You are on page 1of 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Bakteriologi ini. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua
tentang Sejarah Penemuan Mikroba. Penulis juga berterimakasih kepada dosen
pembimbing penulis dalam mata kuliah Bakteriologi yang telah memberi tugas
makalah ini kepada penulis.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis minta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini dan penulis sangat mengharapakan
masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membacanya.

Bandar Lampung, 07 Juni 2017

penulis

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
BAB XI PENUTUP...............................................................................................45
11.1 KESIMPULAN..............................................................................45
11.2 SARAN..........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar


berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang.
Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang,
walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya
bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan) dengan
menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan diluar dari bakteri yang diatur oleh
katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan
dalam menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak,
protein, dan asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini
biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan
karakterisasi bakteri. pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme
mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk
menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak,
protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-
molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji
ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara
tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba. Metabolisme seringkali menghasilkan
hasil sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi mikroorganisme.
Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk
menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak,
protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang
sederhana seperti amino dan monosakarida.

1.2 Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut.
1) Pengertian dari fisiologi bakteri?
2) Proses terjadinya respirasi aerob dan anaerob?
3) Proses terjadinya metabolisme karbohidrat oleh bakteri?
1.3 Tujuan Penulisan
Keempat masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan:
1) Mendeskripsikan pengertian Fisiologi Bakteri;
2) Menjelaskan Proses terjadinya respirasi aerob dan anaerob ;
3) Menjelaskan Proses terjadinya metabolisme karbohidrat oleh bakteri;

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fisiologi Bakteri
1.Fisiologi Pertumbuhan Bakteri
Pada pertumbuhan Kuman terjadi sintesa yang khas dan berimbang dan
komponen-komponen protoplasma dan bahan-bahan gizi (nitrien) yang terdapat
dalam lingkungan, Ini merupakan proses yang terus berubah menurut waktu dan
merupakan sifat utama makhluk hidup.

2.Sifat fisiologis yang diperlukan bakteri untuk hidup :


A. Air
Bakteri memerlukan air dalam konsentrasi tinggi disekitarnya karena diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembang biakan. Air merupakan pengantar semua bahan
gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat yang tak diperlukan ke luar
sel.
B.Garam – garam organik
Diperlukan untuk mempertahankan keadaan koloidal dan tekanan osmotik di
dalam sel, untuk memelihara keseimbangan asam basa dan berfungsi sebagai bagian
enzim atau sebagai aktivator reksi enzim.
C.Mineral
Diperlukan karbon, nitrogen, belerang, fosfat, aktivtor enzim seperti Mg, Fe, K
dan Ca.
D.CO2
Diperlukan dalam proses sintesa dengan timbulnya asimilasi CO2 di dalam sel.
Beberapa macam bakteri mempunyai pertumbuhan favorit dengan kadar yang kuat
pada CO2, seperti gonokokus, meningonokokus (bertanggung jawab untuk
meningintis cerebrospinal), brucella (bertanggung jawab untuk brucelossis)

E.O2

5
Berdasarkan keperluan akan oksigen, dalam pertumbuhan bakteri oksigen sangan
penting dalam keperluan oksigennya. Sama dengan potensial reduksi oksidasi. Kita
menggunakan suatu media kultur yang berisi keseluruhan substansi larutan oksigen
dan membuatnya pada suatu gradasi oksigen. Bakteri akan mempunyai suatu bentuk
tingkah laku yang berbeda.
Ketika bakteri berkembang dengan sendirinya pada suatu permukaan; adalah bakteri
MURNI AEROB.
Jika bakteri berkembang dengan sendirinya pada kedalaman dimana sangat
sedikit O ; adalah bakteri MURNI ANAEROB. O2 nya adalah racun. Beberapa
bakteri menempati seluruh tabung, adalah dikatakan bakteri AERO-ANAEROB
fakultatif; nutrisi membawa sampai kondisi mendidih untuk menangkap. Pada
akhirnya, beberapa hidup sampai selebar permukaan tabung, ini adalah bakteri
MIKRO-AEROFOLIK; bakteri ini membutuhkan beberapa kadar O2. Karena itu pada
pengetahuan tentang bakteri, harus menggunakan dispositive/alat untuk menangkap
O2, bakteri memilih dirinya sendiri untuk perkembangan yang baru.
F. Temperatur
Bakteri mempunyai temperature optimum yaitu dimana bakteri tersebut tumbuh
sebaik – baiknya dan batas – batas temperature dimana pertumbuhan dapat terjadi.
G. pH
pH mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri patogen
mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6. pH mendekati 7 pada mayoritas bakteri. Kita
menggunakan banyak buffer. Kita membahas berbagai macam bakteri yang berada
pada pH alkalin optimal sepertivibrio kholera dengan pH 8,5 sampai 9, dan bakteri
acidofilik seperti laktobasilus yang berkembang sampai dengan mendekati pH 6.

