Professional Documents
Culture Documents
Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
1
serasah mangrove berupa produksi dan laju dekomposisi mempunyai arti penting,
karena serasah merupakan penyumbang terbesar pada kesuburan estuari dan
perairan pantai sebagai penyedia hara bagi biota yang hidup di pesisir pantai.
2
1.5. Manfaat Penelitian
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Avicennia marina adalah salah satu jenis mangrove yang masuk ke dalam
kategori mangrove mayor. Status tersebut menyebabkan A. marina hampir selalu
ditemukan pada setiap ekosistem mangrove. Masyarakat mengenal A. marina
sebagai api-api putih. Kerabat lain A. marina yang biasa dijumpai hidup bersama
adalah Avicennia alba atau api-api hitam, Avicennia officinalis atau api-api daun
lebar serta Avicennia rumhiana yang mulai jarang ditemukan. Sejauh ini diketahui
sekitar delapan spesies yang menyebar di dua kawasan perairan utama di wilayah
tropis, yakni di Dunia Lama (Afro-Asia dan Australasia) dan Dunia Baru (Pasifik
Timur dan Karibia). Akan tetapi khusus di Indonesia hanya umum dijumpai empat
jenis. Kebanyakan jenisnya merupakan jenis pionir dan oportunistik, serta mudah
tumbuh kembali. Pohon-pohon api-api yang tumbang atau rusak dapat segera
tumbuh kembali, sehingga mempercepat pemulihan tegakan yang rusak. Akar
napas api-api yang padat, rapat dan banyak sangat efektif untuk menangkap dan
menahan lumpur serta berbagai sampah yang terhanyut di perairan. Jalinan
perakaran ini juga menjadi tempat mencari makanan bagi aneka jenis kepiting
bakau, siput dan teritip (Halidah, 2014).
4
Hutan mangrove yang sering kali disebut hutan bakau atau mangal adalah
komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis, yang didominasi oleh beberapa
jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur (Bengen, 2003).Komunitas ini umumnya tumbuh dan
berkembang pada daerah intertidal dan subratidal yang cukup mendapat air, dan
terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.Menurut
Nybakken (1986), komunitas hutan mangrove tersebar di seluruh hutan tropis dan
subtropis, mulai dari 25 °LU sampai 25 °LS.
Mangrove mampu tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan
gelombang.Bila pantai dalam keadaan sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh
dengan sempurna dan mengeluarkan akarnya.Tumbuhan ini dapat tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur dan lingkungan yang
anaerob.Mangrove juga dapat tumbuh pada substrat pasir, batu atau karang yang
terlindung dari gelombang, karena itu mangrove banyak ditemukan di pantai-
pantai teluk, estuari, laguna, dan pantai terbuka yang berhadapan dengan terumbu
karang.
Keberadaan ekosistem mangrove memberikan fungsi dan manfaat penting
bagi kehidupan masyarakat di Desa Tawiri. Fungsi dan manfaat tersebut adalah
tidak terlepas dari ancaman kerusakan oleh masyarakat. Secara tidak sengaja
hutan mangrove di Desa Tawiri seringkali disalahgunakan oleh masyarakat lokal
melalui berbagai macam bentuk pemanfaatan yang cenderung berlebihan sehingga
dapat merusak ekosistemnya. Bentuk-bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh
masyarakat lokal di dalam maupun di sekitar hutan mangrove berupa penebangan
hutan untuk perluasan areal pemukiman dan produksi kayu bakar, aktivitas
penangkapan ikan, bameti, rekreasi, pembuangan sampah dan pembuangan hajat
(Hiariey, 2009).
5
Komponen-komponen hayati dan non-hayati yang turut mendukung
keberadaan suatu ekosistem mangrove yaitu:
• Biota, yaitu semua jenis biota yang berasosiasi dengan habitat mangrove.
• Proses (abrasi dan sedimentasi), yaitu setiap proses yang berperan penting
dalam menjaga atau memelihara keberadaan ekosistem mangrove.
• Keanekaragaman jenis mangrove di Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan
dengan negara lain di dunia. Jumlah jenis mangrove di Indonesia mencapai 89
yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29
jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Nontji, 2005). Dari 35 jenis pohon tersebut,
yang umum dijumpai di pesisir pantai adalah Avicennia sp, Sonneratia sp,
Rhizophora sp, Bruguiera sp, Xylocarpus sp, Ceriops sp, dan Excoecaria sp.
Mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi manusia dan
lingkungan di sekitarnya (Bengen, 2003), yaitu:
• Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung abrasi, penahan
lumpur, dan perangkap sedimen.
• Daun dan dahan pohon mangrove menghasilkan sejumlah besar detritus.
• Daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds),
dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan
biota laut lainnya.
• Penghasil kayu untuk bahan kontruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan
bahan baku kertas (pulp).
• Pemasok larva ikan, udang, dan biota lainnya.
• Sebagai daerah pariwisata.
6
BAB III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018 dan
stasiun penelitian berada pada ekosistem mangrove di Desa Tanjung Luar,
Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombo Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Analisis data produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove dilaksanakan di
Laboratorium Budidaya Perairan Universitas Mataram, Mataram.
7
pohon mangrove. Pengambilan contoh serasah selama 1,5 bulan dengan rentang
waktu satu minggu sekali sebanyak 6 kali. Mangrove yang tertampung jaring
dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu diberi label, setelah itu dibawa ke
Serasah Mangrove (daun, ranting, dan buah/bunga) Pengambilan satu minggu 1x
Selama 1,5 bulan Dimasukkan ke kantong plastik beri label untuk setiap kerapatan
kemudian timbang Jaring penampung ukuran 1 x1 m2diletakkan pada tiap
kerapatan pohon mangrove Produksi serasah (gram/m2/minggu) laboratorium
untuk ditimbang (ketelitian 0,001gram) produksi serasah dengan satuan
gram/m2/minggu.
8
DAFTAR PUSTAKA