai apabila: R/C ratio >1, berarti usahatani efisien dan
menguntungkan ; R/C ratio = 1 , berarti usaha tani tidak rugi dan tidak untung, dan
R/C ratio <1, berarti sahatani belum efisien dan tidak menguntungkan. .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman kacang tanah tidak berbeda nyata pada semua jarak tanam
(Tabel 1). Hal ini diduga tinggi tanaman lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
genetik dari pada lingkungan. Varietas kacang tanah yang digunakan sama, begitu
juga kondisi lingkungan sekitar pengujian.

Tinggi Jumlah
Jarak tann Cabang per Jumlah Bobot polong Populasi
tanam Saat Tan (buah) polong Basah tann
panen J Pertan (butir) (kg/ha) Saat panen
(cm) u
J1 (40x15) 44,23 a m 7,05 a 30,90 a 3,25 b 333.333
J2 (30x15) 44,40 a l 6,53 a 28,10 b 3,85 a 444.444
J3 (25x30) 41,95 a a 6,60 a 26,00 c 6,68 a 400.000
J4 (20x20) 43,18 a h 6,45 a 25,00 cd 3,75 a 500.000
J5 (25x25) 44,58 a 6,60 a 23,80 d 2,81 c 320.000
CV 4,19 C 6,44 4,04 3,87
a

Jumlah cabang

Jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang per tanaman ini
diduga karena kacang tanah yang digunakan masih satu varietas. Selain itu populasi
yang digunakan pada kajian ini tidak terlalu rendah, (berkisar 320.000 - 500.000
tanaman) sehingga pembentukan cabang relatif sama. Murrinie (2011), menyatakan
bahwa populasi rendah (200.000 tanaman) meningkatkan jumlah cabang dan buku
pertanaman.

Jumlah Polong Pertanaman


Pada Tabel 1 diketahui bahwa jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah
polong pertanaman. Jarak tanam 40 cm x 15 cm memili ki jumlah polong
terbanyak, berbeda nyata dengan jarak tanam lainnya, kemudian diikuti oleh jarak
tanam 30 cm x 15 cm. Sementara jarak tanam 25 cm x 25 cm menghasilkan jumlah
polong pertanaman terendah, tidak berbeda nyata dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm.
Jarak tanam 40 cm x 15 cm memiliki jumlah polong pertanaman tertinggi, karena
populasi tanaman paling rendah sekitar 333.333 tanaman, sementara jarak tanam 30
cm x 15 cm memiliki populasi 444.444 tanaman ,25 x 20 cm populasi 400.000
tanaman , dan jarak tanam 20 cm x 20 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi 2014 683 cm populasi 500.000 tanaman . Populasi yang
rendah memiliki tingkat kompetisi yang rendah terhadap penyerapan unsur hara, air,
cahaya matahari dan ruang tumbuh, sehingga hasil fotosintesis lebih optimal untuk
pembentukan polong. Di bandingkan antara jarak tanam 40 cm x 15 cm (populasi
333.333 tanaman) dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm (populasi 320.000 tanaman)
yang sama- sama memiliki populasi yang relatif rendah, terjadi perbedaan yang nyata
terhadap jumlah polong per tanaman. Hal ini terjadi karena, jarak tanam 40 cm x
15 cm lebih baik.

Pengaturan jarak tanam membuat ruang tumbuh sehingga mempermudah


tanaman untuk memperoleh cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan faktor
penting dalam proses fotosintesis dan penentu laju pertumbuhan tanaman (LPT) ,
khususnya intensitas, lama penyinaran, dan kualitas penyinaran Hasil fotosintesis
yang optimal akan digunakan dalam pembentukan polong dan berbagai bagian
penting dari tanaman.

Jarak tanam 25cm x 25cm, walaupun memiliki populasi yang rendah


(renggang) teta pi karena tidak ada perbedaan jarak antar baris tanaman dengan
dalam baris tanaman menyebabkan daun cepat saling menutupi. Bila daun saling
menutupi maka cahaya tidak dapat diteruskan pada daun bagian bawah sehingga
fotosintesis tidak optimal sehingga mempengaruhi pembentukan polong dan organ
tanaman lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pada populasi yang sama, dengan
jarak tanam yang berbeda akan menunjukkan hasil yang berbeda. Jarak tanam
dengan pengaturan jarak antarbaris lebih besar dibandingkan dengan dala m baris
akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding kan dengan jarak tanam dengan
antarbaris dan dalam barisnya sama.