Pertumbuhan Bakteri Normal


Kita dapat membagi pertumbuhan bakteri dengan beberapa fase:

Fase penyesuaian diri: memungkinkan lebih atau kurang pemanjangan oleh kondisi
preseden dan penggunaan souche/ketegangan. Hal tersebut menjawab adaptasi bakteri

6
pada kondisi kultur, temperatur dan waktu sintesa, para enzim mutlak diperlukan.
Bisa dinilai, pertumbuhan ini adalah nol.

Fase II: Fase akselerasi: memulai pertumbuhan aktif, sintesa yang mempunyai
maksimum dan penilaian bakteri tersebut dari pertumbuhannya akan menambahkan
pencapaian nilai yang lebih meningkat.

Fase III: Fase pertumbuhan eksponensial: seluruh skema berjalan, menilai


pertumbuhan lebih meningkat untuk kondisi, jumlah bakteri yang bertambah pada
kemajuan geometris.

Fase IV: Fase penurunan: menilai pertumbuhan yang akan berkurang dan ditemukan
kembali oleh basis baru. Itu adalah akhir dari fase eksponensial.

Fase V: Fase stationer: menilai pertumbuhan = 0 dan jumlah bakteri mencapai nilai
optimum nya. Hasil maksimum adalah terikat pada kualitas media kultur.

Fase VI : Fase lisis : sesuai usia media kultur. Memungkinkan menjadi lebih atau
berkurang nya intens/kekuatan, mengikuti beberapa jenis bakteri. Ketika media
aus/lelah, tidak mempunyai lebih pertumbuhan aktif. Berhentinya pertumbuhan
adalah jatuh tempo yang mempunyai kelelahan substansi nutrisi, modifikasi kondisi
metabolis, akumulasi produksi racun. Jika kita memelihara media/lingkungan yang
sehat, mungkin kita selalu pada pertumbuhan eksponensial.

7
2.2 Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP digunakan
oleh organisme untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi.
Organisme yang melakukan respirasi aerob adalah Hewan, tumbuhan, sebagian besar
jamur, dan sebagian kecil bakteri. Respirasi Aerob ialah bentuk normal respirasi. Hal
ini membutuhkan oksigen dan melapaskan energi paling banyak dari
glukosa.Persamaan reaksi untuk perombakan satu molekul glukosa secara sederhana
adalah sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 38 ATP
Glukosa Oksigen Air Karbon dioksida Energi

Pada saat kita bernafas , kita menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida
keluar. Selama respirasi aerob 1 mol glukosa menghasilkan 2.830 kilo joule energi.
Respirasi aerob menghasilkan energi, karbon dioksida dan air. Respirasi aerob terjadi
di dalam sel. Mitokondria sel ialah lokasi sebenarnya untuk respirasi aerob. Semua
sel membutuhkan pasokan energi untuk dapat melaksanakan fungsi mereka. Makanan
dan oksigen yang diangkut ke sel-sel pada manusia oleh darah dalam sistem peredaran
darah. Oksigen berasal dari paru-paru dari sistem pernapasan dan makanan berasal
dari usus kecil dari sistem pencernaan. Ketika makanan dibakar untuk melapaskan
energi dengan menggunakan oksigen terdapat produk yang dihasilkan yaitu karbon
dioksida dan air serta ATP.

