Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Bakteriologi ini. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua
tentang Sejarah Penemuan Mikroba. Penulis juga berterimakasih kepada dosen
pembimbing penulis dalam mata kuliah Bakteriologi yang telah memberi tugas
makalah ini kepada penulis.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis minta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini dan penulis sangat mengharapakan
masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membacanya.
penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
BAB XI PENUTUP...............................................................................................45
11.1 KESIMPULAN..............................................................................45
11.2 SARAN..........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut.
1) Pengertian dari fisiologi bakteri?
2) Proses terjadinya respirasi aerob dan anaerob?
3) Proses terjadinya metabolisme karbohidrat oleh bakteri?
1.3 Tujuan Penulisan
Keempat masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan:
1) Mendeskripsikan pengertian Fisiologi Bakteri;
2) Menjelaskan Proses terjadinya respirasi aerob dan anaerob ;
3) Menjelaskan Proses terjadinya metabolisme karbohidrat oleh bakteri;
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fisiologi Bakteri
1.Fisiologi Pertumbuhan Bakteri
Pada pertumbuhan Kuman terjadi sintesa yang khas dan berimbang dan
komponen-komponen protoplasma dan bahan-bahan gizi (nitrien) yang terdapat
dalam lingkungan, Ini merupakan proses yang terus berubah menurut waktu dan
merupakan sifat utama makhluk hidup.
E.O2
5
Berdasarkan keperluan akan oksigen, dalam pertumbuhan bakteri oksigen sangan
penting dalam keperluan oksigennya. Sama dengan potensial reduksi oksidasi. Kita
menggunakan suatu media kultur yang berisi keseluruhan substansi larutan oksigen
dan membuatnya pada suatu gradasi oksigen. Bakteri akan mempunyai suatu bentuk
tingkah laku yang berbeda.
Ketika bakteri berkembang dengan sendirinya pada suatu permukaan; adalah bakteri
MURNI AEROB.
Jika bakteri berkembang dengan sendirinya pada kedalaman dimana sangat
sedikit O ; adalah bakteri MURNI ANAEROB. O2 nya adalah racun. Beberapa
bakteri menempati seluruh tabung, adalah dikatakan bakteri AERO-ANAEROB
fakultatif; nutrisi membawa sampai kondisi mendidih untuk menangkap. Pada
akhirnya, beberapa hidup sampai selebar permukaan tabung, ini adalah bakteri
MIKRO-AEROFOLIK; bakteri ini membutuhkan beberapa kadar O2. Karena itu pada
pengetahuan tentang bakteri, harus menggunakan dispositive/alat untuk menangkap
O2, bakteri memilih dirinya sendiri untuk perkembangan yang baru.
F. Temperatur
Bakteri mempunyai temperature optimum yaitu dimana bakteri tersebut tumbuh
sebaik – baiknya dan batas – batas temperature dimana pertumbuhan dapat terjadi.
G. pH
pH mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri patogen
mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6. pH mendekati 7 pada mayoritas bakteri. Kita
menggunakan banyak buffer. Kita membahas berbagai macam bakteri yang berada
pada pH alkalin optimal sepertivibrio kholera dengan pH 8,5 sampai 9, dan bakteri
acidofilik seperti laktobasilus yang berkembang sampai dengan mendekati pH 6.
Fase penyesuaian diri: memungkinkan lebih atau kurang pemanjangan oleh kondisi
preseden dan penggunaan souche/ketegangan. Hal tersebut menjawab adaptasi bakteri
6
pada kondisi kultur, temperatur dan waktu sintesa, para enzim mutlak diperlukan.
Bisa dinilai, pertumbuhan ini adalah nol.
Fase II: Fase akselerasi: memulai pertumbuhan aktif, sintesa yang mempunyai
maksimum dan penilaian bakteri tersebut dari pertumbuhannya akan menambahkan
pencapaian nilai yang lebih meningkat.
Fase IV: Fase penurunan: menilai pertumbuhan yang akan berkurang dan ditemukan
kembali oleh basis baru. Itu adalah akhir dari fase eksponensial.
Fase V: Fase stationer: menilai pertumbuhan = 0 dan jumlah bakteri mencapai nilai
optimum nya. Hasil maksimum adalah terikat pada kualitas media kultur.
Fase VI : Fase lisis : sesuai usia media kultur. Memungkinkan menjadi lebih atau
berkurang nya intens/kekuatan, mengikuti beberapa jenis bakteri. Ketika media
aus/lelah, tidak mempunyai lebih pertumbuhan aktif. Berhentinya pertumbuhan
adalah jatuh tempo yang mempunyai kelelahan substansi nutrisi, modifikasi kondisi
metabolis, akumulasi produksi racun. Jika kita memelihara media/lingkungan yang
sehat, mungkin kita selalu pada pertumbuhan eksponensial.
7
2.2 Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP digunakan
oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi.