Efisiensi Usahatani Kacang Tanah


Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat efisiensi usahatani kacang tanah dalam
penelitian ini mendekati satu, berarti kurang efisien (Tabel 2). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa penerimaan hampir sama dengan biaya input. Nisbah R/C
semestinya harus lebih dari dua, karena apabila R/C ratio sama dengan satu, maka
petani masih rugi dengan waktu yang dikorbankan pada usahatani. Dengan demikian
petani di daerah penelitian belum bisa mengelola input dan atau belum mampu
meningkatkan output yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Herrnanto (1996)
bahwa efisiensi yang diperoleh dari usahatani bergantung pada pengelolaan input yang
digunakan. Semakin besar output dengan input yang sama, atau semakin kecil input
dengan output yang sama maka nilai R/C ratio semakin besar, berarti usahatani tersebut
lebih efisien, dan sebaliknya.

Tabel 2. Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan bersih usahatani kacang tanah
varietas kelinci di Desa Labuan Haji Kabupaten Lombok Timur permusim tanam (per
hektar).
No Uraian Perlakuan jarak tanam
. J1 J2 J3 J4 J5
1. Biaya produksi (Rp) 333.333 444.44 400.000 500.000 320.000
A. Biaya tetap
a. Pajak 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000
Total biaya tetap 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000
(Rp)
B. Biaya variable
a. Benih (Rp) 1600.000 2720.000 2000.000 2500.000 1600000
b. Pupuk (Rp) 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000
c. Pestisida (Rp) 405.083 405.083 405.083 405.083 405.083
d. Tenaga kerja 3.985.00 3.985.00 3.985.00 3.895.00 3.895.00
(Rp) 0 0 0 0 0
Total biaya 6.400.08 7.460.00 6.740.08 7.240.08 6.340.08
variable (Rp) 3 0 3 3 3
Total biaya 6.440.08 7.500.08 6.780.08 7.280.08 6.380.08
produksi 3 3 3 3 3
(A+B)(Rp)
2. Penerimaan (Rp)
a. Produksi (Rp) 3.250 3.855 3.687 3.755 3.812
b. Harga jual (Rp) 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500
Total penerimaan
(Rp)
3. Pendapatan bersih (Rp) 4.934.91 5.992.41 6.124.41 5.862.41 3.461.91
7 7 7 7 7
4. R/C ratio 1.77 1.80 1.90 1.81 1.54
Sumber: Data primer diolah tahun 2010

Dari Tabel 2 diketahui bahwa usahatani kacang tanah Varietas Kelinci layak dan
menguntungkan. Tetapi usaha tani kacang tanah yang memiliki tingkat efisien
tertinggi (R/C ratio =1,93) diperoleh dengan jarak tanam 30 cm x 15 cm karena
kacang tanah pada jarak tanam tersebut mampu memberikan hasil polong yang
cukup tinggi dibandingkan dengan jarak tanam yang lainnya.

KESIMPULAN
1. Jarak tanam yang memberikan hasil polong segar paling tinggi di lahan kering adalah 30 cm
x 15 cm.
2. Usahatani kacang tanah dengan kelima jarak tanam layak dan menguntungkan. Namun yang
paling efisien adalah usahatani kacang tanah dengan jarak tanam 30 cm x 15 cm dengan R/C
ratio = 1,93.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto,T.2000. Penetapan anjuran pupuk P berdasarkan uji tanah dijenis tanah
Entisol. Laporan Tahunan Balitkabi 1999/2000.23 p .

Andrews, R. E. dan E. I. Newman. 1970. Root density and comp etition for nutrient.
Plant Ecol. 5: 147 - 161.

Astanto K. 2010. Pengembangan Kacang Tanah di Indonesia dalam Prosiding


Simposium Penelitian Tanaman Pangan V. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Hal. 70- 77. Malang.

Boughey, A. S. 1968. Ecology of population. The Mac- Millan Co., New York

BPS. 2009. Luas tanam, Produksi dan produktivitas Kacang Tanah di Indonesia. Biro
Pusat Statistik Nasional. Jakarta.

BPS NTB. 2013. Luas tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas kacang tanah
di Nusa Tenggara barat. Biro Pusat Satistik Nusa Tenggara Barat. Mataram.

Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani . Jakarta. Penebar Swadaya.

Mintarsih, Eppy Yuliani, Sri Hannasih dan Joko Widyatmoko. 1989. Pengaruh Jarak
Tanam di dalam Barisan Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Varietas Arjuna. Farming: 3- 13.

Murrinie Endang Dewi, 2011. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan
Pergeseran Komposisi Gulma Pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak tanam
yang berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus Jawa Tengah.

You might also like