8
Pada proses respirasi tersebut glukosa dirombak (dipecah) menjadi molekul yang
lebih sederhana dengan melepaskan energi. Peristiwa pemecahan molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan melepaskan energi disebut
katabolisme. Proses respirasi aerob terjadi melalui 4 tahap, yaitu 1) Glikolisis, 2)
Dekarboksilasi oksidatif, 3) Siklus krebs, dan 4) Transfer elektron. Gikolisis terjadi di
sitoplasma, sedangkan tiga tahapan yang lain terjadi di mitokondria. Karena menjadi
tempat berlangsungnya respirasi aerob, mitokondria dikenal sebagi organel sel
penghasil energi. Sel sperma memiliki banyak mitokondria agar mampu
menghasilkan banyak energi yang dibutuhkan dalam perjalanannya menuju ovum.

Tahap – tahap respirasi aerob :

1. Glikolisis

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam


piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi
di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.

Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan,
diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi
kelebihan gula dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati dalam
bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa akan
diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA. Dan
ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan
energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen
dalam jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi
dengan adanya oksigen). Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses
respirasi aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

9
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi.
Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan
menghasilkan tiga molekul ATP.

Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber
energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang
dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi dan
masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam
glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang dihasilkan daripada yang
digunakan dalam proses tersebut.

Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.

10
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP
yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.

2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh
enzim fosfohexosa isomerase.

3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini


dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari
ATP.

4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat


(3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis
oleh enzim aldolase.

5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
dihdroksi aseton fosfat.

6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh


enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk
NADH.

7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim


fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.

8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat


mutase.

9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.

10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-

11
langkah tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-fosfat dari
pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida 3-
fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.

Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah
digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi
pertama dan ketiga.

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi
asetil CoA. Proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria,

Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju
matriks mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan
sebagai CO2 yang berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH.
Akhirnya, koenzim A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA.
Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang masuk dekarboksilasi oksidatif,
hasil akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA kemudian akan masuk siklus
krebs untuk diproses lebih lanjut menghasilkan energi.

 2 molekul Asetil CoA


 2 molekul NADH

3. Siklus Krebs

12
Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs
berikatan dengan oksaloasetat. Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk
menghasilkan ATP, NADH, FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi
dalam siklus krebs yang terus berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu
siklus

Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.

1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis enzim sitrat sintase.

2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.

3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat


dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.

13
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan
NADH.

5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah
menjadi ATP.

6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.


Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.

7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.

8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase.


Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3
NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi
dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan
menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.

Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

4. Transpor Elektron
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi)
dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam
mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang terdapat pada
membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan fosforilasi oksidatif dan
ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert Lehninger.

14
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam bentuk
ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob. Respirasi
aerob merupakan proses pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan adanya
oksigen yang akan menghasilkan sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi
anaerob merupakan pemecahan glukosa menghasilkan energi tanpa adanya
oksigen dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).
Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (36 / 38 ATP)
dibandingkan energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh
karena itu, tubuh selalu mengutamakan terjadinya respirasi aerob dibandingkan
anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.

transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya
akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron,
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan
membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel.

Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron
dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari
NADH dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer
dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan
melepaskan energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP.

Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein


II, ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein
IV. Elektron akan ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk
ATP. Sedangkan molekul O2 akan berperan sebagai penerima elekron terakhir
yang nantinya akan berubah menjadi H2O. ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP
sintase melalui proses yang disebut kemiosmosis.

15
Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.
 NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa
ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan
berubah menjadi NAD+.

 Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.

 Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.

 Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.

 Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan
memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
 Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian
berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
 Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut

16
akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP
sintase.
 Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP
secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks,
maka terbentuklah 3 molekul ATP.

 Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.