Organisme yang melakukan respirasi aerob adalah Hewan, tumbuhan, sebagian besar
jamur, dan sebagian kecil bakteri. Respirasi Aerob ialah bentuk normal respirasi. Hal
ini membutuhkan oksigen dan melapaskan energi paling banyak dari
glukosa.Persamaan reaksi untuk perombakan satu molekul glukosa secara sederhana
adalah sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 38 ATP
Glukosa Oksigen Air Karbon dioksida Energi
Pada saat kita bernafas , kita menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida
keluar. Selama respirasi aerob 1 mol glukosa menghasilkan 2.830 kilo joule energi.
Respirasi aerob menghasilkan energi, karbon dioksida dan air. Respirasi aerob terjadi
di dalam sel. Mitokondria sel ialah lokasi sebenarnya untuk respirasi aerob. Semua
sel membutuhkan pasokan energi untuk dapat melaksanakan fungsi mereka. Makanan
dan oksigen yang diangkut ke sel-sel pada manusia oleh darah dalam sistem peredaran
darah. Oksigen berasal dari paru-paru dari sistem pernapasan dan makanan berasal
dari usus kecil dari sistem pencernaan. Ketika makanan dibakar untuk melapaskan
energi dengan menggunakan oksigen terdapat produk yang dihasilkan yaitu karbon
dioksida dan air serta ATP.
8
Pada proses respirasi tersebut glukosa dirombak (dipecah) menjadi molekul yang
lebih sederhana dengan melepaskan energi. Peristiwa pemecahan molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan melepaskan energi disebut
katabolisme. Proses respirasi aerob terjadi melalui 4 tahap, yaitu 1) Glikolisis, 2)
Dekarboksilasi oksidatif, 3) Siklus krebs, dan 4) Transfer elektron. Gikolisis terjadi di
sitoplasma, sedangkan tiga tahapan yang lain terjadi di mitokondria. Karena menjadi
tempat berlangsungnya respirasi aerob, mitokondria dikenal sebagi organel sel
penghasil energi. Sel sperma memiliki banyak mitokondria agar mampu
menghasilkan banyak energi yang dibutuhkan dalam perjalanannya menuju ovum.
1. Glikolisis
Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan,
diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi
kelebihan gula dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati dalam
bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa akan
diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA. Dan
ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan
energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen
dalam jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi
dengan adanya oksigen). Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses
respirasi aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
9
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi.
Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan
menghasilkan tiga molekul ATP.
Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber
energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang
dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi dan
masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam
glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang dihasilkan daripada yang
digunakan dalam proses tersebut.
10
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP
yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh
enzim fosfohexosa isomerase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
dihdroksi aseton fosfat.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-
11
langkah tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-fosfat dari
pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida 3-
fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.
Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah
digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi
pertama dan ketiga.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi
asetil CoA. Proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria,
Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju
matriks mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan
sebagai CO2 yang berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH.
Akhirnya, koenzim A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA.
Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang masuk dekarboksilasi oksidatif,
hasil akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA kemudian akan masuk siklus
krebs untuk diproses lebih lanjut menghasilkan energi.
3. Siklus Krebs
12
Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs
berikatan dengan oksaloasetat. Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk
menghasilkan ATP, NADH, FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi
dalam siklus krebs yang terus berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu
siklus
1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis enzim sitrat sintase.
13
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan
NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah
menjadi ATP.
Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3
NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi
dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan
menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.
4. Transpor Elektron
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi)
dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam
mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang terdapat pada
membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan fosforilasi oksidatif dan
ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert Lehninger.
14
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam bentuk
ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob. Respirasi
aerob merupakan proses pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan adanya
oksigen yang akan menghasilkan sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi
anaerob merupakan pemecahan glukosa menghasilkan energi tanpa adanya
oksigen dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).
Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (36 / 38 ATP)
dibandingkan energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh
karena itu, tubuh selalu mengutamakan terjadinya respirasi aerob dibandingkan
anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya
akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron,
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan
membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel.
Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron
dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari
NADH dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer
dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan
melepaskan energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP.
15
Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.
NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa
ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan
berubah menjadi NAD+.
Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian
berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut
16
akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP
sintase.
Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP
secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks,
maka terbentuklah 3 molekul ATP.
Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.
17
Contoh : respirasi anaerob yaitu fermentasi asam laktat dan fermentasi alcohol
Fermentasi asam laktat terjadi saat otot kekurangan oksigen, biasa terjadi saat
seseorang melakukan aktifitas fisik yang berat. Asupan oksigen yang tidak mencukupi
memaksa tubuh untuk menghasilkan energi dengan metode yang berbeda. Dalam
fermentasi asam laktat, glukosa akan dipecah menjadi asam laktat dan melepaskan 2
molekul ATP. Asam laktat yang terbentuk akan tertimbun di dalam otot dan
mengakibatkan munculnya sensasi kelelahan. Asam laktat yang tertimbun pelan-pelan
akan diserap kembali dan memasuki siklus krebs apabila jumlah oksigen tercukupi.