2.3 Respirasi Anaerob


Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.
Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan untuk mengurangi
senyawa organik. Respirasi anaerob menghasilkan sejumlah energy yang lebih kecil
yaitu 2 ATP. Proses respirasi anaerob didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan
intra molekul. Respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi
komponen H2O dan CO2. Di respirasi anaerob, hydrogen bergabung bersama
sejumlah komponen yaitu Asam Piruvat. Asetaldehida yang selanjutnya membentuk
asam laktat dan etanol.

17
Contoh : respirasi anaerob yaitu fermentasi asam laktat dan fermentasi alcohol

Fermentasi asam laktat

Fermentasi asam laktat terjadi saat otot kekurangan oksigen, biasa terjadi saat
seseorang melakukan aktifitas fisik yang berat. Asupan oksigen yang tidak mencukupi
memaksa tubuh untuk menghasilkan energi dengan metode yang berbeda. Dalam
fermentasi asam laktat, glukosa akan dipecah menjadi asam laktat dan melepaskan 2
molekul ATP. Asam laktat yang terbentuk akan tertimbun di dalam otot dan
mengakibatkan munculnya sensasi kelelahan. Asam laktat yang tertimbun pelan-pelan
akan diserap kembali dan memasuki siklus krebs apabila jumlah oksigen tercukupi.
Hal inilah yang menyebabkan istirahat saat kelelahan akan mengurangi rasa lelah itu
sendiri.

Glukosa akan mengalami proses glikolisis, namun dengan tidak adanya oksigen
tidak akan terjadi transfer lektron dan siklus krebs. Asam piruvat hasil dari glikolisis
akan diubah menjadi asam laktat, NADH yang dihasilkan dalam glkolisis juga
digunakan dalam reaksi tersebut dan menyisakan NAD+. Dua ATP yang dihasilkan
dalam glikolisis merupakan keseluruhan energi yang terbetuk dari fermentasi asam
laktat. Secara sederhana reaksi dalam fermentasi asam laktat adalah sebagai berikut.
 Reaksi
C6H12O6 > 2CH3CH ( OH ) COOH + 2ATP ( asam laktat )

18
Fermentasi alcohol

Fermentasi alkohol banyak dimanfaatkan dalam industri karena hasil akhirnya


yang berupa molekul etanol/alkohol. Industri minuman beralkohol seperti wine,
menggunakan anggur sebagai sumber glukosa yang nantinya akan diolah oleh jamur
bersel satu/yeast sehingga menghasilkan alcohol. Reaksi dalam fermentasi alcohol
tidak berbeda jauh dengan fermentasi asam laktat. Asam piruvat hasil dari glikolisis
akan melakukan serangkaian reaksi sehingga dihasilkan alcohol. NADH juga
digunakan dalam reaksi dan melepaskan molekul NAD+.

Dalam fermentasi alcohol juga dihasilkan karbondiaoksida yang dilepaskan ke


lingkungan. Industri roti sering menggunakan konsep fermentasi alkohol untuk
mengembangkan adonan roti yang dibuat. Yeast dimasukkan ke dalam adonan agar
melepaskan karbondioksida yang akan terjerat di antara adonan. Karbondioksida yang
terjerat ini akan membuat adonan mengembang saat di panaskan dan roti menjadi
bertekstur lebih lembut. Reaksi sederhana fermentasi alkohol adalah sebagai berikut.
 Reaksi
C6H12O6 > 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP ( alkohol )

19
Respirasi anaerob sangat merugikan sel karena dihasilkan senyawa yang dapat
menjadi racun bagi sel contohnya alkohol. Selain itu dalam jumlah mol zat yang sama
akan dihasilkan energi lebih rendah. Respirasi anaerob merupakan proses
menghasilkan energi (dalam bentuk ATP) dengan tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima elektron erakhir. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai
sumber energinya. Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob terletak
pada ada tidaknya oksigen dan jumlah ATP yang dihasilkan.

Respirasi aerob menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir


sehingga terbentuklah H20 dan menghasilkan 38 molekul ATP dari satu molekul
glukosa. Sedangkan pada respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima elektron dan hanya menghasilkan 2 ATP dari satu molekul glukosa.
Respirasi anaerob juga biasa disebut dengan istilah fermentasi.

Dari bahan bakar yang sama berupa molekul glukosa, dapat terjadi dua macam
respirasi dengan hasil ATP yang berbeda. Jika dihitung secara matematis memang
respirasi aerob lebih menguntungkan karena jumlah ATP yang dihasilkan lebih
banyak. Manusia melakukan respirasi anaerob bukan sebagai pilihan pertama,
melainkan sebagai pilihan kedua apabila jumlah oksigen tidak mencukupi. Sedangkan
beberapa jenis jamur dan bakteri hanya mampu melakukan respirasi anaerob saja, dan

20
bahkan beberapa dapat teracuni apabila terdapat oksigen di sekitarnya dalam jumlah
banyak. Respirasi anaerob yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah fermentasi
alkohol dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol terjadi pada jamur bersel dan
beberapa bakteri, sedangkan fermentasi asam laktat terjadi pada hewan dan manusia.

2.4 Metabolisme Karbohidrat


Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme)
maupun reaksi pembentukan (anabolisme). Bentuk karbohidrat terpenting
adalah glukosa, yaitu suatu senyawa gula sederhana (monosakarida), dipahami ada
terdapat di setiap makhluk hidup untuk proses metabolisme ini. Glukosa dan bentuk
karbohidrat lainnya memiliki tempatnya masing-masing di dalam proses metabolik
antarspesies. Contohnya, tanaman menyimpan energi dengan membentuk karbohidrat
dari karbon dioksida dan air melalui fotosintesis, biasanya dalam
bentuk pati atau lipid. Tanaman lalu dimakan oleh binatang dan jamur, sebagai bahan
bakarnya respirasi seluler. Oksidasi pada satu gram karbohidrat menghasilkan energy
sebesar 4 kcal (kilokalori); sementara dari lipid, 9 kcal. Energi dari metabolisme
(contohnya, oksidasi glukosa) biasanya disimpan sementara di sel-sel tubuh dalam
bentuk adenosina trifosfat.[1] Metabolisme pada makhluk hidup dengan respirasi
aerob menguiraikan glukosa dengan oksigen untuk menghasilkan energi, dan hasil
sampingnya, karbon dioksida dan air.

Semua bentuk karbohidrat kurang lebih memiliki rumus kimia CnH2nOn; Rumus
kimia glukosa adalah C6H12O6. Setiap molekul monosakarida bisa membentuk
senyawa disakarida, contohnya sukrosa, ataupun senyawa polisakarida yang lebih
panjang, contohnya pati and selulosa. Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat
gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gram-nya
menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun
karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok,
terutama pada negara sedang berkembang seperti Indonesia. Di negara sedang

21
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada
daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat
dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan
kaya lemak maupun protein.

Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang


dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat
termasuk penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu
molekul yang mengandung atom karbon(C), hidrogen(H), dan aksigen(O). Secara
biologis, karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik pada
hewan, manusia dan tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot
dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada
tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui
proses fotosintesis di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun
(klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-
tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya.
Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan
karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram
karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis. Secara
keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi
karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi.
Makalah yang berisi tentang karbohidrat ini disusun untuk memenuhi
tugas Dasar Gizi , serta disusun untuk mengembangkan materi mengenai karbohidrat
yang dapat mendorong berkembangnya kompetensi pembaca tentang karbohidrat.
Pembaca juga dapat menggunakan makalah ini sebagai rujukan pelajaran mengenai
karbohidrat.

22
Peran utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-
sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan penting
dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tentunya hanya memperoleh energi dari
karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Salah satu fungsi utama hati adalah
menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa
akan disimpan didalam hati dalam bentuk glikogen. Bila persediaan glukosa dalam
darah menurun. Hati akan mengubah sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan
mengeluarkannya kedalam aliran darah. Glukosa ini akan dibawah olah darah
keseluruh bagian tubuh yang memerlukan. Seperti, otak, sistem saraf, jantung, dan
organ tubuh lain. Sel-sel otot dan sel-sel lain disamping glukosa menggukan lemak
sebagi sumber energi. Sel-sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
Glikogen ini hanya digunakan sebgai energi untuk keperluan otot saja dan tidak dapat
dikembalikan sebagi glukosa kedalam aliran darah. Tubuh hanya dapat menyimpan
glikogen dalam jumlah terbatas yaitu untuk keperluan energi beberapa jam.