Hal inilah yang menyebabkan istirahat saat kelelahan akan mengurangi rasa lelah itu
sendiri.
Glukosa akan mengalami proses glikolisis, namun dengan tidak adanya oksigen
tidak akan terjadi transfer lektron dan siklus krebs. Asam piruvat hasil dari glikolisis
akan diubah menjadi asam laktat, NADH yang dihasilkan dalam glkolisis juga
digunakan dalam reaksi tersebut dan menyisakan NAD+. Dua ATP yang dihasilkan
dalam glikolisis merupakan keseluruhan energi yang terbetuk dari fermentasi asam
laktat. Secara sederhana reaksi dalam fermentasi asam laktat adalah sebagai berikut.
Reaksi
C6H12O6 > 2CH3CH ( OH ) COOH + 2ATP ( asam laktat )
18
Fermentasi alcohol
19
Respirasi anaerob sangat merugikan sel karena dihasilkan senyawa yang dapat
menjadi racun bagi sel contohnya alkohol. Selain itu dalam jumlah mol zat yang sama
akan dihasilkan energi lebih rendah. Respirasi anaerob merupakan proses
menghasilkan energi (dalam bentuk ATP) dengan tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima elektron erakhir. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai
sumber energinya. Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob terletak
pada ada tidaknya oksigen dan jumlah ATP yang dihasilkan.
Dari bahan bakar yang sama berupa molekul glukosa, dapat terjadi dua macam
respirasi dengan hasil ATP yang berbeda. Jika dihitung secara matematis memang
respirasi aerob lebih menguntungkan karena jumlah ATP yang dihasilkan lebih
banyak. Manusia melakukan respirasi anaerob bukan sebagai pilihan pertama,
melainkan sebagai pilihan kedua apabila jumlah oksigen tidak mencukupi. Sedangkan
beberapa jenis jamur dan bakteri hanya mampu melakukan respirasi anaerob saja, dan
20
bahkan beberapa dapat teracuni apabila terdapat oksigen di sekitarnya dalam jumlah
banyak. Respirasi anaerob yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah fermentasi
alkohol dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol terjadi pada jamur bersel dan
beberapa bakteri, sedangkan fermentasi asam laktat terjadi pada hewan dan manusia.
Semua bentuk karbohidrat kurang lebih memiliki rumus kimia CnH2nOn; Rumus
kimia glukosa adalah C6H12O6. Setiap molekul monosakarida bisa membentuk
senyawa disakarida, contohnya sukrosa, ataupun senyawa polisakarida yang lebih
panjang, contohnya pati and selulosa. Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat
gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gram-nya
menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun
karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok,
terutama pada negara sedang berkembang seperti Indonesia. Di negara sedang
21
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada
daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat
dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan
kaya lemak maupun protein.
22
Peran utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-
sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan penting
dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tentunya hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Salah satu fungsi utama hati adalah
menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa
akan disimpan didalam hati dalam bentuk glikogen. Bila persediaan glukosa dalam
darah menurun. Hati akan mengubah sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan
mengeluarkannya kedalam aliran darah. Glukosa ini akan dibawah olah darah
keseluruh bagian tubuh yang memerlukan. Seperti, otak, sistem saraf, jantung, dan
organ tubuh lain. Sel-sel otot dan sel-sel lain disamping glukosa menggukan lemak
sebagi sumber energi. Sel-sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
Glikogen ini hanya digunakan sebgai energi untuk keperluan otot saja dan tidak dapat
dikembalikan sebagi glukosa kedalam aliran darah. Tubuh hanya dapat menyimpan
glikogen dalam jumlah terbatas yaitu untuk keperluan energi beberapa jam.
23
tidak dapat digantikan oleh lemak. Jadi, makanan sehari-hari harus mengandung
karbohidrat. Karbohidrat yang cukup akan mencegah penggunaan protein untuk
energi (sebagai penghemat protein).
24
antagonis dan pengaruh yang berlawanan inilah yang untuk sebagian menjaga
keseimbangan metabolisme kerbohidrat.
Glukokortikoid, hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, mempengaruhi
gula darah dengan merangsang glukoneogenesis. Hormon ini mempengaruhi glukosa
dan meningkatkan laju perubahan protein menjadi glukosa dengan demikian
berlawanan dengan insulin.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya yang meliputi
proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme misalnya pada fotosintesis, dan
katabolisme contohnya respirasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme yang
bergantung kepada reaksi oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik
sebagai sumber energi mereka, disebut mikroorganisme kemotrof. Metabolisme
sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai substansi yang ada dalam sel
yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluler dan kehidupan. Semua
aktivitas metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan tidak akan
terjadi tanpa adanya enzim dalam tubuh mahluk hidup.
26