Penggunaan Glukosa untuk Energi


Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi
bangian-bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbondioksiida
dan air. Bagian- bagian kecil ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak.
Agar tubuh selalu memperoleh glukosa untuk keperluan energi, hendaknya seseorang
tiap hari memakan sumber karbohidrat pada selang waktu tertentu, karena persediaan
glikogen hayan bertahan untuk keperluan beberapa jam saja. Apakah karbohidrat
dalam makanan dapat digantikan sebagai sumber energi oleh lemak dan protein ?
protein dapat di ubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis (sintesis
glukosa dari rantai karbon non karbohidrat) dalam batas-batas tertentu, tetapi protein
mempunyai fungi lain yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain seperti untuk
pertumbuhan. Lemak tubuh tidak dapat diubah menjadi glukosa dalam jumlah berarti,
glukosa sebagi sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf lain, dan sel darah merah

23
tidak dapat digantikan oleh lemak. Jadi, makanan sehari-hari harus mengandung
karbohidrat. Karbohidrat yang cukup akan mencegah penggunaan protein untuk
energi (sebagai penghemat protein).

Perubahan glukosa menjadi lemak


Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di
dalam hati. Lemak ini kemudian dibawah oleh sel-sel lemak yang dapat menyimpan
lemak dalam jumlah tidak terbatas.
Gula Darah
Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh hendaknya dapat memepertahankan
konsentrasi gula darah (dalam bentuk glukosa) dalam batas-batas tertentu yaitu 70-
120 mg/ 100 ml dalam keaadaan puasa. Bila gula darah naik diatas 170 mg/ 100 ml,
darah akan dikeluarkan dari urin. Bila sebaliknya gula darah turun hingga 40-50
mg/100 ml kita akan merasa gugup, pusing, lemas dan lapar. Gula darah terlalu tinggi
disebut Hiperglikemia dan bila terlalu rendah Hipoglikemia.
Hormon Insulin yaitu di produksi oleh sel-sel beta pulau langerhans (sel-sel pankreas)
menurunkan gula darah. Mekanisme penurunan gula darah oleh insulin, meliputi
peningkatan laju penggunaan glukosa melalui oksidasi, glikogenesis ( perubahan
glokosa menjadi glikogen), (Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang
mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan ini
diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula
darah yang meningkat, misalnya karena
kandungan karbohidrat setelah makan) dan lipogenesis (perubahan glokosa menjdi
lemak). Glukagon, yang diproduksi oleh sel-sel alfa pulau-pulau langerhans
mempunyai pengaruh kebalikan dari insulin. Glukagon meningkatkan gula darah
melalui peningkatan glikogenolisis ( perubahan glikogen menjadi glukosa)
dan glukoneogenesis (lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,
selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma
darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia). Insulin dan glukagon adalah

24
antagonis dan pengaruh yang berlawanan inilah yang untuk sebagian menjaga
keseimbangan metabolisme kerbohidrat.
Glukokortikoid, hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, mempengaruhi
gula darah dengan merangsang glukoneogenesis. Hormon ini mempengaruhi glukosa
dan meningkatkan laju perubahan protein menjadi glukosa dengan demikian
berlawanan dengan insulin.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya yang meliputi
proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme misalnya pada fotosintesis, dan
katabolisme contohnya respirasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme yang
bergantung kepada reaksi oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik
sebagai sumber energi mereka, disebut mikroorganisme kemotrof. Metabolisme
sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai substansi yang ada dalam sel
yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluler dan kehidupan. Semua
aktivitas metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan tidak akan
terjadi tanpa adanya enzim dalam tubuh mahluk hidup.

26

You might also like